THE MAGIC OF LOVE [Chap. 23]

123456

Author : @astarinur
Main Cast: Sandara park , kwon jiyoung , Yg, IU.
Support Cast : 2ne1 , bigbang, Billy
Rate: T ( tapi dikit – dikit ada rate M nya)

 

The Magic of Love chapter 23

 

 

 

 

Dara tak bisa menyembunyikan rasa resah dan ketakutan yang ia rasakan setelah mendapati kejadian tadi. Dia masih belum menghilangkan bayangannya ketika melihat resto tadi menghilang dengan sekejap.

 Dia resah, sesekali menutup matanya erat tak ingin mengingat kejadian tadi. Namun bayangannya terhadap resto beserta pegawai – pegawainya masih terngiang – ngiang dikepalanya. Tak henti tangannya bergetar menahan rasa takutnya.

 Dara yakin jika resto tadi telah menghilang. Dia sangat yakin! Lalu bagaimana bisa itu terjadi? Apa dia berada didalam dunia mimpi atau memang benar itu semua terjadi?

Sikap dara yang seperti ini membuat jiyong sangat mencemaskannya. Walaupun dia tidak menunjukannya tapi hati jiyong menjerit cemas.

 ‘Apakah dia sangat takut bertemu dengan Paman YG? Tangannya tak henti bergetar dan menggenggam erat tasnya seakan takut akan sesuatu?’

 Sungguh jiyong sangat ingin menenangkannya namun apa daya dia masih bersikeras dengan egonya untuk bersikap dingin kepadanya.

 ‘Apakah aku batalkan saja acara ini! Aku tak tega melihatnya seperti ini!’

 Perkiraan jiyong sangat berbeda dengan yang sebenarnya terjadi pada dara. Dara bahkan melupakan jika saat ini mereka akan bertemu dengan paman YG, semuanya terhapuskan oleh rasa takutnya kepada kejadian tadi.

 “Dara!”

 “Hah…!” Dara terkejut dan melihat jiyong bingung.

 “Jika kamu benar – benar takut bertemu dengan Paman YG aku akan membatalkannya!”

 “Tidak, kita harus menemuinya jiyong. Mungkin ini hal penting!”

 “Tapi … ya sudahlah jika itu keinginanmu!”

 Jiyong kembali focus kepada mobilnya. Sedangkan dara kembali dengan ketakutannya, kali ini dia sesekali menggigit jarinya terlihat sangat resah.

 Jiyong mengerutkan keningya bingung. Jika benar dia tidak merasa takut bertemu dengan paman YG lalu ada apa dengan ekspresi wajahnya itu. Tak kuasa jiyong ingin bertanya kepadanya apa yang membuatnya bertingkah seperti itu?

 Jiyong menggenggam stir mobilnya dengan erat menahan kecemasannya terhadap dara. Dia menahan keinginanya untuk menyentuh wajahnya seraya menenangkannya, membuatnya berhenti memperlihatkan wajah ketakutannya itu.

 **

 “Dara, kita sudah sampai!”

 “Oh.. iya jiyong!”

 ‘Ada apa denganmu dara! Berhenti membuatku khawatir seperti ini!’

 Mereka segera pergi ke lantai 7 tempat paman YG berada. Dara dan jiyong masuk kedalam lift yang kebetulan kosong, jiyong bersandar pada dinding lift itu. Jiyong memperhatikan dengan seksama wanita didepannya itu tanpa mengeluarkan suara apapun.

 Mereka saling tidak mengerti mengapa laju lift itu sangat lamban atau mungkin hanya perasaan mereka saja.

 Ting!

 Akhirnya mereka sampai.

Dara menunggu jiyong untuk berjalan terlebih dahulu dan jiyongpun paham maksud dara. Mereka masuk sesuai perintah paman YG.

 “Hallo paman! Kami sudah disini lalu hal penting apa yang ingin paman sampaikan kepada kami?”

 “Duduk dulu jiyong! Mengapa kamu sangat terburu – buru seperti itu! Lihat pacarmu menunggu dibelakangmu!”

 Jiyong menuruti keinginan pamannya dan segera membawa dara masuk dan duduk bersamanya menghadap paman YG tanpa membalas celotahan pamannya itu.

 “Dara!”

 “Iya!”

 “Apakah jiyong memperlakukanmu dengan baik? Aku dengar kalian tinggal bersama, apakah itu benar?”

 “Iya paman, agar mempermudah kegiatanku jadi aku membawanya tinggal bersamaku!”

 “Diam jiyong, aku tak bertanya kepadamu!”

Jiyongpun menutup mulutnya rapat serta melipat tangan didadanya kesal.

 “Bagaimana dara?”

 “Ah.. tentunya jiyong memperlakukanku dengan baik sajangnim!”

 “Aigo dara, panggil aku paman saja seperti jiyong!”

 “Tapi. ..?” Dara melihat jiyong ragu namun sayangnya jiyong tak memperdulikannya.

 “Tak apa aku senang jika kamu memanggilku paman dara!”

 “Baiklah jika itu keinginanmu, pa..man!”

 Paman YG tersenyum bahagia.

“Lihat jiyong, dia sangat cute bukan?”

Secara otomatis wajah dara memerah karena malu atas pujiannya. Namun jiyong tak sedikitpun peduli atas ocehan pamannya itu.

 “Aku mengumpulkan kalian disini tentunya bukan hanya untuk bertemu denganku saja! Mulai besok kalian harus berpindah ke rumah yang telah aku siapkan di daerah Apgujeong! Akhir – akhir ini muncul kekhawatiranku terhadap sasaeng fans  dan paparazi, aku yakin mereka ingin sekali mengetahui lebih dalam hubungan kalian. Karena kita tahu hubungan kalian ini hanyalah settingan belaka, aku takutkan akan muncul pemberitaan buruk lagi kepada jiyong dan bila itu terjadi selesailah karirmu jiyong! Kumohon berhati – hatilah ketika kalian berada dilingkungan luar! Ah .. satu hal lagi, managermu akan memberitahu detailnya tentang jadwalmu kedepannya. Karena banyak sekali yang menginginkan kalian datang secara berpasangan di acara mereka, jadi aku putuskan untuk mencobanya! Tak ada ruginya bukan? Jadi siapkan diri kalian dari sekarang apalagi kamu dara, ini mungkin akan melelahkan tapi aku harapkan kamu bisa membantu jiyong!”

 Dara melihat jiyong bertanya kepadanya melalui tatapan matanya namun tetap jiyong tak memberi respon apapun. Dara menundukan kepalanya kecewa.

 “Baiklah paman! Pastinya aku akan melakukan yang terbaik untuk semua ini!”

 “Bagaimana denganmu dara?”

 “Aku juga akan berusaha melakukan yang terbaik, aku juga ingin membantu jiyong paman!”

 “Baguslah kalau begitu! Oke, kalian bisa pergi sekarang! Ini alamat rumah kalian yang baru! Rumah ini minimalis jiyong agar tidak mengundang perhatian publik banyak dan tenang disana sudah lengkap kalian hanya harus menempatinya selama kalian bersama!”

 “Baik paman!”

 Jiyong beranjak pergi diikuti dara dari belakang. Jiyong masuk ke dalam studionya dan darapun ikut masuk ke dalam. Jiyong melihat dara bingung.

 “Apa yang kamu lakukan disini?”

 “Aku hanya mengikutimu saja jiyong!”

 “Terserahlah!”

 Jiyong mengacuhkan dara, benar – benar mengacuhkannya. Jiyong focus menulis lagunya sedangkan dara sibuk memperhatikannya. Saat ini dia sedikitnya bisa melupakan hal yang menyeramkan tadi.

 Tiba – tiba pintu studio terbuka dan beberapa orang masuk berurutan.

 ‘Ah, member bigbang!’

 Dara melihat mereka canggung. Apakah dia harus pergi keluar saja atau bagaimana? Dia seakan patung, diam tidak bergerak sedikitpun.

 “Hyung, apa lagu kemarin sudah selesai di aransemen?”

 “Hmm  … aku akan coba mulai merekam track ini kalian bisa mendengarkan samplenya terlebih dahulu!”

 “Baiklah!” Mereka serempak bersuara dan saat mereka menyadari jika ada seseorang diruangan itu, suasananya berubah menjadi kacau balau. Sangat berbeda dari apa yang dara bayangkan, dia pikir mereka akan canggung kepadanya tapi ini sebaliknya mereka mengajaknya, membawanya dalam satu percakapan. Dara sangat bersyukur atas perlakuan hangat dan lembut mereka terhadapnya.

 ‘Ah.. mereka baik sekali! Beda dengan leadernya!’

 “Noona, besok kami dan tentunya jiyong hyung akan tampil di satu acara musik ! Apakah noona akan mendukung kami hmmm?”

 “Tentu saja seungri!”

Dara tersenyum lembut kepadanya, tak sadar telah membuat jiyong panas melihatnya.

 “Dara, lebih baik kamu diam dirumah saja!”

 “Aihh jiyong!! Dara kamu datang saja ok! Jika jiyong melarangmu katakan saja padaku, aku yang akan menjemputmu jika dia menolak membawamu?”

 Youngbae membuat kesan terhadapnya semakin bagus. Dara sangat senang saat ini tak henti dia tersenyum manis. Namun jiyong sangat tidak senang, dia sangat kesal saat ini.

 “Terserahlah!”

 “Horeee, noona!!!” Seungri merangkul dara karena sangat senang mendengar dara akan ikut bersamanya.

 “YA, tak usah peluk – pelukan seperti itu didepanku! Yoo seungrat kesini kau! Aku pukul pantatmu!”

 Seungri bukan menghampiri jiyong tapi malah bersembunyi dibalik dara karena takut. Suasana sudah mulai mencair mereka saling bercanda gurau namun jiyong tentunya tetap dengan sikap dinginnya itu.

 “Noona , noona?”

 “Apa seungri mengapa memanggilku seperti itu?”

 “Hhehe, aku ingin meminta maaf padamu! Waktu itu aku menudingmu sebagai sasaeng fans dan mengejarmu!”

 “Aigoo.. seungri ~ah bahkan aku sudah melupakan hal itu! Aku juga minta maaf karenaku banyak masalah yang kalian hadapi!”

 “Hmm… sadar juga ternyata!” Tiba – tiba Jiyong menjawab ketus atas pengakuan dara tadi.

 “Aishhh hyung!! Sudah jangan dengarkan jiyong hyung yang sedang PMS ini noona!”

 “Iya dara biarkan saja! Mungkin dia lagi bad mood saat ini!” Tambah youngbae.

 Youngbae dan seungri sudah mulai akrab dengan dara sedangkan TOP masih canggung dan daesung yang hanya tersenyum saja. Beda halnya dengan jiyong yang sedang kesal.

 ‘AIshh.. sejak kapan mereka akrab dengan dara? Sebenarnya aku atau dara yang sudah berteman lama dengan mereka mengapa aku diacuhkan seperti ini? Dan lihat dia, senyum – senyum seperti itu memang dia pikir dia manis apa? Satu hal lagi, ya seungrat sejak kapan kau berani melawanku awas kau!!’

 Jiyong memotong percakapan mereka dengan menyuruh mereka untuk melakukan recording secara bersamaan.

 “Cepat, lagu ini harus selesai sore ini! Aku harus memberikan track ini kepada Teddy hyung!”

 “Aish… jiyong bukankah tadi kamu bilang kita bisa mendengar samplenya dulu? Mana? lagipula aku , TOP hyung dan daesung belum tahu betul lagu ini!”

 “Baiklah ! Kalian dengar di ponselku saja dan sengrat kamu dulu yang ambil suara!”

 “Ya hyung mengapa aku yang pertama biasanya juga aku paling terakhir?”

 “Apa kamu tidak mendengar perkataan youngbae tadi? Sudah jangan banyak tanya?”

 Mau tak mau seungri menuruti jiyong.

 “Noona kita lanjut lagi nanti ya!”

 “Ok, fighting!

 Sementara semuanya sibuk dengan kegiatannya masing – masing dara yang bosan menunggu mereka akhirnya keluar dari studio jiyong untuk berkeliling bangunan YG.

 Dara berjalan pelan menikmati setiap sudut yang ia temui. Ia terkagum – kagum dengan semua yang ada di tempat itu. Terlihat orang – orang sedang sibuk dengan pekerjaan mereka masing – masing. Tak sengaja dara masuk ke dalam ruangan kosong dan usang.

 Dia berkeliling sebentar melihat pajangan lukisan dan foto – foto yang terpampang disana. Ruangan ini seperti ruangan rahasia seseorang karena foto – foto yang terpampang hanyalah foto seorang wanita. Wanita itu cantik dan senyumnya sangat manis. Dara memperhatikan seksama wanita itu.

 ‘Siapa dia? Mengapa sangat tak asing bagiku?’

 Tak kuasa dara menyentuh foto itu, menyentuh setiap lekukan wajahnya. Dia melihat sesuatu di sudut salah satu foto wanita itu.

Dia membersihkan debu yang menutupi sebuah tulisan.

 ‘Kim jin~ah..!’

 Tring!!

 Suara ponselnya menghentikan tangannya untu membersihkan debu tadi. Dara melihat ponselnya dan ternyata Lee Minho lah yang menelponnya. Darapun menjawabnya dengan senang hati melupakan foto wanita tadi.

 **

 “Jiyong?”

 “Hmm..?”

 “Jiyong?”

 “Hmm..?”

 “Jiyong?”

 “Apa dara? Berhenti menggangguku!”

 “Bolehkah aku pergi keluar sebentar! Aku ingin bertemu dengan temanku jiyong!”

 “Pergi saja! Jangan menggangguku! Ingat berhati – hatilah jangan sampai ada yang memergokimu!”

 “Iya, nanti aku akan berhati – hati!”

 “Hmm… jangan lupa pulang ke rumah yang baru!”

 “Ok, anyeong!”

 **

 “Minho, ya kamu ada dimana?”

 “Sebentar lagi aku sampai!”

 “Aissshh, cepat aku sendirian!”

 “Eyyy, tunggu sebentar!”

 “Cepat aku takut!”

 DAR…

 “Oh my God , minho!! Kamu sungguh mengejutkanku! Aishhh… mengapa lama sekali?”

 “Hehehe..  habisnya kamu lucu berdiri tegang seperti itu jadi aku tak kuasa ingin mengejutkanmu!! Mian, tadi aku harus izin managerku dulu jadi agak lama!”

 “Ya sudah! Kamu pasti lelah, habis shooting langsung pergi kesini!”

 “Ah.. tidak juga lagipula aku akan bertemu denganmu ini, lelahku akan hilang dengan sekejap!”

 “Memangnya aku ini apa? Sebenarnya kita mau kemana? Aku harus berhati – hati saat berada di luar, saat ini banyak yang penasaran denganku karena jiyong!”

 “Oh iya, aku baru baca berita memangnya benar kamu dan jiyong berpacaran?”

 “Ah.. itu hanya settingan saja! Kami hanya berpura – pura!”

 “What ?? Jadi berita itu bohongan? Memang bagaimana awalnya semua ini bisa terjadi?”

 “Karena sebuah incident , terlalu lama jika aku ceritakan! Eh.. aku mohon jangan kamu beritahu siapapun tentang masalah ini! Hanya kamu orang yang aku beritahu!”

 “Tenang saja rahasimu aman padaku!”

 “Minho~ah, lalu sekarang kita kemana?”

 “Seperti yang aku janjikan padamu! Pertama kita akan menonton sebuah konser, lalu kita akan makan ice cream sepuasnya!”

 “Yuhuuu kaja !!!”

 =======

 In one ok rock concert

 “Oh God , mereka sangat keren sekali!”

 “Mereka keren, keren sekali sampai aku hampir kehilangan kesadaranku! Lihat saja telingaku sampai merah seperti ini karena teriakanmu!”

 “Aishhh.. itu karena mereka sangat keren aku sampai tak sanggup menahan emosiku untuk menyoraki mereka!”

 “Hmm… sepertinya aku salah membawamu ke konser ini!”

 “Kenapa?”

 “Tidak, hanya .. sudahlah! Ayo sekarang kita berburu ice cream!!”

 “Minho~ah jangan lupa pasang masker , kaca mata hitam dan topimu!!”

 “Iya kamu juga! Sini aku pasangkan topi dan maskernya!”

 Dara dan minho sudah seperti sepasang kekasih saat ini. Kadangkala minho menyimpan tangannya di bahu dara seperti sudah nyaman sekali dia melakukannya tanpa ada rasa canggung.

 Dara juga sangat menikmati waktunya bersama minho, dia tersenyum dan tertawa lepas saat berasamanya.

 “Terimakasih minho! Kamu membuatku sangat senang hari ini!”

 “Hmm.. tenang saja! Jika si jelek jiyong memperlakukanmu dengan buruk, tinggalkan saja dia dan datang kepadaku ok!”

 “Jahah bisa saja! Ngomong – ngomong jam berapa sekarang? Oh God,  aku harus pulang sekarang! Pasti jiyong sudah menungguku!”

 “Ini masih jam 8 dara, kita masih punya waktu banyak untuk berkeliling lagi!”

 “Mian, tapi aku benar – benar harus pulang!”

 “Baiklah, kamu masih tinggal di apartment yang kemarin?”

 “Ah… kami sudah pindah! Ini alamat baru rumah kami yang sekarang!”

 “Ok, come on !”

 “Errr.. sepertinya lebih baik aku pulang sendiri saja! Aku tak ingin kalian bertengkar lagi saat kalian bertemu!”

 “Aku janji hanya mengantarmu sampai depan rumahmu saja ok! Jadi jangan khawatir!”

 “Emp baiklah!”

 ======

 Dara memperhatikan rumah barunya itu dari kejauhan. Lampu menyala terang menandakan jiyong sudah pulang.

 “Gawat!! Mengapa jiyong pulang sepagi ini? Biasanya dia akan pulang larut malam!”

 Dara berjalan mendekati rumah itu dengan hati – hati. Dia sesekali berjinjit dan menyembunyikan tubuhnya menempel pada tembok rumah orang lain seraya memikirkan cara untuk masuk tanpa amukan dari jiyong kelakuannya sudah seperti mata – mata.

 ‘Apakah aku harus masuk dengan sembunyi – sembunyi atau masuk dengan biasa saja! Ahhh… dua – duanya sama – sama berbahaya!’

 Pada akhirnya dara memilih untuk sembunyi – sembunyi masuk kedalam tanpa sepengetahuan jiyong.

 Saat dara hampir dekat dengan pintu masuk lampu rumah yang tadinya menyala terang sekarang gelap gulita.

 ‘Aha, pasti jiyong yang mematikannya! dia selalu tertidur dalam keadaan gelap gulita! Yes… kesempatanku!’

 Namun saat dara melihat rumahnya itu harus dibuka dengan mode password . Wajahnya langsung murung dan bingung.

 “Aishhh aku lupa menanyakan password rumah ini! Bagaimana ini? Mana sangat dingin sekali di luar sini!”

 Sebenarnya jiyong melihat dara dibalik jendela didekat pintu itu. Dia melihat dara kesal dan khawatir. Kesal karena pulang terlambat dan khawatir dengan udara di luar, saat ini suhu di luar sangat dingin dan pakaian yang dara pakai tidak membantu sama sekali.

 Dia ingin membuka pintu dan menyambutnya pulang namun dia memegang teguh prinsipnya. Pada akhirnya jiyong pergi ke kamar tidurnya meninggalkan dara yang sedang kebingungan sendiri.

 Jiyong sebenarnya tidak mengunci pintu itu, jadi walaupun tanpa memasukan

kode password pun dara bisa masuk hanya dengan menekan ganggang pintu itu dan pintu itu pun akan terbuka.

 Namun dara tak memikirkan hal itu, dia ingin menghubungi jiyong untuk membukakan pintunya namun karena takut membuat jiyong marah akhirnya dara mengurungkan niatnya.

 Dia melihat 2 buah ayunan disamping rumahnya itu didalam sebuah taman kecil, dengan memeluk tubuhnya erat dara duduk disana bersandarkan pada gagang ayunan itu. Udara saat ini sangat membunuh dara! Dia sesekali mengigil, menggosok – gosokan tangannya untuk mengurangi rasa dinginnya itu. Berupaya menutup matanya namun gagal karena rasa dingin yang sedari tadi menusuk tubuhnya.

 **

 ‘Haruskah aku menghampirinya? Tapi.. mungkin saja dara sudah masuk sedari tadi dan tertidur pulas saat ini!’

 Jiyong gelisah, dia tak bisa menutup matanya. Dia tak mendengar suara pintu terbuka ataupun tertutup. Membuatnya khawatir apakah dara masih berada di luar.

 ‘Oh god, ini membuatku gila! Lebih baik aku melihatnya! Ini sudah terlalu lama!’

 Jiyong beranjak bangkit dan berlari ke arah pintu, dia terkejut ketika tidak melihat siapapun disana. Dia memeriksa setiap ruangan di rumah itu namun dara tak kunjung ia temukan.

 Jiyong mencoba berkeliling disekitar rumahnya itu. Ketika dia mendengar suara rintihan seseorang dia yakin jika itu dara.

Jiyong berlari ke arah sumber suara itu dan berakhir pada sebuah taman. Dia memeriksa taman itu dan benar saja dara berada disana sedang menggigil kedinginan di sebuah ayunan.

 “Dara~ah?”

 “Hmm..!”

 Dara melihat jiyong dengan tenaganya yang masih tersisa. Jiyong yang melihat dara dengan keadaan seperti langsung mengangkatnya dan berjalan masuk ke dalam rumah.

 “Jiyong, dingin sekali!”

 “Pakai selimut ini! Mengapa kamu bodoh sekali! Mengapa tidak menghubungiku atau masuk ke dalam rumah dara!”

 “Aku tak ingin membuatmu marah kepadaku lagi!”

 “Dara, sudah lupakan saja itu! Sekarang kamu pakai jaket dan selimut ini aku akan membuatkan coklat hangat untukmu!!”

 Jiyong berlari ke arah dapur sedangkan dara membaringkan tubuh lemas dan kedinginannya di bawah selimut jiyong.

 Tak lama jiyong datang dengan segelas coklat hangat ditangannya.

 “Dara minum dulu ini untuk menghangatkan tubuhmu!”

 Dara membuka matanya dan berusaha bangkit dengan bantuan jiyong.

 “Sudah mendingan?”

Dara mengangguk pelan. Jiyong menyimpan gelas itu dan beranjak naik ke atas tempat tidur itu mendekati dara dan memeluknya erat berusaha menghangatkannya yang masih menggigil kecil saat ini.

 “Jiyong, jangan marah lagi!”

 “Sudah jangan banyak bicara dan tidur saja dara!”

 “Janji! Janji padaku kamu tak akan bersikap dingin kepadaku lagi!”

 “Dara!!”

 “Jiyong, kamu tahu aku selalu sedih saat kamu mengacuhkanku! Aku takut saat kamu bersikap dingin kepadaku! Kamu tahu! Kamu itu adalah orang kedua setelah ayahku yang memperhatikanku dengan sangat baik. Sebenarnya aku berbohong padamu, waktu itu memang kamu yang menjadi ciuman pertamaku! Kamu membuatku kesal karena kamu hanya menganggap itu hanya sebagai kecelakaan padahal aku ingin sekali melakukan ciuman pertamaku dengan orang yang aku cintai!”

 “Dara berhenti! Jangan mengigau seperti ini!”

 “Aku tidak mengigau! Jiyong, apa aku sangat jelek dan menyebalkan hmm?”

 “Tidak, kamu cantik dan menyenangkan dara!”

 Jiyong menyadari jika saat ini dara sedang mengigau akibat kedinginan tadi. Entah harus apa jiyong hanya menjawabnya dengan jujur toh dara tak akan sadar dengan apa yang dia katakan dan jiyong jawab.

 “Jiyong!”

 “Hmmm..!”

 “Kamu tahu, aku menyadari jika kamu itu sangat menarik dan sangat baik! Aku juga sadar jika kamu ini sangat tampan aku harus akui itu jika kamu memang manis ketika tersenyum! Aku sangat senang melihatmu tersenyum dan tertawa karena kamu sangat tampan dan lucu saat itu!”

 ‘Ini menarik untuk didengarkan!’

Pikiran nakal jiyong muncul seketika.

 “Benarkah aku tampan? Lebih tampan dari minho?” Jiyong tersenyum geli.

 “Minho tampan tapi kamu manis!”

 Wajah jiyong berubah kesal.

 “Jiyong~ah aku ingin bertanya padamu? Ini pertanyaan yang sejak dulu aku simpan di dalam hati. Apakah kamu menyukaiku? Apakah menyayangiku? Atau aku hanya orang sesaat untukmu? Hehehe.. apa yang aku pikirkan aishhh dara sadar!!! Sadar! Pasti jiyong menganggapku sebagai orang sesaat hehe.. memang siapa aku? Aku menyebalkan dan sumber dari segala masalahmu, iya ‘kan jiyong?”

 Ketika itu wajah jiyong menjadi serius, pikirannya pun berpikir keras. Dia sendiri menanyakan hal yang sama pada dirinya sendiri. Apa arti seorang dara dihidupnya?

 Jiyong melirik wajah dara yang saat ini tertidur pulas dipelukannya. Merapihkan rambut yang menutupi wajahnya jiyong membelai lembut pipi dara dan mengecup keningnya pelan.

 ‘Aku juga tak tahu dara! Apakah kamu hanya sesaat atau memang aku telah menyayangimu? Sebenarnya yang terjadi adalah aku takut! Aku takut! Takut kehilanganmu! Rasanya ingin aku perpanjang kontrak itu menajadi selamanya bukan hanya untuk satu tahun!’

 

 

 =====

 Tring!!! Tring!!! Tring!!!

 ‘Aishhh.. berisik sekali!’

 “Jiyong, angkat ponselmu!”

 “Aku masih ngantuk dara!”

 “Biar aku saja yang mengangkatnya!”

 “Hmmm…!”

 —–

 “Hello… !”

 Matanya terbuka lebar saat mendengar suara perempuan. Dara mengerutkan keningnya ketika melihat nama dilayar ponsel jiyong.

 ‘Dami’

 Siapa itu, nama yang baru dara dengar. Ada hubungan apa dengan jiyong?

 “Hello! Ya Kwon Jiyong!  Kamu masih tidur? Jam berapa sekarang?”

 Dara semakin bingung saat perempuan itu berteriak kepada jiyong.

 “Dara~ah, telepon dari siapa itu?”

 Terdengar suara serak jiyong, dara menengoknya kebelakang. Jiyong masih bersembunyi dibalik selimutnya. Namun tiba – tiba jiyong bangkit dan mengambil ponselnya secara paksa.

 Jiyong beranjak pergi meninggalkan dara yang sedang tertegun bingung seraya menjawab telpon tadi.

 **

 “Jiyong, perempuan itu siapa?”

 “Ah.. hanya seseorang! Dara cepat bangun dan bersiap – siap! Aku sudah terlambat, hari ini aku akan kembali menjadi seorang penyanyi!”

 “Oh baiklah jiyong!”

 Dara masih memikirkan dengan bingung siapa perempuan yang menelpon jiyong tadi. Bukankah nama kekasihnya jin~ah, atau ini adalah kekasih barunya? Dara ingin sekali bertanya pada jiyong namun dia takut jika jiyong akan marah dan bersikap dingin kepadanya lagi.

 “Jiyong aku sudah selesai!”

 “Emp, tunggu di mobil saja dara! Aku masih belum selesai!”

 “Ok, dasar jiyong! Fashionista sejati! Menyebalkan dia lebih mementingkan dan meluangkan waktu banyaknya untuk pakaiannya daripada untukku!!”

 “I hear you dara!” Teriak jiyong dari dalam kamarnya mendengar ocehan dara. Wajah dara pun memerah dan menutup mulutnya malu.

 ‘Opps..!’

 ======

 “Noona , noona !!!”

 “Aigo seungri~ah!”

 “Ya seungrat jaga jarak dengan dara! Radius 5 meter ok!”

 “Ya hyung, dara noona saja tidak protes apapun terhadapku mengapa kamu bawel sekali!” Seungri langsung menyembunyikan tubuhnya dibelakang dara.

 “Ya kau bilang apa? Aku bawel!! Ok, lihat saja aku akan memotong bagianmu disetiap lagu yang aku buat!”

 “Aishh, aku menyerah!”

 Dara melihat mereka dengan senyuman manisnya. Sangat menikmati waktunya bersama jiyong dan member BIGBANG lainnya.

 “Sudahlah biarkan saja jiyong! Lagipula terus terang saja jika kamu cemburu kepada seungri!”

 “Ya Top hyung! Siapa bilang aku cemburu? Aku hanya mengingatkan seungri saja untuk memperlakukan dara dengan seharusnya dan sepantasnya!”

 “AH… terserah kamu saja! Oh iya, berapa lama lagi giliran kita dimulai?”

 “Sekitar 10 menit lagi!”

 “Baiklah mari kita bersiap – siap! Ok, ini adalah pertama kali lagi kita tampil secara utuh, kita harus yakinkan bahwa kita tetap BIGBANG!”

 Para anggota yang lain pun segera bersiap – siap dan menunggu di ruang yang telah staff siapkan. Seperti yang jiyong katakan dara akan menunggunya di bawah panggung sambil menonton dan mendukung mereka. Jiyong tidak mengkhawatirkan dara, dia yakin para fansnya akan memperlakukan dara dengan baik.

 Dara berdiri di belakang bangku penonton bergabung dengan fans lainnya. Dara berusaha menutupi wajahnya takut namun tak ada satu orangpun yang memperdulikannya semuanya sibuk dengan kegiatan mereka.  Dara memegang crownstick BIGBANG yang diberikan oleh seungri kepadanya. Semua orang terlihat sangat antusias, sama dengannya. Tak sabar ingin melihat jiyong tampil.

‘Ahh… mereka akan tampil! Aku harus bisa mendapatkan moment Yang tepat untuk mendapatkan foto yang bagus!’

Namun pada akhirnya dara hanya bisa mendapatkan beberapa foto karena terlalu terpesona dengan penampilam mereka yang luar biasa sehingga dia hanya focus ke depan menikmati penampilan mereka.

‘Pantas saja banyak sekali yang mengagumi mereka, aku saja yang baru mengenal mereka sudah jatuh cinta dengan karya musik mereka!’

Setelah penampilan mereka selesai terjadi kericuhan, penonton yang duduk dibelakang tiba – tiba maju ke arah depan sehingga mendorong orang – orang yang ada didepan. Dara yang ketakutan menghadapi situasi ini hanya jongkok dibawah kursinya menunggu semuanya selesai namun keributan malah menjadi besar banyak orang – orang yang terjatuh. Suara jeritan tak terelakan sampai akhirnya para staffs harus keluar mengambil tindakan. Dara masih diam ditempat, ponselnya menyala sedari tadi ia acuhkan karena ketakutan. Namun seorang menarik tangannya bangun, dara melihatnya dan sangat lega saat melihat jiyong didepannya. Tak sadar dara telah memeluknya serta menangis tersedu – sedu dipelukannya.

“Sudah jangan menangis!  Kamu cengeng sekali hmmm..!!”

“Tapi aku takut!”

“Ya sudah, ayo kita ke backstage biar kamu bisa istirahat! Biarkan para sttaf yang mengurusi ini semua!”

Dara dan jiyongpun berjalan ke belakang panggung melupakan dirinya yang saat ini sedang menjadi G-Dragon tanpa menutupi wajahnya terlalu khawatir dengan keadaan dara. Saat tadi kericuhan terjadi jiyong tanpa pikir panjang berlari kearah bangku penonton mencari dara, untung saja tak ada yang melihatnya jadi mereka bisa secepatnya kembali ke ruang tunggu.

Terlihat beberapa staff sibuk membawa para fans yang pingsan karena terdesak tadi. Dara melihat salah satu perempuan yang terduduk sendiri memegangi kakinya. Wajahnya menunduk sehingga dara tak bisa mengetahui siapa dia tapi ketika perempuan itu berdongak ke atas, dara langsung menghampirinya seraya berteriak riang .

“IU!!!!”

“Dara… eh dara eonni??”

 

 

TBC

Anyeong…

Para readersku aku bakalan update ini cerita secara marathon…

Soalnya ceritanya mau aku tuntasin secepet – cepetmya, takut kalian udah pada bosen bacanya. Mwehehehehe !!!!

Hengshoooo…

 

<<back next>>

Fighting Nur & Fighting Applers!

12 thoughts on “THE MAGIC OF LOVE [Chap. 23]

Leave a comment