It’s War #21

war

Author : Cyscha
Main Cast : Sandara Park, Kwon Jiyong, Ahn Sohee
Support Cast : Park Bom, Lee Chaerin

Mereka duduk berempat pada sebuah meja bulat. Jiyong tersenyum tipis pada Bom dan Lee Joon.

“Lee Joon-ssi senang bertemu dengan anda. Saya presdir YG.” Jiyong menyalami Lee Joon dan memasang tampang semanis mungkin.

“oh Jiyong-ssi aku sudah banyak mendengar cerita tentangmu dan sekarang aku bertemu langsung.” Lee Joon berucap sopan sembari membalas senyum Jiyong.

Kemudian mereka terlibat dalam suatu obrolan panjang. Hanya Dara lah yang diam. Dia memandang lekat Jiyong yang saat itu terlihat santai. Dara tau Jiyong menahan marah tapi aktingnya didepan Lee Joon sungguh sempurna.

“Wah anda cukup mengenal Dara-ssi rupanya. Berapa lama kalian bersahabat?” Jiyong bertanya sambil sesekali melirik Dara,

“Cukup lama, hampir 7tahun.” Lee Joon juga melirik Dara. Dan itu membuat Dara jengah. Dua pria meliriknya bersamaannya.

“Ah ne.. Kami sudah seperti saudara, benar kan joon?” Akhirnya Dara bersuara meminta persetujuan. Bom meringis melihat ketegangan yang terjadi.

Lee joon mengangguk setuju. Sementara Jiyong menatap Dara dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Emm Joon, bisa kau antarkan aku pulang. Aku merasa sedikit pusing.” Bom lagi-lagi berusaha mencairkan suasana. Diliriknya sekilas Dara dan memberi kode.

“Bagaimana dengan Dara?” Lee joon menatap Dara.

“Emm aku masih ada urusan dengan Jiyong.” Dara tersenyum memandang Jiyong sekilas.

“Yeah.. Aku bisa mengantarkan Dara pulang nanti.” Sahut Jiyong disertai anggukan Dara. Akhirnya Lee joon Dan Bom meninggalkan mereka.

***

Jiyong Pov

Aku menatap punggung Lee Joon dan Bom yang semakin menjauh dan menghilang dibalik pintu club.

“Sepertinya kalian dekat sekali.” Aku berkomentar saat hanya tinggal kami berdua.

“Kami bersahabat.” Jawab Dara singkat dan cepat.

Entah kenapa aku tak begitu percaya mereka cuma bersahabat.”Kau yakin? Dia sangat memperhatikanmu. Aku percaya jika dia mencintaimu. Apa dia yang membuatmu tidak ingin menikah denganku?”

Dara terkesiap mendengar pertanyaanku.”Apa maksudmu? Jangan sembarangan menebak Jiyong-ssi. Bukan dia alasanku menolak, tapi tak sadarkah kau, kau punya Sohee. Itu alasanku! Dan apa kau akan mengelak?” mata Dara berkilat tajam. Aku mendengus. Oke Sohee memang alasan utamamu menolakku, tapi aku percaya pria bernama Lee Joon tadi juga turut andil.

“Lalu apa keputusanmu?” Aku bertanya tentang ajakanku beberapa hari yang lalu.

“A-aku belum memikirkannya. Itu terlalu banyak membuat pihak-pihak lain terluka. Apa bisa itu terjadi? Aku pesimis. Mungkin sebaiknya kau jalani rumah tanggamu dengan Sohee. Aku bisa sendiri mengurus bayi ini.” Dara mengelus perutnya yang masih rata.

Aku menatapnya sinis. Terbuktikan dia tetap pada pendiriannya.”Perutmu akan semakin membesar Dara, kau butuh seorang suami ketika perutmu tidak bisa lagi ditutupi.” Desisku dingin. Dara sangat keras kepala ketika dia memutuskan sesuatu,

“Aku bisa memikirkan itu nanti. Kau tenang saja.”

“Apa kau berencana menikah dengan Lee Joon? Ingat Dara aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Aku ayah biologis dari bayimu.” kecamku dengan suara nada berat. Aku kesal mengetahui ada pria yang mengancam posisiku. Entah kenapa aku begitu menginginkan Dara dan bayi kami.

“jangan berpikir terlalu jauh! Dia hanya sahabatku.” Dara menggeram kesal. Dan aku menarik gelas dimeja lalu menenggak isinya. Aku kesal sekarang.

“Kita akan menikah Dara! Akan kupastikan hal itu terjadi.” aku mengancam Dara. Dan gadis itu cuma mendesah perlahan. Dia menggelengkan kepalanya melihat tingkahku.

“Tunggu disini. Aku akan ketoilet sebentar.” Aku pamit untuk kebelakang. Aku sebenarnya tidak ingin meninggalkan Dara tapi tidak mungkin dia mau.

Kupandangi pantulan wajahku dicermin. Kenapa menjadi sekusut ini hanya karena seorang sandara? Kucuci mukaku untuk memulihkan otak warasku. Aku mungkin tengah terpengaruh alkohol sekarang.

***

Ketika aku kembali ke mejaku. Aku melihat Dara sedang diganggu beberapa orang pria. Daraku mendidih melihat itu. Aku hanya meninggalkannya sebentar dan sekarang buaya-buaya ganas mendekatinya.

“Ehem..” Aku berdehem berat saat tiba dimeja. Dara bergerak mendekatiku seolah-olah mencari perlindungan.

Pria-pria itu mengernyitkan kening. Aku melotot kearah mereka. Dan mereka seolah sadar sudah mengganggu wanitaku. Dengan segan mereka meninggalkan meja kami.

Aku melirik Dara. Aku masih sangat marah tapi aku tidak ingin menambah kerumitan dengan menghajar pria-pria tadi.

“Kita pulang!” Aku menarik tangan Dara meninggalkan temapt itu. Aku menjadi tidak tenang mengingat beberapa kejadian barusan. Kenapa aku menjadi begitu cemburu? Sekarang seharusnya aku mencari Sohee. Kemana Sohee sekarang? Kenapa aku tidak berusaha menemukannya? Dia adalah istriku. Tapi kupikir Sohee baik-baik saja.

Dara Pov

Sekarang aku berada didepan apartemenku. Sepanjang perjalanan aku mendiamkan Jiyong. Setiap hal yang ia katakan membuatku seperti hendak meledak. Aku menghentakkan kaki kesal saat melangkah menuju apartemenku.

Saat tanganku mengetikkan kode apartemen tiba-tiba Lee joon berdiri disampingku. Aku terkejut oleh kehadirannya yang tiba-tiba.

“Malam sekali kau pulang De?” Tanya nya menatapku. Aku menghela nafas.

“Kami membahas banyak hal tadi.” Jawabku membuka pintu dan masuk. Lee Joon mengikuti langkahku.

“Apa kalian sepasang kekasih?” Tanya Lee Joon membuat langkahku terhenti. Aku berbalik menatapnya.

“Tidak. Dia hanya rekan bisnis. Kami berteman cukup baik. Hanya itu.” aku merasakan Jiyong dan Lee Joon menaruh kecurigaan yang sama. Kenapa dengan mereka?

“Aku pikir dia seperti cemburu padaku. Itu bisa ku lihat dari sorot matanya.” Lee Joon membuatku melongok kaget. Dia memperhatikan kejadian di club tadi sampai sedetail itu rupanya.

Aku menggelengkan kepala lalu berjalan kedapur. “Jangan berpikir seperti itu. Jiyong tidak lebih dari seorang teman dan dia sudah menikah. Aku pikir tidak ada alasan dia cemburu padamu.” aku mengatakan itu dari dapur.

“Sudah menikah?? Apa kau yakin dia mencintai istrinya. Aku merasa ada sesuatu diantara kalian.” ucapan Lee Joon membuatku tersentak.

Aku melangkah keluar dengan membawa 2 gelas teh hangat.”Kau berlebihan. Sudahlah lupakan itu. Aku sekarang mengantuk. Jika kau pulang tolong kunci pintunya.” Aku menghirup tehku dan berjalan kekamar. Aku memang lelah sekarang. Disaat bersamaan dua orang pria mencurigaiku. Ini menyebalkan!

***

Author Pov

Dara duduk disamping Bom dan Chaerin. Sementara dihadapannya ada Jiyong dan Lee Joon. Di sisi lain terdapat seluruh karyawan J Tune. Dara sengaja memperkenal Jiyong pada seluruh karyawan J Tune.

“Selamat Lee Joon-ssi, semoga kita bisa bekerja sama dengan baik.” Sekali lagi Jiyong menyalami Lee Joon setelah malam tadi bertemu.

“Sebelumnya saya mengucapkan banyak terimakasih karena kalian menerima saya dengan baik. Untuk sandara-ssi. Terima kasih mempercayakan jabatan ini pada saya.” Lee Joon tersenyum simpul kearah Dara dan Dara membalasnya. Jiyong menangkap itu semua dengan sudut matanya. Jiyong menjadi menegang saat Dara tersenyum pada Lee Joon.

***

“Joonie.. Bagus sekali! Aku pikir kau cocok dengan karyawan, mereka menyukaimu.” Dara mendekati Lee Joon yang berada disisi Jiyong.

Bom dan Chaerin sudah meninggalkan ruangan itu. Kini hanya mereka ber-3.

“Dee.. Kau berlebihan! Aku merasa terhormat kau memberikan jabatan ini padaku.” Lee Joon mengelus lembut rambut Dara. Itu membuat Jiyong seolah hendak meledak. Dia berdehem beberapa kali sampai Dara dan Lee Joon menoleh.

“Jiyong, kukira kau sudah pergi!” Dara berkata polos tidak membaca raut jengkel Jiyong.

“Oh.. Sepertinya aku mengganggu.” lirih Jiyong pelan dan dia berjalan meninggalkan ruangan itu.

Dara tak percaya dengan pendengarannya. Jiyong marah dan dia pergi begitu saja. Dara hendak mengejarnya saat tangan Lee Joon menahannya.

“Dee.. Sekarang bisa kita membahas planning kita kedepannya seperti apa.” Dara menatap heran Lee Joon. Kenapa dengan mereka? Dara merasa Lee Joon sepertinya hendak menjauhkannya dari Jiyong.

“Nanti kita bahas. Aku ada perlu dengan Jiyong.” Tolak Dara halus. Dia melepaskan tangan Lee Joon dan berlari mengejar Jiyong.

Jiyong sudah hampir mencapai lift saat Dara hendak menggapainya.
“Aigoo Ji.. Tunggu!” Dara mengejar tapi terlambat Jiyong sudah menutup pintu lift. Dara memutuskan turun dari tangga darurat.

Dia berlari mengejar Jiyong yang sudah mencapai parkiran.

“Jiyong tunggu!” Jerit Dara. Dia berlari dengan heelsnya. Ketika Jiyong menoleh dia membelalak kaget melihat Dara berlari tidak stabil dan nyaris terjatuh. Dengan Sigap Jiyong berlari mencapai tubuh Dara sebelum tubuh itu jatuh.

Nafas Dara tersengal-sengal. Dan menyenderkan tubuhnya pada Jiyong.

“YA! Apa kau mau membuat janinmu keluar sebelum waktunya?” Jiyong mengomel sembari mengangkat Dara ke mobilnya. Dara terdiam. Dia tidak pernah melihat Jiyong semarah sekarang.

“A-aku hanya mau..” Dara terbata-bata ketika Jiyong kembali membentak memotong ucapannya.

“DIAM!” Jiyong memotong perkataan Dara. Matanya melotot. Terlihat Jiyong kesusahan mengatur nafasnya.

“Kau tidak seharusnya berlari! Bagaimana jika terjadi sesuatu pada janinmu. Aku tidak akan memaafkanmu!” kecam Jiyong kesal. Dan Dara cemberut mendengar ucapan pria itu.

“Ya! Kau cuma mencemaskan bayiku? Hufftt… Menyebalkan!” Jerit Dara kesal sambil memukul bahu Jiyong. Dara sendiri heran kenapa dia merasa kesal saat Jiyong hanya mencemaskan janin diperutnya,

“Minggir! Aku mau keluar!” Dara menerobos keluar mobil Jiyong, Dara uring-uringan saat Jiyong tahu Jiyong hanya peduli pada bayinya.

***

Lee Joon Pov

Aku terpaku menatap kepergian Dara mengejar Jiyong. Kenapa ini? Kenapa aku merasakan aku cemburu? Aku tidak suka Dara dengan pria itu.

Beberapa saat yang lalu aku merasa sakit saat tau Sohee sudah menikah. Sekarang kenapa aku merasakan hal yang sama ketika tau Dara dekat dengan Jiyong.

Aku tidak seharusnya seperti ini. Mungkin karena efek kehilangan Sohee aku menjadi takut untuk kehilangan Dara. Dia sahabatku. Ya aku pastikan perasaan itulah yang rasakan sekarang.

Aku merasakan handphoneku berdering disaku jas-ku. Kuraih benda tersebut. Dan nomor asing terpampang.

“Yeoboseyo?” sapaku sembari menempelkan benda tersebut ditelingaku.

“Joonie..” desah suara diseberang sana. Jantungku berdebar kencang. Aku mengenali suara itu.

“Sohee..” Desisku pelan.

“Ne.. Ini aku. Bisa kita bertemu?” ucapnya diujung telpon. Aku masih berusaha menenangkan jantungku. Sebuah perasaan yang tak bisa kujelaskan merasuki rongga dadaku.

“Emm darimana kau tau nomorku?” aku bertanya sebelum menjawab pertanyaannya.

“ini jaman canggih Joonie-ah.. Aku tunggu kau ditempat kemarin ne?” tawa renyah Sohee terdengar. Sebelum aku menjawab dia sudah memutuskan telponnya.

Aku sekali lagi terpaku. Jantung masih berdetak tak karuan. Aku merindukan Sohee. Apakah yang terjadi sehingga dia berniat bertemu denganku? Sejenak aku bisa melupakan tentang Dara dan Jiyong.

***

Jiyong Pov

Mendung menggantung membuatku malas beranjak. Setelah perkenalan Lee Joon sebagai presdir baru J Tune aku merasa suasana hatiku berubah buruk.

Kenapa?

Aku tidak pernah mengerti perasaan ini. Dara! Kuhembuskan nafas saat menyebut nama itu. Apa yang salah dengan semua ini? Aku tidak sedang cemburu pada Lee Joon kan? Jika memang mereka ada hubungan tidakkah itu lebih baik? Pernikahanku akan selamat.

Mataku menjelajah seluruh sudut ruanganku. Hingga akhirnya ekor mataku berhenti tepat ketika menangkap poto Sohee difigura. Dia tampak cantik dengan senyum polosnya?

Kemana Sohee??
Aku merasakan nyeri mengingat dia. Aku melukainya terlalu dalam. Dia pergi sejak kemarin dan aku tidak berniat mencarinya.

Aku terkejut saat pintu ruanganku diketuk. Sebelum aku menjawab Chaerin sudah membuka pintu itu dengan Lee Joon dibelakang.

“Ada yang ingin bertemu.” Chaerin tersenyum sambil mempersilahkan Lee Joon masuk. Aku mengangguk.

Lee Joon menarik kursi didepanku dan duduk disana. Pandangan kami bertemu. Tapi kemudian aku melihat dia menghela nafas dan membuangnya kasar.

“Miane Jiyong-ssi. Ketegangan kita terjadi sejak diclub semalam. Tapi dengan alasan apa kita begitu? Disini aku berdiri sebagai presdir J Tune dan anda sebagai Presdir YG. Aku merasa tidak nyaman jika sesuatu mengganggu kita. Apapun itu sebaiknya kau tidak pernah menjadikanku sebagai rivalmu.” Aku tidak mengerti arah pembicaraan Lee Joon tapi aku menangkap kilatan cemburu dimatanya.

“Maaf kita bicara tentang apa sekarang?” Aku menyenderkan badanku kursi mencoba untuk rileks meskipun sudah jelas ini tentang Dara.

“Selain partner kerja apa anda ada hubungan lain dengan Dara?” Lee Joon berusaha berbicara normal.

Jujur aku terkejut. Tapi aku tidak akan menunjukkan itu. Meski jantungku mulai tak karuan aku masih bisa menguasai diri.

“Apa yang bisa anda simpulkan? Aku tidak bisa menjawab hal itu. Aku pikir apapun hubungan yang terjalin antara aku dan Dara kami bisa membatasi diri. Kami pria dan wanita dewasa,dan kami mengerti dengan kondisi ini.” Dadaku bergemuruh. Kenapa aku mencoba bermain teka teki dengan Lee Joon? Harusnya aku cukup mengatakan kami teman dan sangat berlebihan Lee Joon mengkhawatirkan kami.

“Aku tidak tau apa yang terjadi. Tapi aku cukup mengerti Jiyong-ssi, aku menyayangi Dara. Aku hanya tidak ingin kau menariknya kedalam masalah mengingat kau sudah menikah. Jadi berhentilah sebelum Dara semakin jatuh kedalam permainan kalian. Aku tidak memikirkan Dara saja, tapi aku juga memikirkanmu. Disini kalian berdiri pada posisi berbahaya, jika sampai kalian terlibat skandal maka aku pastikan semuanya hancur. Kerja sama ini dan pernikahanmu! Tidakkah kau berpikir kesana?” Lee Joon menatapku tajam.

Aku membuang muka. Sungguh hatiku seolah terketuk. Aku merasa tertantang dengan ini. “Kami paham apa yang kami jalani. Jika kau juga menginginkan Dara, gunakan Cara yang sehat. Jangan memaksaku menjauh darinya. Kau tidak pernah tau apa yang sudah terjadi pada kami.” Desisku tanpa menatapnya. Lee joon tak merespon. Aku pun diam bermain dengan pikiranku. Dara semakin susah untuk kuraih. Jelas Lee Joon datang untuk memaksaku menjauhi gadis itu. Alasannya apa? Karena dia juga mencintai Dara. Apakah dia akan menerima kondisi Dara? Aku tidak tau jawabannya. Tapi 1 yang harus kupastikan, aku adalah ayah dari janin yang dikandung Dara. Jika suatu saat Dara harus menikah maka akulah pria yang akan menikahinya.

Tbc…

Kyaaaaaaaaaaaaaa, sedikit bocoran…ini akan selesai dalam 3 atau 4 chapter lagi. So…ayo2 tinggalkan jejak. Hengsho. >.<

<<back next>>

64 thoughts on “It’s War #21

Leave a comment