FOOLISH LOVE ~ Stupid Boy Kwon Jiyong! [Chap.2]

 

Foolish love

Author : Agniaaa
Main Cast : Sandara Park, Kwon Jiyong
Other Cast : Park Bom, Song Jongki, Choi Seunghyun, Mizuhara Kiko
Genre : Romance

*****

Dara POV

Aku membuka lagi pintu apartemenku dengan hati-hati. Dan tak bisa kupercaya, dia disini. Si namja menyebalkan itu, yang ingin ku cabik cabik dan kumakan dagingnya(?) berdiri dengan tatapan dingin yang angkuh. Namun harus ku akui dia keren. Cih..

                “kau benar benar ada disini? Ya! Kau Kwon Jiyong!”

Aku berteriak sambil menempelkan telunjukku di dahi namja itu. Tapi dia malah mentertawalanku. Sial, dia pikir dia sedang apa? Oh dara bersabarlah.

                “biarkan aku masuk” ucapnya

Enak saja orang bodoh ini, dia pikir dia bisa masuk ke apartemen suci ku ini. Tentu saja tidak! Aku memberi tatapan tajam padanya. Tapi belum sempat aku mengatakan tidak, namja bodoh itu sudah masuk mengotori apartemenku. Arrrggghhhhh!!!!

                “hei! Aku belum mengijinkanmu masuk bodoh!” aku mengikuti langkah jiyong yang kini sudah berada di ruang tamuku.

Dia kemudian hanya menoleh kemudian duduk di sofa sambil menyilangkan kedua kakinya. Sementara aku hanya bisa menggerutu dan berdiri di hadapan namja bodoh ini.

Jiyong menatapku. Tunggu, dia menatapku? Perlahan matanya memperhatikan dari atas ke bawah dan ke atas lagi.

                “rata” ucapnya dengan ekspresi datarnya itu.

                “apa?!” aku meledak tak percaya, orang ini benar benar tidak tahu sopan santun.

Demi neptunus saus tartar pasta ikaaan, keluarkan dia dari siniii!!!

                “kau memakainya?” dia berkata sambil memperhatikan kakiku. Kaki? Oh tidak.

                “aku.. aku tidak punya kaus kaki lagi, jadi aku memakainya” ucapku sadar kalau jiyong sedang menunjuk sepasang kaus kaki bermotif kelinci yang kupakai

Dia hanya tertawa mendengar jawbanku, dasar gila.

                “nanti aku akan membelikanmu seratus pasang kaus kaki kalau begitu” dia pun cekikikan.

hh.. orang ini benar benar harus kuhabisi!!

                “jadi kau mau apa bodoh? Aku tidak punya urusan lagi denganmu” ucapku ingin cepat cepat mengusir orang bodoh ini.

                “aku akan menginap disini” jawabnya santai.

                “APA?!!”

Jantungku! Oh jantungku rasanya akan melompat keluar dari tempatnya. Aku melotot padanya tak percaya. Dia pikir ini hotel atau penginapan atau rumah kerabatnya, sungguh aku tidak mengenal siapa dia. Dasar gila!

Aku menepuk nepuk dadaku mencoba untuk tidak kehilangan oksigen lagi. Kenapa ada orang seperti ini datang ke apartemenku? bodoh, tidak sopan, berandalan dan angkuh. Tuhan apa salahku? Aku tahu aku bersalah karena sering lupa member makan dadoong, tapi haruskah aku mengenal orang ini?

                “heh tepos” aku mendengar suara bencana itu lagi. Bencana.

Aku masih menatapnya tajam, dan dia haya balik menatapku dengan tatapan dinginnya. Sok cool sekali ida. Cih..

                “KAU PIKIR INI HOTEL HAH? TIDAAAAKKK BISAAAA! MEMANGNYA AKU INI WANITA MACAM APA MEMBIARKAN NAMJA SEPERTIMU MASUK KE APARTEMENKU SEENAKNYA! CEPAT KAU KELUAAAARR! KELUAR SEK—– pppfffttt”

Aku meledak ledak mengeluarkan suara seperti bom atom. Aku tidak tahan lagi! Tapi sedetik kemudian tangannya sudah menutup mulutku dengan keras. Kwon jiyong kau akan matiii !!!

Aku menatapnya tajam sementara mulutku masih ia tutupi dengan telapak tangannya.

                “diam” jiyong menatapku tajam. Entah kenapa aku…. Takut.

Sedetik kemudian ia melepaskan tangannya yang menutupi mulutku. Aku terdiam, entah kenapa aku diam dan menuruti perintahnya. Aku menatap matanya yang menatapku tajam. Tidak, kenapa ini? Aku mengalihkan pandanganku lalu melangkah menuju dapur untuk mengambil segelas air putih lalu meminumnya. Kenapa ini? Kenapa dia begitu menyeramkan. Tatapannya.. membuatku takut.

Aku menghela napas panjang kemudian kembali ke ruang tamu dan duduk di sampingnya.

                “sshhh… baiklah, apa maumu?” lagi lagi aku bertanya.

Dia menoleh ke arahku dengan malas.

                “sudah kubilang, aku menginap” jawabnya.

                “tapi kenapaaaa?!” tetap saja aku butuh penjelasan untuk semua ini.

                ‘apa dia gelandangan sehingga tak punya tempat untuk pulang? Tapi mana mungkin gelandangan sekeren ini. Maksudku, semua yang dia pakai itu barang bermerek. Tidak, bukan. Atau jangan jangan dia penjahat? Bagaimana jika dia menculikku lalu menjualku? Ah umma eottheokhae?’

Aku terus berkutat dengan pikiranku sendiri saat kusadari dia telah menghilang dari hadapanku. Menghilang?

                “yaaa~ kau dimana?” aku sedikit berteriak.

’jangan jangan dia hantu?’ pikiran ku sudah mulai tidak rasional.

“aku pinjam kamar mandi mu tepos”suara jiyong terdengar setengah berteriak dari balik pintu kamar mandi.

                “haa eottheokhae? Eottheokhae?” aku mondar mandir seperti orang gila.

Bagaimana tidak? seorang namja, bukan temanku, bukan pacarku, dan bukan keluargaku tapi ada di apartemenku. Tuhan selamatkan aku, kumohon.

Aku berlari kecil menuju kamarku, masuk kedalam lalu menutup pintu rapat rapat. Aku mengambil handphone ku yang tergeletak di tempat tidur mencoba mengetik beberapa pesan pada bommie. Tapi , apa jadinya kalau bommie mengetahui hal ini? Pasti aku akan di cincang besok. aku memijat pelipisku, rasanya sakit sekali. Apa tidak apa apa membiarkan dia menginap? Bagaimana kalau sesuatu terjadi padaku? Aku meringis membayangkan hal hal buruk yang akan terjadi padaku. Tidak dara, percayalah, percayalah dia orang baik, dia baik, ya dia baik.

Aku kembali membuka pintu kamarku, aku mengeluarkan kepalaku dan mencoba mengintip melihat keberadaan Jiyong disana. Jangan jangan dia sedang berkeliaran dengan telanjang dada!

                “haaa!! Tidak tidak.” Aku menggeleng gelengkan kepalaku, pikiran macam apa itu.

                “apa yang kau lakukan?” Jiyong yang baru saja keluar dari kamar mandi menatapku dengan tatapan aneh.

Aku tersentak ketika melihatnya, dia tidak telanjang dada!

                “aku.. aku akan menonton” jawabku masuk kembali ke kamarku dan kemudian menutup pintu rapat rapat.

Aku menyalakan TV, memutar kaset film yang sudah kusimpan tapi belum sempat ku tonton. Aku terlalu sibuk belakangan ini. Ditambah lagi dengan adanya sebuah ‘bencana’ yang menghampiriku beberapa hari ke belakang. Aku duduk bersandar di sofa berukuran kecil yang sengaja ku letakkan di kamarku. Sengaja kuletakkan agar membuatku nyaman saat menonton TV. Aku membuat kamarku seperti rumah kedua di apartemen ini. Banyak sekali barang berharga yang ku simpan di kamarku. Salah satunya adalah koleksi action figure sasuke yang tertata rapi disebuah lemari kaca berukuran kecil yang terletak tepat disebelah TV. Kuletakkan disana agar aku mudah untuk memandanginya. Oh Uchiha Sasuke ku tersayang..

Toki wo kakeru Shoujo. Aku membaca tulisan yang terpampang jelas di layar TV ku. Akhirnya aku sempat untuk menonton film ini. Meskipun waktunya sedikit kurang tepat karena datangnya sebuah ‘bencana’ malam ini. Tapi tak masalah juga karena sedari tadi tak terdengar suara apapun dari balik pintu kamarku. Mungkin dia sudah tidur, namja bodoh itu. Dia tidak seburuk yang ku pikirkan.

TOK! TOK!

                “tepos!” suara bencana itu terdengar lagi tepat di balik pintu kamarku.

                “apaa?!” aku setengah berteriak menjawabnya. Sepertinya aku mulai terbiasa dengan panggilan ‘tepos’

Tanpa menjawab pertanyaanku, dia membuka pintu dan masuk ke kamarku kemudian duduk di sofa kecil yang sedang ku duduki sekarang.

                “ya! Apa apaan kau? Keluar!” perintahku mendorong tubuhnya menjauh.

Apa apaan namja ini, memangnya aku kurang baik mengijinkan dia menginap. Sekarang dia masuk ke kamarku dan duduk di sofa kecilku, membuatnya menjadi sempit, membuat acara menontonku gagal.

                “aku ikut menonton” jawabnya yang mulai memfokuskan diri pada layar TV didepannya.

Aku hanya menghela napas panjang. Aku tidak bisa mencegahnya. Sudahlah, terserah dia. Lagipula dia bukan orang yang jahat.

Dua jam berlalu saat kami menyelesaikan film toki wo kakeru shoujo ini. Waktu sudah menunjukkan pukul satu malam. Tapi aku masih dalam posisiku duduk bersandar di sofa smbil memegang kaleng biskuit yang beberapa jam lalu aku ambil untuk menemani acara menonton kami.

Kulihat jiyong yang duduk di lantai. Matanya masih terfokus pada layar TV yang menampilkan tulisan-tulisan kana sebagai pertanda film sudah berakhir. Dia sepertinya sangat serius sekali. Pada saat adegan lucu pun dia tidak tertawa, manusia macam apa dia. Aku meletakkan kaleng biskuit yang isinya sudah hampir habis itu, kemudian meregangkan kedua tanganku.

                “film nya sudah selesai, keluarlah dan tidur” ucapku sambil menepuk bahunya.

                “film macam apa ini?” apa? Bicara apa dia? Jelas-jelas dia yang sedari tadi serius menonton film ini.

                “apa? Bukankah dari tadi kau menikmatinya.” Jawabku yang mulai beranjak menuju tempat tidur.

Dia diam sebentar tapi kemudian berargumen lagi.

                “mana bisa seperti itu. Tidak masuk akal, kecelakaan lalu mendapat kekuatan untuk bisa kembali ke masa lalu. Tidak masuk akal sekali.” Dia menggerutu.

                “namanya juga film.” Cibirku, dasar namja bodoh. “lagipula, di kehidupan nyata kita juga bisa memperbaiki masa lalu.” Tambahku.

                “bagaimana? Kecelakaan lalu mendapat kekuatan seperti gadis di film itu? Pakai otakmu.” Dia berbicara sambil meletakkan satu jari telunjuk di kepalanya.

                “yaaa tidaak!” aku melempar kepala si bodoh itu dengan bantal. “maksudku, ya kita memperbaikinya dengan meminta maaf, menyesali dan memulai dari awal.” Ucapku serius.

Dis terdiam, sedetik kemudian dia bersuara lagi.

                “kalau begitu, orang seperti itu orang bodoh. Menyesali apa yang telah dilakukan. Makanya kalau kau mau melakukan sesuatu, berpikirlah. Kau pikir kaca yang pecah bisa utuh lagi? Bodoh, tidak ada cara untuk memperbaiki masa lalu.” Ucapnya panjang lebar.

Sudahlah, pemikiranku dan dia memang berbeda seratus delapan puluh derajat. Terserah dia mau bicara apa. Argumen-argumennya itu tidak mempan pada diriku.

Aku menghempaskan diriku di tempat tidur dan menyuruh dia mematikan TV lalu pergi. Dia pun menurut kemudian keluar dan menutup pintu kamarku. Aku berbaring menatap langit-langit kamarku. Kwon jiyong, dia unik, dia bodoh dia menyebalkan tapi seketika bisa menjadi orang yang dingin dan serius. Aku tidak tahu siapa dia, dimana dia tinggal, dan siapa orang tuanya. Tapi aku merasa seperti sudah mengenalnya sejak lama.

                                                                                *****

Author POV

                “heh” panggil dara pada Jiyong saat membangunkannya yang masih terlelap di sofa ruang tamu.

Jiyong masih terlentang dengan tangan kanan yang menutupi kedua matanya. Dara pun beranjak menuju dapur dan mengambil beberapa lembar roti untuk dibuat sandwich sebagai menu sarapannya dengan Jiyong pagi ini.

Tak lama, Jiyong pun bangun dari tidurnya dan menghampiri dara yang sedang sibuk dengan sandwich nya. Dia mengucek ngucek matanya sambil berdiri di samping dara.

                “kau sedang apa?” tanya Jiyong

                “membuat sarapan.” Jawab Dara singkat.

Tanpa berkata apa-apa lagi, jiyong pun menuju kamar mandi dan membersihkan dirinya. Setelah itu dia duduk di meja makan dengan satu tangan menangkup dagunya. Dara kemudian menghampiri dengan menu sarapan pagi mereka. Meletakkan satu untuk Jiyong dan satu untuknya. Tanpa mengeluarkan sepatah kata, Jiyong langsung melahap sandwich yang Dara buat.

                “sebenarnya kau siapa?” Dara membuka suara sambil mengunyah sandwich nya.

Jiyong diam menatap Dara.

                “manusia” timpal jiyong.

Raut muka Dara sudah cukup menunjukkan kekesalan. Orang ini susah sekali diajak bicara serius, sigh..

Dara kemudian memberi tatapan pada Jiyong seolah berkata ‘aku serius’.

                “aku Kwon Jiyong, 23 tahun. Berkewarganegaraan Korea Selatan.” Dia menjawab tanpa mengalihkan pandangan dari sandwich yang ada di tangannya.

                “apa pekerjaanmu? Dimana rumahmu? Kenapa kau datang ke tempatku?” Dara mulai membombardir Jiyong dengan berbagai pertanyaan.

Tentu saja Dara ingin tahu siapa dan dari mana makhluk ini. Tiba-tiba hadir meramaikan kehidupannya yang tentram.

                “aku bekerja di Gmarket. Ayahku pemilik Gmarket. Aku tinggal di sekitar sini. Aku tidak mau pulang karena aku sedang marah pada ayahku. Apa itu cukup?” kali ini jiyong menatap Dara.

Dara sedikit tersentak dengan pernyataan Jiyong. Gmarket? Bukankah itu perusaaan yang sangat besar dan mewah. Dia tidak menyangka berandalan seperti ini ternyata anak orang kaya.

Dara memasukan lagi sandwich kedalam mulutnya sambil mengangguk mengiyakan perkataan Jiyong.

                “tapi.. kenapa kau kesini? Aku tidak mengenalmu. Memangnya kau tidak punya teman?” tanya dara yang tidak henti hentinya bertanya.

Jiyong menyentil dahi Dara membuat gadis mungil itu meringis kesakitan.

                “dasar bodoh! Kalau aku ke rumah temanku, ayahku pasti tahu dan menjemputku pulang.” Jawab Jiyong.

‘dasar anak manja’ batin dara

                “memangnya kau tidak mau aku disini? Baiklah aku akan keluar.” Jiyong bangkit dari kursinya.

                “aah tidak tidaaak. Jangan! Maksudku, aku tidak bilang begitu..” ucap dara

                “gotcha~ kau tidak ingin aku pergi kan? Baklah aku akan sering mengunjungimu tepos.” Jiyong pun duduk kembali dikursinya.

Dara hanya menghela napas panjang. Sepertinya dia sudah mulai terbiasa dengan kehadiran Jiyong. Walaupun baru beberapa hari dia mengenal Jiyong, tapi mereka seperti sudah sangat dekat.

                “satu lagi” dara mulai bersuara lagi. Sepertinya dia akan bertanya lagi untuk kesekian kalinya.

                “hn?”

                “dari mana kau tahu namaku?” tanya Dara penasaran. Jiyong bisa tahu namanya, Sandara.

                “aku punya indra keenam.” Jawab Jiyong enteng sambil menoleh ke arah Dara.

Dara melotot, seakan tak percaya dengan apa yang dikatakan namja itu. Pasti dia berbohong pikirnya.

                “kau bohong” timpal Dara

                “memang.” Jawab Jiyong singkat.

Dara mengepalkan kedua lengannya di meja. Tidak percaya dengan sikap orang ini. Pasti dia selalu membuat orang-orang disekitarnya jengkel sampai-sampai ingin mencabuti rambut cokelatnya satu-persatu. Dara mengelus dadanya mencoba bersabar menghadapi orang seperti Jiyong.

                “kau.. “ Jiyong membuka suara lagi. Dara pun mulai menyimak sambil memakan sandwich nya yang tinggal sisa seperempat.

                “saat aku berjalan denganmu. Kau tidak ingat? Kau selalu bergumam ‘sandara hwaiting!’ kemudian ‘sandara bersabarlah’ atau ‘sandara kau bodoh’ seperti itu.” Jelas jiyong sambil menirukan Dara.

Dara menatap Jiyong. Matanya seakan bertanya benarkah dia seperti itu? Dara kemudian meringis mendengar perkataan Jiyong. Ternyata dia sebodoh itu.

                “aku berani taruhan, mungkin seluruh kota sudah tahu namamu” Jiyong mencibir yang kemudian bangkit dari kursinya.

Dara hanya menatap tak percaya. Maksudnya, mungkin itu semua refleks. Ditambah lagi saat beberapa hari yang lalu Jiyong meminta Dara untuk menemaninya itu membuat Dara kesal. Kalau bukan karena tamtam, dia tidak akan mau menuruti semua perintah namja bodoh itu. Stupid boy Kwon Jiyong!

                                                                                                *****

Hari ini Dara tidak pergi ke kantor. Tidak seperti biasanya yang hanya tinggal untuk menonton anime di rumah, dara hari ini pegi keluar bersama Jiyong. Jiyong bilang dia akan mentraktir dara sebagai ucapan terimakasih. Awalnya dara menolak, tapi apa salahnya, toh dia juga berniat baik. Setelah tadi pagi Jiyong berpamitan pulang, siang ini dia akan kembali lagi ke apartemen Dara.

Dara sedang membenarkan rambutnya sambil bercermin ketika jiyong mengetuk pintu apartemennya dan mengajak dara untuk segera keluar dan pergi.

Dara mengambil kunci mobilnya dan berjalan keluar apartemen menyusul jiyong yang lebih dulu pergi.

Mereka memutuskan untuk memakai mobil dara, karena setelah ini jiyong akan langsung ke kantor sehingga tidak bisa mengantarkan dara pulang.

Mereka pun sampai di salah satu cafe di dekat Gmarket. Disana mereka mengobrol banyak, bercerita satu sama lain dan bahkan bertukar nomor telepon dan akun sosial media. Dara mulai nyaman berada di dekat Jiyong. Dia menyebalkan tapi dia juga namja yang baik, sehingga tidak ada alasan dara untuk tidak berteman dengannya.

                                                                                *****

                “hyung!” sebuah suara menggema saat Jiyong memasuki Gmarket

Terlihat seorang namja berlari dan merangkul Jiyong sambil tertawa tawa.

                “hyung, kau kemana kemarin? Kau ke club lagi? Presdir sampai meneleponku. Dia sampai memanggilmu si brengsek pembangkang.. ckck.” Dia berbicara panjang lebar pada Jiyong, namun hanya dibalas dengan tatapan acuh Jiyong.

Jiyong menatap namja itu yang bernama seungri, kemudian sambil memasuki lift dia berkata.

                “aku bosan dengan kehidupanku. Sedikit mencari yang berbeda.” Ucap Jiyong.

Seungri melotot tak percaya. Kehidupan seorang pewaris Gmarket bisa membosankan? Padahal dia dikelilingi banyak uang dan wanita. Kwon Jiyong yang dikenal dingin dan angkuh memang seseorang yang tidak pernah puas dengan apa yang telah ia dapatkan. Dia selalu berpikir realistis dan menganggap apa yang dia katakan itu selalu benar. Dia akan membenci orang tanpa ampun. Sekali kau membuat masalah padanya, sampai mati pun ia tak akan memaafkan itu. Dia banyak mendapat masalah dengan ayahnya mungkin karena ibunya sudah tiada, membuat dia merasa bebas melakukan apa yang dia mau.

Jiyong memasuki ruangannya kemudian merebahkan dirinya di kursi. Sepertinya dia sedikit mengantuk karena acara menontonnya dengan dara. Jiyong mengambil handphone dari sakunya, kemudian membuka akun me2day nya. Dia lalu mengetik sebuah nama di kolom pencarian. Sandara Park

                “yeoja ini.. “ Jiyong tersenyum tipis saat melihat foto close up dara dengan mata melotot seperti akan mengintrogasi sedangkan mulutnya dipenuhi oleh buah jeruk yang ia jadikan profile picture di akun me2day nya.

Jiyong meninggalkan sebuah komentar disana ‘mukamu jelek sekali’ ia menulis di kolom komentar sambil tersenyum senyum. Tak lama dara pun membalas Jiyong, dan Jiyong pun kembali membalas Dara, begitu seterusnya sampai tak ada lagi pembicaraan diantara mereka.

Jiyong terlalu asik dengan kegiatan barunya, sehingga tanpa sadar seseorang masuk dan mencoba mencari tahu apa yang membuat jiyong cekikikan. Seungri, ya seungri menatap aneh ke arah Jiyong yang masih asik dengan handphone nya. Mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi dengan namja itu. Sesekali seungri mengintip ke layar handphone Jiyong karena rasa penasarannya.

                “kau sedang apa?” Jiyong tiba tiba berdiri dan bertanya pada seungri yang langsung gelagapan karena tatapan Jiyong.

                “siapa Sandara Park?” tanpa basa basi seungri bertanya pada jiyong dengan senyum misteriusnya.

                “seorang wanita.” Jawab jiyong kembali duduk di kursinya lalu menujuk pintu ruangannya mengisaratkan seungri untuk keluar sekarang juga.

                “baiklaah, baik. Aku mengerti.” Seungri hanya bisa mematuhi sepupu sekaligus atasannya itu.

Jiyong pun kembali menatap layar handphone nya. Kemudian mengetik beberapa kata.

‘han yeojaga…’

Ditulisnya kata itu di timeline me2day nya, ‘seorang wanita…’

Tbc~

Uwaaaa thanks buat review nya kemaren, author sangat senang sekali XD

Buat yang nanya kenapa sasuke, itu karena author fans berat sasuke aaaa >< kkkk~

Chap 2 ini semoga kalian suka yaaa~

Pyong ~~

 <<back next>>

71 thoughts on “FOOLISH LOVE ~ Stupid Boy Kwon Jiyong! [Chap.2]

  1. Yoshh daragon udah saling nyaman nih,, ish jiyong sombong amat jadi holang kaya kok bosen ckck,,, tapi gak pa” karna kebosanan.y itu dia bisa ketemu dara ,,,

Leave a comment