THETA [Chap. 3]

theta

Author : Defta

Cast     : Sandara Park, Kwon Jiyong

Genre   : School life

Dara berangkat sekolah dengan gitar di punggungnya.

“Kenapa kau membawa itu ?” Tanya Jiyong ketika mereka berpapasan di sekolah.

Dara merucutkan bibirnya. “Ayahku menyuruhku untuk menghafal kunci-kunci dasar terlebih dahulu, aku ingin meminta bantuan teman sekelasku”

Jiyong mendesah pelan. “Aku akan menemuimu di kelas ketika pelajaran selesai, tunggu aku disana”

“Kau bilang kau tak mau kemarin”

“Kau mau atau tidak”

“Aku mau” Mata Dara langsung berbinar cerah. “Terimakasih”

Jiyong lalu mengambil gitar dari punggung Dara. “Aku yang akan membawanya ke kelasmu, gitar ini lebih besar dari tubuhmu” Dara mencibir dan membiarkan jiyong mengambil gitarnya, lalu merka berjalan beriringan menuju kelas Dara.

Dan ketika sampai Jiyong meletakkan gitar itu di samping tempat duduk Dara.

“Jangan guanakan untuk merayu pria lain”

“Baiklah !” Dara tersenyum degan manis, tak menghiraukan Chaerin yang sedari tadi menatap mereka.

“Aku kembali ke kelas” Jiyong mengacak rambut panjang Dara, lalu keluar dari kelas dan melewati chaerin begitu saja.

===

Kelas akhirnya selesai beberapa menit yang lalu, Dara membuka tas gitarnya dan mengambil gitar berwarna coklat dari dalamnya.

Seorang Pria tiba-tiba berdiri di depan Dara. “Butuh bantuan ?” tanyanya.

“Tidak terimakasih” tiba-tiba suara Jiyong menjawab ucapan pria itu. “Kau pergi saja” ucapnya tegas. Oh jiyong kau protektif sekali.

Setelah orang itu pergi Jiyong menatap Dara dengan tajam. “Sudah kubilang untuk tidak merayu pria dengan gitar itu”

“Aku tidak melakukannya” Bantah Dara sambil menggelembungkan pipinya.

“Tapi pria itu tadi…”

“Aku tidak merayunya, dia sendiri yang datang, kau tau sendirikan kalau aku ini cantik, wajar saja kalau banyak pria yang mendekatiku”

Jiyong mendesah dengan keras sambil meletakkan tangan di pinggangnya. “Terserah”

“Kau jadi mengajariku kan ?” Tanya Dara dengan nada yang merendah dan memohon.

“Iya” jawab Jiyong singkat.

Jiyong mengajari Dara bermain gitar dari langkah pertama, tanpa terasa 3 jam berlalu dan sekarang hari sudah mulai senja.

===

Suara ketikan antara sumpit dan sendok saling bersautan, termasuk Dara dan Jiyong dkk, kenapa dibilang dkk, karna Jiyong bersama dengan Seunghyun, Seungri, Yongbae dan Daesung. Tentu juga ada Dara disana dan Dara adalah satu satunya wanita disitu.

“Kau sudah mempelajarinya ?” Tanya Jiyong sambil menaruh sebuah lauk di sendok Dara.

Dara memasukkan sesuap nasi besrta lauknya kedalam mlutnya, mengunyahnya sebentar “Neh, tapi itu sangat sulit”

“Aku sudah memulihkan lagu yang mudah untukmu”

“Tapi itu masih sulit Jiyong !!”

“EHM..” teman-teman yang lain berdehem, memecahkan keromantisan Dara dan Jiyong.

Dara tiba-tiba melepas sebuah jam yang melekat di tangan kirinya. “untukmu”

“Woho… bukankah iu rolex terbaru ?” Seunghyun tiba-tiba menyahuti melihat jam itu.

“Neh, Ayahku yang memberikannya”

“Wooo… Kau sangat beruntung Jiyong-ah”

“Kenapa dia memberikannya padaku ?” Tanya Jiyong sambil  mengambil arloji bermerk terkenal itu.

“Dia sering mendapatkah hadiah dari koleganya, tapi dia jarang memakainya, awalnya dia menyuruku memberikannya pada seseorang”

Suara tawa tak terelakkan setelah Dara mengungkapkan hal itu.

“Lalu…”

“Lalu aku bilang, kau akan cemburu jika aku  melakukan hal itu, Dia mengerti dan menyuruhku memberikannya padamu saja. Surat-surat serta kotaknya ada ditasku aku akan mengambilnya nanti” Lanjut Dara.

Jiyong mengagguk mengerti. “Temui aku di atap sehabis sekolah, kita latihan lagi”

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang mendengarkan percakapan mereka.

===

Chaerin tersenyum miring melihat Dara memasuki kelas setelah jam istirahat selesai. Ia lalu berjalan dan  berhenti tepat di depan Dara. “Apa kabarmu baik tuan putri ?”

“Begitulah”

“Apa kabar ayahmu juga baik ?”

Dara memicingkan matanya, ia merasa sesuatu yang salah tengah terjadi “Kenapa kau bertanya tentang ayahku ?”

Chaerin mendekatkan bibirnya ke telinga Dara. “Karna ayahmu adalah Sajangnim ku” 5 kata itu cukup membuat kelopak mata dara membulat seketika. Ia menahan nafasnya mencoba mengontrol detak jantungnya.

“Aku bukan anak Yang Hyun Suk”

“Aku mengetahuinya dari Jiyong, Sandy Yang”

Kelopak mata Dara membulat seketika

===

Dara menununggu Jiyong di atap. Kelas selesai setngah jam yang lalu dan Jiyong belum juga menampakkan dirinya. Tak lama suara decitan pintu terdengar. Dara berfokus pada pintu  yang berdecit itu.

Wajah dara menggelap, buku-buku jarinya memutih karna menggenggam gagang gitar. Melihat hal itu Jiyong berjalan kearah Dara dengan perlahan.

#BRAK Jiyong melindungi wajahnya dari percikan-perckan kayu gitar yang sekarang sudah tidak berbentuk. Ya dara membanting gitar ditangannya kelantai.

“Sandy apa yang kau lakukan ?” Tanya Jiyong kemudian.

“Seharusnya aku yang menanyakan hal itu, apa yang kau lakukan Kwon Jiyong kenapa kau memberitahu chaerin tentang diriku yang sesungguhnya ?” Balik Tanya Dara.

Sesaat dahi jiyong berkerut. “Aku ? aku tidak mengatakan apapun pada Chaerin”

“Tapi jalang itu tau kalau aku adalah…” perkataan Dara berhenti seketika tatkala melihat sebuah kamera yang mengarah kepadanya dari celah pintu yang terbuka. Dalam hati dara mengumpat kesal. “Jiyong cium aku sekarang” Ucap Dara yang seperti perintah.

“Apa ? Kenapa ?”

“cepat Jiyong !!” Perintah Dara dengan tanpa suara yang muncul, hanya gerakan bibir saja.

Walau ragu Jiyong berjalan mendekat, meraih tengkuk Dara dan mencium bibir Dara pelan, dan kemudian melumatnya. Sesuatu dalam dirinya membuncah ketika melumat bibir mungil itu.

Hal yang sama juga terjadi pada Dara. Sesaat dirinya terlupa tujuan utama meminta Jiyong menciumnya, dia menikmati itu dan jantungnya berdegup 2x lebih cepat.

Jiyong melepaskan tautan bibirnya perlahan saat dirasa tarikan nafas Dara sedikit mengalami kendala. Dengan ibujarinya dia mengusap pelan beberapa tetes saliva yang berada di bibir Dara.

“Apa yang terjadi eoh ?” Tanya Jiyong.

Dara seakan tertampar kembali kedunianya. Ia melirik di belakang punggung jiyong. kamera yang sebelumnya mengarah kepadanya sudah tidak ada.

“Antarkan aku pulang”

==TBC==

 

36 thoughts on “THETA [Chap. 3]

Leave a comment