Ahjumma Next Door [Chapter 16] : Threats, Favor, and Help

Author        : silentapathy
link            : asianfanfics 
Indotrans   : dillatiffa

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 

“Terima kasih untuk tumpangannya.” CL membungkuk kepada Seungri.

Perjalan pulang ke rumah CL ajaibnya diisi dengan kebisuan antara keduanya. CL segera keluar dai mobil begitu dia sudah mengucapkan terima kasihnya.

Seungri melihat CL berjalan menuju ke gerbang sebuah rumah besar – mansion kalau bisa dibilang. Dia ingat kondisinya semalam. Gadis itu benar-benar mabuk. Dia terus saja mengoceh tidak mau pulang ke rumah. Kenapa? Siapa yang tidak mau pulang ke rumah mewah seperti ini?

Pikirannya terganggu dengan suara dering yang tiba-tiba saja berbunyi.

 

Girls you know better watch out…

Some guys, some guys are only about…

That thing, that thing, that thi~ng…

 

 

Dia mencari-cari sumber suara dan menemukan telepon dengan layar masih terus berkerlap-kerlip di tempat duduk penumpang.

“Aigoo… Ini… Aisht!”

 

Seungri buru-buru mengambil telepon dan keluar mobil.

“Yah!”

 

CL menoleh saat baru saja akan masuk kedalam dan menaikkan alisnya.

“Wae?” dia balas berteruak. Seungri berlari kearahnya dan menunjukkan teleponnya.

“Kamu meninggakan ini.. Kamu dapat telep—–“ dia tidak sempat menyelesaikan kalimatnya karena CL terkesiap kaget.

“Sh*t! F*ck!!!” dia menyumpah sebelum menutup mulutnya begitu melihat siapa yang menelepon.

“Wow… Mulut manismu itu bisa bicara kasar juga!”

 

CL melihat Seungri dari atas ke bawah seolah sedang memikirkan sesuatu. Seungri kemudian merasakan tangannya menggenggam lengannya dan menyambar telepon darinya.

“Y-y-aahhh! Aku tidak butuh lingkaran mata lain saat ini! Yaaah!!! Kami masih harus tam…” dia kaget saat merasakan tangan CL menutup mulutnya.

“Hmpppph!!! Hmppftttt!!!”

 

 

“Yoboseyo? Neh. Omma… Bagaimana kabar kalian?”

 

Seungri mengerutkan alisnya. ‘Man, gadis ini kuat,’ pikirnya. Dia baru akan bergerak tapi sebuah heels berukuran 4 inchi menginjak kakinya.

“HMMMMMMPPPPPHHHH!!!” matanya melotot sampai hampir keluar saking terkejutnya.

“NOOOOOO!!!” Seungri mendengarnya berteriak.

“Maksudku, ani… Omma aku tidak butuh itu…”

 

Gadis ini punya masalah serius hanya untuk terdengar manis. Seungri hanya bisa memutar bola matanya.

“Kamu tidak perlu cemas omma. Neh… Apa??? Tidak tidak… Tidak perlu melakukan itu… karena…”

 

“… Aku sudah punya pacar…”

 

Seungri mengerutkan alisnya.

“Neh! Dan sebenarnya…” CL menginjak kakinya semakin keras… “Dia sedang bersamaku sekarang.”

 

 

Seungri merasa jiwanya seolah baru saja meninggalkan tubuhnya. Lututnya terasa seperti jeli.

Dia berpikir dia pasti akan pingsan setelah ini saat dirasakannya sebuah benda hangat menempel di pipinya. Teleponnya.

Dia melihat ke CL yang memberikan pesan melalui matanya untuk menerima telepon itu. Dia menggumamkan kata-kata tanpa suara… “Bicara atau kamu akan mati.”

 

Dia mendengar orang di ujung satunya berbicara.

“Yoboseyo? Yoboseyo?”

 

“S-s-selamat s-siang m-m-a’am…” dia tergagap.

“Aiyooo! Aiyooo! Suara pacar princess-ku benar-benar cute!”

 

Dan mata Seungri seperti ini O.O???

“Yah, anak muda! Aku pasti akan menemuimu saat aku mengunjungi princess kecilku disana! Siapa namamu, nak?”

 

“N-n-ak?”

 

“Yah! Berhenti gemetaran seperti itu, bisa kan?”

 

“L-l-ee Seungri imnida… Neh……………………………. Mworago???”

 

“Kubilang, kamu harus menjaga putriku baik-baik! Atau, yeobo-ku akan memotong ****-mu dan menggorengnya… Arasso?”

 

Seungri langsung pucat.

Apa yang baru saja terjadi?

CL melihat wajah Seungri dan secara otomatis memukul kepalanya sendiri.

‘Mianhe Seungri… Mianhe…’

Dia hanya bisa meminta maaf dalam hati.

==========

“Maksudmu Seungri belum sampai sana?”

 

“Ya, man. Ada apa dengan kalian berdua? Kupikir tadi kamu bilang kamu akan datang kemari lebih dulu?” TOP menjawab dari ujung lain.

“Nah, jangan terlalu cemas. Dia akan segera sampai sana. Oh, ngomong-ngomong, aku tidak bisa tampil mala mini.”

 

“Kenapa? Apa kamu sakit?”

 

“Tidak… Aku…” Jiyong tersenyum sambil melihat ke tangannya yang diperban..

“Yah!!!”

 

“Oh… Ya… Tanganku terjepit di pintu… Kecelakaan… Kupikir aku tidka akan bisa bermain gitar dengan tangan seperti ini.” Dia tertawa, masih melihat ke tangannya.

“YAAAAAH KWON JIYONG! APA YANG TERJADI PADAMU???” TOP menjerit keras – menghabiskan semua cadangan oksigen yang tersimpan di paru-parunya.

“Kenapa??? Apa???”

 

“KAMU TERUS SAJA TERKEKEH DAN TERTAWA SEPERTI GADIS REMAJA! APA KAMU SERIUS BILANG KALAU TANGANMU TERJEPIT PINTU? KAMU TERLUKA DAN KAMU MERASA TENANG-TENANG SAJA?”

 

“Aku… *uhuk*… Aku… Aku hanya menertawakan kebodohanku sendiri.” Dia berusaha terdengar serius dan memasang tampang datar saat menyadari dia sedang bersikap seperti idiot.

“Seriusan nih? Aisht… Apa yang harus kita lakukan sekarang?”

 

“Hmm.. Pole dance mungkin.. Kamu tahu kan… Dengan Yongbae dan Daesung kamu bisa menampilkan macho danc…”

 

“APA KAMU MAU KUGORENG???”

 

 

 ==========

 

Dara duduk di kursi goyangnya di samping jendela yang terbuka lebar. Angin dingin berhembus meniup rambut dari wajahnya.

Seseornag ingin berteman dengannya.

Dia tersenyum dan menatap kosong kedepan.

Entah kenapa dia lupa akan perasaan bahwa dia ini tidak diinginkan.

… cucu yang tidak diinginkan…

… anak yang tidak diinginkan…

“Dadoong-yah…” dia membuka lengannya, mengisyaratkan kepada kucingnya untuk mendekat. Dia menangkapnya dan memangkunya.

“Seseorang ingin berteman dengan kita. Apa kau pikir aku membuat keputusan yang tepat?”

 

Kucing itu hanya menguap dan menutup matanya.

“Aigooo… Kamu benar-benar manja.” Dara hanya bisa tertawa dan menyandarkan punggungnya.

==========

“Sajangnim.”

 

 

Park Youngin melihat ke file yang baru saja diserahkan kepadanya.

“apa kamu yain dengan semua ini?”

 

“Neh sajangnim. Tepat dua minggu dari sekarang, mereka akan meluncurkan koleksi pertama mereka dan informan saya bilang Dara-ssi akan hadir disana.”

 

Orang tua itu mengangguk dan mengerutkan kening.

“Pastika dia tidak akan hadir di acara itu. Tapi, jangan menyakitinya, arasso? Hanya pastika dia menjauh dari publik.”

 

“Tapi sajangnim, saya yakin cucu perempuan Anda yang lain… Bom-ssi kemungkinan akan menghalangi..”

 

“Kalau begitu lalukan sesuatu! Itu adalah pekerjaanmu!”

 

“N-n-eh sajangnim…”

 

“Pastikan saja hal itu tidak akan berpengaruh pada perusahaan mereka… Dengan begitu tidak aka nada yang akan terluka. Hanya… Hanya jauhkan dia. Terus awasi aktivitas mereka dalam waktu-waktu sekarang. Aku ingin tahu apa yang anak-anak itu lakukan.”

 

“Neh sajangnim.”

 

“aku telah cukup lama menyembunyikannya dari publik. Aku tidak bisa mengambil resiko untuk salah mengambil tindakan saat ini.”

 

 

“Harabeoji saya lupa untuk memberikan ini—“

 

Orang tua itu gemetaran mendengar suara yang tiba-tiba saja didengarnya.

“Kamu b*st*rd! Siapa yang menyuruhmu masuk tanpa mengetuk pintu? Keluar!”

 

“Oh, harabeoji.. Aku hanya datang untuk menyerahkan laporan ini. Mianhe.” Tedduy membungkuk hormat dan tersenyum menremehkan saat dia berjalan menuju pintu.

Dia mengepalkan tangannya kuat-kuat.

Dia telah mendengar semuanya. Apa yang kakeknya rencanakan sekarang? Kenapa dia harus terus menyembunyikan Dara?

Dia harus melindungi gadis-gadis itu dan memperingatkan mereka apa yang sebenarnya sedang terjadi tapi bagaimana?

Jika mereka tahu, mereka pasti akan sangat ketakutan.

Apa yang akan terjadi dengan fashion show mereka?

Dia hanya ingin memastikan sesuatu.

Dia memastikan bahwa dia mengingat wajah penghianat itu.

==========

Bom sedang berada di dalam kamarnya, benar-benar lelah, tapi pikirannya sedang berkelana ke tempat lain.

Dia memikirkan tentang blind date nya.

“Ottoke? Ottoke????” dia bertanya sambil mengacak poninya.

Dia tidak punya masalah dengan pesta. Bertemu dengan beberapa pria, dia bahkan bisa merayu siapun yang dia kehendaki.

Tapi entah kenapa, blind date yang direncakan oppa-nya membuat perasaannya tidak tenang.

“Apa aku benar-benar terlihat tua? Aisht! Oppa aku akan membunuhmu kalau… Aissssht!”

 

Dia kemudian duduk dan berusaha menguasai dirinya.

==========

“Hei man, apa yang membawamu kemari?” Se7en menyapa Teddy sesampainya temannya itu di kantornya.

“Banyak hal.”

 

“Aku sedikit tidak suka dengan eskpresi wajahmu sekarang. Aku sudah membantumu soal Seunghyun dan Bom. Sekarang apa lagi?”

 

“Aku butuh bantuanmu.”

 

Se7en memijat pelipisnya.

“Aiyoo… Aku sedang pusing sekarang… Kembalilah lain waktu, neh?” Se7en memejamkan mata dan berusaha meyakinkan semampunya.

“Berhentilah berakting! Ini menyangkut adik-adikku dan khususnya Dara!!!”

 

Se7en langsung menegakkan badannya mendengar hal ini.

“Barusan kamu bilang apa?”

 

“Man, aku tidak tahu apa yang harabeoji rencanakan kali ini tapi aku mendengarnya bicara dengan seseorang. Aku tidak yakin apakah Dara akan benar-benar menghadiri acara DB & Co. Tapi harabeoji ingin menyembunyikannya lagi!”

 

“Kenapa? Kenapa?”

 

“Aku tidak tahu man, dia tidak pernah terdengar sefrustasi ini sebelumnya. Dia bahkan menyewa seseorang!”

 

“Dia pernah merasa sefrustasi ini sebelumnya… Dengan bibi Eunju.”

 

Teddy menatap Se7en. Dia benar. Kehidupan keluarganya bukan lagi sebuah rahasia bagi temannya ini. Lagi pula mereka bersahabat baik.

“Man… Bagaimana jika…”

 

“Bagaimana jika dia tahu bahwa dia kan datang?”

 

“Kita harus mengawasi gadis-gadis itu!” Teddy berdiri dan berjalan bolakk-balik. “Itulah kenapa aku disini!”

 

“Apa yang bisa kulakukan? Kamu tidak akan bisa melindungi adik-adikmu dari kakekmu sendiri..”

 

“Kamu sama tidak bisa melakukan apa-apa sepertiku, kan? Tapi teman-temanmu! Bocah-bocah itu… mereka bisa melindu Dara. Mereka bisa! Mereka dari Seoul PD kan?”

 

Se7en sedikit merasa tersinggung dnegan ucapan Teddy. Tapi dia mngacuhkannya karena memang itu benar.

Dia tidak bisa melindungi Dara. mereka berdua tidak bisa melindunginya.

“Ya. Mereka bisa…”

 

 

========== 

 

Hari berikutnya…

 

 

“selamat pagi ma’am, saya hanya ingin menyampaikan bahwa kita punya penghuni-penghuni baru di unit nomor 11.”

 

“CHINCHA???”

 

“N-n-eh..”

 

 

 

 

“KYAAAAAAAH!!!”

 

“Ma’am?”

 

“Omo… Maaf… Aku hanya terbawa suasana. Kekeke.”

 

“Siapa mereka? Apa mereka pasangan? Pengantin baru?”

 

“Ani… Mereka berdua sama-sama pria… Dan rasanya saya pernah melihat mereka sebelumnya…”

 

Minzy memiirngkan kepalanya.

“Ah saya ingat! Yang tinggal di unit nomor 12!Lee Seungri. Saya ingat dia menemaninya kemari saat dia pindahan sebelumnya. Orang yang terlihat seperti karakter anime baru saja datang pagi ini. Semuanya sudah beres beberapa saat yang lali. Dia bilang mereka akan pindah hari ini.”

 

Lee Seungri.

Unit nomor 12.

… Orang yang menemanginya.

Orang yang terlihat seperti karakter anime.

“Nona Kim…”

 

“Neh?”

 

“Apakah namanya… Ani… Ani… Itu tidak mungkin…”

 

“Dia Kang Daesung, ma’am.”

 

 

========== 

 

Semalam mereka hanya bisa menampilkan dua lagu dengan versi akustik. Seungri datang dengan luka di kakinya, itulah kenapa dia tidak bisa memainkan bass drum dengan baik.

“Hyung…”

 

“Hmmmm…”

 

“Yah bangun.”

 

 

“10 menit lagi.”

 

“Aisht! Aku sudah membangunkanmu selama hampir satu jam dan kamu terus saja bilang seperti itu! Yongbae hyung dan Daesung hyung akan pindah kemari hari ini!”

 

Jiyong langsung duduk dan memeluk bantalnya.

“Chincha? Omo, tinggal bersamamu saja sudah seperti bencana. Aku harus segera pergi dan mencari tempat baru!” Jiyong bardiri dan keluar dari kamar.

“Yah! Hyung! Mereka pindah ke salah satu unit di gedung ini bukan kemari – disini!!!”

 

Jiyong kembali dengan sikat gigi di mulutnya.

“Oh benarkah? Kenapa? Apa yang terjadi?”

 

“Aku akan menjelaskannya nanti. Kita harus membantu membawakan barang-barang mereka.”

 

 

========== 

 

Dara menyipitkan matanya saat merasakan secercah sinar matahari mengenai wajahnya. Dia duduk dan menyadari bahwa lagi-lagi dia tertidur di meja gambarnya. Dia bangkit berdiri dan keluar dari ruang kerjanya ke apartemen utama saat didengarnya suara dari arah dapur.

Dia tersenyum lebar saat mnegira itu Bom. Hanya dia yang punya kunci cadangan.

Dia melangkah ke dapur dan dia sangat terkejut.

“O-o-ppa?” dia berhasil mnegeluarkan suara.

“Oh hai… Maaf menakutimu. Aku kemari dengan Bom dan Teddy. Tapi mereka sedang keluar untuk membeli makanan. Kupikir kamu pasti malas pergi keluar untuk mencari makanan yang layak disini. Kamu hanya punya ramyun. Bukannya aku sudah bilang makanan itu tidak sehat?”

 

Itu adalah Se7en. Setelah percakapan mereka semalam, mereka memutuskan untuk mengunjungi Dara hari ini. Tapi mereka tidak bisa membiarkan para gadis itu tahu tentang ‘pengawan lebih’ yang diberikan kepada mereka itulah kenapa Teddy membawa serta Bom sehingga Dara tidak akan curiga.


“Aku… AKu… Ani… Aku benar-benar sibuk, aku lupa untuk membeli makanan.”

 

Se7en hanya mengangguk.

“Ngomong-ngomong selamat pagi.” Dia tersenyum pada Dara.

Dia menutupi mukanya dan menundukkan kepala saat dia ingat dia baru saja bangun tidur.

Dia pergi ke kamarnya dan mengunci diri lagi.

==========

“KYAAAAAH!!!”

 

“Omo! Lihat itu!”

 

 

“Gaaaaaaahd!!!”

 

“Seksi banget…”

 

“Tampan banget…”

 

“Apa mereka itu idiot? Kenapa mereka memilih untuk tinggal di apartemen itu?”

 

“Aku tidak tahu, mungkin saja itu jauh lebih murah.”

 

“Sully bergeserlah sedikit, kamu menghalangi pandanganku!”

 

“Yah! Berani-beraninya kamu mendorongku b*tch!”

 

“Geser sedikit aku tidak bisa melihatnya!”

 

 

“YAAAAAAAAAAAH!!!”

 

 

“Apa???””

 

“Kamu tahu, kamu tidak adil!”

 

“Bagaimana bisa aku jadi tidak adil?”

 

“Karena kamu sudah menyentuh pria machomuu, kamu bahkan sudah memperkenalkan diri secara langsung! Sementara aku, satu-satunya Sully, belum bertemu dengan priaku secara langsung!”

 

“Itu karena kamu lamban.”

 

“Yah! Kamu lihat saja nantu! Dia pasti akan terpikat denganku!”

 

 

“Bagaimana bisa kamu melakukannya kalau kamu terus saja hanya terus saja melihat mereka dari jauh?”

 

“B*tch…”

 

“Ya b*tch…”

 

“Aku sedang berpikir…”

 

 

========== 

 

“Ssantokkii—–iii!!!” Bom berteriak.

“Yah! Bisa tidak kamu memelankan suaramu?” Teddy bertanya sambil meletakkan barang belanjaan mereka ke kulkas.

“Apa dia sudah menyelesaikan semuanya?”

 

“Apanya yang semuanya?”

 

“Makanan-makanan manis yang kubawakan untuknya. Man, itu benar-benar sangat banyak. Dan itu baru beberapa hari yang lalu. Dan aku sudah tidak bisa menemukan jejaknya satu pun disini.”

 

Se7en tertawa. Gadis itu sama sekali tidak berubah. Dia sedikit membungkuk saat dilihatnya Dadoong dan menggendong kucing itu.

“Sudah cukup lama sejak terakhir kali aku kemari.”

 

“Ya…”

 

 

“Tschh. Dalooo—–oooong!!! Kami disiniiiiii kamu dimana—aa????!!!”

 

“aisht berhenti berteriak Bommie! Tetangga Dara bisa-bisa melaporkan kita!” Teddy balas berteriak.

Bom cemberut dan memilih kembali ke ruang kerjanya saat pintu kamar mandi terbuka.

“Aku disini.:

 

Bom menghampirinya dan memandanginya dari kepala sampai kaki tapi ada sesuatu yang menarik perhatiannya.

“Omo! Omo! Wajahnya bersinar! Kyaaah! Apa kamu memakai barang-barang yang dibawakan CL untukmu? Aigoo… Kamu harus memakainya labih sering.”

 

“A-a-ku…” Dara tersipu. “Aku baru saja memakainya. A-a-ku… merasa penasaran.”

 

Bom tersenyum lebar… “Ppalli. Ayo kita sarapan!”

 

“Apa yang membawamu kemari sepagi ini, Bommi-yah? Dan kenapa Teddy oppa dan Se7en oppa juga disini?”

 

“Aku juga tidak tahu! Aku hanya melihat Teddy oppa kaluar pagi ini. Dan saat kudengar dia akan kemari, aku memutuskan untuk ikut. Disamping karena aku punya ini!” Bom menggoyang-goyangkan kunci apartemen didepannya.

Dara hanya tersenyum.

Entah kenapa dia merasa hari ini akan menyenangkan.

==========

Bom sedang mencuci piring.

Teddy sedang membaca koran.

Dara sedang bermain dengan Dadoong.

Dan Se7en sedang berkirim pesan… Dia berkirim pesan dengan Yongbae. Mereka harus membicarakan semuanya jari ini dengan semuanya – lengkap, khususnya leader mereka Kwon Jiyong yang sama sekali tidak tahu kenapa Yongbae dan Daesung pindah kemari.

DING! DONG!

 

 

Dara berdiri dan berjalan kearah pintu dengan Dadoong di gendongannya.

Merasa khawatif jika itu salah satu dari mereka, Se7en mengikutinya.

“Biar aku yang membukakan pintunya, kamu masuk saja ke dalam.”

 

“Ani, itu tidak apa-apa oppa.”

 

Dara membuka pintu dan Jiyong yang sedang tersenyum muncul di hadapan mereka.

“Oh… K-k-kamu datang awal. Bagaimana kondisi tanganmu?” Dara bertanya sambil melihat ke tangannya yang diperban.

Jiyong mengerutkan alis. ‘Apa yang sedang Se7en hyung lakukan disini?’

 

Se7en jadi merasa penasaran. Dara tahu tentang tangannya yang terluka? Sejak kapan mereka bersua jadi dekat? Terakhir kali dia melihat mereka Dara mengacuhkan Jiyong.

Dia sedikit mencondongkan tubuhnya sehingga membuatnya harus memegang bahu gadis itu.

“Omo, jadi itu yang Seunghyun ceritakan tadi malam?”

 

Jiyong merasa tidak nyaman dengan pemandangan di hadapannya.

Bagaimana mungkin gadis ini gemetaran dan menolak setiap kali Jiyong mendekatinya dan merasa baik-baik saja dengan tangan pria lain? Itu membuatnya kesal, sekali lagi.

Yang tidak dia sadari adalah bahwa Dara berdiri membeku di hadapannya.

“Oh… h-h-yung. Kamu disini.”

 

“Ya. Aku disini.” Se7en tertawa.

Dara mencoba membebaskan dirinya dari pegangan tangan pria dibelakangnya. Dia melangkah mendekati Jiyong dan memegang tangannya.

“Apa ini masih terasa sakit?” tanyanya.

“Tidak… Aku sudah merasa baikan.” Jiyong berbohong dan menarik tangannya lagi.

Barusan saja, dia memberi tahu Seungri kalau dia akan menyusul mereka di bawah untuk membantu membawakan barang-barang Yongbae dan Daesung, tapi sebenarnya dia berencana untuk menggoda Dara dan memintanya untuk memeriksa tangannya lagi. Dia telah memasang senyuman lebar saat membayangkan bagaimana Dara akan bereaksi sekali lagi saat mereka saling berdekatan. Tapi sekarang, moodnya sudah hilang entah kemana.

“Masuklah.” Dia tersenyum. “Aku pergi dulu hyung.” Dia kemudian melangkah pergi.

Dara memiringkan kapalanya. ‘Kenapa tadi dia harus membunyikan bel pintu?’

 

Saat dia akan masuk ke dalam Teddy mendorong Se7en keluar.

“Kalian mau p-pergi kemana oppa?”

 

“Kami akan keluar sebentar neh?” kata Teddy.

“Hyung!” itu suara Yongbae dan Daesung dengan dua orang pria dari jasa pindahan.

“Omo! Apa yang kalian lakukan disini?” Teddy pura-pura bertanya sambil mengirimkan pesan melalui pandangan matanya agar mereka mengikuti alur yang dia buat.

“K-k-kami pindah kemari, ya kan bro?” Daesung menjawab lalu menoleh pada Yongbae.

“N-neh.. ehehehe…” Yongbae tersenyum.

“Oh ngomong-ngomong, selamat pagi ahjumma!” Daesung kemudian menyapa Dara. “Kita akan menjadi tetangga mulai dari sekarang!”

 

“Selamat pagi Dara-ssi.” Yongbae menunduk sopan.

Dara hanya membungkukkan badan sebagai balasan terhadap sapaan mereka.

“Ah… Dara-yah, kami akan membantu mereka. Tapi kami sama sekali tidak menyangka hal ini chincha.” Se7en menjelaskan.

Teddy memukul lengannya sebelum menariknya ke unit nomor 11.

“Ppalli… Ayo pergo.”

 

Dara masuk ke dalam dan menurunkan Dadoong.

“Kenapa diluar berisik?” tanya Bom.

“Tetangga baru…”

 

“Lagi????”

 

“Neh… Daesung dan Yongbae.”

 

“Apa???”

 

Dara hanya mengangguk.

“Yah, beritahu aku kalau hal itu membuatmu merasa tiak nyaman, arasso? Kita akan mencarikan untukmu…”

 

“Tidak… Aku sudah merasa nyaman disini. Lagi pula aku juga tidak akan melihat mereka setiap hari. Maksudku, aku selalu saja berada di dalam rumah.”

 

Bom hanya mengangguk tapi kemudian terkesiap saat dia mengingat sesuatu.

“Dara… Aku perku bilang sesuatu padamu. Aku benar-benar akan mati!”

 

“Kenapa?”

 

“Oppa menyiapkan sebuah kencan untukku. Malam ini. Itulah kenapa aku membawa baju-baju ini.” Dia kemudian menunjuk ke tasnya di atas sofa.

“A-a-apa yang salah dengan hal itu?”

 

“Aku gugup.”

 

Dara tertawa. “Bominator? Gugup?”

 

 

“Yah… Aku gugup…”

 

“… Aku gugup.”

 

 

========== 

 

“Oh hyung, kamu kemari. Kupikir kamu tidak akan datang?” Seungri bertanya pada TOP saat dia duduk ketika akhirnya mereka mendapatkan kesempatan untuk berkumpul.

“Seseorang mengganggu tidurku.” Kata TOP sambil melirik ke Daesung. “Selain itu, aku tidak mau ketinggalan untuk beraksi.”

 

“Kembali… Pada waktunya, maksudku pada saatnya, kita akan segera kembali bertugas setelah masa skorsing ini berakhir, benarkan?” Yongbae bertanya.

“Ya jadi sampai saat itu tiba yang bisa kita lakukan adalah mengawasi mereka.” Jawab Jiyong.

“Kamu tahu, Dara benar-benar terlihat lemah. Tapi aku sangat yakin si rambut merah itu bisa melindungi dirinya sendiri dengan sangat baik. Dia itu orang amazon, man!!!—- ARGHHH yah itu sakit!!!”

 

Se7en memukul kepala TOP saat dia melihat tatapan membunuh Teddy.

“Kenapa? Aku hanya bicara yang sebenarnya!”

 

 

“Bicara yang sebenarnya lagi dan akan kupastikan akan kupukuli kamu sampai babak belur.” Teddy berkata dengan wajah seram.

Yang lainnya langsung menelan ludah secara bersamaan.

==========

“Ssabunim!!! Kyaaaaaaaah!!!”

 

Minzy berlari menuju ke Hwangssabu.

“Yah yah… Ada apa denganmu young lady?”

 

“Kamu melihat pemuda-pemuda itu kan?” Hwanssabu hanya mengangguk. “Kyaaaaahhh!!!”

 

“Aigoo… Aku tahu apa yang sedang kamu pikirkan sekarang.”

 

“Akhirnya!!! Hahaha! Aku tidak perlu pergi ke Jepang! Sedikit penghuni lagi! Sedikit lagi!!! Ssabunim! Aku sangaaat senaaaang!!!”

 

“Berapa banyak yang harus diisi?”

 

“Tiga lagi di lantai lima, satu di lantai empat, dan lima di lantai dua!”

 

 

 ==========

 

“Mina. Dimana anak-anak? Apa mereka tidak akan makan malam bersama kita?”

 

“Aniyoo abeoji. Mereka bukan anak-anak lagi.” Mina bergirau. “Mereka hanya sedang keluar untuk mencari angin. Mereka sudah bekerja tanpa henti sepanjang minggu. Berilah mereka waktu untuk diri mereka sendiri, neh?”

 

Orang tua itu tersenyum. Tapi sebagian dari dirinya sedang memikirnkan kejadian semalam saat Teddy tiba-tiba masuk kedalam kantornya.

“Abeoji…”

 

“Hmmm?”

 

“Apa Anda belum berpikir untuk pension?”

 

“Kenapa kamu bertanya Mina?”

 

“Tidak, jangan salah paham. Aku hanya mempedulikan kesehatanmu. Anda…”

 

“Aku masih sanggup, jangan khawatir. Teddy masih harus belajar banyak. Bukannya dia tidak mampu, tapi dia masih membutuhkan bimbinganku.”

 

Mina hanya mengangguk.

“Mina…”

 

“Neh, abeoji?”

 

“apa kamu sudah mendengar kabar dari Eunju?”

 

 

“B-b-elum… Tentu saja aku belum mendapat kabar apapun darinya. Apa yang membuat Anda memikirkan halt u?”

 

Sesepuh di keluarga Park itu meletakkan peralatan makannya.

“Aku hanya merindukannya. Aku semakin bertambah tua Mina-yah… Dan aku mungkin tidak akan sempat meminta maaf padanya…”

 

“Lalu…” Mina merasa ragu untuk sejenak. Tapi orang tua itu sepertinya paham dengan apa yang dia maksudkan.

“Aku sudah melakukan yang terbaik yang kubisa untuk menjauhkan gadis itu dari publik, bukan karena nama baik keluarga, apapun…”

 

Mina memandang wajah pak tua dihadapanya penuh tanya.

“Aku takut gadis itu tidak akan bertahan dengan kerasnya lingkungan sosial kita. Aku takut dia tidak bisa mengatasi pertanyaa-pertanyaa yang mungkin akan ditanyakan padanya begitu dia tahu siapa dia sebenarnya…

 

“Aku takut kau tidak bisa mengatasi – melihat kepolosannya dirusak oleh kegilaan yang ada di dunia ini… Aku tahut aku akan terbunuh oleh rasa bersalahku sendiri.”

 

Dan dengan begitu, kesunyian mengisi di seluruh penjuru ruang makan.

==========

“Hyung, kencan macam apa itu? Di Park World? Serius?” Yongbae bertanya pada TOP yang pada saat itu sedang merapikan rambutnya.

“Itu bukan kencanku. Se7en hyung memintaku melakukan ini untuknya. Pshht. Aku bertaruh itu pasti gadis manja yang ditemuinya di bar.”

 

“Jadi kenapa kamu mau melakukan hal ini?” Daesung memotong.

“Karena… Kita berhutang budi padanya. Arasso?”

 

“Apa kamu belum akan pergi?” Yongbae berjalan ke tempat tidur dan membereskan barang-barangnya. Kondisi rumah mereka masih berantakan. Mereka baru saja selesai dengan meeting mereka dan Seungri dan Jiyong baru saja kembali ke unit apartemen mereka.

“Sebentar lagi..”

 

“Apa kamu akan menjemputnya?”

 

“Nope. Kami akan bertemu disana… AISHHHT!!! Kalian terlalu banyak bertanya!”

Dia berdiri di depan ceriman dan memeriksa penampilannya.

“Aku pergi…”

 

“Nikmati kencanmu!” Daesung melemparkan tasnya yang baru saja dipakainya untuk membawa pakaiannya.

“Aku hanya membalas budi.”

 

“Terserah hyung!”

 

 

========== 

 

… di Park World… di tempat terbaik untuk memata-matai…

 

 

“Hey man…”

 

“Ya?”

 

“Apa Bom datang sendiri?”

 

“Nope. Aku mengirim supir untuknya. Aku hanya bilang padanya untuk relaks dan tidak terlalu banyak berpikir.”

 

“Man, ini cool! Kamu bahkan menyewa seluruh taman hiburan. Apa kakekmu tahu tentang hal ini?”

 

“Dia tidak akan tahu. Aku sudah menutupi hal ini darinya.”

 

“Man…”

 

Neh?”

 

“Aku lupa bertanya.”

 

“Apa itu?”

 

“Apa Bommie tahu kalau kencannya di taman hiburan?”

 

Teddy berdiri diam.

Apa dia sudah bilang padanya?

“Oh sh*t!!! F*ck!! D*mn*t!”

 

“Kenapa?”

 

 

========== 

 

Bom melangkah dengan percaya diri, keluar dari apartemen Dara. Dia merapikan ikat rambutnya dengan tangan dan sedikit mengacak poninya untuk menutupi keningnya secara sempurna.

Dia masuk ke dalam lift dan bertemu dengan seseorang…

“Pshhht. Ini adalah hal terburuk untuk merusak mood-ku.”

 

TOP memandanginya dari atas ke bawah. Dia mendecakkan bibirnya kesal dan menyilangkan lengannya.

“Seseorang akan pergi kencan…” TOP mengedarkan pandangan sambil berkata dengan sedikit nada bernyanyi. Bom hanya memutar bola matanya.

Saat  pintu lift terbuka, Bom buru-buru berjalan keluar bersamaan dengan TOP dan membuat keduanya saling bertabrakan satu sama lain.

“Yah…”

 

“Apa?”

 

“Apa kamu tidah tahu caranya menjadi seorang gentleman? Ladies’ first!”

 

“Oh sori soal itu! Aku tidak mengenalimu sebagai seorang ladi dengan sikapmu yang seperti itu!” TOP kemudian berjalan keluar mendahului Bom, meninggalkannya yang sedang tercengang.

“BARUSAN DIA BILANG APA???” Bom terengah-engah karena jengkel.

“Aisht! Dia beruntung aku sedang buru-buru. Jika tidak, akan kupastikan untuk menangkapnya dan memotong lidahnya yang tajam itu dan kujadikan makanan singa!”

 

 

“Whew…” katanya sambil mengipasi dirinya dengan tangan dan langsung berjalan menuju mobil yang sedang menunggunya.

“Aku tidak boleh merusak moodku karena b*j*ng*n itu. Teddy oppa sudah menjanjikan kencan ini lain dari yang lain… AKu sangat yakin dia pasti mendapatkan pria yang hot untukku… Aiyooo…” Bom terkekeh senang.

==========

A/N:

 

Maaf untuk update yang buruk… aku sedang mengalami mengalami gangguan mental karena membaca tweet terbaru Dara. (transtr: nah, saya lupa yang kapan update yang ini, dan tweet yang mana… >…<)

Heol… TT.TT

 

… *etc

 

Kamsahamnida!

n_n

……………………………………………………….

~TBC~

<<back   next>>

41 thoughts on “Ahjumma Next Door [Chapter 16] : Threats, Favor, and Help

  1. uh,, ternyata kakeknya dara melakukan ini karena khawatir sama dara
    saya kira memang karena dia malu karna mempunyai cucu seperti dara

  2. Wewww, topbom momen yang mencengangkan. Gimana reaksi keduanya (top oppa n bom unnie) kalo mereka ketemu? dan apakah bom unnie akan marah ke teddy oppa?? hihihi jiyong oppa cemburu yahh ke seven oppa.

Leave a comment