Lost In Love~The Final Chap. 1 [Part 10]

1551541_664720993570372_319031284_n

Author : dinaspvtd

Main Casts  : Kwon Jiyong (19th), Park Sandara (19th)

Support Casts : Kim Jaejoong (19th), Choi Sulli (18th), YGFamilies, Bigbang’s & 2NE1’s members

Yeorobuuuun, bogosipeosseoyo.. mianhae, updatenya lama >< notebook-ku baru sembuh

di chapter ini, aku buat panjang dan fokus pada Chanyeol akhirnya..

oiya, ini masih bagian 1 loh .. bakal ada bagian 2 dan epilog!

enjoy..

FINAL CHAPTER. 1

Kebahagiaan, adalah sesuatu yang layak untuk diperoleh setiap orang..

Kebahagiaan dalam hidup, kebahagiaan dalam cinta.

Setiap unsur yang ada dalam kehidupan ini tentu memiliki caranya masing-masing untuk mencapainya..  mencapai sesuatu untuk bahagia,  untuk bisa bersama dengan seseorang pilihan hatinya.

Termasuk dia.

Seorang yeoja yang dulunya hanya menghabiskan waktu dengan menunduk takut menghadapi hidupnya, takut merasa sendiri dan terluka, takut ditinggalkan, yang kini telah berhasil menemukan seseorang yang pantas untuk membahagiakannya. Seseorang yang membawa “kehidupan” baru untuknya, membawa harapan baru atas kisahnya.. Kwon Jiyong.

Dan seorang namja yang selalu ceria, selalu menebarkan senyuman indahnya yang khas dan innocent layaknya anak kecil.. seorang namja yang selalu mencintai gadisnya dengan sepenuh hati tanpa syarat. Seorang namja yang rela melakukan apapun demi gadisny..Park Sandara.

Keduanya.. telah melewati banyak masalah yang bertubi-tubi hanya agar dapat saling memiliki.

Dan Tuhan, rupanya telah mengatur garis hidup mereka dari awal, karena apa?

Karena mereka layak untuk bahagia.. karena sejak awal, Jiyong adalah milik Dara. Dan Dara, adalah milik Jiyong.

………………

DARA (AUTHOR POV)

“Dara..” ucapnya sambil mendengus pelan.

“Hm..?”

“Kau memelukku seperti ini sejak 10 menit yang lalu.” Jiyong menaikkan alisnya, tangannya mengelus rambut ikal ikal Dara.

“Aku hanya ingin mempercayai sekarang kau milikku, Jiyong-a..” balas Dara masih melingkarkan tangannya di leher pria itu, kini posisi mereka tidak biasa, -mereka duduk di atas rerumputan di bawah pohon maple yang berguguran, kedua kaki Jiyong ditekuk terbuka dan Dara tengah memeluknya dengan cukup lama- gadis itu berada di antara kedua kakinya.

Mendengar jawaban Dara, Jiyong tak dapat menyembunyikan senyumnya di sudut bibir. Perlahan ia melepaskan pelukan mereka lalu menangkup pipi Dara dengan kedua tangannya, menatapnya intens,

“Geurae.. na nogoya. Nodu nagoya. Arachi?” Jiyong mengacak rambut ikal Dara, lalu mencium kening gadis itu. (*iya benar..aku milikmu. Dan kau juga milikku. Mengerti?)

Dara mengangguk, tersenyum malu-malu sehingga menampakkan rona merah merona di pipinya.

“Aigoo, kau merona.” Jiyong mengacak lagi rambut Dara membuat gadis itu mendengus kesal.

“Jangan rambutku, Jiyong! Kau tau, Jaejoong membantuku merapikannya pagi tadi.”

“Mwo? Apa dia masih melakukannya?” Jiyong mengerutkan alisnya

“Kakeum. Saat aku butuh bantuan dia selalu memberiku saran, bahkan pagi tadi dia melakukan curly disini.” Balas Dara sambil menunjuk bagian bawah rambutnya. Jiyong pun tertawa, tawa khasnya yang innocent, rambut silvernya yang lembut tertiup angin, sungguh.. seorang Kwon Jiyong yang di hadapannya ini sangatlah tampan, kharismatik, dan sempurna. Dara merasakan degup jantungnya semakin keras, ia memperhatikann setiap gerakan namja itu, ia sangat bersyukur memilikinya, ya.. namja ini miliknya.

Lamunannya lalu disadarkan oleh suara Jiyong memanggilnya,

“Dara-ya..”

“Hm?” jawab Dara berusaha bersikap normal.

“Jaejoong adalah oppa yang luar biasa, geurachi?” ucap Jiyong. Dara menjawabnya dengan anggukan lalu tersenyum lebar, pikirannya menerawang mengingat masa kecilnya.

Flashback

Seorang gadis kecil tengah duduk di depan meja rias merah jambunya sambil sibuk menata rambut coklatnya yang masih tergerai. Bibirnya mengerucut seperti kue mochi merah karena merasa kesal tidak berhasil membuat riasan yang cocok,

“Yaaaa! Wae irokkhaeee??” Dara melakukan sesuatu pada rambutnya, berusaha membuat lilitan cepol kecil di atasnya namun tidak berhasil. Ia pun menangis.

“Hwaaaanggg, eotokkhae irrae.. oppa, aku akan terlambat ke sekolaaaaah hwaaang”

Mendengar adiknya menangis, seorang anak laki-laki yang memiliki wajah serupa dengannya datang menghampiri dan memeluk gadis itu dari belakang,

“Wae ulryowo, Dara-ya?? Ssshh gwenchanha.” (kenapa kau menangis?)

Dara mengusap pipinya yang basah oleh air mata, “oppa, pabba igeo! [menunjuk rambutnya yang berantakan) aku gagal membuat lilitan indah disini, aku ingin tampil cantik, oppa hiks”

Anak laki-laki bernama Jaejoong itu pun menepuk-nepuk pelan puncak kepala adiknya dan tersenyum

menenangkan,

“Ggogjongmalyo, oppa yogiisseomyon, uljima, eoh?” [jangan khawatir, kalau oppa ada disini, jangan menangis, ne?]

Gadis kecil itu pun mengangguk senang, lalu oppa kecilnya itu pun menuntunnya duduk kembali di depan meja

riasnya, dan membantunya membuat sebuah lilitan kecil di rambutnya, walaupun tidak terlalu bagus, namun itu sudah cukup membuat adiknya tersenyum senang

“Dadaam, eottae?” Jaejoong kecil memegang  kedua pundak Dara dan keduanya melihat bayangan mereka di cermin

“Oppa, yeppoda! Gomawooooo” Dara kecil berdiri memeluk oppanya.

“Daraneun wanjjang yeppoeyonikka!” ucap Jaejoong kecil. [karena Dara adalah yang paling cantik]

Flashback End

“Jaejoong seperti kekuatan bagiku, Ji.. dia yang merawatku hingga sekarang. Sendiri. Dia menjagaku, menemaniku kapanpun aku  membutuhkannya. Aku sangat menyayanginya.” Ucap Dara sambil mengusap pelan punggung tangan Jiyong. Jiyong pun tersenyum penuh arti,

“Hmm, nado arrayo. Tapi sekarang, mulai sekarang, kau memilikiku Dara. Aku akan selalu melindungimu.” Jiyong menempelkan keningnya pada kening Dara, jemari mereka saling bertautan satu dengan lainnya.

“Gomawo, Jiyong-a.. Mm, Ji? Tentang Sulli.. apakah kau  menyesal?”

Jiyong  mengerutkan alisnya, dan sesaat menghela nafas berat, “Molla.. selama ini, hubungan kami hanya didasari pada sebuah rasa tanggung jawab, Dara-ya. Aku mencoba mencintainya, geundae.. na mothae. [Jiyong menggenggam kedua tangan Dara] Aku hanya mencintaimu, aku berujung selalu melihatmu, selalu mengawasimu dari jauh, selalu memikirkanmu, inilah perasaanku, Dara.. sejak pertama kali, ini tidak pernah berubah.”

matanya berkaca-kaca,

“Jiyong-a.. aku, aku sungguh tak pernah menyangka.. perasaanku padamu selama ini..kau, kau juga merasakannya”

Jiyong mengangguk, diusapnya pelan kedua pipi mulus Dara yang basah.

Di sebuah tempat, tempat dimana keduanya bertemu untuk pertama kalinya, duduk bersama melewati penghalang kebersamaan mereka, mereka berjanji, berjanji akan selalu saling menjaga dan menyayangi seumur hidup mereka. Di dalam hati mereka, tersimpan kesetiaan yang dalam, perasaan tulus bernama ‘cinta’ telah membuat dinding pembatas itu hancur lebur seketika..menyatukan keduanya. Tidak pernah ada kata yang tepat untuk mendiskripsikan kebahagiaan yang kini telah mereka miliki, selama ini mereka saling mencintai, namun butuh banyak pengorbanan pula yang harus mereka berikan.

Jiyong menatap Dara sebentar, lalu beranjak berdiri sambil menggenggam lembut tangan Dara,

“Dara-ya, uljimayo.. pertunjukkan drama Jaejoong sebentar lagi akan dimulai. Kita harus kembali.”

Dara tersentak, “Ah, geurae.. Kajja.”

“Changkam! Pakai jasku. Pakaianmu terlalu..aishh”

Keduanya pun bergandengan tangan melewati luasnya taman menuju hall utama festivaltheather, dihujani daun-daun indah yang berguguran, menemani senyuman bahagia mereka berdua

****

JIYONG (AUTHOR POV)

Ia dan Dara memasuki hall yang cukup padat dipenuhi murid-murid, dilihatnya Dara menoleh ke kanan dan kiri mencari oppanya. Jiyong pun ikut membantu, ditariknya pergelangan tangan Dara menerobos kerumunan hingga kini mereka berada tak jauh dari panggung. Ia memandang sekeliling, akhirnya ia berhasil menemukan sosok yang dicarinya, Park Jaejoong.

Jaejoong yang dilihatnya kini sangat berbeda, rambut hitamnya dipotong rapi dan tipis di bagian samping, mengenakan setelan -kemeja putih polos dibalut dengan jas berwarna coklat dengan motif kotak-kotak abstrak senada dengan celananya dan itu terlihat menarik, kancing kemejanya dibiarkan terbuka menunjukkan separuh dada bidangnya yang , ya.. bagi Jiyong cukup sexy.

“Waw, Dara, pa! Itu Jae.” Ucap Jiyong menunjuk keberadaan Jaejoong di samping panggung yang tengah sibuk membenarkan lekuk lengan jasnya agar terlihat lebih baik.

Dara tersenyum, lalu menggandeng lengan Jiyong menghampiri Jaejoong.

“Oppa!” ucap Dara setengah berlari memeluk namja itu.

“Helo, Dara. Eottae? Na meosisseoyo?” balas Jaejoong membentangkan kedua lengannya di hadapan Dara. [*apa aku tampan?]

Dilihatnya Dara memicingkan mata, mengamati oppanya dari atas hingga bawah,

“Eo, no meosissda!  Na oppaneun wanjjang meosissdanikkayo!” balas Dara tersenyum lembar mengacungkan kedua jempolnya. [*Ya, kau tampan! Krn kakakku lah yang paling tampan!]

Jaejoong mengacak rambut Dara penuh sayang, namun gadis itu segera menggembungkan pipinya,

“Yaa, lihat dirimu. Kau sangat manja.” Jiyong menyilangkan tangannya didepan dada.

“Aniyoooo!”

“Ah, Jae. Ini bukan pertama kalinya kau ber-acting. Tapi kudengar nanti kau juga akan bernyanyi, bukan? Daebak, aku pernah mendengarmu bernyanyi dan suaramu sangatlah luar biasa, kau bisa saja direkrut menjadi penyanyi.” Ucap Jiyong pada Jaejoong, Jaejoong pun terkekeh menanggapi ucapan sahabatnya itu.

“Geurae? Jiyong, kau terlalu memuji. Suaraku tidak sebanding denganmu dan bigbang, pabo.”

Jiyong menggeleng, namun belum sempat ia menjawab, terdengar suara teman-temannya dari belakang menghampiri mereka,

“Geuroooom, suara kami adalah yang terbaik Jae!” celetuk Seungri yang tengah melingkarkan sebelah lengannya di pinggang Chaerin, membuat gadis itu memutar bola matanya.

“Kau terlalu percaya diri, baby rat.” Seungri pun mencium bibir gadisnya cepat, membuat semburat merah keluar di pipi Chaerin.

“Ckck.. pasangan ini. Bisakah tidak bercinta didepan kami?” Satu pasangan lagi datang menghampiri mereka, salah satunya mengenakan ‘super-mini dress’ yang mengekspos paha mulusnya. Park Bom.

“Eonni! Kami hanya berciuman, bukan bercinta. Itu kau, dan Seunghyun oppa.” Chaerin memicing-micingkan matanya layaknya mata kucing, memberi syarat ‘mati kau’ kepada Bom.

“Omo..[Bom membekap mulut Chaerin dalam satu gerakan cepat] Chaerin-i paboya! Andweeeee jangan rusak reputasiku!”

TOP, hanya mengedikkan bahu tak peduli lalu menarik pinggang yeojanya.

“Sudahlah yeobo, itu memang kenyataan.” Ucapannya membuat mata Bom membelalak seketika.

Semuanya pun tertawa bersama lalu membahas banyak hal, bertanya tentang bagaimana perasaan Jaejoong sebelum tampil, bertanya tentang koonsep dan lagu yang akan dibawakannya, bahkan sesekali pula Jaejoong menggoda keduanya perihal hubungan teman-temannya termasuk hubungan baru Jiyong dan Dara semenjak kepergian Sulli. Hingga mereka tidak menyadari sepasang mata tengah mengawasi mereka dengan raut wajah penuh kekecewaan, raut wajah sedih dan terluka. Namun pada akhirnya, orang itu tersenyum pasrah, menghela nafasnya dalam-dalam dan pergi.

****

CHANYEOL (AUTHOR POV)

Melakukan pentas drama bukanlah hal yang mudah, itu bagi seorang Chanyeol. Karena apa? Karena dia adalah seorang model. Model terkenal di England sejak usianyamenginjak 15 tahun dengan wajah tampan dan tubuh tinggi yang jangkung dan berhasil memikat banyak perhatian yeoja. Tentu penampilannya dalam drama di sekolah ini adalah pengalaman pertama baginya.

Chanyeol baru saja berganti pakaian dan mengenakan setelan kemeja dan celana senada berwarna putih polos, lengkap dengan sepatu pantofelnya yang mengkilat. Sambil bersenandung pelan –berusaha mengusir rasa gugup dalam hatinya- , ia berjalan menyusuri koridor sekolah kembali menuju hall untuk mempersiapkan sisanya.

Ponselnya berdering, dilihatnya ada sebuah pesan masuk dan itu adalah Jaejoong yang menyuruhnya untuk segera kembali karena mereka harus membicarakan soal naskah.

“Aishh, Jae kau sangat cerewet” Ia memasukkan ponselnya ke dalam saku celana lalu kembali berjalan sambil sesekali membenarkan tatanan rambutnya .

Chanyeol tersenyum, ia kembali mengingat Dara.

Gadis itu adalah cinta pertamanya. Sejak kecil ia dibesarkan di Inggris dan hanya disibukkan oleh dunia modelnya yang hampir menyita waktu, bahkan untuk jatuh cinta hingga berkencan pun ia tidak memilikinya. Ia merasa, setelah ia memutuskan untuk melanjutkan karirnya di negara asalnya dan mengenal Jaejoong,juga Dara, hari-harinya berubah semakin menyenangkan.

Sejak ia mengenal Dara, ia merasakan jantungnya berdetak 2x lipat lebih kencang dari paju normalnya, setiap gadis itu tersenyum padanya, ia merasa otaknya menjadi tiba-tiba tak berfungsi seperti biasanya, dan saat gadis itu memanggil namanya, ia perlahan menyadari, sejak awal mereka dipertemukan, ia telah jatuh cinta.

Ia jatuh cinta pada Park Sandara.

Setelah ia berjalan menyusuri lorong koridor dan memasuki hall, ia kembali menerobos kerumunan menuju panggung untuk menemui Jaejoong, sesekali ia pun juga mencari sosok Dara namun ia tidak menemukannya,

Diraihnya ponselnya , menekan angka-angka yang familiar lalu menempelkannya ke telinga kiri.

“Yeoboseyo? Dara?”

“A, chanyeol-aaa! No eodiya?”

Chanyeol tersenyum lebar, “Hall.. noneun?”

“Aku ada di samping panggung bersama Jaejoong dan yang lainnya. Ppali wa!” balas gadis itu di seberang sana

“Yup, gidaryo.”

Tut, usai menekan tombol akhiri panggilan ia kembali berjalan dan kini dengan mantap menuju tempat dimana gadis itu berada. Entah kenapa ia terus dan terus merindukannya, dia tidak bisa menyalahkan waktu dan keadaan yang banyak menyita waktunya sehingga jarang menemui Dara, namun ia lega, hari ini, di pentasnya, gadis itu akan menyaksikannya dan akan melihat bagaimana mempesonanya dirinya. Bahkan, Chanyeol sempat ragu. Ia ingin sekali mengungkapkan isi hatinya, namun ia takut gadis itu tidak menyukainya.

Langkahnya tiba-tiba terhenti di sebuah sudut yang tak jauh untuk dapat melihat ke samping panggung, ia melihat ada Jaejoong dan juga anak-anak Bigbang tengah tertawa bergurau satu dengan lainnya, lalu ia juga melihat Dara yang sangat cantik dengan balutan dress milky-pink diatas lutut dan high-heels nya.

“Yeppo..”ucap Chanyeol tanpa sadar, lalu ia mengerjap-ngerjapkan matanya dan kembali pada kenyataan.

Ia baru saja akan melangkah menghampiri mereka dan menyapa Dara dengan ceria seperti biasanya, namun sesuatu hal yang tak terduga justru menyapanya terlebih dulu.

Kwon Jiyong, namja yang ia ketahui sebagai sahabat baik Jaejoong dan Dara sejak lama.

Namja itu tengah mengusap pipi Dara yang bersemu merah, dan melingkarkan lengannya di sekitar pinggang gadis itu. Kini posisi mereka saling berhadapan, dan sangat mesra. Sesekali  pula Dara memeluknya, membenamkan wajahnya di pundak Jiyong dan Jiyong pun tersenyum tenang dan bahagia.

Itu.. membuat hatinya hancur.

Chanyeol melangkah mundur, lalu menyandarkan kepala dan tubuhnya di dinding di belakangnya. Suasana riuh murid-murid di ruangan itu serasa tak terdengar di telinganya. Pikirannya kacau, hatinya sakit untuk pertama kalinya saat ia bahkan memulai untuk jatuh cinta.

Ya, Chanyeol tau. Ia tau bahwa Jiyong dan Dara memiliki suatu ikatan yang tidak dapat ia pahami sejak awal mereka saling mengenal.

Cara namja itu menatapnya, cara namja itu memperhatikannya, begitu juga dengan Dara yang melakukan hal yang sama.

Ia tidak bodoh untuk cukup mengerti, ia tidak cukup idiot untuk memahami situasi di antara mereka.

“Kalian.. kalian saling terhubung” ucapnya pada dirinya sendiri. Chanyeol menundukkan kepalanya, matanya berkaca-kaca, namun hanya sesaat untuknya terpuruk dalam situasi yang bernama ‘patah hati’ itu.. ia kembali  mendongak, menggeleng-gelengkan kepalanya, meyakinkan dirinya,

“Gwenchanha, Chanyeol-ah. Gwenchanha.. kau tau Dara mencintai Jiyong. Kau tau ada sesuatu diantara mereka sejak lama. Gwenchanha..”

Ia tersenyum pasrah, menenangkan hatinya untuk tegar dan berusaha baik-baik saja,

Namun tetap, bagi Chanyeol.. ia tetap perlu bicara pada Dara. Hanya sekali, sekali saja.

Ia harus menjadi berani untuk mengungkapkan, hanya mengungkapkan apa yang dirasakannya.

Chanyeol berbalik.. ia menghembuskan nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya, memasang senyuman lebar khasnya dan melangkah menghampiri gadis itu berada.

DARA (AUTHOR POV)

“Omo, Chanyeol-ah!”  Dara melihat namja itu berjalan menghampirinya.

“Yo!” Chanyeol tersenyum lebar.

“Apa kabarmu, Dara? Kau sangat cantik.” Lanjut namja itu sambil mengedipkan sebelah matanya pada Dara.

Dara terkejut, lalu ia tertawa memukul pelan lengan kanan Chanyeol.

“Ya, Ya, Ya.. apa yang kalian lakukan?” Dara mendengar suara Jiyong di belakangnya, menaikkan alis.

Belum sempat Dara menjawab, Chanyeol kembali bersuara.

“Ah, Jiyong aku hanya bercanda.” Lalu ia melingkarkan sebelah lengannya di sekitar pundak Jiyong. Jiyong memutar bola matanya.

Dara dan Jaejoong saling berpandangan, namun dilihatnya oppanya itu lantas mengedikkan bahu sambil terkekeh pelan. Dara tidak mengerti ini semua.

“Ah, sepertinya acara akan segera dimulai.” Timpal Minzy

“Geurom.. kita akan menunggu kalian di sana. Tampilkan yang terbaik, you guys.” Ucap Youngbae mengedipkan mata, lalu ia menarik tangan IU berjalan menuju kerumunan penonton.

TOP-Bom, DaeZy, Ririn, dan Youngbae-IU beranjak pergi meninggalkan mereka, kini tinggal Dara, Jiyong, Jaejoong, dan Chanyeol yang tertinggal

“Hm, oke.. sepertinya kita juga harus menyusul yang lain. Jae, kau harus tampil dengan baik, jangan mempermalukanku dan Dara, arachi?” Jiyong menyenggol Jaejoong, membuat namja itu berkacak pinggang dengan ekspresi tak percaya,

“Ya, Kwon. Kau bilang beberapa waktu yang lalu aku sangat baik dalam bernyanyi dan sekarang kau mengucapkan hal itu, eoh?”

Jiyong menutup mulutnya, lalu membungkuk 90 derajat, “Jusunghamnida”

Dara hanya tertawa melihat mereka, lalu pandangannya terkunci pada Chanyeol. Pandangan mereka bertemu, Jiyong dan Jaejoong masih asik bergurau, Chanyeol menghampiri Dara,

“Dara-ya..”

“Hm?” Dara tersenyum

“Seusai acara ini, apakah kau ada waktu? Ada yang ingin kukatakan”

Dara menggigit bibir bawahnya berfikir, lalu kembali bersuara.

“Geurae, Chanyeol-a.. ah, aku belum memberitahumu!”

Chanyeol menunjukkan ekspresi tak mengerti,

“Aku dan Jiyong.. kami akhirnya bersama! Kau tau, aku sangat bahagia, Chanyeol-a..”

Dilihatnya wajah Chanyeol yang sesaat tanpa ekspresi, namun namja di hadapannya ini kembali tersenyum,

“Jinjjayo? Ah, chukkae Dara-ya.. Aku sudah banyak mendengar tentang kalian dari Jaejoong. “

Dara menaikkan alis, ia tidak tahu oppanya bahkan akan bercerita soal ia dan Jiyong pada Chanyeol.

“M-maksudku.. ya, aku hanya penasaran. Kalian sangat dekat. Sangat dekat.” Chanyeol menjawabnya dengan sedikit gugup.

“Geurae.. ceritanya panjang. Tapi, gomawo. Gomawo Chanyeol-a.” Balasnya membuat seulas senyum tipis muncul di sudut bibir Chanyeol.

“Ah, Jiyong? Kajja. Kita harus pergi. Oppa? Fighting!!” Dara menggerakkan lengannya mengisyaratkan hal itu pada Jaejoong, Jaejoong hanya berbisik “go-ma-wo..”

“Chanyeol-a, no do fighting! Ji.. kajja.”

Dara menggandeng tangan Jiyong dengan riang, membawanya kembali menyusul temantemannya di tengah kerumunan penonton YG High School Art & Music. Meninggalkan seorang Chanyeol dengan raut wajah yang sulit dipahami, yang tengah menggenggam dadanya, -letak jantungnya berada-, yang sesungguhnya terluka di dalam sana.

Tinggalkan jejak y.^^

<<back next>>

55 thoughts on “Lost In Love~The Final Chap. 1 [Part 10]

  1. Peluk chanyeol*puk….puk…puk….*kan msih ada q /pletak
    Ksihan chanyeol tpi gmana q jga mau nya dara te2p sma bang ji,thor ksih yeoja yg baik dan cntik buat chanyeol jgn biarkan dia ptah hati keterusan….#akh koment nya telat bgt ini ff udah jdi dri dlu ……..:(

  2. Selamat daragon atas menyatunya cinta kalian,,,
    Kasian chanyeol
    Yang sabar ya..
    Cinta pertama mah emang gak pernah berjalan mulus

Leave a comment