FAULT IT’S TRUE – Missing ‘2’ [Chap. 23]

Author : Zhie / @Zhiedara44

Main Cast  : Park Sandara (25 Th) , Kwon Jiyong (25 Th)

Support Cast  : Kim Jin Ah (25 Th) , Kim Jaejoong (26 Th),  Choi Seung Hyun (27 Th), Park Bom (29 Th), Park Sang Hyun (18 Th)

~~~

Met siang semua :), langsung aja ya…

Happy Reading ^-^

.

.

.

Jiyong baru saja mengakhiri panggilannya dengan Jin Ah, Jin Ah hanya menanyakan sedang apa dia dan di mana dia tapi ada yang mengganjal setelah ia menutup telponnya… apakah dia sedang transit? Namun  Jiyong tak sempat menanyakannya karena pikirannya dipenuhi oleh Dara sekarang, dan Jiyong kembali mencoba menghubunginya saat tak ada pesan balasan darinya.

Jiyong mendesis saat panggilannya tak juga di jawab, “Di mana dia? Apa dering ponsel juga tak mampu membangunkannya?” gumamnya kali ini kembali memasukkan ponselnya ke saku dan berusaha untuk tak lagi memikirkannya karena ia mulai mencoba untuk mengerti bahwa Dara memang butuh banyak istirahat sekarang.

Baiklah. Aku tidak akan mengganggunya kali ini, batin Jiyong berdiri dari duduknya dan mengamati sekitar… tapi, di mana Lee Donghae? Bukankah ini pestanya tapi dia sama sekali tak terlihat?Benarkan?

~~~

Dara meletakkan serbet makan di pangkuannya. Yah. Ia kembali duduk di tempatnya semula, tempat di mana kini seorang Lee Donghae telah duduk di seberangnya dengan meja yang telah dipenuhi berbagai macam makanan.

Dara mencoba untuk bersikap biasa dan mencoba meyakinkan dirinya bahwa itu akan berakhir jika makan malam mereka telah usai.

“Selamat makan, nikmati semua yang ada Dara… karena makanan ini sangat sayang untuk dilewatkan.” ucap Donghae yang tak lepas dari senyuman dan sikap santainya, Dara meresponnya  dengan anggukkan… “Bagaimana kau suka?” tanyanya saat melihat Dara mulai makanannya, dan lagi-lagi Dara hanya menjawabnya dengan anggukkan. Namun kali ini Donghae menghela nafas berat dan meletakkan kembali sendok makannya kasar membuat Dara seketika menghentikan makannya– membalas tatapan tajam Lee Donghae padanya.

“…”

“Kau– tidak bisakah membuka suara untuk menjawabku? Aku tidak suka diabaikan, kau tahu?” ucap Donghae akhirnya.

Dara masih berusaha untuk menanggapinya dengan sopan, “Aku tidak mengabaikanmu Tuan–“

“Panggil aku Donghae, kau bukan bawahanku dan bukan seseorang yang harus berpura-pura hormat padaku.”

Dara mengernyit, “Jadi kau menyadarinya… menyadari bahwa mungkin dari mereka yang bersikap hormat tapi ternyata berlaku sebaliknya.”

“Itu sudah jelaskan, dan aku bukan seseorang yang akan ambil pusing untuk itu. Hanya menjawablah dengan benar saat aku bertanya… itu mudahkan?”

Dara diam sesaat– menatap dalam pria di hadapannya, mencoba untuk sedikit saja mengerti apa yang sebenarnya ia inginkan dan rencanakan, namun akhirnya Dara kembali mengangguk saat Donghae kembali menatap dirinya… “Ok. Tapi itu berarti kau juga akan menjawab dengan benar jika aku bertanyakan?”

Donghae tersenyum miring, “Tentu.”

“Baik. Itu adil.” ucap Dara kemudian melanjutkan makannya, Donghae kembali mengamatinya sejenak sebelum akhirnya ia juga kembali menikmati makannya.

~~~

Jiyong Pov

Aku tengah menikmati hidangan yang tersaji, saat terlihat petugas resort yang sempat kupesani untuk tidak lupa mengantar makanan ke kamar hotel di mana Dara berada… segera kudekati dia, hanya untuk memastikan.

“Tunggu!”

“Iya Tuan, apa ada lagi yang Tuan butuhkan?”

Aku menggeleng, “Tidak. Aku hanya ingin pastikan kau sudah mengantar makanan yang kupesan sebelumnya, lantai 4 kamar nomor 309 untuk Nyonya Kwon.”

“Ah. Itu– bukankah Tuan membatalkannya?”

“Membatalkan?” Aku mengerutkan kening– bingung.

“Yah. Petugas resort lain mengatakan kalau anda membatalkannya Tuan. Jadi–”

“Jadi kau tak mengirim apapun ke sana?”

“Iya, Tuan… tapi–”

“Cih! Bagaimana bisa kau tidak mengantarnya dan percaya begitu saja hah? Aku tidak pernah membatalkannya, mengerti?”

“Ah. Tapi Tuan… aku sempat menandatangi kamar Tuan untuk memastikan dan tidak ada yang membuka pintu saat itu, jadi kupikir itu benar.”

“Apa?” Aku tak lagi bisa mengerti sekarang, tak lagi kuperdulikan pertugas resort yang masih berusaha menjelaskan, dengan segera kuraih ponsel di kantong dan kembali mencoba menghubungi Dara tapi tetap…

Tak ada jawaban.

Dengan setengah berlari aku menuju lift dan langsung masuk ke dalamnya begitu lift terbuka, aku hanya berharap ia baik-baik saja karena tak dipungkiri tiba-tiba aku merasa cemas dengannya.

Ting

Lift kembali terbuka begitu sampai di lantai yang di tuju, dengan segera aku menuju ke kamar dan hasilnya…

“Dara… Dara…! Kau ada di dalam?” seruku begitu sampai di kamarnya namun tak menemukannya, dan kini aku berada tepat di pintu kamar mandi yang ada namun tak juga ada jawaban, aku pun akhirnya membukanya tapi Dara juga tak ada di sana, “Shit! Di mana dia? Bukankah sudah kukatakan untuk tak pergi ke manapun? Kenapa dia begitu tak mendengarku hah?” rutukku kembali akan menghubungi ponselnya namun aku mendengus saat melihat ponselnya berada di atas meja rias… “Bagus. Dia meninggalkannya.”

~~~

Dara Pov

“Jadi disebut apa hubungan kalian tepatnya? Pasangan bohongan? Istri bayaran? Atau… apa?” tanya Donghae kemudian setelah meminum habis air mineral di gelasnya dan menyudahi makan malamnya, aku tak mampu lagi meneruskan makanku. Aku benar-benar tak bisa mengerti dengan pria di hadapanku ini.

“Apa maumu sebenarnya Lee Donghae?”

Donghae tersenyum, “Ini pertama kalinya kau menyebut namaku.”

“Cih! Pentingkah itu sekarang?” tanyaku tak mampu lagi menutupi ketidaksukaanku padanya.

“Sangat penting, sangat penting bila kita memulai sebuah pertemanan Dara– Park Sandara.”

Deg

Aku menatapnya tajam.

“Kenapa? Kau terkejut aku bisa menyebut nama lengkapmu? Janganlah terlalu terkesima, karena aku bisa dengan cepat mengetahui semuanya.”

“Kau tak harus bertindak sejauh itu.” Aku mengingatkan.

“Kenapa tidak? Bila ini bisa mengalahkan– menjatuhkan– dan menghancurkan seorang penerus Kwon maka sudah seharusnya kulakukan.”

“Kenapa? Bersainglah secara sehat Donghae.”

Seketika Donghae memberikan tatapan tajamnya padaku dan jujur… aku tak sanggup untuk membalasnya kali ini.

“Mereka yang memulai Dara, Kwon pernah menghancurkan keluargaku jadi aku hanya sedikit membalasnya.”

“Kenapa harus membalas?”

“Kenapa tidak?”

“Kau pengecut.”

Donghae memicingkan mata, “Aku?” gumamnya disusul dengan tawa sumbang… “Jangan remehkan aku Dara karena kau akan sangat terkejut dengan hal besar apa yang mungkin bisa kulakukan.”

“Apa yang mungkin bisa kau lakukan?”

“Membuat Jiyong berpikir kita dalam hubungan perselingkuhan mungkin-“

Drrrt

Suara decitan dari kursiku membuat Donghae kini kembali menatapku lekat, aku telah berdiri dari dudukku… “Aku rasa cukup. Makan malam ini sudah selesai, terimakasih Tuan Lee dan selamat tinggal.” ucapku kemudian sengaja menekankan suaraku diakhir kalimat dan beranjak pergi.

“Kenapa kau begitu takut dengan apa yang dia pikirkan huh? Bukankah harusnya kau sadar… kau sama sekali tak memiliki ruang di hatinya?”

Deg

Langkahku terhenti, itu seperti pukulan telak… kini aku mendengar langkah kakinya yang berjalan mendekatiku, dan ia telah kembali berada di hadapanku sekarang.

“Aku benarkan?” lanjutnya.

“Benar atau tidak, itu sama sekali bukan urusanmu Tuan. Jadi kau tak perlu berkomentar.”  jawabku tajam, tapi tepat saat itu musik lembut tiba-tiba mengalun… terlihat ia kembali memperlihatkan seringainya.

“Mari. Ini waktunya kita berdansa.” ucapnya tiba tiba mengulurkan satu tangannya.

“Tidak. Aku akan pergi.” jawabku tegas– menolaknya, namun ia dengan cepat meraih tanganku dan menarikku ke dalam dekapannya… “Ya! Apa yang kau-”

“Aku tidak suka penolakan.” potongnya cepat, “Kau tidak lupakan dengan apa yang bisa kulakukan?” sambungnya memperingatkan dan lagi-lagi itu tak bisa terbantah.

~~~

Jiyong masih berada di kamarnya dengan pikiran yang benar-benar tak tenang.

Persetan jika ada yang bilang aku berlebihan, tapi aku benarkan? Dara setidaknya selalu mendengarkanku selama ini… lalu ke mana dia sekarang? batinnya terus bertanya, hingga akhirnya ia berada di titik cemas dan berniat mencarinya namun pandangan menangkap secarik kertas mungil yang tergeletak di depan pintu kamarnya. Jiyong pun meraihnya– membaca tulisan yang tertera di sana, keningnya semakin berkerut sekarang.

“Lantai atas? Lalu… siapa yang menunggunya hah?”

Deg

Entah kenapa terlintas satu nama yang kini berada di pikirannya.

Lee Donghae!!!

~~~

“Hei! Kenapa kau terus menunduk? Lihat aku, tatap mataku.” kata Donghae saat Dara kembali menurutinya– meletakkan satu tangan di bahunya, dan membiarkan dirinya yang lebih berperan dalam mengambil langkah. Yah. Mereka sedang berdansa dengan musik yang mengalun tenang.

“Tidakkah ini sudah membuatmu puas? Bisakah kita akhiri sekarang?”

Donghae menggeleng, “Belum waktunya.”

“Apa?”

“Yah. Belum waktunya, aku masih ingin bersama denganmu.”

“Cih! Kau membuat pesta bukan? Kau harusnya tidak meninggalkannya selama ini Tuan.” Dara mengingatkan.

“Panggil aku Lee Donghae, aku lebih suka bila kau mengucapkannya dan lagi itu hanya pesta yang kubuat untuk bersenang-senang… tak perlu kehadiranku, karena apa yang tersaji di sana pastinya telah sangat menghibur mereka.”

Dara sedikit tersenyum kali ini, “Itu berarti kehadiranmu tidak begitu berharga bagi mereka.”

“Apa?”

“Kenapa? Aku benarkan? Karena ada atau tidaknya kau… itu nyatanya tak menjadi masalah.” jawab Dara. Donghae terdiam sesaat dan kembali tergelak.

“Kau mulai berani menyindirku Dara?”

“Aku bahkan sudah dari tadi melakukannya Tuan, kau baru sadar?”

Grap

Donghae semakin mempererat dekapannya di pinggang Dara, membuat tubuh mereka menjadi lebih dekat dari sebelumnya… “Jangan bermain-main denganku Nyonya Kwon.”

“Kau yang memulainya, lagipula hanya dengan itu aku bisa membuatmu memanggilku dengan panggilan yang seharusnya karena jujur… aku tidak suka kau menyebut namaku.” balas Dara menatap lekat mata yang kini juga menatapnya, namun sedetik kemudian seringai seorang Lee Donghae yang khas kembali terlihat…

“Aku suka dengan caramu yang terang-terangan mulai melawanku sekarang, dan itu membuatku ingin mencoba bibir indahmu yang seakan menantang diriku Dara.”

Eh?

Dara mendelik– terkejut– tak menyangka… saat Donghae mencoba untuk menciumnya, “Mwo? Apa yang–“

Bugh

Sebuah pukulan telak mendarat tepat di wajah Donghae begitu seseorang berhasil menjauhkannya dari Dara. Donghae pun terjatuh karenanya.

“Kau tidak seharusnya menyentuhnya Lee Donghae.”

– TBC –

Untuk yg mau hub.aq masalah pw atau apapun bisa langsung ke medsos atau pun pin di bawah ini… karena rada slow respon kalo di comment atau melalui email. Mian. 😦

So, makanya kukasih kontak/medsos yang paling aktif aku buka2.

Pin BB : D0EA1FF3

Fb : Yhezy Wijaya

Ig : @yhezywijaya

Wattpad : @zhiedara

And last… makasih yang masih selalu support sampai sejauh ini, and jika ada typo ingatkan aku seperti biasa karena jujur ini kmren buat yg versi indonya dulu jadi mungkin masih ada typo di bagian nama (Kwon Jiyong = Alrenov Rayyan, Park Sandara = Finanda Yufran, Kim Jin Ah = Refantya Sesha, Lee Donghae= Mark Carter) chingudeul bisa ingatkan aku. ok. 😀

Sekali lagi, thank u so much all :*

-Zhie-

^-^/

.

20 thoughts on “FAULT IT’S TRUE – Missing ‘2’ [Chap. 23]

  1. Makin kesini akhirnya jiyong sudah mulai suka sama dara dan dara berani jg ya sama donghae …. next chap semoga happy ya kak… nggak papa slow update kak zhie aq seneng kok ffnya dgi nggak pernah ngecewain fighting buat kak zhie next ditunggu ff lainnya jg ya ♥♥♥

Leave a comment