[DGI Love Event] Cruise With Love #2/2

 

WC_cruisewithlove

Author : Aulia

Ini masih termasuk entry di Writing Contest DGI Love Event.. Selamat Membaca.. ^^/

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“jiyong sudah kukatakan untuk tidak terbakar emosi” youngbae menahan tangan jiyong untuk melakukan hal-hal bodoh lagi.

 “tapi Youngbae..” lirih Jiyong.

 “mereka tidak akan pernah menyakiti Dara” jelas Youngbae. Jiyong meringis, sekarang Younbae dan Seohyuk menahan lengannya sangat kuat.

“apa yang kamu mau? uang?” tanya Youngbae.

 “Ha.. ha… tidak aku sama sekali tidak membutuhkan itu” jawab kyuhyun menyombongkan diri.

 “lalu apa maumu hah?” desis jiyong tajam.

“sudah kukatakan tadi,Aku tak akan menunggu lama kuberi waktu 10 menit untuk kamu berfikir atau wanita ini jadi milikku”kata kyuhyun masih menarik rambut dara.

“hah?”jiyong mendesis tak percaya.

“Apa sih maksudnya,memang apa yang dia mau?”tanya youngbae pada jiyong.

“Entah,mungkin ia ingin ibu dan ayahnya kembali”jawab jiyong.

 “Aaah…”rintih dara membuat jiyong semakin panas.

 “10…..9…..8…”kyuhyun menghitung mundur.

“lepaskan aku”dengan sekali hentakan jiyong melepaskan tangannya dari youngbae dan juga seohyuk.jiyong langsung memukul perompak dihadapannya tak mempedulikan pedang yang dipegangnya.

 “jiyong,jangan bodoh”desis youngbae.

 “oh…apa ini artinya perang?”kata kyuhyun. dengan terpaksa youngbae dan juga seohyuk mengambil langkah maju,mereka tau langkah yang mereka ambil sama sekali tidak bagus dengan para perompak yang lebih banyak dan mereka hanya bertiga,tapi bagaimana dengan jiyong?mereka tidak akan membiarkan jiyong melawan perompak ini sendiri.

“hyung kami datang”kata seungri tiba-tiba yang sudah ada di belakang mereka.

“semuanya habiskan perompak ini!”teriak seungri pada semua orang yang dibawanya. kyuhyun yang melihat teman-teman jiyong datang tidak diam saja.

“seohyun bawa wanita ini pergi” bisik kyuhyun membuat dara langsung membulatkan matanya. seohyun langsung menarik dara yang berusaha menolak tapi tak bisa.

“Aaah…”teriaknya mencoba menghentikan seohyun dan menyadarkan jiyong tapi seohyun menghentikan dengan menamparnya.

 “B****” jiyong cepat-cepat bergerak kearah kyuhyun tanpa peduli dia memukulnya bertubi-tubi.

 “ingat, setelah membunuhmu aku akan membunuh pacarmu”kata jiyong diantara pukulan-pukulan.

“kamu tidak akan bisa membunuhku” kyuhyun tersenyum meremehkan.

“ikut aku”bentak seohyun tapi dara tetap tidak menyerah begitu saja saat wajahnya dekat dengan seohyun dia langsung membentur kepala seohyun dengan kepalanya, seohyun memegangi kepalanya yang kesakitan dengan benturan Dara.

 “Hei!!” teriak Seohyun merasakan darah dikeningnya. Seohyun baru akan membalas memukul Dara tapi seseorang menahan yang tangannya.

 “Bitch kamu”

 “Bom” kata Dara begitu melihat Bom menahan tangan Seohyun dan dengan sigapnya Bom membalik lengan Seohyun hingga titik lemahnya.

 “kamu baik-baik saja?” tanya Bom yang hanya dijawab anggukan oleh Dara. Bom melihat rantai ditangan dan kaki Dara. Bom mencari-cari temannya yang tidak disibukkan oleh lawan dan saat itu ia melihat Daesung yang tidak terikat oleh lawan.

 “Daesung”teriak Bom yang masih menahan lengan Seohyun. Daesung langsung mendekat kearah Bom.

“lepaskan rantai Dara” kata Bom, Daesung memperhatikan rantai itu dengan seksama. “ini meggunakan kunci” jawab Daesung ragu.

“kamu pria, hancurkan saja” desak Bom, karena sebenarnya ia tidak tahan dengan perlawanan Seohyun. Daesung mengambil batu disekitarnya lalu memukul rantai itu dengan batu yang dipegangnya.

“tahan ya, jika sakit” kata Daesung pada Dara. Dara hanya mengangguk lemah.

“Daesung cepat” teriak Bom.

“ini sangat sulit noona” desis Daesung masih mencoba membuka rantai yang mengikat di kaki dara.setelah cukup lama dengan kekuatan besar daesung baru berhasil melepas rantai di kaki dara. pada saat itu juga seohyun menapik bom yang memegangi lengannya.seohyun lalu memukul punggung daesung hingga benar-benar terjatuh.seohyun kemudian bergerak mendekati dara mendorong ke arah laut. dara sudah berusaha menapiknya tapi kondisi tangannya yang terikat rantai cukup berat membuatnya sulit bergerak.

 “tidak!!seohyun berhenti” teriak dara panik. “ku akan mati Dara” Seohyun tersenyum dengan bangganya dan dengan sekali dorongan Seohyun sukses membuat Dara tenggelam. Seohyun menarik sudut bibirnya membentuk senyum evilnya. Begitu Seohyun berbalik ia langsung mendapat tamparan dipipi oleh Jiyong. tak hanya satu tapi berkali-kali. Tak mau membuang waktu lama dengan wanita asing yamg sama sekali tak dikenalnya. Jiyong berenang memgampiri Dara dikedalaman yang tidak cukup dalam tapi mengetahui Dara sama sekali tak bisa berenang membuatnya panik. Jiyong melihat bayangan Dara yang hanya diam semakin membutnya berenang dengan cepat. Begitu mendekat Jiyong dapat melihat Dara yang mencoba menggerakan kakinya. Jiyong menarim leher Dara membawanya ke daratan kemudian ia membaringkan Dara diatas pasir pantai.

 “Dara.. dara..” Jiyong menepuk-nepuk pipi Dara, dengan sangat perlahan Dara membuka matanya.

 “Jiyong..” katanya, Dara mengerut melihat bayangan kyuhyun dibelakang Jiyong.

 “Jiyong awas!!” teriak Dara. Kyuhyun memukulkan balok kayu pada punggung Jiyong.

Jiyong hanya menggigit bibirnya dan memejamkan mata, sementara Kyuhyun diamankan oleh Daesung yang saat itu tak jauh dari mereka.

“Jiyong kamu baik-baik saja?” tanya Dara.

 “ya..”jawab Jiyong dengan senyum manisnya.

“Jiyong” panggil Bom membuat Jiyong menoleh kearahnya. Dara hanya menekuk wajahnya. Perasaan gundah kembali menyelimutinya melihat Jiyong dan Bom.

***

Dara sudah berada dikamarnya, setelah kejadian tadi Dara dibawa Youngbae kekamarnya. Sekarang ia sendirian dikamarnya. Ia takut, khawatir dengan keadaan Jiyong. Ia juga takut dengan kenyataan nantinya. Ia sangat ingin keluar tapi tidak bisa. Sekarang ia hanya menangis. Tak lama terdengar suara ketukan pintu, Dara langsung menyeka air matanya.

“boleh aku masuk?” kata Bom mengintip dari balik pintu. Dara mengangguk. Bom masuk dengan kotak obat ditangannya. Bom duduk disamping Dara.

“Apa kamu terluka?” Bom meraih tangan Dara dan melihat bekas merah dipergelangan tangan Dara.

 “Aku tidak apa-apa” kata Dara menarik tangannya dari Bom.

 “kamu tahu Jiyong tidak akan membiarkan orang yang dicintainya terluka walaupun hanya sedikit” Bom kembali mengambil tangan Dara dan mengobatinya dengan obat yang dibawanya.

 “memang siapa yang dicintainya?” tanya Dara menahan rasa sakit dihatinya.

“tentu saja kamu, memang siapa? aku?” Jawab Bom dengan senyum manisnya.

“Tapi kemarin..”

 “Tidak. kamu salah, kejutan itu untukmu. Jiyong akan melamarmu dipulau kecil yang dibelinya bersamaan dengan hari ulangtahunmu” Dara mengerutkan keningnya mendengar penuturan Bom.

“Maaf seharusnya aku tidak mengatakan ini. Berjanjilah untuk tidak mengatakan ini pada Jiyong. Jiyong sudah mempersiapkan kejutan ini sangat lama. jadi kamu pura-pura saja tidak tahu, aku mengatakan ini agar kamu tidak salah paham lagi dengan Jiyong” jelas Bom.

 “aku akan pergi, tengoklah Jiyong, ia sangat gila saat tidak ada kamu” kata Bom sebelum pergi. Dara menggigit bibirnya, menahan diri untuk tersenyum tapi akhirnya ia tertawa kecil bersamaan dengan keluarnya air mata dari pelupuk matanya.

 “benarkah ini?” tanya Dara pada dirinya sendiri. Dara menyeka air matanya lalu pergi keluar.

***

Dara mengetuk pintu kamar Jiyong dengan hati-hati takut menganggunya. Pintu terbuka tapi itu bukan Jiyong melainkan Seungri, Dara tidak terlalu begitu mengenalnya.

“oh.. Dara noona” kata Seungri dan Dara hanya mengangguk.

“ayo masuk” ajak Seungri dan Dara mengikutinya. Begitu melihat banyak teman Jiyong didalamnya Dara ingin permisi keluar tapi mereka terlebih dulu beranjak dari duduknya.

“kami akan keluar” kata Daesung yang kemudian keluar bersama teman-teman Jiyong lainnya.

“Jiyong hyung ada didalam kamu masuk saja” kata Seungri sebelum keluar. Dara mengetuk pintu kamar Jiyong pelan.

“Aaaahhh…” teriak Jiyong dari dalam membuat Dara panik. Dara reflex membuka pintu kamar Jiyong tapi dilihatnya Jiyong telanjang dada yang sedang diobati lukanya oleh Youngbae. Dara langsung kembali keluar, ia menutup pintu cukup keras. Dara duduk disofa ruangan Jiyong sembari memainkan kukunya. Dia malu, tak lama Youngbae keluar dari kamar Jiyong.

“Maaf Dara, aku sudah selesai.  Kamu masuklah Jiyong sudah berpakaian” jelas Youngbae.

“Ya..” kata Dara ragu.

“Sana masuk, Jiyong sudah menunggumu” Dara menurut yang akhirnya memasuki kamar Jiyong.

“hai baby..” sapa Jiyong tapi Dara tetap berdiri didepan pintu dengan kepala tertunduk.

“baby.. kemarilah aku sangat merindukanmu” pinta Jiyong tapi Dara tetap tidak menjawab. Jiyong mencoba bangun tapi tubuhnya sama sekali tidak mengizinkannya.

“Aaaahh..” ringis Jiyong saat mencoba bangun.

“Jiyongie..” Dara menghampiri Dara, kemudian membantunya duduk.

“k-kamu baik-baik saja?” Tanya Dara.

“tidak! Aku sama sekali tidak baik saat kamu tak berada disisiku, saat kamu terus mengacuhkanku. Aku gila hanya karenamu” keluh Jiyong dengan sikap dingin Dara.

“seharusnya aku yang marah bukan kamu” kata Dara setengah teriak dengan suara yang bergetar.

“Maaf, sungguh maksudku bukan seperti itu” Jiyong menarik tangan Dara lembut agar duduk disampingnya.

“jika kamu marah padaku kamu boleh memukulku tapi jangan mngacuhkanku” Dara menggelengkan kepalanya. Jiyong mengangkat dagu Dara agar menatapnya.

“Aku takut..” kata Dara terhenti oleh tangisnya.

“takut apa?” Tanya Jiyong seraya menghapus air mata Dara.

“aku takut kamu meninggalkanku, aku takut kamu menjualku, atau..”

“sssshh.. jangan pernah berfikir seperti itu , aku tidak akan pernah meninggalkanmu atau menjualmu. Aku sangat mencintaimu, jadi jangan pernah berfikir seperti itu” Dara mengangguk kemudian memeluk Jiyong sangat erat. Untuk sesaat Jiyng melupakan rasa sakit pada tubuhnya. Hingga rasanya semakin sakit membuatnya meringis kesakitan. Dara yang menyadari itu langsung melepas pelukannya.

“M-maaf, apa kau menyakitimu?” Tanya Dara panik. Jiyong menggelengkan kepalanya.

“Maaf kamu terluka karenaku” Dara menghembuskan nafas beratnya.

“Seharusnya kamu tidak perlu melakukan itu” lanjut Dara.

“tentu saja tidak bisa, ayahmu akan membunuhku jika mengetahui putrinya yang manis ini terluka karenaku” Jiyong mencubit pipi Dara.

“Hanya karena ayahku?” kata Dara sinis. Jiyong tertawa kemudian kembali mencubi pipi Dara membuatnya meringis.

“Karena aku mencinntaimu” Dara melengos mendengar rayuan Jiyong. Jiyong mengambil kesempatan itu untuk mencium pipi Dara sekilas. Dara menoleh lalu memukul lengan Jiyong pelan.

“Auw.. sakit” kata Jiyong yang membuat Dara kembali panik.

“Tidak baby aku hanya bercanda” kata Jiyong kemudian.

“kamu menyebalkan” kesal Dara.

“haha.. aku lelah baby” kata Jiyong manja.

“baiklah aku akan kembali kekamarku” Dara hendak beranjak tapi Jiyong menahannya.

“tidak temani aku” rengek Jiyong.

“oke” jawab Dara.

“berjanjilah untuk tidak pergi” kata Jiyong yang kemudian menutup kedua matanya.

***

Dara membuka matanya dan ia cukup kaget karena tak melihat Jiyong diranjang, sekarang malah dia yang berbaring diranjang. Dara beranjak menuju ruang tamu, ruangan itu sangat gelap. Dara melihat cahaya terang dari dapur, diapun beranjak kesana. Dara melihat kue diantara lilin-lilin yang mengelilinginya dan juga bunga-bunga yang bertabur dilantai.

“Happy birthday baby..” kata Jiyong tepat ditelinga Dara dan Dara baru menyadari jika hari ini adalah hari ulangtahunnya.

“hanya ini” kata Dara.

“Apa? Kamu tidak menyukainya?” Jiyong membalikkan tubuh Dara menghadapnya.

“Tidak, hanya saja aku samaa sekali tidak terkejut” Jiyong menggaruk kepalanya, menurutnya rencananya gagal.

“terimakasih Jiyong” kata Dara yang kemudian memeluk Jiyong.

“Aku menyukainya” bisik Dara lalu melepas pelukannya.

“Aisshh.. kamu membuatku panik” Jiyong mencubit hidung Dara gemas.

“Auw..”

“Hei, bukannya kamu sakit kenapa kamu bisa nerdiri disini” kata Dara beru menyadari itu.

“kamu tidak perlu tshu itu baby, sekarang waktunya untuk party” Jiyong mendorong Dara kearah kursi.

“party apa?”

“merayakan kelahiranmu” kata Jiyong seraya menuangkan wine pada gelas dihadapan Dara.

“Jiyong”

“hmm..”

“Aku sangat mencintaimu” kata Dara sebelum meminum winenya lalu mengambil garpu memakan kue yang ada  dimejanya.

“Bagaimana enak tidak” Tanya Jiyong. Dara mengangguk.

“kamu yang membuatnya?”

“ya, dibantu oleh Bom noona” kata Jiyong membuat Dara menghentikan makannya.

“Oops.. Bom noona hanya..”

“ya, aku mengerti” jawab Dara. Dara menghabiskan kuenya dengan cepat.

“Jiyong”

“ya”

“bisakkah kita keluar, aku bosan”

“tentu saja”

***

“Jiyong kenapa kita kesini” Tanya Dara tepat saat mereka menaiki tangga terakhir.

“karena tempat ini kita bisa melihat laut dengan jelas. Kamu juga dapat melihat bintang-bintang dilangit dengan jelas” Jiyong menggenggam tangan Dara erat, mereka berjalan hingga berjlan keujung kapal. Jiyong memeluk pinggang Dara, Dara menaruh kepalanya dibahu Jiyong. Mereka sama-sama menatap laut biru yang cukup tenang.

“Jiyong, apa yang kamu suka dari laut. Sampai saat ini aku tidak mengerti apa keindahan laut”  cukup lama tak terdengar jawaban Jiyong. Dara menoleh menatapya.

“Aroma kerang laut, ikan, ombak, angin”

“Entahlah.. dari kecil aku sering berlayar, kupikir itu yan membuatku menyukainya” Jiyong menganggukan kepalanya, kemudian menoleh kearah Dara dan tersenyum.

“Jiyong kapan kita akan sampai?” Tanya Dara.

“kupikr 2 hari lagi, maaf seharusnya kita bisa tiba tepat waktu”sesal Jiyong.

“tidak apa itu sama sekali bukan masalah”

“ayo kita masuk, diluar sangat dingin” kata Jiyong yang semakin mempererat pelukannya.

“baiklah” jawab Dara melepas tangan Jiyong dari pelukannya lalu menarik lengannya.

“Jiyong, diamana teman-temanmu, kenapa tempat ini sangat sepi” Tanya Dara memperhatikan sekelilingnya.

“mereka sedang party” jawab Jiyong.

“benarkah, bolehkah kita kesana”

“tidak!!” kata Jiyong tegas.

“oh.. kenapa?” Tanya Dara.

“mereka sangat liar ketika berpesta” Dara mengerytkan hidungnya.

“baiklah aku akan kembali kekamar saja” kata Dara berjalan mendahului Jiyong.

“ya, aku tahu seharusnya kita mengajak Chaerin” Jiyong berkata setelah mereka sampai di kamar Dara dan Dara menataap jenuh kedepan.

“ya, itu salahmu. Kamu melarangnya ikut” kata Dara.

“aku hanya ingin agar dia tidak mengganggu kita” jelas Jiyong.

“tapi kamu mengacuhkanku” kata Dara cemberut.

“tapi sekarang tidak” kata Jiyong lagi.

“Maaf, aku mencintaimu baby” kata Jiyong.

“aku bosan kamu selalu mengatakan itu” jawab Dara  membuat Jiyog mengerutkan keningnya.

“apa? Kamu tidak menyukaiku lagi?” Tanya Jiyong.

“tidak, aku hanya bosan kamu selalu mengatakan maaf atau aku mencintaimu baby” Jiyong menggaruk kepalanya kemudian mndekatkan wajahnya ke telinga Dara, membisikan sesuat ditelinganya yang membuat Dara membulatkan matanya.

“Apa  kamu bercanda?” kata Dara beranjak dari duduknya.

“A-aku kekamar” kata Dara lagi yang kemudian pergi begitu saja tanpa menoleh sediitpun.

“Apa sih? Dia marah atau malu, senang, atau gugup” kata Jiyong seraya mengusap-usap keningnya.

“Apa dia piker aku bercanda? Jelas-jelas aku mencintainya” Jiyong mendesah kemudian merebahkan dirinya disofa.

“Bukan itu jawaban yang kumau” Jiyong bergumam pada dirinya sendiri.

***

Jiyong dan Dara turun dari kapal setelah 3 hari perjalanan dan juga entah kenapa menjadi canggung sejak malam itu. Jiyong menggenggam tangan Dara sangat erat tak membiarkan celah sedikitpun diantara mereka.

“hati-hati baby” kata Jiyong begitu Dara akan turun ke dermaga. Dara memperhatikan sekelilinya, tempat yang sangat indah. Mereka berjalan mlewati dermaga. Dara dapat melihat banyak penyu, kerang laut dan juga kepiting dipantai sana.

“Jiyong apa yang Bom lakukan?” Dara menunjuk Bom yang sedang bolak-balik membawa penyu.

“melepas penyu” jawab Jiyong. Jiyong menoleh kebelakang melihat Seungri dan Daesung yang membawa banyak tas.

“Seungri, Daesung bawa tasku” Jiyong memberikan tasnya pada Daesung juga Seungri.

“hyung” rengek mereka.

“kami sudah membawa tas Bom noona” seungri menunjuk tas yang dibawanya dan juga dibawa Daesung.

“Kalian ini pria, bawa tas sedikit saja tidak kuat” Dara terkikik pelan saat melihat wajah tersiksa Daesung dan juga Seungri. Mereka semua memperhatikan Dara, Dara terhenti terkikik.

“ayo kita bisa membawanya sendiri” kata Dara pada Jiyong.

“tidak perlu, mereka kuat ayo kita ke Bom noona” Jiyong menarik Dara meninggalkan Seungri dan juga Daesung yang menatap tak percaya tas-tas dihadapannya.

“Ri aku akan membawa tas Jiyong hyung dan juga Dara” kata Daesung membuat Seungri melonjak kegirangan.

“tapi kamu tak bawa tas bom noona” Daesung mengambil tas Jiyong dan Dara kemudian pergi.

“tidak hyung!! Tas ini jauh lebih berat dari apapun” teriak Seungri pada Daesung yang sudah pergi meninggalkannya.

“Jiyong kita tidak apa-apa menyuruh mereka membawa tas sebanyak itu” kata Dara menatap Seungri prihatin.

“Tidak apa, mereka kuat” jawab Jiyong. Walaupun ragu tapi Dara tetap mengikuti Jiyong menghampiri Bom. Melihat Dara dan Jiyong menghampirinya, Bom berhenti berjalan menatap kedua orang itu.

“apa sih noona, kamu iri dengan kami” kata Jiyong seraya merangkul Dara.

“tidak!! mana Choi Seunghyun? Kenapa ia tidak melepas penyu-penyu ku ini sudah lebih dari seminggu” kata Bom tanpa jeda.

“aku idak tahu. Dia pacarmu”

“Aisshh.. lihat saja akan ku…”

“Bomie..” teriak Seunghyun dan kejauhan”

“Aisshh.. akan kubunuh dia” kata Bom pergi menghampiri Sseunghyun, sebelum itu Bom memberikan penyu yang di pegangnya pada Jiyong. Dara melihat Bom dan Seunhyun yang sedang berargumen dari kejauhan.

“kenapa baby?” Tanya Jiyong. Dara hanya menggeleng tak percaya.

“pegang ini baby” Jiyong menyerahkan penyu yang dipegangnya kepada Dara. Dara baru akan melepas penyu itu di air.

“ah.. Jiyong” desis Dara kemudian cemberut begitu penyu itu menghentakkan kakinya diair membuat Dara terciprat-ciprat airnya. Dara semakin cemberut melihat Jiyong menertawakannya. Jiyong mendekat kearah Dara yang masih memasang wajah masamnya.

“ke-“ Jiyong menghentikan perkataannya saat Dara terlebih dulu meniramnya dengan air ditangannya. Dara tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi wajah Jiyong. Jiyong mendekat kearah Dara  dengan wajah datarnya. Dara hanya menatap Jiyog wa-was, Jiyong mendekat hingga tak ada celah. Jiyong meraih pinggang Dara, kemudian Jiyong menggelitikinya hinga Dara tertawa tak henti-henti.

“Jiyong.. ha.. ha.. ber..hen..ti..ha..” kata Dara diantara tawanya tapi Jiyong tetap menggelitikinya hingga mereka jatuh di oasir juga ombak yang meyiram tubuh mereka hingga basah. Mereka saling tatap sejenak.

“hei.. anak-anakku” teriak Bom membuat mereka menoleh.

“anak?” Tanya Dara bingung.

“ya, penyu itu anaknya”  jawab Jiyong yang langsujng bangun kemudian ia juga menarik tangan Dara hingga bangun.

“ayo kita pergi Bom akan mengamuk” Jiyong langsung menarik Dara lari bersamanya.

“Hei!! Kwon!! Park!!” kesal Bom yang kemudian menhampiri penyu-penyunya.

“kasihan kalian” kata Bom mengelus-elus tempurung sipenyu.

“sini aku bantu sayang” kata Seunghyun tiba-tiba berada dibelakang Bom.

“tidak!! jangan dekati aku” Seunghyun menutup telinganya mengantisipasi gendanf telinganya yang dapat pecah kapanpun.

***

Dara dan Jiyong berjalan pada gelapnya malam tak lupa dengan tangan mereka yang saling berpegangan erat. Jiyong berhenti melangkah membuat Dara mngikutinya..

“Jiyong kita dimana?” Tanya Dara.

Jiyong meraih satu tangan Dara lagi hingga mereka berhadapan . Dengan penerangan yang seadanya Dara menatap Jiyong yang juga tengah menatapnya. Kemudian Jiyong melepas genggaman tangan Dara. Tiba-tiba Jiyong menunduk sedangkan Dara masih tetap menatapnya.

“will you marry me” kata Jiyong mengeluarkan serangkai mawar ditangan kirinya dan juga sekotak cincin di tangan kanannya. Belum ada jawaban , Dara meraih kotak itu dan serangkai mawar itu. Jiyong beranjak bangun masih menunggu jawaban tapi yang dilihatnya Dara menangis menatap mawar itu.

“k-kenapa?” Tanya Jiyong gugup. Dara menatap Jiyong kemudian membuang mawar itu. Dara menggeleng membuat Jiyong menatapnya tak percaya. Jiyong mengerjapkan matanya berkali-kali , Jiyong sudah tahu, perasaannya tidak enak mulai saat Dara mengatak bercanda ingin menikahinya. Jiyong berbalik memunggungi Dara, hatinya terenyuh. Dia tidak ingin menangis tapi ingin menghacurkan papapun yang ada dihadapannya.

“Jiyong” kata Dara tapi suara Dara itu membuat Jiyong justru menangis.

“I will” Jiyong menghapus airmatanya kemudian berbalik menghadap Dara. Dara tersenyum lalu menutup mulutnya menahan tawanya. Jiyong dapat melihat cincinnya yang sudah melingkar ditangan Dara.

“Apa?” kata Jiyong dingin.tapi Dara malah semakin tertawa melihat Jiyong yang sebegitu paniknya, bahkan Dara dapat melihat bekas air mata dipipi Jiyong. Jiyong berdecak keasal, kemudian mengampiri Dara memeluknya sangat erat. Dara cukup kaget tapi ia membalas pelukannya, Dara menaruh dagunya dibahu Jiyong.

“Jiyong” kata Dara begitu Jiyong tak melepas-lepas pelukannya. Jiyong beralih mencengkram bahu Dara sangat kuat.

“kamu tahu aku sangat takut” kata Jiyong lirih.

“sebegitunya kah?” Tanya Dara menaikkan sebelah alisnya, Jiyong mengangguk lemah.

“itu salahmu, aku tidak menyukai bunga mawar, aku menyukai bunga lili” kata Dara mempoutkan bibirnya.

“hanya karena itu?” kesal Jiyong menarik hidung Dara membuatnya meringis.

“lalu apa jawabanmu” kata Jiyong, dia membenturkan keningnya pada kening Dara.

“aku sudh mengatakannya” tolak Dara.

“aku ingin mendendengarnya lagi “ rengek Jiyong.

“I will” jawab Dara, Jiyong membeku ditempat yang langsung dicairkan Dara dengan kevupan manis pada bibir Jiyong. Sebelum Dara menjauh Jiyong menarik pinggang Dara , mencium Dara lembut semakin dalam membagi nafasnya satu sama lain. Jiyong mengakhiri ciumannya dengan kecupan ringan. Tiba-tiba lampu menyala dan Dara baru menyadari jika mereka berada diantara hamparan bunga, bunga itu sendiri buka kesukaan Dara. Dara menatap sekelilingnya tak percaya.

“itu bunga yang kau mau” kata Jiyong.

“jiyong aku menyukainya, aku sangat menyukainya” kata Dara histeris.

 ***

Dara dan Jiyong berjalan diantara hamparan bunga lili, sudah 2 hari mereka berada dipulau ini, juga sudah banyak hal yang mereka lakukan.

“Dara” panggil Jiyong membuat Dara yang beberapa lankah didepannya menoleh kearahnya.

“Apa?” Tanya Dara.

“kamu tahu, ini hari terakhir kita disini” Dara mengerutkan kening kemudian mendekat kearah Jiyong.

“aku tidak mau pulang” kata Dara merajuk.

“Aisshh.. aku hanya minat izin ayahmu untuk pergi 2 minggu” kata Jiyong menarik pipi Dara.

“Ayahku tidak akan marah”

“tapi kita harus pulang baby, aku harus kembali bekerja” karena kesal Dara memukul Jiyong tapi tak menyangka Jiyong akan jatuh.

“Jiyong” Dara menunduk menghampiri Jiyong yang pura-pura kesakitan. Dara yang menyadari itu akan kembali bagun tapi Jiyong menahan pinggangnya yang mebuatnya jatuh diatas Jiyong. Jiyong menyingkap rambut yang menghalang wajah Dara.

“Kenapa? Aku cantik?” kata Dara yang dianggukan oleh Jiyong.

“ya kamu cantik” jawab Jjiyong yang mendapat pukulan dari Dara.

“Aissshh.. dasar” Dara kembali mencoba bangun tapi Jiyong tetap menahannya. Dara mengarahkan jarinya menutup mata Jiyong. Kemudian menangkup wajah Jiyong. Dara mendekatkan wajahnya kearah Jiyong menciumnya sekilas membuat suara decakan. Setelah itu Dara berguling kesisi lain kemudian duduk sementara Jiyong masih pada posisinya. Jiyong tersenyum menatap punggung Dara.

“kamu tahu, aku pulang tidak hanya untuk kerja” Jiyong beranjak duduk disamping Dara, tapi Dara tetap diam menatap hamparan bunga dihadapannya.

“ Tapi juga untuk mengurus pernikahan kita” Dara menoleh menatap Jiyong.

“Apa? Kamu tidak mau menikah dnganku?” Tanya Jiyong sinis. Dara menggeleng kemudian memeluk  Jiyong.

“Apa kita bisa kembali?” Tanya Dara.

“tentu saja”

“kapan?” Tanya Dara lagi.

“setelah kita menikah kita akan berbulan madu kesini. Saat anniversary kita, kemudian saat memiliki anak 1,2,3..” kata Jiyong membuat Dara tertawa. Jiyong menempelkan keningnya pada kening Dara. Mereka saling menatap ditemani matahari seja, diantara hamparan bunga juga desiran angin yang meyapu wajah mereka.

Jangan pernah biarkan rasa ego, marah, cemburu menjadi alasan suatu pertengkaran. Genggemlah kasih tuk menjadi cinta yang abadi.

“Jiyong.. I love you”

“Love you too baby”

THE END

<< Back

22 thoughts on “[DGI Love Event] Cruise With Love #2/2

Leave a comment