[Oneshoot] The Truth (Stay With Me sequel)

the truth

Author: Jung Yoorey || Title: The Truth (Stay With Me sequel) || Cast: Sandara Park (Dara 2NE1), Kwon Jiyong (GD Big Bang) || Other Cast: Find it by yourself || Genre: Romance|| Rating: Teenager || Backsound’s: Taeyang – Love You To Death

Authors note : annyeong kembali lagi dengan sequel stay with me yang acak-acakan ini>< mungkin disini bukan lebih ke sequel tapi ke penjelasannya biar semuanya jelas xD jadi check it out aja deh biar ga makin penasaran/? Wkwk

Happy Reading, Applers!

*

Kenapa Jiyong melakukan hal itu pada Sandara?

Jiyong menghela nafas dan menahan senyumnya. Ia benar-benar senang saat ini. ia bertemu dengan seseorang yang dulu pernah mengisi hidupnya selama kecil dulu. Ya, gadis itu. Lee Chaerin. Entah Jiyong pikir itu takdir atau bukan, yang jelas Jiyong merasa sangat senang. Ayolah, siapa yang tidak senang bertemu dengan cinta pertamanya?

Jiyong baru sadar kalau Chaerin yang lebih dulu debut di YG itu adalah teman sepemainannya dulu ketika kecil di panti asuhan. Chaerin juga sama sepertinya, yatim piatu. Tapi bedanya Chaerin di adopsi pada usia 13 tahun dan meninggalkan Jiyong yang berusia 14 tahun saat itu. sejak itu Jiyong merasa benar-benar hampa karena ia benar-benar dekat dengan Chaerin dan berniat untuk hidup bersama Chaerin selamanya. Tapi Chaerin sepertinya akan lebih senang jika memiliki orang tua daripada seorang lelaki berusia 14 tahun yang belum bisa apa-apa.

Tapi siapa sangka kalau mereka akan kembali bertemu di YG? Dengan Chaerin yang sudah menjadi artis dalam sebuah agency yang juga diikuti oleh Jiyong. Jiyong benar-benar tidak menyangka kalau ia akan bertemu lagi dengan cinta kecilnya itu.

Dan parahnya, ternyata Chaerin lah yang meminta Hyunsuk—YG director, untuk mendebutkan Jiyong secepatnya dengan alasan bahwa Jiyong itu sudah berbakat sejak kecil dan memiliki banyak pengalaman menyanyi walau hanya penyanyi jalanan.

Dan disinilah ia. Di atap gedung YG sambil menatap gemerlap kota seoul. Bersama Chaerin.

“Kenapa bisa sajangnim menyetujui permintaanmu?” mulut Jiyong benar-benar gatal untuk bertanya.

Chaerin tersenyum tipis. “Aku hanya bilang kalau aku akan memakai rok di konser soloku nanti dan dia menyetujuinya. Tapi tentu saja ia juga terpukau dengan bakatmu.”

Jiyong menoleh bingung. “Maksudmu?”

“Kau kan memang berbakat oppa. Lagumu sungguh menakjubkan, suaramu amazing, wajahmu juga.. em tidak buruk, hehe.” kekeh Chaerin.

Jiyong hanya tersenyum tipis. “Ya aku tau itu. Tapi apa maksudmu dengan memakai rok?”

Chaerin membulatkan bibirnya. “Oh. Selama ini aku sangat anti memakai rok dan sajangnim selalu memaksaku untuk memakai rok karena katanya itu permintaan para fans dan jika aku melakukannya, itu akan baik untuknya—entah kenapa. tapi aku selalu menolak. Jadi aku melakukan perjanjian dengannya, aku tidak menyangka akan semudah itu.”

Jiyong terpukau. “Harusnya aku yang mengatakan itu. Aku tidak menyangka akan semudah ini. Tapi ngomong-ngomong, kenapa kau tidak mau memakai rok? Kau kan perempuan.”

Chaerin menatap Jiyong membuat pandangan Jiyong terkunci di mata kucing Chaerin yang berkarisma. “Kau lupa, oppa? Kau kan dulu pernah menyingkap rok ku didepan umum ketika umurku 11 tahun! Sejak itu aku jadi anti memakai rok.” Desis Chaerin.

Jiyong terbahak. “Maafkan aku, tapi kau benar-benar menggemaskan saat itu. Siapa suruh kau terus pamer rok itu padaku dan setiap orang yang kau lewati? Karena kesal jadi kusingkap saja rok mu itu.” ucap Jiyong sambil terkikik.

Chaerin mendengus kesal sambil memukul bahu Jiyong. Bibirnya mengerucut.

Jiyong tersenyum dan mulai merasakan jantungnya yang berdebar tidak keruan. Pikirannya mulai hilang. Termasuk Sandara. Karena mungkin otak dan hatinya mulai kembali berfokus pada perasaannya ketika kecil dulu untuk Chaerin, cinta pertamanya.

Jiyong menyentuh bahu Chaerin membuat Chaerin menoleh bingung. “Chae-ah..”

Chaerin mengangkat alisnya. “Wae, oppa?”

Jiyong menarik nafas dalam dan segera mendekatkan wajahnya ke wajah Chaerin. Chaerin terbelalak kaget. Dan semuanya pun terjadi. Jiyong dengan ingatan masa lalu yang besar mampu membuat Sandara tersingkir dari otak dan hatinya.

*

Apa yang terjadi pada kado yang Dara titip pada Jenny untuk diberikan pada Jiyong?

Jiyong tidak tahu harus berkata apa pada Chaerin. Hari ini ulangtahunnya dan besok adalah debutnya. Chaerin bilang itu adalah hadiah untuk Jiyong. dan seperti belum cukup, Chaerin juga mengajak Jiyong merayakan ulang tahunnya di ruang latihan setelah memohon izin pada Hyunsuk bahwa hal ini tidak akan mengganggu konsentrasi Jiyong. Dari situ Jiyong tahu kalau Chaerin adalah salah satu artis kesayangan Hyunsuk.

Tapi sepertinya hal itu tidak berjalan mulus. Setelah merayakan ulang tahun Jiyong, mereka berdua meminum beberapa sampanye dan hebatnya Jiyong roboh duluan. mungkin karena ia kelelahan. Chaerin dengan terpaksa harus membopong Jiyong ke mobilnya untuk mengantar Jiyong pulang ke dorm barunya.

Chaerin lengkap dengan penyamarannya begitu juga Jiyong yang Chaerin pasangkan asal-asalan. Tapi rupanya penyamaran Jiyong tidak begitu sempurna karena seseorang menyapanya dengan mudah. Oh, menegurnya lebih tepat.

“Kwon Jiyong-ssi?”

Chaerin menoleh dan mendapati seorang resepsionis yang dikenalnya sebagai Jenny Kim itu berjalan kearahnya dengan sebuah kantongan ditangannya. “Jenny? Ada apa?”

Jenny sedikit mengernyitkan keningnya melihat Jiyong yang berada dalam rangkulan Chaerin—dalam keadaan tidak sadar. “Ch-Chaerin-ssi? ada apa dengan Jiyong-ssi?”

Chaerin meringis. “Err, Jenny-ah, kupikir ini rahasia kita. Jiyong sepertinya mabuk dan aku akan mengantarnya pulang. Ada urusan apa?”

Jenny mengangguk kecil sambil sesekali melirik Jiyong yang masih bergumam-gumam tidak jelas. Jenny menyodorkan sebuah bungkusan pada Chaerin. “Tadi kakak Jiyong datang dan mengatakan untuk memberi ini untuk Jiyong.” ucapnya.

Kening Chaerin mengerut. “Mwo? Jiyong tidak punya saudara, ia yatim piatu.”

Jenny ikut mengernyitkan kening. “Eh? Benarkah? Lalu perempuan tadi siapa? Dia mengaku sebagai kakak Jiyong-ssi.”

Chaerin mengangkat bahunya sedikit. “Mungkin salah satu fans, lagipula hari ini kan ulang tahun Jiyong.” ucapnya sambil mengerling Jiyong.

Jenny mengangguk kecil. “Oh baiklah. Lalu ini harus kuapakan?”

Chaerin memandang bungkusan itu. “Mungkin kau bawa pulang saja. Kalau isinya sesuatu yang berhubungan dengan pria, kau bisa memberinya pada kekasihmu si Taehyun itu.” Usul Chaerin yang membuat wajah Jenny memerah.

“E-eh?”

Chaerin terkekeh. “Sudahlah, ambil saja. Nanti aku yang beritahu Jiyong.”

Jenny menggaruk tengkuknya dan mau tidak mau mengangguk. Ia membungkuk pada Chaerin. “Gamsahamnida, Chaerin-ssi.”

Chaerin mengangguk lalu berlalu dari hadapan Jenny yang tersenyum-senyum dengan kantung di tangannya.

Ia melupakan untuk menyebut nama pengirimnya. Dan itu membuat Chaerin memberitahu pada Jiyong bahwa yang mengirim hadiah itu adalah seorang fans yang menyamar sebagai kakak Jiyong dan ia memberi hadiah itu pada Jenny—hitung-hitung menjaga rahasia bahwa Jiyong mabuk sehari sebelum ia debut.

*

Apa yang terjadi pada Jiyong, Dara, dan Youngbae malam itu?

Youngbae mau tidak mau bingung sendiri harus melakukan apa. Di lain sisi ia ingin segera menghajar Jiyong, tapi disisi lain juga ia ingin menghibur Sandara. Tapi akhirnya ia memutuskan untuk mendekati Sandara yang sedang terisak dengan nafas tersendat-sendat beberapa meter di bawahnya.

Youngbae merasa sakit melihat Sandara yang sepertinya benar-benar terluka. Youngbae berjongkok didepan Sandara dan menyentuh lengan gadis itu. Sandara yang sedang menutup wajahnya dengan kedua tangannya itu sedikit membuka tangannya dan seketika ia memeluk Youngbae cepat.

Youngbae terlonjak dan kelabakan. “E-eh? Da-Dara?”

“Kumohon ka-katakan kalau itu bu-bukan Jiyong.. hiks hiks ku-kumohon..” isaknya dengan nafas yang terus tersendat.

Youngbae meneguk liurnya. Tangannya terulur menyentuh rambut Sandara yang tergerai lalu mengelusnya upaya menenangkan gadis itu. Tapi yang ada Sandara makin memperkeras isakannya. Youngbae mau tidak mau menggunakan instingnya sebagai seorang sahabat, membalas pelukan Sandara dengan hangat.

“Tenanglah Dara. Jangan seperti ini. kau kuat, aku tahu itu…” bisik Youngbae membuat isakan Sandara tetap keras dan makin menjadi-jadi. Tangannya meremas kemeja Youngbae. Youngbae mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan wajah Sandara di bahunya. “Menangislah sepuasmu, setelah kau menangis, percayalah kalau semuanya akan tetap baik-baik saja.” Bisik Youngbae lagi.

Sandara benar-benar menangis di bahu Youngbae. Kali ini isakan yang keluar begitu menyakitkan. Bahunya naik turun bersamaan dengan nafasnya yang tersengal.

Sementara itu tanpa dua orang itu sadari, Jiyong berdiri tepat di ambang pintu sambil menyentuh dadanya sendiri. air matanya menetes dengan pelan menyapa lantai dingin tangga darurat. Jiyong ingin sekali mendekati Sandara, memeluk gadisnya itu dan mencoba untuk mengakui kesalahannya. Toh, untuk apa ia menjelaskan kalau semuanya sudah jelas dimata Sandara? Jiyong juga tidak bisa mengelak kalau dirinya itu selingkuh.

30 menit kemudian pun akhirnya tangis Sandara mulai mereda dan bahkan ia benar-benar berhenti mengeluarkan suara. Youngbae mendengar dengkuran halus di bahunya dan tersenyum tipis. Sandara tertidur.

Dengan sigap Youngbae melepas pelukannya dan menggendong Sandara menuruni anak tangga. Ah, ia keluar di lantai itu dan memutuskan untuk mengambil lift. Ayolah, mana mungkin Youngbae kuat menggendong Sandara sambil menuruni ratusan anak tangga?

Setelah Youngbae menutup pintu dengan kakinya, barulah terdengar isakan dari atas sana. Ya, Jiyong. Lelaki itu bersandar lemas di belakang pintu sambil menempelkan telapak tangannya di dahi. Sebuah isakan tertahan.

Hiks.”

Jiyong menggigit bibirnya kuat. Kakinya melemas dan ia jatuh bersandar di pintu. air matanya turun dengan sangat deras. Perasaannya berkobar, entah itu menyesal atau cemburu. Menyesal telah melakukan hal ini, atau cemburu karena Youngbae yang berada disamping Sandara—gadisnya.

Jiyong tahu. Ia memang pantas mendapatkan ini. mungkin sebentar lagi Sandara dan Youngbae menjadi sepasang kekasih? Jiyong pantas. Benar-benar pantas. Dan ia ikhlas jika itu benar-benar terjadi.

Setidaknya ia perlu merasakan apa yang Sandara rasakan.

*

Chaerin dan Jiyong? Youngbae dan Sandara? Jiyong dan Youngbae? Sandara dan Jiyong?

“Kurasa kita harus berpisah, Chae.” Bisik Jiyong pelan. Wajahnya terlihat lemas.

Chaerin menghela nafas. Ia tahu ini pasti akan terjadi setelah melihat kejadian kemarin malam dimana Sandara yang ternyata kekasih Jiyong datang ke apartement Jiyong.

Jiyong menatap Chaerin bersalah. “Maafkan aku karena telah membohongimu. Tapi aku tidak bermaksud untuk itu, Chae. Aku.. aku benar-benar terhipnotis oleh perasaanku dulu padamu sehingga dengan bodohnya melupakan bahwa aku memiliki Sandara. Aku sadar, aku tidak benar-benar mencintaimu. Mungkin aku hanya senang bersamamu karena kita sudah kenal sejak kecil, terlebih lagi kau first loveku. Tapi aku tahu ini salah, aku tidak seharusnya memasukkanmu dalam masalahku. Maafkan aku Chae.”

Chaerin terdiam. Tangannya mulai meremas ujung kausnya di bawah meja cafe. Ia tidak mau berpisah dari Jiyong. tapi bagaimana caranya? Jiyong tidak ingin bersamanya lagi. Dan Chaerin tahu, ia tidak boleh membuat orang yang dia cintai menderita.

Bahu Jiyong melemas. “aku tahu ini pasti berat untukmu. Sungguh maafkan aku. kalau kau mau, kau bisa membunuhku, Chae. Aku rela mati sekarang.”

Chaerin menggeleng lalu tersenyum tipis. Tangannya mulai bergetar meremas ujung bajunya. “Tidak. Aku tidak akan melakukan itu.”

Jiyong menatap Chaerin. “Kita masih bisa menjadi adik kakak, kan?”

Chaerin makin meremas ujung bajunya. Mati-matian ia menahan air matanya yang sungguh ingin jatuh. Bibirnya tersenyum. “Tentu saja. Lagipula aku tidak ingin menjadi orang ketiga. Itu benar-benar rendahan, hahaha.” Candanya berusaha menutupi rasa sedih dan kecewanya.

Jiyong tersenyum tulus pada Chaerin. “Terima kasih Chae. Maaf kalau hubungan ini harus berakhir seperti ini. Tapi terima kasih Chae, terima kasih.” ucapnya lembut.

Chaerin membalas senyum Jiyong. “Anything for you, brother.”

Jiyong mengangguk. “Baiklah. oppa akan kembali ke dorm. Kau pulanglah segera, nanti managermu mencarimu. Annyeong, Chae.” Pamit Jiyong sambil mengelus puncak kepala Chaerin membuat tubuh Chaerin bergetar hebat. Tepat ketika Jiyong berbalik meninggalkannya, air matanya turun dengan deras.

Ini pilihan yang benar kan? Ini pilihan yang tepat kan? Ia tidak salah pilih kan? Walau harus tersakiti, Chaerin tidak ingin menjadi orang ketiga dalam hubungan Jiyong dan Sandara. Ia juga wanita, Sandara pasti jauh lebih sakit hati. Munafik? Ya, itu yang Chaerin lakukan. Ia melepas Jiyong untuk wanita lain walau dirinya sendiri tidak benar-benar ikhlas melepas Jiyong. Tapi bagaimana kalau memang ini pilihan untuk menuju takdir yang lebih baik dari ini?

Chaerin tahu, ia tidak salah pilih. Jiyong bukan untuknya. Tapi untuk Sandara.

*

Jiyong melangkah gusar memasuki dormnya. Baru beberapa langkah ia masuk, seseorang langsung mendorongnya sehingga menabrak pintu. Jiyong terbelalak menatap Youngbae yang ternyata mendorongnya.

“Youngbae? Apa yang kau lakukan?!” teriak Jiyong kesal.

Youngbae tersenyum meremehkan. “Justru aku yang ingin tanya, apa yang kau lakukan pada Sandara?!”

Jiyong melunak. Wajahnya yang tadi mengeras sekarang melemas. “Seperti yang kau lihat.” Ucapnya dingin. Ia kembali teringat ketika Youngbae memeluk dan menggendong Sandara semalam.

Youngbae mengepalkan tangannya. “Kau lelaki brengsek! Bagaimana bisa kau selingkuh dari Sandara?!”

Jiyong mendongak menatap taeyang lesu. “Aku tahu aku brengsek. Aku sungguh ingin membunuh diriku sendiri karena sudah selingkuh darinya. Tapi Bae, aku benar-benar arkh.. aku tidak tahu cara menjelaskannya padamu. Intinya aku benar-benar buta akan Chaerin. Dia cinta pertamaku, dia membuatku lupa siapa Sandara. Oleh karena itu aku benar-benar.. ingin minta maaf padanya..”

Youngbae mendengus. “Jangan harap kau bisa mendekati Sandara lagi setelah kau melakukan hal ini padanya. Kau tidak dengar kemarin dia bilang putus denganmu?”

Jiyong menatap Youngbae kosong. “Aku tahu. Aku tahu itu. Tapi aku benar-benar ingin bicara dengannya, Bae. Aku tahu kau sebagai sahabat Sandara pasti juga marah. Tapi aku benar-benar melakukan itu semua karena aku dibutakan oleh Chaerin dan iming-iming ketenaran yang ia berikan.”

Youngbae tersenyum sinis. “Aku peduli? Tidak. aku ingin kau untuk tidak menemui Sandara lagi. Dan jika kau memang berusaha untuk itu, aku akan katakan padamu bahwa itu percuma.” Dengus Youngbae lalu meninggalkan Jiyong yang jatuh terduduk dibelakang pintu dorm.

*

Percuma. Ya itu percuma.

Youngbae memang menghubungi Bom untuk menyuruh Bom memanggil Sandara ke Busan untuk menjauhi Jiyong. Dan Bom berjanji untuk merahasiakan hal itu dari Sandara karena tidak ingin timbul kesalah pahaman lagi. Youngbae hanya tidak ingin Sandara tersakiti lagi. Dan satu-satunya cara yaitu membuat Sandara pergi jauh dari Jiyong.

Sandara bahkan tidak ingat tentang siapa yang ia peluk malam itu dan membawanya ke rumahnya. Ia juga memutuskan untuk menerima ajakan Bom sekalian untuk melarikan diri dari Jiyong. Ia masih merasa sakit tentang kejadian kemarin.

Sandara hanya ingin waktu untuk menenangkan pikirannya. Tapi tidak dengan balas dendam akan perbuatan Jiyong. Dia tidak memiliki keinginan untuk itu.

Berselingkuh juga? Untuk apa? Untuk membuat Jiyong juga tersakiti? Tidak. Sandara tidak mau. Memang dia sangat bodoh, sangat lemah, dan sangat mudah menerima kenyataan. Tapi apa memang dia harus membalas perbuatan Jiyong? Itu tidak semudah memecahkan telur. Ketika Jiyong tersakiti, Sandara akan menjadi bersalah. Dan pada akhirnya hubungan mereka akan berakhir tanpa sedikitpun jalan terang.

Sandara hanya ingin melupakan hal itu dan membersihkan pikirannya. Mungkin ketika waktunya tepat, Sandara akan menemui Jiyong sendiri dan berbicara dengannya. Tidak peduli kapan waktu itu tiba.

*

Jiyong hancur. Semua karyanya hancur. Lagu, performance, dan seluruh penampilannya hampri minus akibat perasaannya yang kacau balau. Sandara benar-benar menghilang tanpa kabar.

Jiyong sudah menggedor-gedor pontu apartement Sandara sampai bermalam disana, pada akhirnya pemilik apartement mengatakan bahwa Sandara telah pindah entah kemana. Jiyong benar-benar depresi sekarang.

Bahkan Hyunsuk pernah membawa Jiyong ke psikiater karena lelaki itu mengurung diri terus di kamarnya 5 hari dan ketika keluar kamar, ia langsung pergi ke sebuah kelab malam dan mabuk-mabukan disana. Lalu berlari-lari keliling kota dengan topeng emot tersenyum walau ia terisak keras. Berkelahi dengan banyak preman ketika ia mencoba untuk menyuruh preman itu mencari Sandara. Melakukan balapan liar sampai kecelakaan untuk melupakan Sandara. Tapi buktinya ia tetap berdiri hampa di dormnya dengan keadaan yang setara dengan orang gila yang benar-benar berniat untuk mati.

Jiyong menatap Youngbae yang baru keluar dari kamarnya. Youngbae menaikkan alisnya bingung. “Ji? Ada apa?” tanya Youngbae bingung.

Bugh!

Satu kepalan tangan Jiyong mendarat di wajah Youngbae membuat Youngbae tersentak kaget. Youngbae memegangi sudut bibirnya yang meneteskan sebuah cairan kental. Darah. Sudut bibirnya robek.

Youngbae menatap Jiyong kesal. Dengan cepat ia mendorong bahu lelaki itu. “Hey bodoh, apa yang kau lakukan?!”

Jiyong terkekeh. “Ayo balas aku. Biarkan aku juga luka. Kumohon.” Ucap Jiyong setengah memelas.

Youngbae mendengus dan memilih untuk masuk kembali ke kamarnya. Tapi Jiyong menahannya dan..

Bugh!

Satu pukulan kembali mendarat di wajah Youngbae membuat Youngbae tersentak ke tembok. Youngbae menghela nafas kasar dan segera memajui Jiyong dan menghajar Jiyong keras. Jiyong tersenyum ketika Youngbae membalas pukulannya. Dengan sigap Jiyong memukul Youngbae lagi dan Youngbae membalasnya.

Begitu terus sampai akhirnya mereka berdua jatuh babak belur dilantai dorm.

Nafas Youngbae terengah. “Ada apa denganmu, huh?”

Jiyong terkekeh ditengah batuknya. “Aku hanya ingin merasa sakit. Mungkin itu bisa membalas rasa sakit hati Sandara.” Ucapnya parau.

Youngbae menoleh menatap wajah Jiyong dari samping. Ia merasa bersalah telah ikut campur dalam urusan Jiyong dan Sandara. Ia tidak menyangka jika efeknya pada Jiyong akan seperti ini.

Youngbae terhenyak ketika mata Jiyong yang tertutup itu mengalir setetes air hingga mengalir ke telinganya. Menyeka setiap luka di wajahnya.

Dan mungkin juga di hatinya.

*

Sandara memantapkan hatinya untuk tidak menghubungi Jiyong. Ia ingin mencoba untuk menghilang dari kehidupan Jiyong. Mungkin Jiyong bisa karena ia sudah melewati 9 bulan dulu tanpa Sandara.

Minzy sudah memberinya saran untuk membalas perbuatan Jiyong agar Jiyong merasakan hal yang sama, tapi Sandara enggan melakukannya. Ia tidak ingin Jiyong merasakan hal yang sama. Ia mencoba untuk memaafkan Jiyong. Lagipula apa untungnya kalau ia juga membalas perlakukan Jiyong.

“Kau terlalu mudah memaafkannya, Dara. Wanita seperti dirimu ini langka. Jiyong tidak pantas memperlakukanmu seperti ini. Dia sangat brengsek.” Ujar Minzy.

Sandara tersenyum tipis. “Lalu aku tidak akan langka lagi kalau aku membalas perbuatanya, Minkki.” Ucap Sandara yang membuat Minzy mendengus.

“Tapi serius, Dara. Kau terlalu mudah memaafkan Jiyong. Tidakkah kau ingin membuatnya merasakan sakit dulu lalu memaafkannya? Menyebalkan. Kau terlalu baik, makanya Jiyong nyeleweng.” Dengus Minzy lagi.

Sandara menggeleng. “Jiyong pasti punya alasan sendiri walau aku memang tidak semudah itu menerima semuanya. Tapi aku tidak mau selingkuh juga Minzy. Kami juga sudah putus. Membuat Jiyong sakit hati tidak akan membuatku tenang. Itu akan membuatku bersalah, membuatku menjadi pelaku. Cukup menyiksa batinnya saja dengan menghilang darinya, itu sudah cukup. Aku tidak ingin menyiksanya lebih. Karena aku tahu Jiyong. Aku tahu dia bagaimana. Dia pasti akan memilih agar aku lebih baik membalas perlakuannya daripada menghilang seperti ini. Oleh karena itu, aku memilih apa yang membuatnya tersiksa. Walau itu tidak seberapa.” Ucap Sandara.

Minzy menghela nafas dan tersenyum. “Baiklah. untuk kali ini, kau memilih pilihan yang tepat.”

Sandara tersenyum tipis. Dalam hati ia benar-benar berharap semua ini berakhir dan ia bisa mendapatkan akhir yang bahagia.

End of The Truth

***BONUS PART***

16 februari 2013

[130214] (Dilengkapi Foto) G-Dragon dikabarkan tengah berkencan dengan salah satu trainee dari YG yang akan menjalankan debutnya bulan depan. Benarkah itu?

Sandara meringis membaca artikel itu di media internet. Tangannya sibuk menscroll mousenya untuk membaca artikel itu. Beberapa foto terpampang disana membuat Sandara semakin meringis. Itu adalah fotonya dengan Jiyong ketika berkencan untuk valentine kemarin.

Yup. sekarang Sandara sudah menjadi seorang trainee dari YG dan akan segera melakukan debutnya bulan depan. Untuk single pertamanya Sandara akan melakukan duet dengan Jiyong dengan lagu berjudul ‘hello’. Sebenarnya saat itu Sandara hanya menemani Jiyong latihan, tapi kemudian Chaerin membujuk Hyunsuk untuk mengaudisi Sandara dan Sandara lolos menjadi trainee. Chaerin menyukai Sandara karena perempuan itu memang sangat baik dan lucu. Apalagi dia kekasih Jiyong, tentu Chaerin menganggapnya sebagai seorang kakak perempuan. Chaerin sudah meminta maaf juga pada Sandara soal kejadian dulu. Sebagai permintaan maafnya, Chaerin juga akan ikut berkolaborasi dengan Sandara di single pertamanya dengan lagu berjudul ‘kiss’ sekalian mempromosikan album Sandara.

Permasalahannya sekarang adalah Sandara ketahuan berkencan dengan Jiyong, si G-Dragon itu. Membuat Sandara semakin takut untuk melakukan debutnya. Bagaimana kalau para fans membecinya? Tidak menyetujui hubungan mereka? Atau mungkin langsung menghujam Sandara dengan banyak kata kasar.

Cklek

Sandara menoleh dan tersentak ketika mendapati Jiyong berdiri di sana. Dengan cepat Sandara menutup laptop milik Chaerin itu lalu menaruhnya disampingnya. Jiyong tersenyum dan mendekati Sandara.

“Hai. Apa yang kau lakukan sendirian di ruang latihan ini?” tanya Jiyong.

Sandara menggeleng dan berdiri. “Tidak ada. Oh ya, kau tahu kalau kencan kita kemarin menyebar ke internet?”

Jiyong terbelalak. “Benarkah?”

Sandara mengangguk pelan. Apakah Jiyong marah? Atau malu mungkin?

Jiyong mendengus malas. “Menyebalkan sekali.” ucapnya.

Sandara mengernyit. “Kau marah?”

Jiyong menoleh dan mengangguk. “Tentu saja aku marah. Bagaimana bisa itu tersebar?” kesal Jiyong lalu berjalan meninggalkan Sandara yang terhenyak. Kenapa Jiyong jadi marah-marah? Apa ia takut popularitasnya rusak?

Seketika rasa kesal Sandara menyeruak. Ia menghentakkan kakinya. Harusnya dia yang marah. Kenapa jadi Jiyong yang marah?!

*

27 maret 2013

Sandara benar-benar gugup sekarang. 50 persen karena ini adalah performance pertamanya dan 50 persen karena ia akan tampil dengan Jiyong. Ya, sejak sebulan lalu mereka tidak pernah saling bicara karena insiden kecil itu—walau hampir seluruh kpopers gempar karena berita Jiyong berkencan. Mereka berdua kali ini tidak mau mengalah, tidak ada yang ingin mengatakan maaf duluan. Bahkan ketika latihan bersama, Jiyong hanya akan berbicara secukupnya dan Sandara hanya akan mengangguk atau bergumam tidak penting.

Kali ini Sandara sudah siap dengan dandanannya yaitu bandana biru bergaris dengan bajunya yang memiliki potongan bahu yang lebar sehingga bagian leher kirinya jatuh kebawah menampilkan bahu kirinya. Ia juga memadukannya dengan legging bergaris juga sneakers putih. Rambutnya dikepang dan diikat. Ia tampak sangat casual. Lehernya juga digantungkn sebuah kalung cokelat berbentuk lingkaran-lingkaran kecil.

Jiyong sendiri membiarkan rambut blondenya yang berponi itu turun dan hanya di disisir sedikit. Ia menutupnya dengan snapback merah bertuliskan ‘g’ dengan kalung rantai berwarna emas. Ia menutup tubuhnya dengan baju kaus yang sangat kebesaran dengan jeans abu-abu dan sneakers sport.

Keduanya saling mencuekin masing-masing. Chaerin yang datang mendukung jadi bingung sendiri melihat tingkah keduanya. Tapi ia tidak ingin ikut campur dan menemani Sandara.

“Semangat ya, unnie!” ucapnya sambil menepuk pundak Sandara.

Sandara tersenyum gugup. “Terima kasih. Berkatmu aku bisa disini, Chaerin-ah~”

Chaerin tersenyum dan memeluk Sandara. “Ini juga karena kau berbakat unnie.”

Sandara mengangguk senang. “Ya, terima kasih.”

“Sandara-ssi, Jiyong-ssi, kalian akan tampil dalam 2 menit. Stand by di belakang panggung.” Ucap seorang staff yang membuat Sandara melepas pelukan Chaerin.

“Aku pergi dulu ya. Nonton aku, arrasseo? Bye!” Sandara melambai pada Chaerin dan berjalan lebih dulu karena tidak ingin sejajar dengan Jiyong.

*

Selama pertujukan, tidak urung para fans berteriak iri pada performance mereka yang bisa diakui sangat serasi. Apalagi semenjak foto Sandara dan Jiyong berkencan, semuanya terlihat begitu nyata.

Sandara menampilkan yang terbaik di performance pertamanya ini. Jiyong juga melakukannya dengan baik membuat Sandara nyaman di atas sana. Semuanya berjalan sesuai skenario. Bernyanyi, eyecontact, saling tersenyum, dan juga saling merangkul. Semuanya sukses.

Semuanya sukses sampai Jiyong benar-benar keluar dari skenario yang telah mereka latih. Ketika lagu akan habis, Sandara akan ke sisi panggung di sebelah kiri dan Jiyong kekanan, tapi tiba-tiba Jiyong mengikuti Sandara dan menarik tangan Sandara menuju tengah panggung. Sandara sedikit tersontak tapi begitu melihat wajah rileks Jiyong, Sandara juga mencoba untuk rileks.

Tapi akhirnya Jiyong benar-benar menghancurkan skenario dan membuat seluruh kpopers gempar.

Jiyong menurunkan topinya dan menutup wajahnya denganSandara sehingga tidak ada yang tahu apa yang mereka lakukan. Entah itu ciuman atau hanya kamuflase. Semuanya menjadi rahasia keduanya.

Yang jelas setelah itu seluruh fans yang menonton berteriak riuh. Jiyong tersenyum puas sementara Sandara tersenyum kaku. Ia masih shock dengan yang Jiyong lakukan tadi.

Ketika lampu kembali menyala, Jiyong merangkul Sandara ke tengah panggung dan menyapa seluruh fans.

Annyeonghaseyo yeoreobeun, aku G-Dragon berada disini dengan seseorang yang spesial bernama Sandara Park!” Jiyong menunjuk Sandara yang tersenyum manis.

Annyeonghaseyo, aku Sandara Park, artis baru dari YG yang baru melakukan debut pertamaku. Aku harap kalian bisa menyukaiku.” Sandara sedikit membungkuk pada fans yang menjerit-jerit.

Jiyong tersenyum dan merangkul Sandara lebih dalam. “Mungkin kalian semua tidak bisa terima. Tapi aku, G-Dragon, telah memiliki seseorang yang benar-benar spesial dan harus kujaga sampai aku mati. Dialah Sandara Park. Dia perempuan yang membuatku menjadi G-Dragon. Aku pernah menyakitinya dan dia juga membuatku hancur. Tapi kami bisa melewatinya dan sampai saat ini kami tetap bersama. Aku benar-benar mengharapkan restu dari semua fansku. Aku tidak ingin fansku melukai kekasihku sendiri. oleh karena itu perlakukan kekasihku ini seperti kalian memperlakukanku. Aku benar-benar mohon maaf pada para VIP dan dragons yang telah mendukungku sampai sejauh ini. aku hanya tidak ingin menyembunyikan semua ini dari kalian. Dan mungkin ini sudah saatnya aku mengenalkannya pada kalian.”

Sandara terhenyak mendengar seluruh penuturan lembut Jiyong. Begitu pula para fans yang mau tidak mau harus menerima keputusan idol mereka. sebagai fandom tertertib dan fandom terbaik, para VIP memutuskan untuk menepuk tangan mereka memberi selamat untuk idol mereka itu karena telah mendapat pasangan hidup untuk menjadi bahagia.

Jiyong tersenyum. “Aku tahu kalian tidak akan mengecewakanku. Oleh karena itu aku juga tidak mengecewakan kalian. Terima kasih, VIP.” Ucap Jiyong lembut dengan senyumnya yang benar-benar gentlemen.

Sandara terperangah dan menatap Jiyong. Jiyong balas menatapnya dan menjauhkan mic. “Ji, kupikir kau marah kalau hubungan kita tersebar..?”

Jiyong terkekeh lalu menggeleng. “Siapa bilang?”

“Buktinya kau marah-marah dulu.”

Jiyong menggeleng lagi. “Tidak. Saat itu aku kesal karena aku mau aku sendiri yang memberi tahu publik kalau kau milikku, eh ternyata sudah tersebar. Aku sungguh kesal dengan hal itu.” ucap Jiyong yang membuat Sandara kembali melongo.

“Kau membuatku berpikir yang tidak-tidak!” kesal Sandara sambil memukul dada Jiyong.

Jiyong terkekeh dan menarik Sandara ke pelukannya. Hal itu juga mengundang riuhan para fans.

Jiyong mengelus rambut Sandara. “Jangan berpikir yang tidak-tidak. mana mungkin aku marah padamu? Apalagi pada hubungan ini? itu tidak mungkin. Aku justru ingin semua orang didunia tahu kalau kau milikku. Sandara Park itu milik Kwon Jiyong. dan Kwon Jiyong itu milik Sandara Park. Deal?”

Sandara mendongak dan memamerkan senyumnya yang paling manis.

of course. Deal.”

THE END

Oke oke oke oke ini benar-benar terlalu dipaksakan-_-

Ini aku bikin karena banyak yang bilang Sandara terlalu mudah maafin Jiyong, terus harusnya dara balas selingkuh juga. sebenernya aku juga awalnya pengen gitu, tapi kalau aku bikin jadi kayak gitu, nanti terlalu mainstream-_- jadi aku coba gaya yang baru dengan buat kayak flasback gini kenapa bisa jadinya kayak gitu endingnya-_- wkwk semuanya kejawab kan? Kalo masih ada yang belum kejawab, biarkan waktu yang menjawab/? Wkwk

Oiya itu aku buat bonus part siapa tau ada yang pengen sequel, tapi maafin itu amburadul banget-_- sebenernya lagi nih ya, aku baca koment dari chingu Deta (mian aku gatau tua aku atau kamu xD kupanggil chingu aja ne?xD), jadi inspirasiku langsung mencuat dan jadilah bonus part memaksakan diatas xD dan tolong bayangin pas mereka perform lagu hello di SBS Big Show ya yg GD kayak nyium Dara gitu awx3

Rey harap readers paus sama penjelasan kecil ini;’) oh iya, Happy Ied Mubarak buat readers dan adminnya J >o< XDXD

Loveyou guys;*

<<back

23 thoughts on “[Oneshoot] The Truth (Stay With Me sequel)

  1. Kenapa kesannya peran bom sama minzy ketuker ya???
    Biasanya bom yang propokatorin dara buat bales jiyong dan lupain jiyong ,minzy yang selalu ngasih nasehat untuk memaafkan jiyong dan memberi jiyong kesempatan,tapi disini malah ketuker
    Hahaha

  2. Endingnya sangatt memuaskannn. Bener bener suka dengan ending yg kayak gini, hehehehe. Sempet berpikiran kalo misalnya jenny nggak lupa ngasi nama pengirimnya, jiyong bakalan inget dara lagi nggak yah? Dan aku menyimpulkan kalo ini semua malah salahnya Jenny #mianjenny #nggaktaubenerapanggak😁😁😁

Leave a comment