IMMATURITY [Chap. 7]

untittle

Author :: Hanny G^dragon (twitter : @Hannytaukand)

Cast     :: Sandara Park (dara), Kwon Jiyong (Gdragon)

Genre  :: Comedy Romance

~~~

            Annyeong, author lagi gak enak badan tapi tetangga nikahan plus dangdutan alhasil bikin author gak bisa tidur. Yah~ iseng-iseng berimaginasi hehehe jadi mau lanjutin ff ini di malam kelam karena dangdut mengguncang dunia tidurku haha. Coba lagu k-pop pasti author ikutan nyanyi atau dance ahaha. Apa sie ini, abaikan. Semoga tidak mengecewakan lanjutan ini hasil dari iseng-iseng berhadiah.

Dara Pov

            Aku tidak tahu harus bagaimana, aku hanya berusaha mencerna yang terjadi hingga akal sehatku kembali pada tempatnya. Ku dorong tubuh namja yang sedang melumat bibirku tanpa seizinku terlebih dahulu.

“Apa kau gila? Kau kerasukan, huh?” ucapku marah pada namja menyebalkan di hadapanku.

“…” dia tidak menjawabku. Wajahnya terlihat memerah.

“Jangan fikir kau model terkenal dan di kagumi banyak yeoja kau bisa seenaknya berbuat seperti itu padaku. Kau sungguh keterlaluan” ucapku lagi sambil melangkah pergi meninggalkannya yang tertunduk entah menyesali perbuatannya atau karena ia malu aku perlakukan seperti itu. Entahlah, tapi dia sungguh keterlaluan. Aku muak dengan si model iblis itu.

            Aku memasuki apartemen Jiyong, dan semua memandangku dengan tatapan yang mengartikan “kau sudah pulang” dari wajah mereka.

“Nuna, kau tidak bertemu Jiyong hyung? Dia mencarimu karena mengkhawatirkan nuna yang belum pulang” tanya Seungri.

“Aku bertemu dengannya. Cih, kau tak usah berbohong padaku Seungri-aah mana pernah seorang model papan atas seangkuh Kwon Jiyong a.k.a G Dragon perduli pada orang lain. Bukankah dia hanya perduli pada dirinya sendiri?” ucapku masih marah jika membicarakan tentang si model psikopat itu.

“Anni nuna, si Rat itu berkata benar. Jiyong hyung mencarimu setelah ia mendengar bahwa kau mempunyai trouma tentang masa kecilmu. Dan dia langsung berlari mencarimu di luar karena aku memberitahu nya bahwa ada kecelakaan di jalan raya, dan ia teringat padamu yang belum sampai apartemen” kini Daesung menjelaskan. Oke, Daesung bukan  pembual seperti Seungri dan haruskah aku percaya bahwa orang itu mengkhawatirkanku?

“Ji-jinnja?” tanya ku kikuk. Aku teringat perlakuanku tadi padanya. Apakah aku terlalu kasar padanya? Emm mengapa aku seperti seseorang yang jahat sekarang. Apakah aku ini iblis yang sebenarnya. Ghaaah.

“Ne, benar yang di katakan Seungri dan Daesung. Memang apa yang sudah terjadi hingga kau sangat marah Dara-ssi?” tanya Top kini yang seperti menguliti kesalahanku pada sang model.

“Anni, emm tidak terjadi apa-apa. Aku hanya meninggalkannya saja. jika memang seperti itu, aku akan meminta maaf padanya nanti. Aku ke kamar dulu” ucapku menghindari pertanyaan-pertanyaan lain dari mereka.

            Aku merebahkan tubuhku, memandang langit dan tanpa ku sadari jari tanganku menyentuh bibirku yang masih terasa hangat karena ciuman tadi.

“Manis dan begitu hangat” bisikku pelan.

“Yak!!!! Berhenti berfikiran yang tidak-tidak. Kau baru saja di manfaatkan oleh laki-laki yang bernama Jung Il Woo dan sekarang kau berfikiran tentang Kwon Jiyong, Heol mereka pasti satu jenis, Internasional Playboy, cih.” Gerutuku pada dirirku sendiri.

“Tapi bagaimanapun aku sudah keterlaluan berbicara sekasar itu padanya. Aaarrrhhh mollaaaa. Tulisanku sudah sampai mana? Aku mau pulaaaaang, eomma, appaaa, Bomiee aku rindu kalian” kesalku pada diri sendiri. aku terus menggerutu hingga aku tertidur.

~Ke esokan Harinya ~

“Dara, Jiyong ada jadwal pemotretan hari ini. Kau sudah ku beri tahu bukan” ucap Top di sambungan telfonku.

“Ne, aku sedang mempersiapkannya. Dan apakah aku hanya berdua saja dengannya ke lokasi pemotretan? Tak bisakah Daesung atau Seungri mengantar kami?” tanyaku pada Top.

“Mereka sedang ku tugaskan hal lain, tenang Dara kau menyetir itu ada harganya” ucap Top lagi.

“Baik boss” ucapku cepat dan memutuskan perbincanganku dengan Top di telfon lalu bergegas menyiapkan keperluan Gd.

            Aku keluar dari kamarku, melirik ke kanan dan ke kiri apakah Gd sudah keluar dari kamarnya atau tidak. Wuusss.

“Omo, aku kaget” ucapku sambil mengelus dadaku, ia melewatiku tanpa berbicara apapun. Bulu kudukku berdiri merinding. Yang tadi lewat itu Gd dengan level dingin es kutub utara. Namun tanpa berkomentar aku pun langsung memasuki mobil sport miliknya, dan melaju tanpa bersuara apapun.

“Emm, soal ke-ma-rin, a-aku …” ucapku tiba-tiba terbata-bata.

“Aku mengantuk, bangunkan jika sudah sampai” ucapnya dingin lalu memejamkan matanya. Hemm sepertinya ia tidak ingin membicarakan hal kemarin. Huft, aku tunggu hingga ia mencair saja.

~Lokasi Pemotretan~

“Emm, G. Kita sudah sam (Gd buka mata) pai” ucapku tergagap lagi saat di tengah ucapanku ia membuka matanya dan dengan cepat keluar dari mobil. Astaga sifat dinginnya melebihi es kutub utara.

            Aku pun memakaikan make up pada wajahnya. Ia hanya memejamkan matanya dan tak pernah memandangku. Apakah ia marah? Atau aaarrrggghhh aku harus bagaimana? Perasaan dan keadaan seperti ini membuatku tidak nyaman. Walaupun ia menyebalkan, brengsek, dan arogan namun saat yang lain berkata ia mengkhawatirkanku dan aku memperlakukannya seperti itu aku benar-benar harus meminta maaf padanya.

“Emm, G make-up mu sudah selesai” ucapku dan ia membuka matanya lalu berniat beranjak dari kursinya namun aku mencegahnya mengenggam lengannya. Jujur itu spontanitasku, hoho.

“Soal kemarin, aku minta..”

“…” ia menatapku tajam, membuatku tak bisa melanjutkan kalimatku dan melepaskan genggamanku di lengannya. Dan ia pun melangkah pergi keluar dari ruangan. Namun aku masih mengkaku, aku masih mengingat jelas tatapannya. Tatapan itu sangat tajam namun terlihat sangat terluka. Ada apa dengannya? Apakah perkataanku benar-benar menyakitinya? Aku pun bergegas keluar dari ruangan itu. Melihat proses pemotretan. Namun tiba-tiba brugh.

“D-Dara…? gwencana?” ucap namja di hadapanku yang sebenarnya sangat tak ingin ku temui.

“Ne” ucapku singkat lalu melenggang pergi meninggalkannya. Namun sebuah tangan menghentikan langkahku.

“Mian, mianhae. Aku..” ucap namja yang tadinya sangat aku sukai.

“Lepas! Mian, aku sedang sibuk dan ku mohon jika kau melihatku berakting lah kau tidak mengenalku, Ill woo-ssi” ucapku padanya membuat ia seperti terguncang dengan perkataanku. Namun tanpa memperdulikan ekspresinya aku meninggalkannya menuju lokasi pemotretan.

            Aku melihat Gd ber pose seperti biasanya, ia terlihat sangat bersinar dan mengeluarkan aura yang berbeda. Ku akui dia memang model yang berbakat.

“ Omooooo, mengapa aku melihat kearah bibirnya terus? Dara kau sudah gila” ucapku sendiri. namun aku meihat pemandangan yang berbeda, Ill Woo masuk dalam pemotretan menyatukan pose dengan Gd. Namun tanpa memperdulikan masalah pribadi mereka, mereka cukup profesional bekerja sama tanpa membahas masalah yang ada.

“Oke, sipp. Gumawo Gd-ssi dan Il-Woo ssi. Kalian memang sangat bersinar” ucap sang fotografer menyudahi pemotretan.

            Gd bertegur sapa pada staff lain dan sementara aku hendak pergi menuju ruangan khusus Gd. Jika aku tidak sampai duluan, aku bisa mati kedinginan oleh si model yang kini se beku mix match antara semua es yang ada di dunia ini.

“Dara-aah” panggil seseorang di belakangku. Akupun dengan refleks menolehkan dan aku melihat Ill Woo menghampiriku.

“Bisakah aku meminta waktumu sebentar? Bagaimana jika malam ini kita makan malam? Aku akan menjemputmu di apartemen Jiyong” ucapnya dengan tersenyum, heol senyuman itu sangat manis namun itu menyakitkan bagiku.

“Ill Woo sii apakah masih ada yang harus kita bicarakan? Ku rasa kita tidak mengenal satu sama lain sekarang” ucapku tegas.

“Ku mohon, beri aku kesempatan untuk menjelaskannya” ucapnya menggenggam tanganku dan Bruugh.

“Minggir, ini jalan umum dan kalian menghalangi jalanku” ucap dingin seorang G Dragon memutuskan genggaman tangan Ill Woo pada tanganku dengan tubuhnya lalu melangkah dingin seperti yang di laluinya pun ikut membeku.

“Baiklah, sepertinya ia sedang tidak dalam mood yang baik. Aku akan menjemutmu malam ini. Sampai bertemu nanti malam” ucap Ill woo lalu menghilang berlarian dengan riang, padahal aku belum menyetujuinya.

Author Pov

            Dara bergegas menuju ruangan Gd, karena ia tahu bahwa ia akan mendapat masalah jika ia tidak bergegas. Namun sebuah “Es” berjalan bertolak belakang dengan arah Dara.

“Cepat aku ingin pulang” ucap Es yang kini bisa berbicara pula. Dan dengan cepat Dara membereskan semua alatnya dan barang-barang Gd lainnya. Lalu mengambil langkah seribu menuju mobil yang sudah di naiki oleh “ES” berjalan itu.

~Di perjalanan ~

“Bagaimana jika kita makan dulu, kau mau aku antar ke restaurant kesukaanmu?” tanya Dara ramah, berusaha mencairkan si Es itu.

“Shirro” jawab dingin si Es itu.

“Emm kalau begitu bagaimana jika kita berjalan-jalan sebentar?” Dara tak pantang menyerah meluluhkan Es yang masih bersikap acuh.

“Shirro” jawabnya lagi.

“Bagaimana jika..”

“Shirro, Shiroooo Shiroooooo. Aku hanya ingin pulang. Dan jangan bicara lagi” kini Es itu meledak membuat Dara menutup mulutnya rapat-rapat hingga mereka sampai di Apareteman.

~ Malam Hari ~

“Top hyung, ada apa dengan Jiyong hyung? Mengapa semenjak pulang pemotretan ia tidak keluar kamar?” tanya Seungri pada Top yang sedang membaca kontrak yang harus di tanda tangani Jiyong.

“Molla, mungkin dia sedang PMS” ucap Top asal.

“Hyung, dia bukan yeoja” ucap Daesung.

“Omo, Daesung-aaah kau mengajariku. Palli kita pergi minum. Rat kau juga ikut” ucap Top menarik ke dua dongsaengnya seperti sedang menarik kantong sampah yang siap di buang.

“Aku bagaimana?” tanya Dara pada Top.

“Bukankah kau mau pergi? Bukankah kau sudah rapi seperti itu menandakan kau akan berkencan?” ucap Top memperhatikan Dara yang sudah rapi. Memang Dara sudah siap karena ia memikirkan seharian ini, bahwa ia harus memberi kesempatan Ill woo menjelaskan semuanya, sangat picik bagi Dara jika ia tidak mendengarkan penjelasan Ill woo yang bisa berbuat itu padanya.

“Emm, sebenarnya aku masih ragu. Tapi baiklah, selamat bersenang-senang” ucap Dara melampai pada 3 namja yang seperti dari planet lain. Tiba-tiba handphone Dara berdering.

From : Top

Dara, sebelum kau pergi bisakah kau melihat keadaan Jiyong. Ia sepulang pemotretan tidak keluar kamar sama sekali seharian ini. Dan ia belum makan apapun. Aku mengandalkanmu.

            Dara menghela nafasnya. Ada apa dengan orang itu, seharian ini menjadi Es yang tak kunjung mencair. Dara pun membuatkan makanan untuk Jiyong dan membawanya menuju kamar Jiyong.

“G, emm kau baik-baik saja? kau belum makan bukan? Aku bawakan makanan untukmu” ucap Dara di depan pintu kamar Jiyong. Namun tidak ada balasan hanya sebuah bunyi kunci pintu yang di buka. Dan Dara pun masuk dengan ragu-ragu. Keadaan kamar Jiyong gelap, Dara meraba-raba langkahnya sambil membawa makanan untuk Jiyong. Blaam. Lampu di nyalakan. Dan kini Jiyong terlihat sedang menatap Dara. merasa sedang di tatap dengan tatapan membunuh Dara tersenyum kikuk dan dengan cepat menaruh makanan yang di bawanya di samping ranjang Gd. Blam. Lampu di matikan kembali oleh Jiyong membuat Dara tersandung sesuatu.

“Aaah “ keluh Dara saat kakinya membentur sesuatu. Dan kemudian ia berusaha melangkah lagi dengan meraba-raba. Ia tidak ingin berkomentar tentang perbuatan kekanak-kanakan Gd saat ini padanya. Ia ingin terbebas dari ini secepatnya. Namun saat ia meraba sesuatu, ia meraba-raba seperti emm “DADA BIDANG DAN ABS”

“Omo”ucap spontan Dara dan menarik tangannya yang meraba-raba sesuatu yang meruntuhkan jiwa wanitanya. Brugh. Kini Dara bukan hanya menyentuh itu, ia kini sedang di peluk oleh tubuh itu. Lalu pelukan itu melonggar dan terlepas. Dalam keadaan gelap, Dara melihat dengan sejalas kilatan mata kesakitan yang di pancarkan oleh wajah yang halang gelap. Hanya kilatan matanya yang berkilau namun memancarkan kesakitan dan kesepian. Membuat Dara menjauh dari tubuh itu.

“Apa kau takut padaku? Apakah aku tidak layak mengkhawatirkanmu?” ucap serak Gd yang masih mentap tajam Dara.

“Anni, aku hanya… emm minhae, soal kemarin aku tidak tahu jika kau mengkhawatirkanku dan kau pun bersalah karena berbuat “itu” padaku tanpa seizinku” ucap Dara hati-hati sambil melangkah mundur menjauh. Namun sial bagi Dara ia malah terjungkal dan terjatuh di ranjang Gd. Drrrttt Drrtttt dan handphonenya berdering lalu ia hendak mengangkat telfon yang ternyata dari Ill Woo. Namun belum sempat ia mengangkat telfon, Gd mengambilnya dan mengunci tubuh Dara dengan kedua tangannya.

“Hajjima,,,Hajjima Dara-aaah” ucap Gd masih dengan suara seraknya lalu menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh Dara.

“Yaa!! Kau ini kenapa, lepaskan aku Kwon Jiyong” teriak Dara yang merasa tak nyaman dengan posisi mereka.

“Ah, mian” ucap Gd cepat lalu bangun dan terduduk di pinggir ranjangnya sendiri. lalu Dara pun duduk dan menggapai lampu tidur yang berada di samping ranjang Gd. kini mereka di terangi cahaya remang lampu tidur.

“Sebenarnya ada apa denganmu, huh?” tanya Dara menatap aneh pada Gd.

“…” Gd tidak menjawab apapun ia hanya menundukkan kepalanya. Ia seperti anak kecil yang ketahuan mengambil uang tanpa sepengetahuan ibunya. Kemana si Es kutub utara tadi?

“Jika kau tidak menjawab, aku akan pergi” ucap Dara dan beranjak dari ranjang Gd namun saat melewati Gd, tubuh Dara di hentikan oleh kedua tangan Gd yang merantai di pinggang Dara. Jiyong memeluk pinggang Dara dengan posisi duduknya di ranjang empuk miliknya. Ia memeluk dengan erat, tak mau sang tubuh yang di peluknya pergi.

“Apa maumu Kwon Jiyong?” ucap Dara lagi.

“Kau…” ucap Gd dengan mengeratkan lagi pelukannya pada pinggang Dara. Dan Dara kini yang menjadi Es, membeku atas apa yang di katakan Gd padanya. (note: adegan ini adalah sifat kekanakan Gd di mana jika seseorang anak kecil tidak tahu alasan yang tepat jika menginginkan sesuatu dan tidak mau melepaskan sedikitpun keinginannya)

=TBC=

Gimana? Syuka? Mudah-mudahan suka, hehehe. Tinggalkan jejak yang banyak biar authornya semangat ngerjain kelanjutannya. Abis kemarin malah menurun komentarnya, dan author ingatkan lagi jika di akhir-akhir chap ff author akan di PW. Author baca komentar kalian kadang di bales juga, jadi author tahu yang aktif komen sama yang cuma next next doank plus yang sider apa lagi. Dan untuk yang minta PW ff author terutama yang ff lama tolong hubungin author di Email atau Twitter karena ff lama jarang di buka jadi gak tahu kalau ada komentar yang minta Pw. So sama-sama berbagi, saya berbagi cerita dan kalian menanggapi cerita saya tidak sulit bukan? Dukung author-author di DGI dengan komentar-komentar di ff nya. Okey!! Hengsho ^0^.

 

45 thoughts on “IMMATURITY [Chap. 7]

Leave a comment