FAULT It’s TRUE~ Crazy On [Chap 11]

fits

Author            : Zhie / @Zhiedara44

Main Cast       : Park Sandara (25 Th) , Kwon Jiyong (25 Th)

Support Cast  : Kim Jin Ah (25 Th) , Kim Jaejoong (26 Th),  Choi Seung Hyun (27 Th), Park Bom (29 Th), Park Sang Hyun (18 Th)

Anneyong….^_^. Mianhe telah terhenti sangat lama….and yang masih nunggu ne FF, monggo silahkan dibaca. Moga ini cukup memuaskan. So…Happy Reading, Ne!!! .

Sinar matahari pagi masuk melalui tirai-tirai yang terbuka di apartemen Dara dan Jiyong, membuat Dara yang tertidur di sofa membuka pelan matanya…

“Omo…sudah pagi, astaga aku belum menyiapkan sarapan untuk Jiyong.” Ucap Dara segera bangun dari tidurnya…tapi ia cukup terkejut saat melihat sebuah sandwich telah tersaji dimeja makan. Darapun mendekatinya dan ia melihat secarik kertas biru yang berisi pesan didalamnya.

Hei…yeoja pemalas, kau tahu jam berapa ini?

Kau tidur seperti seekor tupai yang sedang hibernasi…

Ya! Karena aku berbaik hati hari ini

Jadi aku tak membangunkanmu

Tapi jujur aku sebenarnya menahan diriku

untuk tak menyirammu dengan air…

“Mwo? Coba saja kalau kau benar-benar berani melakukannya Kwon Jiyong.”

A…Ne, itu makanlah…itu sisa sarapanku tadi pagi…

tiba-tiba aku tak berselera untuk memakannya.

O…ya, anggap saja ini sebagai balasan

karena kau membuatkan makan malam untukku semalam,

aku menghabiskannya karena itu aku yakin kau akan kelaparan pagi ini.

Jadi makanlah itu dulu sebelum pergi berbelanja…

Dan mengenai kemarin, aku setuju untuk melupakannya…

Hanya tidak lupa untuk memberitahuku jika kau ingin berpergian

Entah itu dengan Dokter Kim sekalipun…aku tak kan melarangmu

Oke…bye, sampai jumpa nanti malam. Babbo. :P

“Cih…siapa yang kau katakan babbo Kwon Jiyong?” Darapun duduk dikursi meja makan dan memakan sandiwich buatan Jiyong. “Hmm…tidak terlalu buruk.” Gumannya memakan lahap sandwich itu.

Sementara itu di perusahan Chungwoo L.td’, tepatnya di ruang kerja Jiyong…dia sedang memeriksa beberapa berkas yang baru diberikan Seung Hyun padanya…

“Sepertinya moodmu telah kembali baik hari ini, Ji?”

“Yah…begitulah Hyung, Dara telah mengakui kesalahannya dan meminta maaf padaku…bukankah itu bagus kekeke.”

“Kau terlihat seperti seorang bocah sekarang.”

“Mwo? Apa maksudmu?”

“Anio…aku tak bermaksud apapun, hanya saja kau terlihat berbeda jika menghadapi seorang yeoja yang bernama Park Sandara.”

“Yah, teruslah mengataiku Hyung karena kau belum bertemu dan berhadapan langsung dengan seorang ‘Park’….aku rasa kau akan lebih frustasi dan tak akan bertahan lama bila menghadapinya.”

“Cih…aku berbeda denganmu, Ji.”

“Ne, aku tahu itu.” Ucap Jiyong kembali fokus dengan berkasnya…

~~~~~~~~~~~~~

Seminggu kemudian ….

Jiyong sangat sibuk hari ini, ia baru saja menghadiri beberapa pertemuan yang sangat penting dan ia baru dapat bernapas lega saat semuanya berjalan dengan lancar.

“Hari yang melelahkan, bukan begitu?” Ucap Seung Hyun saat masuk ke ruang kerja Jiyong.

“Ne…Hyung, tapi aku masih memiliki tenaga untuk merayakan keberhasilan kita hari ini…bagaimana kalau kita pergi minum?”

“Mwo? Apa kau lupa, bukannya malam ini kau ada undangan dari Direktur Nam?”

“Omo, kau benar Hyung…aku baru ingat dan aku lupa memberitahu Dara untuk pergi denganku.”

“Aigo…kau harus hadir Ji, ia salah satu rekan bisnis kita yang sangat penting dan kau tahu itu.”

“Araesso.”

—–

Jiyongpun pulang lebih awal untuk bersiap-siap menghadiri undangan Direktur Nam dari Perusaan Ginxi, tapi ia tak mendapati Dara di apartemennya.

“Omo…pergi kemana dia disaat seperti ini.” Gerutu Jiyong mengambil ponselnya dan menghubungi Dara.

‘Tut…..tut…tut…’

‘Yeoboseyo!’

“Dara-yah.”

‘Ne…waeyo?’

“Kau dimana hah?”

‘Aku sedang mengantri untuk membeli tteoboki.’

“Mwo?”

‘Ini baru buka Ji dan itu katanya sangat enak.’

“Aigo…lupakan tteoboki itu Dara, pulanglah sekarang…kau harus menemaniku menghadiri acara malam ini.”

‘Ais, kau tahu aku sudah mengantri ini hampir satu jam dan kau menyuruhku pulang? Anio…tidak akan, aku tidak akan pulang sebelum mendapatkan tteobokiku.’ Jawab Dara bersikeras membuat Jiyong frustasi karenanya.

“Dara…kita harus menghadiri acara malam ini.  Jadi tolong…pergilah dari situ, tinggalkan tteobokimu…aku janji akan membelikan yang 10 kali lebih enak dan seberapa banyakpun yang kau mau…kajja, pulanglah… aku menunggumu.”

‘Tapi…Ji-‘

’Tut….tut…tut’ Jiyong memutuskan sambungan.

——

Dara Pov

Aku memasuki apartemen dengan kesal, kulihat Jiyong telah siap dengan setelan jasnya.

“Cepatlah bersiap-siap Dara, atau kita akan ketinggalan kapal.” Ucap Jiyong saat melihatku melewatinya.

“Mwo? Kapal? Memang kemana kita akan pergi?” Tanyaku kemudian melihat kearahnya.

“Acara itu diadakan disebuah kapal pesiar, jadi cepatlah…aku tidak ingin kita terlambat.” Jawabnya menegaskan.

“Araesso.” Segera aku masuk ke kamar, mencari gaun yang dapat kukenakan…Acara itu pasti dihadiri orang-orang yang kaya dan memiliki level yang sangat tinggi mengenai penampilan. Aigo, apa yang pantas aku kenakan?  Akhirnya aku memutuskan untuk mengenakan gaun pesta berwarna pink tanpa lengan…seingatku, gaun ini kubeli 1,5 tahun yang lalu. Aku beruntung, gaun dengan panjang tepat diatas lutut ini masih pas ditubuhku. “Ah…bahkan aku tidak terlihat seperti wanita hamil.” Gumanku saat menyadari gaun ini menutupi tubuhku dengan baik. Akupun memoles make up diwajahku agar terlihat lebih menarik tapi tetap natural sementara rambut…bagaimana aku harus menatanya? Ah, lupakan saja….hanya membiarkannya terurai dan membuatnya lebih rapi dari sebelumnya.

“YA! Sampai kapan kau akan berdandan, hah?” Terdengar suara Jiyong dari balik pintu kamarku. Cih…namja itu, tak bisakah ia sedikit bersabar.

“Ne…aku akan keluar sekarang.” Jawabku malas, akupun membuka pintu kamarku. Kulihat Jiyong mengamatiku dari atas ke bawah saat aku telah dihadapannya…”Apa ada yang salah?” Tanyaku kemudian karena ia tak kunjung bicara….lagipula aku yakin tak ada alasannya untuk menceramahiku karena aku tak lagi memakai higheels semenjak saat itu.

“A…anio.” Jawabnya cepat.

“Kalau begitu bukankah kita bisa pergi sekarang? Kau tidak ingin terlambatkan?” Ucapku kemudian, akupun melangkah pergi melewatinya…tapi aku terhenti saat Jiyong tiba-tiba menahan tanganku.

“Waeyo?”

“Tak bisakah kau menggunakan jaket atau sejenisnya?” Tanyanya kemudian. “Kau…kau lihat, apa kau tak sadar lengan dan bahumu terlihat sangat kurus Dara…aku tak ingin orang-orang beranggapan aku tak memberimu makan…jadi cepatlah, ambil sesuatu untuk menutupinya.”

“Mwo? Tapi Ji…ini-“ Aku tak melanjutkan ucapanku saat ia memberikan tatapan tajamnya padaku dan itu artinya pembelaanku tak akan mengubah keputusannya….ia benar-benar terlihat seperti Kakek Hyun Syuk sekarang. “Oke…araesso, aku akan menutupinya.”

Jiyong Pov

Aku tengah mengemudi mobil Lamborghini Aventadorku dengan sesekali melihat Dara yang duduk tenang disampingku. Kurasa ia masih kesal…tapi walaupun begitu ia tetap menurutiku. Jujur, aku tak mengerti apa yang terjadi denganku…sebenarnya aku suka ia mengenakan gaun itu tapi menyadari akan ada banyak pasang mata yang melihat kearahnya membuatku gerah….itu terlalu terbuka, entah mengapa aku berjanji pada diriku akan membelikannya gaun yang lebih panjang dan tertutup setelah ini. “Shit!!! Tak seharusnya kau bertindak seperti itu Ji, Jin Ah sering menggunakan gaun yang terbuka lebih dari ini dan kau bisa memakluminya tapi mengapa tidak dengan Dara…aku sama sekali tak ingin melihatnya menjadi perhatian banyak orang. Omo…apa kau akan mengatakan Dara sangat cantik malam ini? Ah…anio, anio…bukan itu alasannya pasti bukan. Ini karena ia tak sesexy Jin Ah…ia memiliki tubuh yang rata sehingga sangat tak pantas jika berpenampilan terlalu terbuka…ya, itulah alasan yang tepat…pasti itu.” Ucapku dalam hati meyakinkan diriku bahwa tak ada yang salah dengan ini.

“Ji….Ya! Jiyong-shi.”

“Mwo? Waeyo?” Tanyaku tersadar.

“Omo, apa kau melamun hah? Kau sedang mengemudi sekarang.” Ucap Dara menatapku tajam.

“Anio…siapa yang melamun, hah? Aku sedang fokus mengemudi…kau tahu itu? Jadi jangan mengangguku…duduklah yang tenang.”

“Cih…masih saja mengelak.” Gerutu Dara kembali tak menatapku, sementara aku sebisa mungkin untuk tak melihat kearahnya karena saat aku melihatnya itu membuatku susah untuk kembali berpaling darinya.

——

Jiyong dan Dara telah berada di Kapal pribadi milik Direktur Nam, Dara tak henti-hentinya berguman betapa kerennya kapal itu.

“Dara-yah, bersikaplah seperti Nyonya Kwon…araesso.” Ucap Jiyong kemudian memperingatkan Dara membuat Dara mengerucutkan bibirnya, iapun mau tak mau menggandeng tangan Jiyong karena mereka telah sepakat akan tampil semesra dan sedekat mungkin saat di acara itu.

“Annyeong haseyo Direktur Nam.” Ucap Jiyong memberi salam sambil menundukkan badannya.

“Wah, Kwon Jiyong…akhirnya anda datang juga, omo…inikah istri anda?”

“Ah…Ne.”

“Jeoneun Sandara Park  imnida… Mannaseo bangapsseumnida.” Ucap Dara kemudian memperkenalkan dirinya dengan tak lupa membungkukkan badan  memberi salam.

“Omona…anda memiliki istri yang sangat cantik Mr. Kwon.” Ucap Nyonya Nam, mendekati Dara…

“Ne…karena itu saya beruntung memilikinya dalam hidup saya.” Jawab Jiyong merangkul mesra pinggang Dara membuat Dara sekilas menatapnya.

“Cih…akting yang baik Kwon Jiyong.” Batin Dara.

“Aigo, kalian benar-benar pasangan yang sangat manis.” Ucap Nyonya Nam kemudian, membuat Dara hanya bisa tersenyum menanggapinya.

“Ah….Ne, kami berdua mengucapkan selamat atas kelahiran putra anda…putra anda sangat tampan, kami yakin ia akan menjadi putra yang sangat dibanggakan oleh Keluarga Nam.” Ucap Jiyong kemudian.

“Ne…kamsahamnida, semoga anda dapat cepat menyusul kami.” Jawab Direktur Nam.

“Ne…dan sepertinya beberapa bulan lagi anda harus memberikan selamat pada saya.” Ucap Jiyong kemudian.

“Wah, apa itu artinya istri anda tengah hamil sekarang?” Tanya Nyonya Nam antusias.

“Ne…itu memasuki usia ketiga bulan.” Jawab Jiyong lancar.

“Aigo, kalian pasti sudah tak sabar menantinya dan ia akan sangat beruntung nantinya karena memiliki orang tua yang sangat manis dan sangat serasi seperti kalian.” Ucap Nyonya Nam, membuat Dara dan Jiyong saling berpandangan dan hanya menjawabnya dengan senyuman.

Dara Pov

Aku terus berada disamping Jiyong dan berperan sebagai Nyonya Kwon sebaik mungkin karena aku tak ingin mempermalukan Jiyong dan diriku sendiri tentunya, walaupun kadang aku tak mengerti dengan bahan pembicaraan orang-orang berkelas ini.

“Aigo…kapan acara ini akan berakhir.” Batinku….ah, aku ingin ke toilet sekarang. “Jiyong-shi.”

“Mwo?”

“Aku akan pergi ke toilet.”

“Baiklah…aku akan mengantarmu.”

“Ani…anio, aku akan pergi sendiri…kau lanjutkanlah obrolanmu, aku akan segera kembali.” Jawabku cepat dan tanpa menunggu jawabannya, aku pergi menjauh darinya. Ia tak perlu berperan sebagai suami yang baik terlalu jauhkan? Jika hanya ke toilet, aku bisa sendiri lagipula…entah mengapa perhatiannya malam ini aku rasa sangat berlebihan. Bahkan ia sampai mencicipi semua makanan dan minuman yang akan masuk ke dalam mulutku, ditambah lagi panggilan Chagiya yang Jiyong lontarkan jika bertemu dengan klien bisnisnya yang lain…dan tak lupa sentuhan-sentuhannya yang entah mengapa dapat membuatku merasa aneh walaupun aku tahu pasti itu hanya akting agar ia mendapat imej yang baik dimata klien-kliennya.

“Ah…aku harus kembali sekarang.” Gumanku meninggalkan toilet, tapi aku terhenti saat tiba-tiba seseorang menghadang jalanku. “Joseph!”

“Wah…wah…wah, ternyata benar…ini kau Dara, aku sempat ragu beberapa saat yang lalu jika ini benar-benar kau…karena aku tak percaya kau bisa berada ditempat seperti ini. Lama kita tak berjumpa…sayang.” Ucap namja yang bernama Joseph itu, ia tak lain adalah namja yang telah memutuskanku.

“Minggir, biarkan aku lewat…bukankah kita sudah tak ada hubungan lagi, jadi berhenti memanggilku dengan sebutan itu karena aku tak ingin mendengarnya dari mulutmu.”

“Omo…lihat sekarang, kau benar-benar telah berubah…aku juga cukup terkejut saat melihatmu  berdampingan dengan pengusaha itu. Bagaimana kau bisa mengenalnya, hah? Apa kau menawarkan tubuhmu padanya?”

“YA!”

“Aigo…Dara, seorang Nona yang berkelas tak akan berteriak seperti itu….dan kau sadarkan, kau harus mengendalikan emosimu disini atau kau akan menarik perhatian mereka.”

“Karena itu menyingkirlah…aku benar-benar muak melihatmu, pergilah kembali pada wanita-wanita jalangmu itu. Bukankah kau bisa disini karena salah satu mereka karena kalau tidak…kau juga tidak mungkin berada disini.”

“Mulutmu itu pedas sekali, tapi aku tak mengelak…aku memang bersama wanitaku disini, wanita yang lebih berkelas dan lebih layak disebut wanita daripada dirimu, dan juga wanita yang lebih dapat memuaskanku tentunya.”

“Baguslah kalau begitu, bersenang-senanglah kini dengan wanita jalangmu…karena aku tidak perduli.” Ucapku menabraknya dengan kasar tapi aku terkejut saat tiba-tiba ia menarikku dan menyudutkanku ke dinding. “Ya! Apa yang kau lakukan, hah?” Ucapku menatapnya tajam…aku tak percaya pernah mencintai namja dihadapanku ini karena kini bagiku ia hanya salah satu dari beribu-ribu namja brengsek yang ada dimuka bumi ini.

“Entahlah, karena tiba-tiba aku ingin melakukan ini…sudah lama tak bertemu dan saat kembali melihatmu, aku jadi ingin kembali memberikan ucapan selamat malam…bukankah dulu kita selalu melakukannya, ucapan selamat malam dengan kecupan yang sangat dahsyat walaupun pada akhirnya kau menjadi wanita pengecut yang tak berani mencoba lebih dari itu atau kau sengaja jual mahal, menjual tubuhmu dengan orang-orang kaya seperti itu…yang jelas, melihatmu sekarang tiba-tiba aku ingin sedikit saja menyentuhmu.”

“Apa-apaan kau ini, hah? Kau gila…lepaskan aku, Ya! Lepaskan.” Ucapku berusaha melepaskan tanganku dari genggamannya…tapi tenagaku tak cukup kuat darinya. Shit! Haruskah aku berteriak, tapi bagaimana dengan Jiyong nantinya? Aku masih berusaha melepaskan diri dari cengkaraman namja gila ini tapi percuma ia telah mengunci tubuhku dengan tubuhnya dan aku benar-benar tersudut…

“Hanya menikmatinya, sayang.” Terdengar namja gila ini mengucapkannya tepat ditelingaku, aku akan benar-benar berteriak saat tiba-tiba ia membungkam bibirku dengan bibirnya. ANIO…ANIO….aku menangis sekarang. Apa yang namja brengsek ini lakukan? JIYONG-SHI….JIYONG-SHI!!!!

“YA! APA YANG KAU LAKUKAN, HAH?” Terdengar suara yang sangat kukenal, membuat Joseph menghentikan aksinya…

“Jiyong-shi.” Ucapku benar-benar senang saat melihatnya…

“MURAHAN!” Aku tersentak saat tiba-tiba ia mengucapkan itu.

“Jiyong-shi.” Entah mengapa aku kembali meneteskan air mata saat mendengarnya, satu kata tapi cukup untuk membuat harga diriku runtuh. Aku tidak perduli jika Joseph yang mengatakannya tapi ini Jiyong…KWON JIYONG!!! Dan itu terdengar begitu sangat menyakitkan saat ia yang mengucapkannya.

“Yeah…dia memang wanita murahan, kau baru tahu itu? Kasian sekali.” Tambah Joseph membuatku tak sanggup lagi menatap Jiyong. Akupun pergi meninggalkan tempat itu…aku tak perduli, asal tidak melihat Jiyong saat ini…itu sudah cukup.

Jiyong Pov

Aku mengerutkan keningku saat menyadari Dara tak kunjung kembali…aigo, apa ia tersesat. Akupun pergi menyusulnya dan tanganku terkepal menahan amarah saat aku melihat sesuatu yang benar-benar tak ingin pernah kulihat di dalam mimpi sekalipun. Seorang namja brengsek menyudutkan dan melakukan sesuatu pada Dara….

“YA! APA YANG KAU LAKUKAN, HAH?” Teriakku tak perduli akan ada yang mendengarnya.

“Jiyong-shi.” Aku bisa melihat air mata Dara yang telah jatuh karena kejadian itu, aku benar-benar merasa gagal menjaganya…

“MURAHAN!” Kata itu terlontar dari mulutku.

“Jiyong-shi.”

“Yeah…dia memang wanita murahan, kau baru tahu itu? Kasian sekali.” Aku menatap tajam namja brengsek itu, dan tepat saat itu Dara pergi berlari meninggalkan tempat ini tanpa melihatku…

“Siapa yang kau katakan murahan, hah?” Ucapku mendekati namja brengsek itu dengan tangan yang telah terkepal dengan kuat.

“Bukankah wanita itu memang murahan?”

CUKUP…AKU TAK AKAN MEMBIARKAN NAMJA INI HIDUP!!!

‘BUGH’

Kupukul namja brengsek ini membabi buta…aku tidak perduli lagi dengan imejku saat ini dan akhirnya namja brengsek itu telah tergeletak tak berdaya. Bersyukur karena tak ada orang disekitar sini.

“Katakan sekali lagi jika kau berani mengatakannya, hah? Kaulah yang murahan dasar bajingan. Kuingatkan padamu untuk tak lagi mendekatinya, siapapun dirimu aku tidak mau tahu…tapi jangan harap aku akan kembali memberimu ampun jika kau kembali berani melakukan hal yang sama, dengarkan itu baik-baik, SHIT!” Akupun meninggalkan namja brengsek itu, kini aku mencari Dara disetiap sudut kapal yang besar ini…tapi aku tak menemukannya. Aigo…dimana dia???

Akupun telah sampai ketempat teratas dari kapal ini, dan pandanganku terhenti saat melihat yeoja yang kucari. Ia duduk menghadap laut membelakangiku…

“Aigo, mengapa ia bisa bertahan dihawa yang sedingin ini?” Batinku melepaskan jasku dan menaruhnya dipundaknya, aku dapat melihat ia dengan cepat memalingkan wajahnya saat tahu akulah yang datang.

“Pergilah…tinggalkan aku sendiri.” Ucapnya kemudian.

“Bagaimana mungkin aku bisa meninggalkanmu, hah?”

“Bukankah kau telah menganggapku wanita murahan, pasti mudah bagimu jika hanya berbalik dan pergi meninggalkanku.” Jawabnya kemudian tanpa melihatku, akupun duduk disampingnya.

“Cih, aku tak menganggapmu seperti itu…kata-kata itu tidak kutujukan padamu, tapi pada namja brengsek itu. Aku melihat namja brengsek itu terus mengamatimu sejak kita datang tadi… karena itu aku memintamu untuk tak berada jauh dariku. Tapi aku tak menyangka ia akan berani melakukan hal sejauh itu. Apa kau mengenalnya , hah?”

“Dia adalah namja brengsek yang memutuskanku.” Jawab Dara kemudian. “Aku tahu, kini kau pasti akan menertawakan bagaimana bodohnya aku bisa jatuh hati pada namja seperti dia.”

“Ne, kau memang yeoja bodoh yang pernah kukenal.”

“YA!” Akhirnya aku dapat melihat ia membalas tatapanku, aku terkejut saat menyadari ia memiliki luka dibibirnya.

“Apa yang ia lakukan padamu, hah? Apa dia melakukannya dengan kasar?” Tanyaku padanya yang kembali memalingkan wajahnya dariku.

“Sekuat apapun aku ingin menghapusnya tapi sepertinya ini tak akan mudah hilang.”

“Kalau begitu biarkan aku membantumu untuk menghapusnya, Dara.” Ucapku kali ini berhasil membuatnya kembali melihat kearahku.

“Mwo?” Tanpa menunggu persetujuannya aku menarik dirinya kepelukanku dan mendaratkan bibirku dibibirnya…entah apa yang merasuki sekarang tapi aku benar-benar ingin menghapusnya.

Dara Pov

Aku tersentak saat Jiyong dengan cepat memelukku dan menciumku…tapi anehnya aku membiarkannya melakukan hal itu. Aku perlahan memejamkan mataku dan bisa kurasakan ini bukanlah ciuman yang menyakitkan seperti sebelumnya…aku tak mengerti apa yang terjadi, karena kami larut akan hal ini. Semakin lama ciuman ini terasa semakin dalam, Jiyong memelukku sangat erat hingga aku bisa merasakan kehangatan dari tubuhnya…

Beberapa waktu berlalu, kini kami telah kembali ke apartemen kami. Aku dan Jiyong tak berbicara satu sama lain setelah ciuman panjang yang kami lakukan….entah mengapa kami menjadi canggung sekarang.

“Ji…selamat malam.” Ucapku akhirnya membuka suara saat kami hendak masuk kekamar kami masing-masing.

“Ah…Ne, selamat malam Dara-yah.”

‘Blaaaam’

Kami menutup pintu kamar kami bersamaan. Aku menyandarkan diriku dibalik pintu. Omona, apa yang terjadi denganku? Aku merasa jantungku berdetak tak beraturan. “Aigo, Dara…ingatlah….ingatlah….kau tak boleh memiliki perasaan apapun padanya, ingatlah perjanjian yang telah kalian buat.” Ucapku pada diriku sendiri, akupun mengambil beberapa lembar kertas kecil…menuliskan sesuatu untuk menenangkan hatiku.

KAU TAK BOLEH DAN TAK AKAN PERNAH MENYUKAINYA DARA

DIA HANYA NAMJA YANG MENGINGINKAN ANAKMU BUKAN DIRIMU

DIA TELAH MEMILIKI SESEORANG DIHATINYA DAN ITU BUKAN DIRIMU

DIA ADALAH KWON JIYONG…DARA, INGAT DIA ADALAH KWON JIYONG

DAN SENTUHAN ITU, ITU TAK MEMILIKI ARTI APAPUN…INGAT ITU TAK BERARTI APAPUN

Catatan-catatan itu berhasil membuatku kembali tersadar, dan akupun menempelkannya dicermin riasku…sehingga aku selalu dapat melihatnya. Ini akan selalu mengingatkanku. Mengingatkanku bahwa….“Aku tak akan pernah menyukainya….tak akan pernah.” Ucapku menegaskan

Sementara itu…

Jiyong Pov

“Shit! Apa yang sudah kulakukan?” Aku menghempaskan diriku ditempat tidur, kembali terlintas kejadian itu….”Mengapa aku bisa melakukannya? Mengapa aku bisa sejauh itu?” Ucapku mengacak-acak rambutku. Aigo…bahkan aku menciumnya dengan sadar, sadar bahwa itu adalah Sandara Park…bukan Kim Jin Ah. Mengapa aku bisa melakukannya? Gyaaaaaaaaaaaah…Dara memenuhi pikiranku sekarang. Ini gila…ingatlah Ji, ia hanya seorang Sandara Park…ia bukan yeoja yang istimewa. Tapi semakin aku mengelak, semakin membuatku sadar…aku telah jatuh kedalam ikatan pernikahan ini terlalu dalam.

Flashback…

Ciuman Dara dan Jiyong terjadi sangat intens, bahkan mereka tak menyadari berapa lama mereka berciuman…Jiyong membawa Dara lebih dalam kepelukannya, dan tanpa disadari Dara membalasnya…itu membuat Jiyong seketika kehilangan akal sehatnya. Ia mencium seluruh wajah Dara dan turun keleher jenjangnya…Dara tak bisa menghentikan itu karena jujur ia menikmatinya, tapi saat Jiyong akan melakukan yang lebih jauh dari itu…sirine kapal yang akan berlabuh berbunyi, itu berhasil membuat mereka kembali tersadar. Merekapun menjauh satu sama lain dan saling memalingkan muka.

“Kajja…kita kembali sekarang, acara ini akan berakhir.” Ucap Jiyong kemudian tanpa melihat kearah Dara.

“A…Ne.” Jawab Dara mengikuti Jiyong yang berjalan di depannya.

To be continued…. ^^

Tinggalkan jejak seperti biasa, Ne!!! Hengsho!!^^

<<back next>>

138 thoughts on “FAULT It’s TRUE~ Crazy On [Chap 11]

  1. Tuan Kwon Jiyonh sadarlah kamu itu jatuh cinta sama Sandara Park. Kamu harus melakukan lebih dari sekedar ciuman deh kayaknya :v ngarepnya sih…
    Duh kok malah hatiku yg bergetar hebat wktu mereka kisseu yaa…waaaaaaa……😄😄😄 pokoknya biarkan mereka lebih mesra lagi deh 😄 aku mohon thor hehehe

  2. Sadarlah tuan, kumohon sadarlah!!. Seharusnya kau bisa melakukannya lebih baik lagi dari sekedar kisseu kisseu. Hahaha anjer malming baca beginian bergetar djiwakoeh

Leave a comment