SOMETHING CALLED LOVE – Puzzle 1 [Chap. 11]

 1478513266448

Author: astarinur/ @daragonintheair

 

 ~~~

Hari itu begitu gelap. Suara hujan sangat deras terdengar mengguyur. Namun dia tetap mengayuh sepedahnya sekeras-kerasnya. Dia sedang diperjalanan menuju rumah soomin halmoni untuk meminta pertolongan. Dia tidak sanggup untuk menyerah di saat-saat dia sudah terjun jauh. Hatinya tak sanggup melepaskan dara sehingga dia memilih untuk menjelaskan daripada harus berlari menyembunyikan dirinya lagi.

Setelah sampai jiyong langsung menceritakan semuanya, semua yang sebenarnya terjadi kepadanya tanpa sedikitpun hal yang terlewatkan olehnya. Jiyong memang tidak mengharapkan soomin halmoni untuk langsung mempercayainya namun dia beruntung karena soomin halmoni dalam keraguannya masih memberi kesempatan kepada jiyong untuk mempercayai omongannya walaupun dia sendiri tahu bahwa sangat sulit untuk mempercayainya saat ini.

Setelah itu, jiyong segera menghubungi Seoul. Pertama yang muncul dalam benaknya adalah Woobin, sahabatnya. Entah terbesit apa dalam benaknya sehingga saat ini dia sedang bertengkar dengan woobin. Jiyong paham bahwa woobin pasti lebih mempercayai haejin daripada dirinya namun jiyong meminta kesempatan kepada woobin untuk mempercayai omongannya dengan cara menginvestigasikan kasus ini dengan sembunyi-sembunyi dibelakang haejin. Semua ini dia lakukan terburu-buru dan tanpa back up apapun, karena yang ada dalam pikirannya adalah dara. Dia lebih takut dara membencinya daripada dia harus masuk penjara.

Jiyong mendesah dan memukul-mukuli kepalanya. Setelah semua yang dia katakan pada akhirnya woobin tetap tidak mempercayainya dan mengatakan jika ia akan mengirimkan surat penangkapannya secepat mungkin. Namun jiyong juga tidak menyerah dia terus menjelaskan kepada woobin keadaannya saat ini.

“woobin~ah.. apa kau setega itu kepadaku? Apa kau sebuta itu? Tidak bisakah kau mencerna semua omonganku dengan benar? Aku disini bukanlah penjahat dan kau pun tahu itu, jika kau berpikir aku bersalah karena melarikan diri ok aku paham itu tapi kulakukan semua ini karena aku tidak ingin membuat haejin semakin gila. Kau tak tahu apa yang sebenarnya terjadi iya kan? Kau hanya tahu semua cerita dari mulut haejin saja, kau bahkan tak mau menerima semua penjelasan dariku. Kau ini bukan orang bodoh bukan? Jebal.. haejin~ah.. aku memohon kepadamu.” Semua ini membuat jiyong lemas, bukan hanya fisik namun juga hatinya. Dia tidak pernah membayangkan dia akan semenyedihkan ini.

Jika kau ingin aku membantumu. Kau harus datang kesini dan bukan hanya mengatakan omong kosongmu itu.

“woobin~ah, bukan aku tak mau tapi ada sesuatu yang menahanku saat ini. aku tidak bisa pulang saat ini. aku mohon, kau tidak akan menyesal mempercayaiku, semua yang aku katakan kepadamu adalah hal yang sebenarnya terjadi.”

Entahlah jiyong, aku sungguh tak mampu memproses semua yang kau katakan. Semuanya sangat bertolak belakang dengan apa yang haejin katakan. Mengapa setelah selama ini kau baru mau menghubungiku? Kemana kau selama ini?

“Mian. Waktu itu aku masih dalam keaadan ketakutan dan mendesak. aku percaya padamu woobin. Aku tidak akan mengorbankan hidupku jika aku berbohong, aku tahu dengan menelponmu seperti ini kau mampu melacak keberadaanku dan aku tidak bodoh tentang itu. Aku serahkan kepadamu jika kau percaya aku, lakukan semua yang aku katakan tadi tapi jika kau meragukanku aku menyerah silahkan kau tangkap aku karena aku tidak akan melarikan diri dari sini. Semuanya ada ditanganmu saat ini, kau yang memilih lebih mempercayai siapa!”

Aku tidak bisa menjajikan apapun kepadamu, mian.

Jiyong mendesah lalu menutup telpon itu. Tubuhnya terjatuh lalu tetes-tetesan air matanya mengalir dengan sendirinya. Soomin halmoni yang sedari tadi ada disampingnya mendengarkan semua percakapannya lalu mendekati jiyong dan mengelus-elus punggung jiyong.

***

Hari itu berjalan tanpa ada perubahan apapun dan kediaman dara juga melakukan kegiatan yang sehari-harinya mereka lakukan. Namun keadaan luar sehabis hujan membuat semuanya basah itu membuat toko dara tidak begitu banyak ada pengunjung sehingga dara dan minzy mampu bersantai-santaian sebentar. Kebetulan waktu itu sarang dan habin sedang tidak ada di rumah karena urusan sekolah mereka masing-masing.

Dara melirik keluar jendela melihat cuaca luar yang mendung itu. Dia mendesah, mengapa rasa-rasanya semua itu sangat sama dengan keadaan hatinya.  Entah mengapa perkataan minzy waktu itu mampu membuatnya penasaran. Apakah benar ada orang yang sangat mirip dengan donghyuk, atau minzy hanya salah lihat saja. Entahlah, dara menggeleng-geleng. Lalu perhatiannya teralihkan ketika suara pintu bell berbunyi.

“oh, jiyong~ah?”  dara langsung menghampirinya, namun setelah melihat keadaan jiyong, dara menjadi sedikit heran.

“ji, kamu habis hujan-hujanan? Lihat kamu basah kuyup seperti ini?” dara lalu menarik jiyong untuk berjalan kebelakang toko menuju rumahnya. Namun jiyong masih saja terdiam tidak mengatakan apapun. Dia hanya menatap wajah dara selekat-lekatnya. Ketika dara berjalan kedalam rumah meninggalkannya, jiyong hanya bisa merenung. God, i love her so much that it hurts. Entah sejak kapan dia merasakan hal ini namun setelah dia tahu dan semuanya jelas dia baru tahu bahwa rasanya juga sesakit ini.

Jiyong menarik napas sekencang-kencangnya berupaya menenangkan dirinya. Namun ketika dara muncul kembali perasaan gundah dan ketakutannya menyerang secara bersamaan. Tak sanggup menahan rasa itu, jiyong lalu meraih tubuh dara dan memeluknya seerat mungkin.

“ji..?” rintih dara, namun jiyong tidak menghiraukan itu dan tetap memeluknya. Dia seperti sedang meyakinkan dirinya bahwa dara ada disini bersamanya dan bukanlah sebuah mimpi. Dia tidak bisa membayangkan keadaannya esok hari, mungkin saja bukan esok bahkan sore ini dia dan dara akan dipisahkan. Dia merasa lega karena dara masih bersikap normal yang mengartikan bahwa donghae belum bergerak  namun dia juga merasa gugup dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

“ji.. ada apa?” dara berusaha melonggarkan pelukan jiyong dan meraih wajahnya. Dara merasa heran karena wajah jiyong begitu tegang dan tatapannya seperti kabur. Melihat keadaan jiyong membuat dara khawatir. Tangan halusnya lalu mengelus pipi jiyong dan bibir manisnya mengecup bibirnya, cukup lama sebelum dara melepaskan ciumannya itu.

Jiyong menatap mata dara lalu mendesah. Entah mengapa hanya menatapnya saja sudah membuat hatinya yang gundah menjadi lebih tenang. Dia menyimpan wajah lemasnya pada bahu dara.

“kau tak tahu saat ini aku sangat ingin meremukan tubuhmu sehingga kita bisa menyatu bersama. Kau tak tahu saat ini berada disini denganmu begitu berarti bagiku. Kau tak tahu bahwa kau satu-satunya wanita di dunia ini yang mampumelemahkan hati kerasku sehingga meleleh seperti ini. kau tak tahu mencintaimu adalah sebuah anugrah yang diberikan Tuhan kepadaku di saat-saat yang menyakitkan dalam hidupku ini. Dara, kau tak tahu sebetapa sakitnya saat ini bagiku. Sungguh aku tidak ingin melepaskanmu walau apapun caranya itu, tapi aku pun tahu jika kau tahu siapa sebenarnya aku ini kau akan melepaskanku bahkan membenciku. Maafkan aku karena memintamu mencintai seseorang sepertiku.” Kata-kata itu tertahan dalam tenggorokannya, dia meremas baju dara menahan semua emosinya. Dia ingin menjerit saat ini, mengapa di saat dia menemukan cinta semuanya seakan menginginkannya untuk menderita.

“Bogoshipo.” Akhirnya hanya kata-kata itu yang mampu keluar dari mulutnya. Dara tersenyum lalu melingkarkan tangannya pada leher jiyong.

“nado.” Balasnya tanpa merasa ada yang salah. “ya sudah kesini masuk dulu kamu harus ganti baju dulu. Ayo kamu pasti kedinginan,kamu ini sudah tahu hujan masih saja memaksakan diri.” Dengan lembut dara membawanya masuk kedalam rumanya. Ini adalah pertama kalinya jiyong masuk kedalam rumah dara biasanya jiyong hanya sampai didepan rumahnya saja.

Jiyong mengikuti dara lalu melepaskan bajunya terlebih dahulu.

“ji, pakai baju ini dulu neh..” jiyong mengangguk lalu mengganti bajunya. Ketika dara berjalan kedapur untuk membuatkannya teh hangat tak sengaja matanya menemukan sesuatu yang membuatnya sangat terkejut.

Dengan tangan bergetar dia meraih bingkai foto itu lalu menatap foto yang terpampang disana. Hatinya seakan tertusuk pisau sedalam-dalamnya. Entah mengapa tak henti hatinya merintih kesakitan. Ditatapnya wajah bahagia dara yang tengah memeluk seorang pria itu.

“ji.. minum dulu-“ kata-kata dara tertahan ketika melihat jiyong memegangi bingkai fotonya dengan suaminya yang sudah meninggal itu. Dara berlari lalu merebut bingkai itu dan menyembunyikannya dibelakang dara. Mata jiyong perlahan menatap mata dara, kemudian dia mendesah dan menunduk. Akhirnya puzzle itu menempatkan pecahannya, dia paham saat ini. tentang dara dan donghae. Mengapa donghae begitu keras kepadanya dan mengapa dongahe peduli kepada dara, dia tahu sekarang. Memang masih blur keadaan yang sebenarnya namun tak dapat dipungkiri jiyong merasa ketakutan saat ini. mengetahui wajah donghae yang mirip dengan suaminya dara yang dulu membuat dia bertanya-tanya, apakah donghae adalah suadara kembarnya? Memang tidak begitu jelas namun jiyong pernah mendengar donghae menceritakan saudaranya yang sudah meninggal, mungkinkah ini yang dia maksud?

“apa itu foto suamimu dara?” tanpa menatapnya jiyong menanyakan hal itu.

Dara bisa paham perasaan jiyong saat ini namun sebenarnya apa yang dipahami dara berbeda dengan apa yang dipikirkan jiyong kepadanya. Dengan berat hati dara mengiyakan pertanyaan jiyong.

“ndeh.”

Jiyong menaikan wajahnya untuk menatap dara. Tangannya lalu meraih wajah dara, jemarinya membelai pipinya lalu seulas senyum berat muncul dalam wajahnya.

“kwenchana dara, kau tak perlu menyembunyikannya.” Jiyong meraih bingkai foto itu lalu menaruhnya kembali pada tempat semula.

“ji..” dara merasa bersalah apalagi melihat wajah jiyong yang begitu tersakiti itu. Namun jiyong hanya menggeleng dan memberikannya senyuman.

“aku tidak akan berlama-lama dara, aku hanya ingin mengatakan sesuatu kepadamu bisakah kamu mendengarkannya?” melihat ekspresi wajah jiyong yang sangat menyayat hati, dara hanya mampu mengangguk.

“mungkin ini akan terdengar serakah dan sulit untuk kamu terima namun aku memintamu untuk mempercayaiku! Bisakah kamu? Apapun yang terjadi selanjutnya baik itu yang kamu tahu atau pun yang akan selamanya menjadi rahasiaku, satu yang aku pinta padamu yaitu untuk mempercayaiku. Percaya bahwa aku sangat mencintaimu dan tidak pernah berniat untuk menyakitimu.”

Dara menatapnya dengan lekat lalu dia mengangguk, “aku tak tahu apa yang sedang terjadi kepadamu ji, tapi aku percaya dan aku pun tahu jika kamu benar-benar mencintaiku.”

Jiyong tersenyum mendengarnya, “itu cukup untukku dara.” Jiyong lalu mendekat dan mengecup kening dara.

Pernyataan jiyong yang begitu menggantung itu membuat dara menjadi resah dan bingung. Namun tatapan jiyong seperti memelas dan dara tak mampu banyak bertanya dalam keadaannya yang terlihat rapuh itu.

***

TBC^^

Maaf dipotong dulu, heheh..

Mian baru bisa kembali aktif kemarin-kemarin sedang dapat musibah tapi alhamdulilah semuanya berangsur-angsur membaik.

Yang lupa cerita ini sok dibaca lagi dari awal wkwkwk #plak.

Mau tanya disini reader-readernim nya masih SMA, SMP atau kuliahan atau mungkin sudah kerjakah? Di jawab yah.. buat referensi.

Akhirnya, kita tahu kalau si donghae ini kembaran donghyuk. Dan gara-gara pergerakan donghae ini pada akhirnya jiyong bakalan unjuk gigi nah masalahnya bakalan kaya gimana nasibnya jiyong? Entahlah.. ikutin aja yah..

HENGSHO

8 thoughts on “SOMETHING CALLED LOVE – Puzzle 1 [Chap. 11]

  1. wah pendek amat, akhirnya ji berani ngaku sama halmonie walaupun dara blm tau tpi setidaknya ji sdh mengambil langkah yg benar. jangan lama2 Thor, making penasaran dgn crita ini…

  2. Kyaakkk. Aku gk sabar nunggu kelanjutannya. Si Jiyong itu beneran cinta ama Dara sampe segitunya gk mau kehilangan Dara gitu. Karena authornya bertanya *cielah* aku akan memberitahu *sok formal* sebenernya aku masih smp wkwkwk. Oke aku nggak sabar nunggu kelanjutannya. Aku khawatir banget kalo misalnya woobin itu enggak setia kawan ke Jiyong so.. Cepet di update ya unnie~~ Fighting!!

  3. duh kpn yak masalah jiyong akan clear😅pengin cpt2 liat DG hidup bahagia tnp di kejar2 masa lalu jiyong, resah jg nunggu chap slanjut’y😂
    kebetulan klo gw udah gawe sbg tenakes😁

  4. kasiian liat jiyong d.sini ..
    smoga mslah.a cpet” kelar .
    smoga jga wonbin percya ma jiyong .jd jiyong gga d.pnjara ..
    d.tunggu next.a
    ok .mee udah kerja ..

  5. aku brharap dara trus percaya sama jidi. dan mreka akhirny bisa bersama dengan resmi.. salt juga sama ji, gegara tkut dara pergi dari dia, dia langsung nyelesaikan masalah dia di koriyaaa… aku jga brharap woobin percaya sama jidi….
    next next

  6. Knp ceritanya pendek bgt padahal biasanya panjang….. akhirnya jiyong berani ngaku juga sm soomin halmoni dan woobin meski woobin blm percaya seutuhnya sm jiyong tp aq salut sm keberanian jiyong…… semoga hubungan daragon selanjutnya nggak ada masalah meski jiyong blm tau keadaan nantinya seperti apa….. next chap aja deh kak fighting buat lanjutin ffnya ya kak….

  7. annyeong….hihihih
    dan akhirnya. yernyata si dongek kembarannya mantan suami dara. tpi knapa dia sembunyi trs dan gk pernah nunjukin mukanya ke dara?
    kisah cinta dara sama jiying trgis bray.
    semoga woobin percaya sama jiyong.
    nexxttt kak semangaaaattt.
    aku sekarang kls 3 smk.

  8. Dan ternyata donghae kembaran suaminya dara
    Semoga hubungan daragon baik2 aja buat kedepannya
    Semoga woobin percaya sama jiyong sepenuhnya
    Pasti jiyong gelisah takut dara memilih donghae nantinya sbgai pendampingnya karna wajahnya mirip suaminya
    Tapi semoga aja gak terjadi

Leave a comment