Lost in Love [Part 7]

lil

Author : dinaspvtd
Main Casts  : Kwon Jiyong (19th), Park Sandara (19th)
Support Casts : Kim Jaejoong (19th), Choi Sulli (18th), YGFamilies, Bigbang’s & 2NE1’s members

sudah mulai ada titik terang nihh >

happy reading !

JAEJOONG (AUTHOR POV)

Gadis itu baru saja memasuki rumahnya dengan raut wajah lelah, jam rupanya telah menunjukkan pukul 2 siang. Dara menghempaskan tubuhnya di sofa ruang utama dengan posisi tidur terbalik dan kepala yang menjuntai melewati batas sofa. Tidak aka nada yang perrnah menyangka gadis secantik dia akan tampil “manly” di dalam rumah seperti ini.

“Aigoo.. hari ini melelahkan. Hatiku lelah, tubuhku juga lebih lelah..” Ucap Dara dengan mata terpejam.

Tidak lama setelah itu nampak seorang wanita paruh baya dengan baju pelayan berwarna hitam-putih datang menghampirinya,

“Nona, apa yang membuat nona begitu lelah? Apa ada sesuatu yang bisa ku bantu?” ucap wanita paruh baya yang dikenal dengan sebutan Heidi itu memulai pembicaraan. Dara membuka matanya,

“Hanya banyak pikiran, Heidi-ah. Ah, bisa tolong kau buatkan aku pancake saus lemon?” balas Dara yang masih tetap nyaman di posisinya. Lalu Heidi menjawabnya dengan sebuah anggukan singkat sambil menundukkan badan, lalu menghilang di balik pintu menuju dapurnya.

Dara memejamkan matanya lagi, mencoba untuk mengatur nafasnya kali ini. Lagi-lagi, wajah Jiyong lah yang ada dipikirannya saat ini. Memikirkan apa yang akan terjadi pada mereka nanti, apa yang akan Jiyong lakukan bila ia tidak mencintai Sulli, apakah perasaannya kelak akan terjawab.. ya, memikirkan hal-hal yang semua bersangkutan akan Jiyong telah menguras hati dan tenaganya.

Ia masih tetap memejamkan matanya selama beberapa waktu, merasa sepenuhnya nyaman dengan posisinya namun setelah itu suara Oppa-nya yang tiba-tiba terdengar di dekatnya membuatnya tersentak dan langsung membuka mata.

“Apa yang kau lakukan disini, ssantoki?” ucap Jaejoong yang tengah berjongkok di hadapannya sehingga ia melihatnya dalam posisi terbalik, sedangkan posisi Jaejoong tengah berjongkok sambil bertopang dagu dengan tangan kanan dan tangan kirinya menyampirkan tas kotaknya ke punggung.

Jaejoong tersenyum, mencubit pelan hidung Dara.

“Aku hanya lelah, prince. Dan, aigoo oppa kenapa kau begitu seksi?” ucap Dara sambil memperhatikan kancing kemeja Jaejoong yang tengah terbuka dan menampakkan setengah dari dada bidangnya.

“Bukankah kau menyukainya? Kau selalu memelukku?” Ucap Jaejoong terkekeh pelan.

“Mwo? Kau sangat percaya diri.” Ucap Dara mengerucutkan bibir. Tapi kemudian dia melihat oppa-nya itu terdiam.

“Dara-ya.. ada seseorang yang datang.”

“Eh? Nugu, oppa?”

“Jiyong.” balas Jaejoong dengan raut wajah cemas.

Namun belum sempat Jaejong menahan Dara, kalimat terakhirnya tadi langsung membuat Dara sukses bangun dari zona nyamannya dan berlari kecil melewati ruang utama menuju teras. Meninggalkan Jaejoong dengan mulut terbuka karena kalimatnya yang belum selesai, kecemasan terukir jelas di wajahnya,

“..dia tidak sendiri, Dara-ya..” ucapnya, lalu ia berdiri dan beranjak mengikuti Dara.

*****************

DARA (AUTHOR POV)

Dilihatnya sosok Jiyong dengan gaya khasnya, -kemeja biru dengan motif kotak-kotak, celana jeans longgar dan topi hitamnya yang dipakai dengan posisi terbalik dan kacamata hitam-, tengah berdiri memunggunginya di ujung teras. Jantung Dara berdetak sangat kencang sekarang. Kwon Jiyong telah membuat dirinya terperangkap oleh pesonanya. Bahkan selama persahabatan mereka.

“Ji..”

Jiyong sontak menoleh, lalu tersenyum lebar seperti anak berusia 5 tahun.

“Aioo, yogiisseo mwohae?” (*apa yang kau lakukan disini?”) ucap Dara tersenyum sambil menghampiri Jiyong dan memposisikan dirinya di samping pria itu.

Jiyong menaikkan alis, “Kau lelah? Kau bahkan belum mengganti seragammu.”

“Ya~ lalu kenapa kau cepat sekali berada di rumahku?” balas Dara memiringkan kepalanya.

Jiyong memaksakan seulas senyum,  “Dara-ya.. apa kau keberatan jika aku memintamu sedikit bantuan?”

Dara menaikkan alisnya, “Mwondeyo?”

Setelah itu dilihatnya Jiyong menoleh ke belakang, dan tepat saat itu juga ia melihat seorang gadis yang nampak sangat familiar bagiku tengah berjalan menghampirinya kemudian berdiri di sisi Jiyong.

“Dara eonni, annyeonghaseyo.” Sapanya tersenyum, wajahnya sedikit pucat terkena paparan cahaya matahari.

Dan aku, aku hanya memandannya tanpa tau apa yang harus kulakukan. Rasa kecewa, kaget, dan tak percaya bercampur aduk di pikiranku.

“Uhm, annyeong Sulli-ah..”

Tanpa diketahui ketiganya, Jaejoong tengah mengamati mereka semua dari balik jendela sambil menyingkap tirainya dengan tangan kanan.

“Mari kita lihat, apa yang akan gadis kecil itu lakukan pada adikku.”

flashback

JIYONG (AUTHOR POV)

Hari ini setelah pulang sekolah ia harus kembali ke rumah sakit untuk menjemput Sulli yang sudah diijinkan pulang oleh Dokter Joon. Ia sempat berpikir, lorong rumah sakit yang familiar baginya selama satu minggu ini apakah kelak akan dijumpainya lagi?

Jiyong tengah duduk bersandar di kursi koridor di depan kamar perawatan Sulli, sibuk mengutak-atik ponselnya sambil sesekali mengusap lembut layar ponsel itu. Dara, ia ingin menemuinya. Bahkan kini ia merasa sudah lama dirinya dan Dara tidak bersama-sama terutama melewatkan waktu di tempat rahasia mereka.

Ya, sudah terasa cukup lama.

Jiyong menghela nafas berat, untuk kesekian kalinya ia merasa hatinya merasa ragu dengan apa yang tengah ia jalani saat ini. Ia ragu akan Sulli. Ia pun terkadang ragu akan perasaannya sendiri. Namun perlahan Jiyong mulai menyadari akan sesuatu, yaitu perasaannya terhadap Dara.

Terdengar suara gesekan pintu yang terbuka, nampak Sulli di ambang pintu menatap Jiyong dengan raut wajah lemah.

“Jiyong oppa, bisakah kau membantuku?” Ucapnya.

Jiyong mengangguk, lalu berdiri dan melangkah masuk.

Jiyong tengah menata sebuah tas berukuran sedang sambil memasukkan beberapa potong baju ke dalamnya. Pandangannya sesaat hanya terfokus pada aktifitasnya sekarang, namun ia kembali sadar akan keadaan bahwa  ada Sulli yang tengah duduk di atas ranjang tengah mengamati dirinya.

“Syukurlah kau sudah lebih baik, Sulli. Jaga kesehatanmu, ne?” ucap Jiyong mencoba untuk menghilangkan rasa canggungnya.

“Ne,oppa. Gomawo.. eomma dan appa akan tiba malam ini. Gomawo oppa, kau mau mejagaku selama mereka tidak ada.” ucapnya.

Jiyong tersenyum singkat, lalu fokus kembali pada baju-baju di hadapannya.

…..

Sulli turun dari ranjang, mengampiri Jiyong dan memeluk tubuhnya dari belakang dengan lembut.

Jiyong tersentak.

“Wae, Sulli-ah?”

“Mianhae..” ucapnya lirih. Jiyong terdiam tidak mengerti.

“Busungmariya?” (*ada apa?)

“Mianhae, oppa. Mianhae..” ucap Sulli dengan suara serak. Jiyong yang mendengarnya segera membalikkan tubuh menghadap Sulli lalu memegang kedua pundak gadis itu, menatapnya lurus. Dilihatnya kini mata Sulli yang berkaca-kaca,

“Marhaebwa.” Ucap Jiyong. (*katakan.)

“Dara eonni.. oppa.. bawaaku menemuinya.”

Jiyong membelalakkan mata, “Sulli-ah?”

“Aku ingin mengenalnya, oppa.”

“Mwo?”

“Oppa..” Sulli menyentuh tangan Jiyong yang masih memegang kedua pundaknya, pandangan mereka terkunci. Kini Jiyong dan Sulli saling menatap satu sama lain dalam diam.

“Jebal, bawa aku padanya oppa. Aku ingin benar-benar mengenalnya..”

“Tapi kenapa kau menangis, Sulli-ah?” jawab Jiyong kawatir. Sulli menggelenkan kepalanya pelan,

“Ani..kajja.” balas Sulli masih dengan posisi tangannya menyentuh lengan Jiyong.

Jiyong membeku, ia tidak dapat memahami sebenarnya apa yang tiba-tiba ada dipikiran gadis itu dengan tiba-tiba ingin bertemu dengan Dara. Memang, sudah sewajarnya bila ia mendekatkan keduanya. Sudah satu tahun hubungannya dan Sulli selama ini telah berjalan, namun Sulli dan Dara hanya sebatas bertegur sapa saja tanpa benar-benar mengenal satu sama lainnya.

Namun,

Entah kenapa Jiyong merasa cemas. Tidak biasanya Sulli bersikap seperti ini.

*********************

SULLI (AUTHOR POV)

Butuh keberanian yang besar untuknya bahkan hanya untuk sekedar bertemu Dara.

Hari ini adalah hari kepulangannya dari rumah sakit, namun tetap saja yang ia rasakan hanyalah kehampaan. Penyakit ini, perlahan lahan akan membunuhnya. Entahlah, gadis itu telah merasa terbiasa oleh rasa sakit. Dan sekarang, ia merasa sudah waktunya melepas perlahan rasa sakit yang juga ada di dalam hatinya. Kwon Jiyong dan Sandara Park.

Sulli tidak bisa membuat mereka menderita karena keegoisannya. Ia hanya ingin bahagia dengan orang yang dicintainya… namun ia tidak pernah menyangka akan sesakit ini. Rasanya sangat menyiksa ketika kau menyadari bahwa kebahagiaan kita harusnya menjadi kebahagiaan milik orang lain.

Karena itulah hari ini, gadis itu meminta Jiyong untuk mengantarnya menemui Dara, Sulli ingin mengenalnya lebih jauh. Karena ia hanya ingin memastikan, apa yang membuat Jiyong begitu jatuh cinta dalam kepadanya. Dan ia juga hanya ingin memastikan, mungkin kelak ia akan melepaskan Jiyong kepada gadis yang tepat. Meskipun hatinya seakan teriris melihat Jiyong dan Dara tertawa bersama, ia mengerti, bahwa Dara lah orang yang paling merasakan sakit itu, jauh di lubuk hatinya.

Disinilah Sulli saat ini, di halaman depan rumah Dara bersama Jiyong di sampingnya, sesaat diliriknya wajah Jiyong yang menatap lurus ke depan, ekspresinya terluka. Sulli tersenyum getir.

Tak lama setelah itu ada seorang laki-laki turun dari Ferrari putihnya di halaman rumah. Laki-laki berpostur tinggi tegap, kulitnya putih, dan wajah yang sangat tampan,

Park Jaejoong.

Jaejoong menutup pintu mobilnya lalu menyampirkan tas ke pundaknya. Ia menoleh, mata Jaejoong dan Sulli bertemu.  Lalu pandangannya kini bergantian melihat Jiyong yang membalasnya dengan senyuman singkat dan melambaikan tangan. Jiyong menarik tanganku menghampiri Jaejoong.

“Jiyong, ada apa?” Jaejoong sesekali melirik ke arah Sulli, gadis itu hanya menunduk.

“Jae, apa Dara ada di dalam?”

“Tentu, kami baru saja pulang. Kau mencarinya?” tanyanya lagi, namun lagi-lagi Jaejoong melemparkan pandangannya ke arah Sulli.

“Ehm, ya begitulah. Sulli, ia ingin bertemu dengannya. Jadi ku bawa ia kemari.” Balas Jiyong. Sulli pun hanya menatapnya sebentar lalu kembali menatap Jaejoong, dilihatnya Jaejoong tengah mengerutkan kening, entah apa yang dipikirkannya. Sulli pun segera menundukkan kepala dan menyapanya singkat,

“Annyeonghaseyo, Jaejoong oppa. Nan Choi Sullieyo.”

“Ah, ne.. Masuklah Jiyong, Sulli. Akan kupanggilkan Dara.” Balasnya sambil mengedikkan kepalanya, menyuruh Sulli dan Jiyong untuk masuk.

Setelah mereka memasuki teras, Jiyong meminta Sulli untuk menunggu sebentar, gadis itu lantas berdiri tidak jauh dari sana. Tak lama setelah itu nampak sosok Dara yang baru saja keluar dari dalam rumahnya menghampiri Jiyong. Wajahnya begitu berseri-seri. Sulli hanya dapat memaksakkan seulas senyum.

Mereka berdua tengah asik mengobrol selama beberapa waktu, lalu Jiyong menoleh ke arahnya dan memberinya isyarat untuk menghampiri mereka. Sulli pun mengangguk, dengan perasaan yang bercampur aduk ia pun melangkahkan kakinya menuju Jiyong dan Dara.

“Dara eonni, annyeonghaseyo.” Ucapku lirih.

Dilihatnya raut wajah Dara yang menampakkan keterkejutan, namun ia segera meembalas sapaanku,

“Uhm, annyeong Sulli-ah..”

To be continued..

<<back next>>

54 thoughts on “Lost in Love [Part 7]

  1. Sulli akan melepas jiyong kah?baguslah klo gtu smoga dia akhirnya mndpatkan pria yg tepat yg mncintai nya….
    Jae oppa q berhrap jae bkn oppanya dara kwkwkwkwkwkwk…..hbis mreka klo sdang bersma sperti bkn kakak dan adik.

  2. Jeddeerrr..go go go daragon !!!
    Sulli .. lepaslah jenong …hm ?!!
    Ok ..yah ok .. krn daragon kan sllu brsma n q berharap ni ff hepi end ..ewww

  3. Apa maksudnya sulli minta ketemu dara coba???
    Mau ikhlasin jiyong buat dara apa cuma mau pamer kalau jiyong akan selalu bersama sulli

Leave a comment