It’s War #24-End

war

Author : Cyscha
Main Cast : Sandara Park, Kwon Jiyong, Ahn Sohee
Support Cast : Park Bom, Lee Chaerin

Huwaaaaaaaa….inilah chapter terakhirnya, Gomawo tuk Cyscha yang dah ikut meramaikan Parade FF di blog DGI, ditunggu karya-karyanya yang lainnya n’ Gomawo juga ma Dilla untuk covernya. ^^
So…silahkan menikmati ini sebagai hiburan, Guys. Happy Reading…=^.^=

“Bagaimana kabar Lee Joon?” Tanyaku sambil membaringkan sanghyun kesofa. Bayi berumur 3 bulan tersebut tertawa menggemaskan. Aku merasa sanghyun benar-benar mirip Jiyong. Hanya kulit putihnya yang diwarisinya dariku. Mata sipitnya menghilang ketika dia tersenyum. Kyaa… semua tentang Jiyong dipotokopinya. Aku iri! Kan aku ibunya.

“Dia kabur. Entah kemana! Sesaat setelah kau pergi, dia juga pergi. Sejak itu Lee Joon menghilang tanpa jejak.”

Pikiranku kembali memutar kilasan masa lalu. Begitu kecewakah Lee Joon padaku?

Flashback

Pendeta sudah meresmikan kami. Aku terduduk lemas diranjang pengantin menyesali keputusanku!

Menyesal?

Tidak! Aku tidak menyesal menikah dengan Jiyong tapi aku menyesal karena melukai banyak pihak. Egoiskah aku?

Aku melihat Jiyong masuk kekamar. Sekarang dia suamiku! Tapi kenapa aku merasa terluka? Tak bahagiakah aku?

“berkas perceraianku sudah diajukan. Sohee sudah menandatangani-nya.” Jiyong duduk disebelahku. Aku hanya menanggapinya dengan senyum Tipis.

“Dara”

Aku menoleh. Mata kami bertemu. Dan itu membuat jantungku berdebar. Ada yang berbeda pada tatapannya kali ini. Mungkin karena kami telah resmi sebagai suami istri.

Perlahan wajah Jiyong mendekat. Aku tidak bergerak, tidak berniat menolak tapi juga tidak merespon saat bibirnya memagut lembut bibirku.

Aku bergetar. Badanku menegang. Gaun pengantinku perlahan merosot dengan bantuan kedua tangan Jiyong. Dia menciumi seluruh permukaan kulitku dengan sangat bernafsu. Aku terhanyut dengan permainan ini, tidaka ada perasaan takut dan ragu. Aku menikmatinya. Dan bisa kupastikan Jiyong menginginkanku lebih dan lebih. Aku merasakan keliarannya seolah membuatku semakin merintih dan terkadang terdengar seperti menangis.

Kami melakukannya lagi. Namun kali ini berbeda! Jiyong dalam keadaan sadar dan berstatus sebagai suami sahku. Dan dia terus-terusan melahapku berulang kali sampai fajar menyingsing.

Flashback End

Deringan ponsel membuatku terlempar kembali pada kenyataan. Aku merogoh benda tersebut didalam tasku.

“Ne” hanya itu yang keluar dari mulut saat Jiyong mengatakan dia menunggu diparkiran.

“Eon.. Mulai besok aku sudah resmi bergabung. Sekarang aku harus pulang.” Ku pindahkan sanghyun perlahan kekeretanya. Dan mendorong kereta bayi itu keluar ruangan.

***

Jiyong Pov

“Yeobo.. Kita makan dulu, aku lapar!” Ajakku sesaat setelah Dara dan sanghyun masuk mobil. Dara hanya mengangguk.

Ketika kami baru menikah sungguh aku merasa asing dan aneh. Bahkan saat sekarang kami mempunyai buah hati perasaan itu masih terasa. Ketika berdekatan debar aneh selalu mengusik jantungku. Apa karena aku terlalu mencintainya? Atau karena kisah masa lalu kami yang ajaib itu? Bertemu,menghamili Dara lalu menculiknya untuk kunikahi. Aku tidak percaya aku segila itu? Tapi sekarang itu membuahkan kebahagiaan yang luar biasa. Aku mencintainya lebih dan lebih.

Aku melirik bayi dipangkuannya. Sanghyun sudah berumur 3 bulan. Dia lucu dan mewarisi seluruh garis wajahku.

“Baby.. Apa kau bersenang2 dengan eomma?”Aku mencubit perlahan pipinya.
“Kupikir dia sangat mirip denganku.” Aku berkata sambil melirik Dara.

Dara cuma cemberut.”Jelas! Kau kan ayahnya.” aku tertawa melihatnya mengerucutkan bibir.

Aku merasakan bahagia teramat sangat. Mungkin ini semua hikmah dari seluruh kekacauan dan kesakitan dimasalalu kami. Aku memperjuangkan Dara begitu susah. Melakukan pelarian dengan status dimana aku menjadi suami sah Sohee.

Saat tau hal nekat yang kulakukan Appa sempat shock! Kami berdebat sepanjang malam ditelpon tapi nyata-nya mau tak mau appa merestui kami meskipun dia tidak berada dihari pemberkatan pernikahanku.

Tentang Sohee. Aku menyiapkan seluruh berkas perceraian kami jauh sebelum aku membawa kabur Dara.

Tidak terbayang sedikitpun aku akan begitu tega meninggalkan perempuan yang telah 6 tahun bersamaku. Bahkan dia telah menjadi istri sah-ku!

Sanghyun merengek. Dan Dara mulai kesusahan menenangkannya.

“Babyy.. Sstttt jangan menangis ne?” Dara berusaha mendiamkan sanghyun. Digoyang-goyangnya tubuh sanghyun yang berada dipelukannya tapi tangis sanghyun semakin meledak.

“sanghyun hei. Anak appa tidak boleh nakal, jangan buat omma susah ne?” aku ikut berbicara pada sanghyun. Tangan kananku mengelus kepalanya pelan untuk menenangkannya.

“Ji sepertinya sanghyun lapar.” Dara berucap dan tanpa diminta aku menepikan mobilku. Kuraih botol susu sanghyun di kursi belakang.

“Omoo! Susunya habis Dee..” Aku menunjukkan botol kosong itu. Sementara sanghyun semakin mengamuk. “Babe.. Berikan Asi saja.” Saranku tak tega melihat sanghyun mulai menjerit.

“Ah ne.. Kupikir juga sebaiknya begitu.” Dara mulai membuka kancing Dressnya. Aku pura-pura tidak melihat. Meskipun sudah terbiasa melihatnya tapi tetap saja ini sesuatu yang aneh saat kami sedang berada dimobil seperti ini.
Beberapa menit kemudian Sanghyun sudah kenyang karena aku melihat Dara sudah merapikan Dressnya.

Dara Pov

Setelah Sanghyun diam, kami akhirnya memutuskan mampir disebuah kafe karena cacing-cacing diperutku mulai membuat paduan suara.

Aku turun terlebih dahulu dari mobil dan Jiyong menurunkan kereta bayi sanghyun. Kuletakkan bayiku perlahan kedalam kereta itu sebelum Jiyong mendorongnya masuk kedalam kafe.

Dadaku sesak karena bahagia melihat Jiyong berjalan mendahului. Sungguh ini kebahagiaan yang sempurna.

“Yeobo..”panggilku perlahan. Jiyong menoleh. Aku tersenyum hangat lalu berlari kearahnya. Memeluknya erat dari belakang.

“Hei kenapa babe?” Jiyong berbalik. Dia menangkup wajahku dengan kedua tangannya.

Aku hanya menggeleng dan tersenyum. Jiyong menaikkan sebelah alisnya heran.

“Kenapa denganmu? Apa kita perlu kepsikiater setelah ini?” Aku cemberut dan mencubit pinggangnya.

“Kau pikir aku gangguan jiwa?” ketusku dengan muka ditekuk.

Jiyong tertawa “Aku pikir begitu.” Dan aku melihat dia trsenyum jahat saat menyelesaikan kalimatnya.

Aku melepaskan diri darinya dan mendorong kereta sanghyun menuju pintu kafe. Aku ngambek sekarang!

“Babe” Jiyong menjajari langkahku. Lalu sebelah tangannya melingkari bahuku.

“Kau istri dan ibu yang sempurna untukku dan Sanghyun.” Bisiknya perlahan. Aku menghentikan langkahku dan menatapnya. Senyumnya terkembang.

“Aku beruntung mendapatkanmu babe..” Katanya lagi membuat wajahku panas dan merona.

Aku belum juga bersuara saat dia berkata lagi mengajakku masuk. “Kajja kita masuk! Aku lapar.” Jiyong meraih pegangan kereta sanghyun dan mendorongnya.

Aku menatap punggung suamiku. Saat aku bergerak menyusul langkahnya dan berhasil berdiri disebelahnya Mataku menangkap sosok yang sangat kukenal melintas didepan kami. Seseorang yang pernah kami sakiti. Aku melirik Jiyong dan dia bereaksi sama denganku. Kami bertiga bertemu dan berhenti tak jauh dari pintu masuk kafe.

“Sohee..” Aku mendesis. Mata kami bertemu. Tapi kemudian aku bisa melihat gerakan bola matanya yang menatap Jiyong Disebelahku dan menatap kereta bayi yang dipegang Jiyong.

***

Sekarang kami bertiga duduk disebuah meja dikafe itu. Aku sesekali melempar senyum tipis kearah Sohee.

“Dia lucu sekali.. Siapa namanya?” Sohee mengelus sanghyun yang berada disebelah Jiyong.

“Sanghyun” Aku dan Jiyong menjawab bersamaan. Alis Sohee menyatu lalu dia tersenyum.

“Bagaimana kabarmu?” Tanya Jiyong memulai pembicaraan.

“Seperti yang kau lihat. Aku baik-baik saja, kalian?” Sohee mencoba tersenyum saat menjawab. Tapi aku menatap sesuatu yang berbeda dari sorot matanya.

“Kami juga. Apalagi setelah sanghyun lahir, aku tidak pernah sebahagia sekarang.” Jiyong berkata sambil melirik Sanghyun. Aku tau sanghyun melengkapi hidup kami. Dia juga yang menyatukan kami. Tapi haruskah Sohee tau tentang itu? Dia terlihat masih terluka.

“Oh.. Aku turut bahagia.” Jawabnya singkat. Dia sekarang menatapku, aku pura-pura menikmati minumanku.

“Dara, kau tidak berubah. Tetap seperti dulu, aku sungguh tidak percaya kau sudah Memilik bayi. Badanmu masih seperti perawan.” Guraunya dengan senyum yang dipaksa. Aku hanya menanggapi dengan senyuman.

“Apa kau tidak menikah?” Jiyong bertanya lagi.

Sohee menggeleng. “Aku trauma. Kau tau kan aku ditinggalkan dua pria sekaligus karena alasan yang sama. Karena wanita lain.” Sohee tertawa getir.

Aku tersedak. Aku tau dia menyindirku. Jiyong mengelus tengkukku “Babe kau tidak apa-apa?” Tanyanya sedikit panik.

“Ne” Aku menggeleng lemah. Setelah 1 tahun Sohee masih menyimpan semua rasa sakitnya. Aku merasa bersalah.

“Sohee.. Itu sudah lama berlalu. Mulailah hidup baru! Kami minta maaf jika menyakitimu dimasalalu. Jika kupaksakan bersamamu dulu, aku yakin belum tentu kita bahagia. Aku tidak yakin bisa membahagiakanmu.” Jiyong mencoba menyadarkan Sohee bahwa masalalu harus berlalu.

“Kau bisa berkata begitu karena kau bahagia. Bagaimana denganku? Aku menjadi janda bahkan disaat pernikahan kita masih hitungan hari. Itu menyakitkan. Tapi.. Benar katamu, aku tidak mungkin terus mengingat masalalu. Aku harus bisa menerima kenyataan. Aku senang kalian bahagia, setidaknya kau memilih keputusan yang tepat saat itu.” Sohee menatapku sekarang. Aku mencoba untuk tenang.

“Miane sohee.. Jika benar kau terluka karena kami, aku minta maaf. Itu tidak kami rencanakan. Dan aku benar-benar tidak ingin merampas kebahagiaanmu.” Aku berucap tulus untuk melenyapkan rasa bersalahku.

Sohee menganggku. ” Dara-ya, kau wanita yang baik. Dan aku sudah tau semuanya dari Bom. Tenang saja! Aku tidak menyimpan sakit hati padamu. Maafkan ucapanku tadi, kau tidak bersalah. Dan aku sungguh senang melihat kalian bersama.” Sohee memegang jemariku. Sementara kurasakan Jiyong merengkuh pinggangku. Dia berusaha meyakinkanku bahwa kita semua memang sudah harusnya melupakan masalalu. Tidak ada yang salah. Kami menikmati kehidupan yang kami jalani. Kurasakan rangkulan Jiyong mengerat. Aku tau dia merasakan hal yang sama denganku. Kami bahagia!

END

Selalu tinggalkan jejak y….Hengsho. >.<

<<back next>>

61 thoughts on “It’s War #24-End

  1. huahhhhhhh…….smpe keluar air mata bahagia nih…#lebay
    setelah perjuangan mereka yg sangat sulit dan penuh dilema. akhirnya mereka bahagia jga.
    tapi nasib joon gimana ya?

  2. seneng akhirnya Jiyong bisa happy ending bersama Dara dan Sanghyun..
    tp Lee joon ama Sohee miss ending (so sad)
    hajiman,, Joonie eodiya? ppalli gattawa sohee bani gidarinda..

    gomawo thor udah nyajiin bacaan yg asik begini. #HWAITING

  3. Kenapa joon gak balik sama sohee aja???
    Jiyong benar2 bahagia sama dara dan sanghyun,
    Tapi kasian sohee
    Semoga joon balik lagi ke sohee

Leave a comment