IMMATURITY [ Chap. 6]

untittle

Author :: Hanny G^dragon (twitter : @Hannytaukand)

Cast     :: Sandara Park (dara), Kwon Jiyong (Gdragon)

Genre  :: Comedy Romance

~~~

            “Annyeong. Mian karena baru bisa update, ini bukan karena malas kekeke tapi karena scedule padat, hoho kaya artis. Dan makasih buat @syifa yang udah nanyain kabar ff author bukan tanyain kabar authornya hiks T^T sedihnya, hehehe. Oke deh selamat membaca.

Author Pov.

            Seseorang yang mengenakan serba hitam mengekor kemana Il Woo dan Dara pergi. Dan ia mengintai dengan mata elangnya. Seakan menunggu waktu yang tepat untuk menangkap mangsa di depannya.

“Apakah aku harus menyamar dengan ini?” ucap orang itu melihat kostum badut taman bermain yang tidak ada pemakainya tergeletak di kursi taman bermain. Ia pun mengenakan kostum itu hingga ia bisa leluasa mengintai incarannya tanpa harus merasa was-was takut diketahui.

            Dara dan Il Woo memutuskan untuk menaiki roller coster, sang badut yang mengkuti merekapun menaiki bangku di belakang Dara dan Il woo. Walau orang lain menatap aneh badut yang sedang menaiki roller coster, tapi baik sang badut atau Dara dan Il woo tidak merasakan pandangan aneh orang-orang di sekitarnya.

“Yak!!! Kau mengapa kau di sini, huh? aku membayarmu bukan untuk bermain di sini” ucap Manager taman hiburan menarik badut itu keluar dari bangku roller coster yang belum melaju. Dengan kekacauan itu, Dara dan Il woo pun melihat apa yang terjadi sebenarnya tepat di belakang mereka.

“Kau ikut aku ke kantor, kau mendapat masalah besar bodoh” hardik manager pada si badut yang tak bisa melakukan pembelaan sama sekali, yang di dalam kostum itu terdapat seorang yang sedang menahan amarahnya. Sedangkan Dara dan Il Woo melanjutkan kencan cerianya.

Jiyong Pov

Mengapa aku melakukan ini, memakai kostum badut dan sekarang aku sedang menghadapi orang menyebalkan yang berteriak kepadaku. Cih aku harus bagaimana? Aku diseret ke kantor keamanan taman hiburan ini, sungguh ini seperti aku seorang pencopet yang tertangkap.

“Ya!! mengapa kau tak bisa bekerja dengan benar, huh? bukankah aku sudah memberimu banyak kesempatan. Dan apa yang sekarang kau lakukan? Kau menaiki wahana saat kau bekerja, huh? apa kau kehilangan akal sehat?” teriak manager yang mungkin pita suaranya mirip kaleng karena begitu nyaring. Aku tak bisa menjawab apapun, jika aku ketahuan. Top hyung akan mencincangku.

“Manager, aku kehilangan kostum badut….ku” ucap seseorang yang berlari masuk namun melihat ku ia menatapku dengan penuh selidik.

“Yak!! Ini kostumku, kau mencurinya huh?” ucap namja kurus yang berteriak di hadapanku. Oh God apa lagi ini. Ottoke?.

“Kau siapa? Cepat buka kepala badutmu itu” ucap manager, dan kini aku dengan berat hati membuka kepala berbentuk tikus dan menampakkan wajahku. Taraaaa… aku mengibaskan rambut ku yang berkilauan bak seorang model iklan shampho. Mereka menatapku terpesona dan terheran. Cih, tatapan kagum seperti itu sudah ku dapatkan saat aku lahir. Aku terlahir dengan ketampanan mendekati sempurna.

“Huaah, bukankah kau G dragon model terkenal itu? Sedang apa kau di sini dan mengapa kau mencuri kostum badut pegawaiku?” tanya manager yang mengenaliku. Sudah biasa orang-orang yang melihatku hanya sekali saja sudah mengenaliku sangat cepat, aku di lahirkan dengan ketenaran yang di luar batas normal. (ini Gd si model angkuh apa si King Jiyong di Host club? Narsisnya mirip kekeke).

“Mian, aku harus menelefon managerku dan ia akan menyelesaikan kebisingan ini. Aah dan kau bisakah kau mengambilkanku cola? Aku sangat haus dan kepanasan mengenakan kostum bau itu” ucapku pada namja kurus yang tak berhenti menatap takjub diriku. Dan ia pun menuruti perintahku tanpa membantah sedikitpun, ayolah bahkan namja seperti itupun terperangkap dalam sihir pesona ketampananku.

“Hyung, kau bisa ke sini. Taman hiburan. Ne, cepatlah aku tidak ingin berlama-lama di tempat seperti ini” ucapku saat menelefon Top hyung, walau dengan nada yang lelah Top hyung pasti menjemputku.

~10 menit kemudian~

            Karena merasa lelah aku tertidur di sofa ruangan manager yang suaranya seperti kaleng itu. Dan tiba-tiba seseorang membangunkanku. Dan saat ku buka mata ternyata namja kurus pegawai badut.

“Kau sudah di jemput” ucapnya, huaah daebak Top hyung sangat cepat sekali sampai. Kekeke dia memang bisa di andalkan. Akupun menuju pintu keluar dan taraaaaa, sepasang mata mentapku tajam, seakan laser dengan kekuatan bulan keluar dari kedua matanya itu.

“Mengapa kau di sini, mana Top hyung?” tanyaku yang gelagapan karena yang menjemputku ternyata Dara.

“bukankah seharusnya aku yang bertanya mengapa kau di sini dan memakai kostum tikus bodoh itu , aaah dan lagi kau tepat di belakangku” ucap Dara sepertinya ia mengingat kejadian di loller coster tadi.

“Aaah, aan-nni. Aku hanya emm, aku hanya…aaiiishhhtt kajja kita pulang. Aku lelah dan di sini sangat panas kulitku yang berharga bisa terbakar” ucap ku mengalihkan pembicaraan.

“Cih, menyebalkan” kesalnya dan ia pun berjalan menuju mobil, aaah syukurlah ia tidak bertanya lagi.

~di mobil~

            Kriiik, kriiik, kriiik. Keheningan dalam perjalanan membuat perutku tak enak. Sialnya Dara sering mentap tajam padaku seakan ia menyimpan dendam kesumat padaku. Oh ayolah, menyimpan dendam itu tidak baik readers, betul?

“Ahh membosankan, sebaiknya aku mendengarkan musik” ucapku memecah keheningan yang buatku tercekik karenanya. Dan aku pun memencet tombol play.

You’re in danger,,,, you’re in danger (Danger, BTS), sial mengapa lagu ini seperti sedang memperingatiku dan saat itu juga Dara melirik tajam setajam pisau dapur padaku. Gaaah aku pun dengan cepat menekan lagi chanel yang lain.

Just a loser oetori sangchaeoppunin meojeori deoreoun sseuregi geoul soge nan (Loser, Big Bang) aishht sekarang lagu ini seperti menyindirku yang seperti pecundang cih, dan yeoja yang sedang menyetir terlihat menarik salah satu sudut bibirnya, gaah dia tersenyum merendahkan.

“Arrrggh,. Ada apa dengan lagu-lagu itu” maki ku lalu ku matikan dengan kasar. Lalu menjadi hening kembali. Aku hanya bisa menatap keluar jendela, dan sesekali melirik Dara yang fokus mengemudi. Kriiiingg tiba-tiba handphone Dara berbunyi dan ia menjawab panggilan itu.

“Il woo hyung, wae? Kau sudah sampai di rumah? Aah aku sedang dalam perjalanan, kau tidak usah khawatir saat sampai nanti aku akan menghubungimu, ne” ucapnya sambil tesenyum manis, cih apa-apaan dia menjadi yeoja manis seperdetik yang sebelumnya seperti yeoja yang ingin memakanku hidup-hidup.

“Yaaak!!! Jangan mengangkat telfon saat mengemudi” ucapku berusaha merebut handphone Dara namun ia tidak membiarkannya hingga terjadi rebut-merebut di dalam mobil.

“Aaawaaaaaaasss” teriakku saat di depan mobil sudah terpampang besar truk di sana, dan akupun membanting stir hingga menepi namun karena save beltku yang kulepas saat terjadi rebutan kini tubuhku terhuyung ke samping, lebih tepatnya ke arah kursi kemudi. Dan aku sepertinya kepalaku mendarat di tempat yang salah.

“Sampai kapan kau akan di sana, cabul. Kau mau mati cepat, huh?” ucap suara yang sangat dengan telingaku. Aku pun dengan cepat menyembulkan kepalaku dari tenggelamnya di antara benda empuk.

“Mian”cengirku saat mengeluarkan kepalaku di antara dada nya dan wajahnya saat itu tak bisa ku prediksi, ia seperti Hulk versi yeoja. Pletaaak.

“Ya!!! apppooo” protesku karena ia dengan keras memukul kepalaku.

“Cabul. Kau yang pervert” ucapnya membuka seve belt yang ia kenakan dan hendak keluar dari mobil.

“Yak!!! Kau mau kemana, huh?” tanyaku pada nya yang sudah keluar dari mobil.

“Kau bisa pulang sendiri, aku harus mengurus sesuatu” ucap Dara yang masih terlihat marah padaku. Akupun dengan cepat keluar dari mobil dan berusaha mengejarnya. Dan saat itu aku pun menahan pergelangannya saat ia hendak melewatiku.

“Kajjima~mianhae Dara-ssi” ucapku terdengar berbisik namun ku rasa masih bisa terdengar olehnya.

“Mwo? Kau meminta maaf padaku? Aku tidak akan terkecoh oleh permainanmu lagi Kwon Jiyong-ssi” ucapnya memanggil nama asliku.

“…” tanpa membalas perkataannya, aku membiarkan ia melewatiku dan berjalan jauh berlawanan denganku. aaarrgghhh, mengapa seperti ada yang aneh pada diriku. Sial.

Dara Pov

            Ada apa sebenarnya pada mental si angkuh itu, aaarrrgggghhh ingin sekali aku memakannya hidup-hidup. Jika bukan karena Top hyung menyuruhku menjemputnya pulang, aku tidak akan menemuinya. Lagi pula apa yang sebenarnya ada di otak kriminalnya hingga ia menguntit seperti itu, hingga ia menyamar di balik kostum tikus bodoh. Aku berjalan menuju halte bis dan menunggu bis datang. Hemm aku rindu eomma, appa dan Bom. Mereka sedang apa ya? jika aku berkunjung eomma pasti melarangku untuk kembali ke rumah Gd karena ia tak ingin aku jauh darinya. Aah aku rindu mereka. Triiing, ada sms masuk.

From : Il Woo oppa

Dara, kau sudah sampai rumah? Aku menunggu kabar tapi kau saat ini belum memberi kabar padaku. Jangan membuatku gila karena khawatir, huh?

“Aiigoo, mengapa kau selalu bisa membuatku tersipu oppa, kyaaa” aku menjerit kegirangan. Akupun mengetik membalas pesannya.

To : Il Woo oppa

Ah, mianhae oppa. aku belum sampai rumah, aku sedang menunggu bis. Sepertinya aku malas pulang ke rumah “nya”. Kekeke. Ku rasa aku hanya ingin berjalan-jalan sebentar.

            Aku pun mengklik send dan terkirimlah tak berapa lama dia menelefonku.

“Kau dimana? Jangan berjalan-jalan sendirian. Aku akan menjemputmu ne. Tunggulah di sana dan sms posisimu di mana, arrasso” ucapnya tanpa memberiku kesempatan untuk berbicara. Tapi aku senang mendapat perlakuan seperti itu, ayolah siapa yang tahan mendapatkan perhatian dari seseorang yang tampan dan kyaaaaaa~ terserah orang lain memandangiku yang sedang berteriak-teriak senang dan seperti remaja yang sedang jatuh cinta. Dan setelah menunggu 15 menit, ia pun menjemputku dan membawaku entah kemana.

“Oppa, apakah ini apartemenmu?” tanyaku saat memasuki gedung yang ku yakini adalah apartemen. Ia pun tersenyum dan mengangguk meng-iya kan pertanyaanku.

“Jika kau sedang tidak ingin pulang, kau bisa menginap di sini” ucapnya sambil memberiku segelas air.

“Mwo?” tanyaku polos, otakku sedang mencerna kalimatnya. Otakku mencerna apakah ia sedang mengajakku tidur? Apakah secepat ini? Aaaaahhh apakah aku memakai underwear yang serasi hari ini? Gaaah aku lupa. Ottoke?

“Ahh, aku tidak bermaksud apa-apa Dara-ssi. Aku hanya ingin kau lebih nyaman di sini bersamaku di bandingkan dengan Jiyong” ucapnya memainkan bibir gelas yang di hadapannya. Ia nampak seperti makhluk imut yang terluka. Sebenarnya apa yang terjadi antara dia dan si cabul itu.

“Tentu saja aku lebih nyaman bersamu oppa. kau jangan terlihat sedih seperti itu. Aku tidak ingin melihatnya” ucapku lagi dan tersenyum tulus padanya.

“Jinjja? Gumawo, tapi bisakah aku meminta sesuatu padamu Dara-ssi?” tanyanya hati-hati.

“Emm, apa yang kau ingin kan oppa?” tanyaku padanya.

“Aku hanya ingin kau mengambil kotak musik yang berada di kamar Jiyong, kotak musik klasik yang paling berharga baginya. Bisakah kau merusaknya?” ucapnya sambil menatap yang memohon padaku. Aku mencerna lagi apa yang ia katakan. Entah sepertinya aku salah mendengarnya.

“Mwo? Merusak? Apakah kau menyuruhku merusak yang kau sendiri tahu bahwa itu sangat berharga baginya? Waeyo oppa?” tanyaku yang tak percaya ia meminta aku melakukan hal itu.

“Aku hanya ingin ia merasakan kesakitan yang ku rasakan Dara, bahkan itu tidak seberapa dibandingkan kesakitanku selama berteman dengannya” jelas Il woo oppa lagi. Dan aku hanya mentapnya sedih.

“Benarkah ini kau yang sebenarnya? Jadi kau mendekatiku dan bersikap baik padaku agar kau bisa menyuruhku berbuat seperti itu Ill woo-ssi? Sebaiknya aku pulang, permisi” ucapku beranjak dari sofa melangkah menuju pintu. Dan tiba-tiba pergelanganku di tahan.

“Lakukanlah dan kita akan memulai dari awal hubungan kita” ucapnya lagi menatapku tajam namun aku pun membalasnya dengan tatapan tajam.

“Sejak aku mendengar permintaanmu, saat itu hatiku tertutup untukmu. Memang aku menyukaimu namun kenyataan membuka kebutaanku. Kau tidak sedikitpun peduli padaku, yang kau pedulikan hanya dirimu dan rasa sakitmu. Kau orang yang sangat egois, Ill Woo ssi” ucapku sambil menghentak kasar tangannya hingga pergelanganku bebas darinya dan aku pun berlari keluar dari apartemennya.

            Aku berjalan entah dengan tujuan kemana, aku hanya mengikuti kakiku hendak pergi kemana. Aku berfikir panjang, merasakan sakit yang seharusnya aku antisipasi. Aku hanya terlalu naif jika Ill Woo mendekatiku dengan kurun waktu yang cepat, logikaku mati saat perhatiannya padaku, namun kini kenyataan menghempasku. Benarkah tidak ada seseorang yang benar-benar peduli padaku? Aaah, eomma appa di surga sana apakah anakmu ini tidak layak untuk di cintai dan di sayangi, hemm. Mengapa aku sangat menyedihkan.

            Aku terduduk di trotoar, menenggelamkan wajahku di antara dekapan tanganku yang tertopang oleh lututku. Aku menangis, ini sakit bahkan bahkan ini sangat menyebalkan. Aku benci pada diriku sendiri. Bruuugh. Tiba-tiba seseorang seperti memelukku dengan erat.

Author Pov.

~ Apartemen Jiyong~

“Hyung, mana Dara nuna? Sejak tadi aku tidak melihatnya sama sekali” tanya Seungri yang memang sangat dekat dengan Dara.

“Molla” jawab Gd malas.

“Aiish, kau ini bagaimana Ji. bukankah dia ku suruh menjemputmu dan ia menyetujuinya. Sepertinya sudah terjadi sesuatu pada kalian, benarkan?” selidik Top menatap pada Gd yang sedang membaca majalah style.

“Hyung, maaf aku telat. Di jalan sangat macet sekali karena ada bus yang terbakar. Ini hyung kontrak kerja dari Moonshoot” ucap Daesung yang baru saja datang dan ia menyerahkan kontrak kerja pada Top.

“Jinnjaa? Aaah aku khawatir pada Dara. dia trouma pada kejadian masa kecilnya. Hingga ia tak bisa melihat sebuah kebakaran atau api besar. Aiissshhtt di mana yeoja itu? Bisa-bisa aku di bunuh yeoja berambut merah” ucap Top sambil berusaha menghubungi Dara.

“hyung, apa maksudmu?” kini Gd meminta Top menjelaskan lebih detail.

“Kau belum tahu? Dara trouma karena eomma dan appanya meninggal saat rumahnya kebakaran. Hingga saat ini dia akan seperti saat ia kecil jika ia melihat api besar atau sebuah kebakaran. Itu yang aku tahu dari teman merahnya kemarin” jelas Top masih menghubungi Dara, namun tak berhasil. Jiyong terdiam dan mencerna semua penejelasan Top dengan ocehan Dara saat ia mabuk.

“Hyung, kau mau kamana?” tanya Seungri pada Gd yang tiba-tiba berlari.

“Dae, dimana kejadian kecelakaan tadi? Palli” ucap Gd pada Daesung yang mati otak seketika karena melihat ekspresi Gd yang sangat aneh, ia baru melihat Gd yang seperti sangat khawatir.

“Tak jauh dari sini hyung” ucap Daesung masih dengan kebodohannya. Namun tanpa menghiraukan yang lain, Gd berlari lagi keluar dari apartemennya, lari, lari dan berlari menuju tempat kecelakaan itu.

            Mata Gd tak melewatkan sedikitpun sudut pada jalan. Kakinya sangat lelah, namun ia paksakan berlari lagi dan lagi. Mencari sosok yang sebelumnya bertengkar dengannya, yang sebelumnya sangat menyebalkan baginya. Namun, entah yang kini ia rasakan hanya takut, takut dan sangat takut. Takut jika orang itu menangis tersedu seperti kejadian yang sebelumnya. Ia takut jika tidak ada di dekatnya saat itu.

“Dimana kau Dara?” ucap  Gd masih mencari Dara. ia pun kembali berlari. Hingga ia mendapati seseorang telah memeluk lututnya menenggelamkan wajah di kedua lengannya.

            Bruugh, Gd membungkus tubuh yang sedang menangis terisak itu dengan tubuhnya. Memeluknya dengan rasa lega karena ia telah menemukan yang sedari tadi ia cari.

“kemana saja kau? Aku mencarimu, huh?” bisik Gd pelan. Tubuh yang di peluknya berusaha melepaskan pelukannya.

“Jaebal, biarkan seperti ini hanya beberapa detik saja” ucap Gd lagi dengan nada lirih.

“Waeyo?” tanya Dara, yeoja yang kini di pelukan Gd sang model angkuh.

“Berhenti menangis, berhenti takut dan berhenti merasa sendiri” bisik Gd lalu melepaskan pelukannya, dan menatap wajah yeoja yang membuatnya merasakan hal yang tak pernah ia rasakan selama ini.

“Aku akan ada untukmu” ucap Gd membuat air mata Dara kembali jatuh.

~Chu ~ Gd mengecup air mata yang jatuh di pipi Dara, membuat Dara terkaget karena perbuatan Gd itu. Namun Gd menangkup kedua wajah Dara yang masih tidak mengerti ada apa dengan namja di hadapannya. Gd memperpendek jarak wajah nya pada Dara, hingga kedua bibir mereka bersentuhan. Gd mengecup lembut bibir Dara, membuat Dara membulatkan matanya tak percaya dengan apa yang terjadi saat ini. Berbeda dengan Gd, ia menutup matanya seperti yang ia lakukan saat ini benar-benar dari hatinya.

            Di ujung jalan, terlihat Ill Woo menatap geram, mengepalkan tangannya. Melihat kejadian yang membuat ia merasa kalah lagi dari Gd. Ia terlambat menyadari perasaannya yang ternyata memang tertarik pada sosok Dara dan bukan karena alasan apapun. Ia menyukai Dara namun sepertinya terlambat.

=TBC=

Nb: semoga suka dan bisa mengobati karena updatenya lama, kekeke. Mainhae, jeongmal mianhae readers. Tetap setia dengan ff author ne, dan tinggalkan cerita di kolom coment. Jujur coment kalian kadang buat author bisa berimaginasi lebih, karena prediksi-prediksi kalian di kolom coment. So, thanks you so much and still love my ff. Muach *kecup_basah, kekeke.

 

44 thoughts on “IMMATURITY [ Chap. 6]

  1. Cemburu itu merusak pikiran loh .. Hihihi
    Tuh kan yg melanggar peraturannya si jiyong .. Makanya jangan sok angkuh oppa,suka kan jadinya 😊😊😀😀

Leave a comment