Good For You [Chap. 3]

Good For You

Author: Mita (Kwonjita)

Cast: Sandara Park || Kwon Jiyong ||

 Mizuhara Kiko || Jung Ilwoo

G|| Romance || Hurt

Length| | Chaptered | |

****

Annyeong chingudeul…

maaf yah agak telat updatenya, kkkk 😁

sebenarnya pengen ngelanjutin kemaren,

tapi fokusku teralihkan sama anak perawan YG yang baru lahir 😃😄😝

jadi baru sempat sekarang deh, semoga hasilnya memuaskan kalian

dan terimakasih sudah komen di chap sebel-sebelumnya.

Sungguh komenan kalian membuatku senang

Love youuehhh ❤😍

So, silahkan dibaca dan jangan lupa jejaknya nehh…👌

*

*

*

*

Setelah kejadian itu dara dan juga ilwoo menjadi semakin dekat bahkan dara menunjukan sisi lain dari sikapnya yang biasa dirinya terlihat lebih nyaman jika berbicara dengan lawan jenis, tapi itu hanya berlaku pada ilwoo. Bahkan ilwoo secara terang-terangan menggoda dara dengan tingkah konyolnya hingga membuat jiyong kadang merasa tidak suka melihat itu.

Jiyong Pov

“jiyong” teriak kiko ‘kekasih ku’ yang ku balas tersenyum manis padanya saat dirinya merangkul manja lenganku. “waeyeo?” tanyaku saat melihat dia makin menggelayut manja padaku. Ohh iya aku dan ‘kiko’ resmi menjalin hubungan dua minggu yang lalu jika kalian butuh penjelasan mengenai hubungan ku dengan kiko.

“belikan aku makanan”katanya dengan masih bertingkah manja. Sebenarnya aku sangat tidak menyukai wanita dengan sikap seperti ini tapi apa boleh buat dia kekasihku yang benar saja jika diriku harus memutuskan kiko hanya karena sifatnya ini.

“baiklah, kajja kita kekatin eoh”ajak ku lalu menyeret dirinya menuju kantin kampus ini. tapi saat baru memasuki kantin manik mataku tidak sengaja menatap dara yang sedang tertawa dengan Bom dan Chaerin, dan lelaki itu terlihat sangat akrab dengan mereka terutama dengan dara. Dara terlihat tidak canggung atau menunjukan sikap aneh seperti dia denganku.

“cihh, kelinci itu bisa bersikap biasa saja dengan lelaki yang baru dikenalnya”gumamku mencibir melihat tingkah dara yang seperti biasa saja.

“ehh kau mengatakan sesuatu” tanya kiko tiba-tiba mungkin dia mendengar gumamanku. “ani, kajja” elakku lalu kembali melangkah menuju meja yang sedikit jauh dari meja sahabatku itu, tapi masih bisa melihat mereka dari tempatku dan kiko duduk.

“ji bukan kah itu gadis yang berdandan seperti badut seminggu yang lalu. Dia sahabatmu kan? Dan kedua wanita itu juga” tannya kiko saat dirinya melihat kearah meja yang dari tadi kulirik diam-diam.

“neh, mereka sahabatku. Tapi ku mohon jangan memanggil dara seperti itu”ucapku dingin tapi itu terdengar seperti memerintah. Entah kenapa hatiku tidak menyukai ada yang menjelek kan dara di depanku, seolah ada yang terbakar saat ada orang yang menjelekan dara seperti itu.  Tapi lagi-lagi aku kembali menepis perasaan aneh itu saat aku kembali mengingat gadis dihadapan ku ini, bagaimana bisa aku memikirkan wanita lain saat diriku bersama dengan kekasihku. Lagian aku yakin itu hanya perasaan ‘sahabat’ yang tidak menyukai ‘sahabatnya’ dijelekan di depan kita. Semua orang pasti seperti itu bukan? Yah pasti hanya seperti itu. Batinku bicara pada diri sendiri.

“kenapa aku harus menurut padamu, tuh dia memang seperti badut kemarin”ucapnya santai sambil memakan makanannya. Mendengar jawabannya aku sedikit membentak padanya hingga membuatnya tersentak kaget mendengar bentakanku.

“kiko”bentak ku dengan mengahempas kasar sendok yang ku pegang hingga menimbulkan bunyi yang cukup membuatnya sedikit memundurkan tubuhnya takut. “Ohh shiitt apa yang barusan ku lakukan” umpatku merutuk kebodohanku karena berbuat kasar pada kekasihku.

“ahh, maafkan aku”ucapku menyesal karena sudah membentaknya, sial, dia marah padaku sekarang. “ku mohon maafkan aku”ucapku lagi yang sudah meraih tangannya tapi dia menarik kasar kembali tangannya dan dia menatap marah padaku.

“kau membentak ku, hanya karena aku menyebutnya badut”teriaknya yang ku yakini sudah menarik perhatian semua orang di tempat ini termasuk dara. Aku melihat mereka berempat menatap bingung kearah ku dan kiko.

“apa kau menyukainya heuh?”sambungnnya masih berteriak marah padaku. Aku memejamkan mataku menahan amarah yang mulai membuncah mendengarnya berteriak seperti itu padaku.

“berhenti membahasnya kiko”geram ku dengan nada menginterupsi padanya. Yang dia balas tersenyum sini kearahku lalu mengambil kasar tasnya dan melangkah meninggalkan diriku. Aku menghempaskan nafas kasar dan berniat mengejarya, dan saat itulah mata ku terbelelak kaget melihat kiko melangkah menghampiri meja sahabatku itu, dan menuangkan minuman keatas kepala dara. Aku melangkah cepat menghampiri kiko yang kini sudah menjambak rambut dara kasar, shit gadis ini diluar kendali.

“Ya! Apa yang kau lakukan?”teriak bom dan chaerin bersamaan.

“lepas tanganmu dari rambutnya atau tanganmu ku patahkan”ucap ilwoo menatap tajam pada kiko, dan saat itulah kiko melepaskan jambakannya dari rambut dara. Setelah berada didekatnya aku langsung menarik kasar tangan kiko hingga membuatnya meringis sakit karena genggaman kuat dariku. Aku menghempas kasar tangannya setelah kami berada di parkiran.

“apa yang kau lakukan? Kenapa kau bersikap kasar seperti itu?”bentak ku berteriak marah padanya, sungguh amarahku sudah sampai puncaknya melihat sikap kasarnya, terlebih pada sahabatku. Apa dia tidak menganggap sahabatku terlebih diriku.

Dara Pov

“minta maaf padanya”ucap jiyong penuh penekan pada kiko saat aku Bom, chaerin dan juga ilwoo melangkah menuju mobil ilwoo yang parkirnya tidak jauh dari tempat mereka bertengkar.

“untuk apa aku minta maaf pada wanita jalang itu”tolaknya. Mendengar ucapan kiko dengan secepat kilat suara tamparan menggema di parkiran, dan ternyata Bom sudah berdiri di hadapan kiko yang wajahnya terhempas akibat tamparan keras Bom.

“tarik ucapanmu jalang”ucapnya kini menjambak kasar rambut kiko, melihat itu aku pun berlari kearah mereka yang di ikuti oleh chaerin dan ilwoo di belakang ku. Aku sekilas melihat jiyong mengusap wajahnya kasar melihat itu, bahkan dia membiarkan bom semakin menjambak kasar rambut kiko tanpa memperdulikan rintihan kesakitan dari kiko dan sahabatku itu tidak berhenti mengucapkan sumpah serapahnya.

Aku dan chaerin berusaha keras melepaskan jambakan bom dari rambutnya kiko, sungguh sahabatku ini benar-benar sangat kuat, kami berdua saja tidak mampu menarik tubuhnya beruntung ada ilwoo di situ.

“sudah berhenti bomie-ah”ucapku menarik paksa tubuh gembulnya yang dibantu oleh chaerin.

“ya! Apa yang kalian lakukan? lapaskan aku. Mulutnya harus di ajari agar tidak mengucapkan kata-kata sembarangan lagi”ucapnya memberontak.

“ya! Ji, itukah kekasihmu? Cihhh kau benar-benar bodoh memilihnya” sambungnya lagi menceracau dan masih berusaha memberontak. Ya ampun kenapa sahabatku sekuat ini? bukan kah yang harusnya marah itu aku? Bukan dirinya.

“kenapa kalian menghentikan ku menghajar si jalang itu?”bentak Bom marah setelah kami berada di dalam mobil ilwoo untuk pulang.

“seharusnya aku yang marah Bomie, tapi kenapa kau yang malah seperti orang kasetan seperti itu?”ucapku yang dia balas dengan dengusan kesal darinya. Mungkin dia berfikir aku tidak akan mungkin pernah bisa melakukan hal itu, walau berkali-kali diriku di perlakukan kasar. Kadang diriku sangat berterimakasih dengan kedua sahabat ku ini, mereka selalu menjagaku seharusnya aku lah yang bersikap seperti itu pada mereka.

Setelah tiba aku dengan kasar menghempas tubuhku di atas tempat tidurku. Tanpa memperdulikan pakaianku yang masih kotor dengan noda coffe yang kiko siram padaku tadi. Apakah kalian penasaran begaimana persaan ku setelah mengetahui kalau jiyong sudah resmi menjalin hubungan dengan kiko? Hemm, itu menyakitkan jika kalian ingin tahu. Selama hampir dua minggu diriku selalu membuang air mata bahargaku hanya untuk menangisi mereka. bukan kah aku bodoh? Tck aku memang benar-benar bodoh sepertinya, tapi beruntunglah diriku memiliki sahabat seperti Bom dan Chaerin dan jangan lupakan lelaki tampan itu.

Saat diriku masih melayang dalam pikiranku, dering ponselku membuyarkan lamunanku. Aku sedikit tersenyum setelah mengetahui siapa yang menelpon.

“apa yang kau lakukan?”tanyanya setelah sambungannya tersambung. “tidak ada”jawabku. Satu hal yang sering ku lakukan selama dua minggu ini, yah menerima panggilan ilwoo dirinya begitu sering menghubungiku setelah dirinya berada dirumah. Karena dirinya lah aku tidak bersedih karena jiyong, ilwoo selalu membuatku tersenyum dengan tingkah konyolnya dia yang aku baru mengetahuinya.

“kau ternyata gadis yang jorok Dara” katanya “aku tau kau masih belum mengganti pakaianmu” sambungnya. Apa ada kamera di kamarku ini? bagaimana bisa dia mengetahui jika diriku masih belum mengganti pakaian ku. Aku menatap setiap sudut kamarku ini untuk memastikan apakah benar ada kamera pengintai yang terpasang, tapi berapa kalipun aku meneliti tetap tidak ada. Sial sekarang dia menertawakan diriku yang mungkin terlihat seperti idiot karena mengkhawatir hal yang tak masuk akal.

“Ya! Apa yang kau tertawakan euh?”ucapku mendengus kesal padanya, ciihh dirinya masih tertawa rupanya. Sungguh menyebalkan lelaki ini jika sudah membuatku jengkel. “masih tertawa aku putus sambungannya” kataku tajam yang sialnya dia sama sekali tidak terpengaruh malah semakin tertawa puas diseberang sana.

“Sialan kau ilwoo, aku akan mencekikmu setelah kita bertemu besok”umpatku setelah memutus telponnya, sudah kukatakan aku akan melakukannya jika kau masih menertawakan diriku. Aku bicara sendiri pada benda tipis dalam genggamanku ini. Tidak lama suara bel terdengar membuatku mengerutkan keningku bingung karena tidak mungkin itu kedua sahabatku, karena mereka sedang pergi berkencan dengan pasangan masing-masing. Jada tidak mungkin mereka bukan? Ilwoo itu apa lagi sangat tidak mungkin, dirinya akan bilang terlebih dahulu padaku.

Dengan langkah cepat aku melangkah karena orang itu menekan tombol belnya tanpa henti. Sihtt apa dia tidak sadar tingkahnya itu bisa membuat bel apartemen ku rusak umpatku kesal pada orang yang menekan bel tanpa henti.

“ya! Kau bisa membu-“ucapanku terhenti katika aku melihat jiyong lah yang sedang berada di hadapanku dengan keadaan yang sama sekali belum pernah ku lihat, sungguh kacau dan bau alkohol sangat menyengat menusuk indera penciumanku. Dia mencoba melangkah melewati diriku dan hampir limbung karena kurang keseimbangan mungkin karena efek alkohol yang terlalu banyak.

Aku hanya diam ditempat tidak tau harus berbuat apa melihatnya seperti itu, keadaanya terlihat kacau dan itu membuatku sakit. Satau ku jiyong bukan tipe orang yang melakukan ini jika menghadapi masalah, dia tipe orang yang santai dalam menghadapi masalah dan sangat menolak keras jika minum-minum salah satu jalan keluar dari masalah. Dia fikir itu adalah tindakan yang sangat bodoh, jadi aku tau betul jiyong bagaimana dan jika dirinya sudah sampai seperti ini ku rasa masalahnya benar-benar membuatnya tidak tahan lagi.

Aku mendesah lemah lalu melangkah menghampiri dirinya yang sudah tergelak tak sadarkan diri di sofa ku dengan posisi sembarangan. Dan kenapa juga dia harus ke sini, apakah dia pikir ini tempat tinggalnya, cihhh dasar bodoh. Gumamku jengkel dengan orang yang tak sadarkan diri ini.

*

*

*

*

Aroma wangi yang menguar dari dapur membuat sosok lelaki mengerjapkan matanya bingung dan memaksa tubuhnya bangkit dari tempatnya. Dia memijat pelipisnya karena merasakan pusing akibat sisa alkohol yang dia minum tadi malam. Dirinya semakin mengerutkan keningnya bingung karena wangi dari aroma masakan yang menguar semakin nerasuk indera penciumannya.

“siapa yang masak pagi-pagi begini” gumamnya melangkah menuju asal bau. Saat dirasa kesadarannya mulai pulih dia tersentak melihat dara lah orang yang memasak dan dia menatap bingung melihat ini bukan apartementnya melainkan apartemen dara.

“sudah bangun?”tanya dara setelah dirinya melihat jiyong menatap bingung dirinya.

“hemm”jawabnya masih menatap dara yang kini sedang menyiapkan makanan untuk mereka berdua. Dara tidak mungkin membiarkan jiyong kelaparan.

“maaf aku tidak menyadari hingga malah pulang ke sini” katanya merasa tidak enak dengan dara karena sudah membuat repot wanita itu dengan mengurus dirinya yang mabuk berat tadi malam. Dilihat dari dirinya bangun tadi, jiyong tidur dangan selimut tebal membalut tubuhnya dan bahkan dara juga memberikan bantal empuk untuk menahan kepalanya, terlebih dirinya juga melepas sepatu yang menempel di kakinya.

“makanlah”ucap dara tak berniat membahas masalah itu, jiyong semakin merasa bersalah setelah jawaban dingin dara untuknya bahkan dara seperti tidak menginginkannya berada di sini pikirnya.

“ani, aku makan diluar saja” tolaknya berniat pergi dari apartemen Dara. Merasa tindakannya sedikit keterlaluan dara menghembuskan nafas kasar.

“maafkan aku”ucapnya lemah yang membuat jiyong menghentikan langkahnya. “untuk apa” jawab jiyong bingung dengan ucapan dara, “em..it..itu” ucapnya terbata. Oh shitt dia kembali jadi dara yang kikuk lagi pada keadaan dirinya yang hanya berdua.

“em..it..itu…ya! bicara yang jelas dara”katanya sedikit kesal melihat dara kembali pada sikapnya yang aneh itu. Dara memautkan bibirnya cemberut mendengar jiyong sedikit membentak padanya.

“berhenti memanyunkan bibirmu seperti itu”ucapnya. Damm, ada apa denganku kenapa melihat dara memanyunkan bibirnya seperti itu membuatku ingin memangsanya sekarang juga. Batin jiyong, tidak begitu lama ponsel jiyong bergetar menandakan ada panggilan masuk. Tapi wajah yang dia tunjukan menandakan dirinya sama sekali tidak mengharapkannya. Sudah kesekian kalinya ponsel jiyong bergetar hingga membuatnya mengangkat benda itu dengan paksa.

“wae?”tanyanya ketus pada orang yang menelponnya. jiyong diam untuk mendengarkan orang itu bicara. “baikalah” ucapnya lalu mengakhiri panggilan itu. Dia menatap sebentar pada dara “kau berhutang penjelasan padaku Dee, nanti malam aku akan kembali” katanya melangkah pergi meninggalkan dara yang ternganga bengong setelah mendengar ucapan jiyong.

TBC

 

26 thoughts on “Good For You [Chap. 3]

Leave a comment