[Series] Melody of The Paint – 1

edit1

Melody of the paint

Author: alexandria

Cast star: Kwon Jiyong(30th),Sandara Park(28th),Lee Donghae(29th)

 

Part 1

 

“Good morning madam..”

“Good morning, Dongwook.” Dia tersenyum kepada laki-laki yang sudah hampir 5 tahun menjadi tangan kanannya.

“Ini adalah daftar nama-nama yang akan diundang di acara annual party hotel kita nanti,madam.” Kata Dongwook sambil meletakan dokumen tersebut di meja bosnya.

“Dongwook..”

“ya madam?”

“berhentilah memanggilku dengan sebutan madam.” katanya dengan menyipitkan matanya. “Sudah untuk kesekian kali, saya mengatakan kepada anda, kan?” lanjutnya.

“Tapi…”

“Saya tak mau mendengar kata tapi Choi Dong Wook. Itu kedengarannya seperti saya adalah wanita tua.” Potongnya cepat

“Anda tahu bahwa itu bukanlah maksud saya.” Balas Dongwook sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Jadi, anda ingin memanggil anda dengan sebutan apa bos?”lanjut Dong Wook.

Dia tersenyum hangat, “Panggil aku, nona Sandara Park.” Perkataan tegas dengan nada yang lembut keluar dari mulut kecilnya.

“ba..ba..baiklah, nona sa-sandara.”kata Dongwook sambil menganggukan kepalanya dengan kaku. Punggung Sandara bersandar di kursinya, melipat kakinya dengan anggun dan tersenyum puas kepada sekretarisnya itu.

“Okay. So, siapa saja tamu penting kita kali ini?” tanya sambil membalikan lembaran kertas yang diberikan Dongwook.

“Semua hampir sama saja dengan tahun lalu, nona. Hanya ditambah satu tamu penting yang akan melengkapi acara itu.”

“Oh, itu bagus. Siapa dia?”tanyanya dengan wajah ingin tahu sambil meletakan dagunya di atas kedua tangannya yang saling terjalin.

“Dia adalah seorang pianis yang diakui oleh dunia berkat tangannya yang sangat cepat memainkan piano.” Wajah sandara menegang tapi hanya beberapa detik, dia dapat mengontrol dirinya.

“Hmm.. sangat menarik.” Katanya dengan senyum yang sulit dibaca.

“Tapi nona, dia agak susah dihubungi. Jadwalnya yang sangat padat dan sepertinya susah untuk membuat janji hanya untuk acara seperti ini. Dia biasanya hanya tampil di acara-acara opera musikal berkualitas dunia.” Jawab Dongwook cepat.

“Aku tak mau mendengar alasan seperti itu. Aku sangat penasaran bagaimana permainannya sehingga ia mendapatkan julukan seperti itu.” Kata sandara cepat, mengacuhkan wajah cemas Dongwook.

“Baiklah nona sandara.” Kata Dongwook mengalah karena ia tahu bahwa apa yang diinginkan oleh bosnya itu haruslah didapatinya. Jadi percuma saja berdiskusi dengannya.

“Okay. Ada lagi yang ingin kamu katakan?”

“Tidak ada lagi, nona. Saya permisi.” Dongwook beranjak pergi dari ruangannya bosnya. Ketika ia mau membuka pintu, suara bosnya menghentikan gerakkannya.

“Dongwook..” Dongwook membalikan tubuhnya segera ke arah bosnya.

“Ya nona?”

“Pastikan dia untuk datang. Pianis yang berbakat itu.” Kata Sandara yang berdiri menghadap jendela dan melipat tangannya didepan dada. “Jangan datang sebelum kamu dapat memastikan padaku bahwa dia bisa datang.” Tatapannya menerawang ke langit yang terlihat indah di pagi hari ini.


“SHIT!SHIT! SHIT!!!” maki Dongwook di dalam ruangannya.

“Hei bro.. ada apa?”

“Fvck!!!” teriak Dongwook kaget karena mendengar suara itu. Suara yang tak asing lagi di telinganya yang dapat membuat moodnya bertambah jelek.

“wooaaah… ini aku hyung… choi seung hyun!.. adikmu!” katanya sambil berdiri dan berjalan ke arah hyungnya yang terperanjat karena kehadirannya.

“Kamu tak perlu memperkenalkan dirimu brengsek. Ada apa kamu kesini tanpa menghubungiku hah?! Kasus apalagi yang kamu buat sekarang?” kata Dongwook sinis.

“hahahaha.. calm down hyung.”jawab seunghyun terkekeh. “aku kesini cuma hanya mau memastikan bahwa kamu baik-baik saja. Kita sudah lama tidak ketemu sejak kamu pindah ke apartementmu 6 bulan lalu.”

“hahh… kamu hanya bisa mengagetkan aku saja seung hyun.. lain kali kalau mau datang ke kantor itu hubungi aku dulu. Kamu bisa saja pergi ke apartementku kapan saja.”

“ah, gimana aku mau pergi hyung.. kamu tidak memberitahukan kepadaku alamat tempat tinggalmu itu.. ayah dan ibu juga khawatir sama kamu. Makanya mereka memaksaku datang kesini untuk memastikan bahwa kamu tak apa-apa.” Jelas seunghyun sambil berdiri di depan meja kakaknya itu.

“sudah berapa kali aku bilang bahwa aku baik-baik saja. Aku melakukan ini supaya aku bisa mandiri. Kamu tahu sendiri kan gimana protektifnya ayah dan ibu. Aku hanya mau fokus ke pekerjaanku dulu.”ucap dongwook acuh sambil duduk ke kursinya.

“tapi hyung, bukannya sudah kelewatan, kamu tak mau memberitahu alamat tempat tinggalmu, hah?” tanya seunghyung dengan wajah memelas.

“tidak. Jika aku memberitahukan kepada mereka, mereka akan datang dan menyeretku kembali ke rumah. Dan jika aku memberitahumu, itu sama saja. Karena kamu akan memeras mereka dengan alamatku itu.” Jawab Dongwook dengan menyipitkan matanya ke arah adiknya itu.

“Daebak! You know me so well, hyung!, ckckck”kata seunghyun kagum sambil menggelengkan kepalanya. “So, kenapa tadi kamu begitu gusar waktu masuk kesini? Apa mantan pacarmu itu minta balikan?”

“Tidak. Bukan itu.. yaah soal pekerjaanku saja.”. Seunghyun hanya menanggapi dengan menganggukan kepalanya sambil membulatkan mulutnya seperti huruf o. “Mengapa juga harus aku bilang kepadanya tentang pianis itu.”lanjut Dongwook.

“hmm? Pianis?”

“iya, hotel ini akan membuat annual party dua minggu depan. Dan kami merencanakan akan mengundang pianis berbakat itu ke acara ini.”

“Pianis berbakat?” tanya seunghyun membeo.

“Iya.. Dia adalah pianis yang sangat berbakat yang diakui dunia, dan aku menjelaskannya ke bosku. Dan seperti biasa, rasa penasaran bosku setelah mendengar sesuatu yang menarik. Dia mengharuskan untuk kedatangan the great Kwon Jiyong.”Jelas Dongwook sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.

“hmm,,Kwon Jiyong.. aku pernah mendengar namanya. Hmm,seperti sangat familiar.”kata seunghyun terlihat berpikir keras. Hening seketika di dalam ruangan. “aaahaa!! aku ingat. Dia pernah menjadi pembicara di seminar tentang musik di kampus dan menjadi tutor hanya kepada mahasiswa yang mendapatkan nilai tertinggi di bidang komposer. Sayang nilaiku tak termasuk bagus untuknya.” Kebetulan Seunghyun adalah mahasiswa di seoul university di bidang musik.

“Yang jadi masalahnya, dia sangat sulit untuk dihubungi dan ditambah waktu kita hanya sedikit.”

“kenapa baru mau menghubunginya sekarang hyung?! Dia adalah orang yang sangat sibuk. Entahlah apa saja acaranya tapi yang aku tahu, seharusnya sebulan sebelum hari H sudah harus mengatur janji dengannya.”

“Ya, aku tahu itu. Haaah.. kenapa juga aku mencantumkan namanya di daftar itu.. shit! Sekarang aku harus bagaimana?”

“hmm.. sepertinya ayah mengenalnya.. kenapa tidak tanyakan saja kepada ayah? Mungkin ayah bisa membantumu..”

“wooaah…. aku lupa bahwa ayah adalah rektor dari kampusmu kan?! Pastinya ayah mengenal dia. Hmm…” seru Dongwook bersemangat sambil berdiri dengan cepat dari kursinya. “thanks seunghyun.. ternyata kamu bisa juga diandalkan bukan hanya bisa menyusahkanku.”

“heol! Jaga ucapanmu itu hyung. Aku adalah adik yang paling baik di dunia. I’m TOP, am not I?!” Kata seunghyun sombong dengan meletakan kedua tangannya di pinggangnya dan mengangkat kepalanya tinggi.

“hahahhahahaha… yayaya, kamu hanya sedikit dipuji sudah berlagak seperti ini..” kata Dongwook terkekeh dengan sikap adiknya itu.

“Yeoboseyeo??” suara serak dalam terdengar di saluran teleponnya.

“Yoeboseyoe ayah..”

“Yaak!! Darimana saja kamu? Aku kira kamu sudah tidak ingat akan keluargamu hah?!”

“ya.. kenapa ayah bisa berkata seperti itu.. aku tak sedurhaka itu ayah……”

“Langsung saja, ada apa kamu meneleponku?”

“ayah tahu saja… gini yah, ayah kenal dengan Mr. Kwon Jiyong? Dia pianis. Kata seunghyun dia pernah ke kampus melakukan seminar dan menjadi tutor sementara”

“Hmm.. dia itu.. iya ayah tahu. Memang Kenapa?”

“Hotel ini ingin mengundangnya di acara annual party dua minggu depan. Aku tahu ini sudah sangat terlambat untuk membuat janji dengannya tapi mengetahui ayah mengenalnya, mungkin saja ayah dapat membantuku.”jelas Dongwook dengan suara yang bersemangat.

“gimana ya? Akan ayah usahakan ya.. nanti ayah akan memberitahumu jika ayah dapat menghubunginya.”

“haaah… terima kasih banyak yah.. nanti minggu ini aku akan berkunjung ke rumah.. aku akan membawa ayah anggur yang ayah suka.” Dongwook mendesah legah.

“yayaya… baiklah. Sampai jumpa.”

“sampai jumpa yah..” Dongwook melompat senang dalam ruangannya sambil menari-nari ketika ia memutuskan sambungan telepon dengan ayahnya. “Nona Sandara, anda tak akan pernah kecewa mempekerjakanku di hotel ini.” Dia berbicara pada dirinya sendiri dan tertawa kesenangan.


Music on: “Somewhere over the rainbow piano

Jari-jari Jiyong kembali memainkan melodi yang entah sudah berapa ribu kali ia memainkannya. Melodi yang selalu menjadi kesukaan eommanya. Entah apa yang Jiyong rasakan sekarang sehingga ia ingin memainkan lagu tersebut.

Ia menutup matanya, merasakan melodi yang dimainkannya dengan sepenuh hati. Hatinya yang sesak, yang membuatnya sulit bernapas saat ini, yang ingin membuatnya mengeluarkan air mata tapi sepertinya air matanya telah mengering. Ia menghela napasnya dalam-dalam ketika mengingat masa-masa ia bersama ibunya. Kadang ia tak mengerti dengan kehidupannya sendiri. Benar ia menjadi pianis yang hebat di mata dunia, ia berhasil membuat eommanya bangga akan dirinya. Tapi kehilangan kedua orang tuanya membuat dia menjadi salah satu orang yang menyalahkan Tuhan. Pertama, ayahnya yang pergi meninggalkan dia dengan ibunya saat dia berusia 5 tahun hanya untuk wanita lain. Dan ketika ia berusia 10 tahun, ia mendengar ayahnya meninggal karena kecelakaan bersama dengan wanita yang ternyata masih berstatus istri orang. Dan sekarang ibunya, yang selalu bersama dengan dia, yang selalu ada disisinya mendukungnya, telah tiada. Hati seorang Kwon Jiyong yang dulunya begitu hangat, sekarang hanya sedingin es karena tidak ada lagi matahari yang dapat menghangatkan hatinya.

Ia menghela napas lagi ketika mengakhiri permainannya.

Tok tok tok tok…

Ketukan pintu ruang pribadinya terdengar.

“Tuan, ada yang mencari tuan..” terdengar suara kang hye jung dibalik pintu.

Jiyong pun dengan malas berjalan ke arah pintu dan membukakan sedikit cela agar dapat melihat pembantu yang sudah dianggap Jiyong seperti adjumanya sendiri.

“siapa adjuma?” kata Jiyong dengan raut malasnya.

“katanya Tuan Choi dari universitas Seoul, tuan” jelas hye jung cepat.

“oooh.. ok, tolong siapkan teh untuknya neh adjuma?!” katanya saat keluar dari ruangannya dan menuruni tangga.

“annyeonghaseyo sir Choi.. ” kata Jiyong dengan hormat sambil membungkukan badannya memberi hormat kepada Mr.Choi dan mengulurkan tangannya.

“annyeonghaseyo Jiyong.” Menjabat tangan Jiyong. “Langsung saja, saya kesini meminta sedikit mengundang anda.. ”

“Mengundang?!” tanya Jiyong tak berekspresi sama sekali.

“Iya.. saya ingin mengundang anda ke acara annual party hotel Park Hyatt Seoul yang akan mereka adakan 2 minggu depan. Mereka ingin melihat performance anda di acara mereka nanti.” jelas Mr.Choi cepat sebelum Jiyong dapat menyelanya.

“hmm.. maaf Mr.Choi. sepertinya bukan kelas saya untuk tampil di acara seperti itu.” Tolak Jiyong dengan tegas sambil melipat tangan di depan dadanya.

“Tolonglah Jiyong.. apa salahnya jika menghadiri acara itu? Mereka sangat menginginkan kehadiran anda. Kebetulan anda ada di Korea sekarang, jadi mereka menganggap anda adalah tamu spesialnya mereka.” Kata Mr.Choi dengan nada yang lebih lembut.. “Anggaplah anda membantu saya untuk menghadiri acara tersebut. Karena tak ada ruginya kan menampilkan bakat luar biasamu dihadapan para bangsawan yang akan hadir nanti?”lanjut Mr.Choi dengan hati-hati.

“Mr.Choi, anda sangat merepotkan saya.” Jawab Jiyong mengambil teh yang baru diantarkan oleh hye jung.


“Good Morning nona Sandara!” Salam Dongwook ketika sandara memasuki ruangannya.

“Good morning Dongwook.” Balas Sandara dengan senyum manis yang selalu menempel di wajah cantiknya itu. “Ada apa menunggu saya disini?” tanyanya sambil duduk dan menatap sekretarinya itu.

“Hmm.. saya pikir anda serius dengan kata-kata anda kemarin?! Saya tak mungkin datang bertemu anda jika saya akan mengecewakan anda, nona.” Senyum Dongwook mengembang ketika mengatakan itu.

“Oh? Bukankah ini adalah pertama kali kita bertatap muka lagi setelah 1 minggu?” katanya sambil membulatkan matanya dan alisnya terangkat.

“Maafkan aku nona.. tidaklah mudah untuk merayu Mr.Kwon untuk hadir. Dia orang yang sangat dingin nona.”

“Asal anda tahu Dongwook, saya menunggu anda selama 1 minggu dan anda tak pernah muncul di hadapan saya. Anda membuat saya kecewa menunggu berita ini selama seminggu?”

“oh, ayolah bos.. maafkan saya. Jika anda jadi saya, anda akan tak tahan menghadapi sikap dari Mr.Kwon.”

“Okay. Jadi, dia akan datang?”

“just like you want, miss..” senyum kembali mengembang di wajah Dongwook. Ia berhasil membawa kabar baik ini dengan bantuan ayahnya. Jika ayahnya tidak turun tangan, mungkin dia sudah menjadi pengangguran yang malang sekarang.

“Good job, Dongwook. Aku semakin penasaran bagaimana dia sebernarnya. MR.KWON JIYONG” Ada senyuman yang tak dapat dimengerti Dongwook terukir di wajah bosnya itu. Senyuman yang seperti akan membuat pekerjaannya semakin sulit. ‘dear God, please don’t leave me alone’ batin Dongwook.

 

 

 

 

To Be Continue

 << prolog next >>


 

A/N ;

Gumawo cingu atas komentarnya!

Dan tetap meninggalkan jejak yah cingu..

Sangat membantu karena berhubungan aku masih author pemula..

Terima kasih udah mampir.. next chapter will updated soon jika komennya banyak..

^.^

28 thoughts on “[Series] Melody of The Paint – 1

Leave a comment