SOMETHING CALLED LOVE – Everything’s New [Chap. 3]

1478513266448

Author: astarinur/ @daragonintheair

 

 ~~~

“Haejin~ah..” panggil seseorang, dia langsung melirik suara itu, “Oh woobin~ah ada apa?” Ternyata kolega kerjanya.

“Aku mendapatkan rekaman CCTV halte bis tempat yang kau pilih itu, apa kau ingin aku bantu menganalisanya atau…”

No, biar aku saja!” Potong hyejin,

“Oh oke!”

“Thanks buddy!”

“Anytime!”

Haejin yang baru sampai kantornya langsung berjalan menuju ruangannya dan membuka file yang dikirimkan woobin tadi. Matanya focus ke layar monitor mencari bajingan yang sudah menjadi buronan itu.

“Pekerjaaku semakin berat!” Dia mendesah saat melihat berkas kasus-kasus yang belum ia tangani lalu ditambah si bajingan ini. Dia memejamkan matanya sejenak lalu menendang asal mejanya karena terlalu kesal hampir membuat kopinya tumpah mengenai komputernya.

“Oh shit!” Dia langsung tersadar dan menyingkirkan kopi itu dari meja kerjanya. Namun saat dia akan memegang mousenya untuk mengklik close, matanya menangkap sesuatu. Dia memperbesar layar dan menemukan seseorang yang sangat ia cari saat ini.

FUCK!”..

…. Dia mampu mengelabuiku, tapi tenang chinggu… persembunyianmu tidak akan bertahan terlalu lama!” Setelah mendapatkan foto dan gambar bis lengkap dengan tujuannya dia langsung bergerak ke kantor pusat daerah.

“Haejin kau mau kemana?” Teriak woobin yang melihat haejin yang baru sampai kantor itu sudah mau keluar lagi.

Sorry urusan mendadak.. ” balas haejin terburu-buru namun sebelum dia keluar kantor, dia mencium pipi woobin dan berteriak.

“Gomawo woobin~ah.. saranghae…!!”

Woobin kolega dan juga sahabat karibnya menatap horor haejin. Dia juga segera mengelap pipi yang tadi dicium haejin.

“Tu anak emang rada-rada.. kemarin sudah seperti dimedan perang sekarang sudah kaya banci siap pesta gitu.. haduh dasar gila!!” Gerutu woobin.

Tapi walaupun begitu tak ada yang bisa menahan kegilaan haejin jika dia memang sedang gila, orang-orang terkadang takut dengan perubahan sikapnya yang sering mendadak itu. Malah ada yang bilang kalau haejin itu psikopat dan mengerikan.. tapi bagi woobin yang sudah mengenalnya lama menganggap bahwa temannya itu bukan psikopat tapi memiliki sikap teguh jika sudah menyanyangi sesuatu walaupun memang melindunginya dengan cara yang berlebihan.

Dia melesat dengan mobil dinasnya supaya cepat. Tanpa ijin atau lapor terlebih dahulu dia langsung masuk ke ruangan  kepala polisi pusat daerah.

“Yaa… ada apa kau datang tiba-tiba!” Haejin nyengir lalu duduk dikursi depannya. Dia bisa begini karena memang dia kenal dan juga dekat dengan kepala polisi ini.

“Ada apa kau pagi-pagi kesini menggangguku?” Tanyanya sedikit kesal karena acara baca korannya terganggu.

Sorry .. sorry tapi ada urusan penting” haejin lalu menunjukan sebuah gambar kepadanya. Mata sang kepala melotot menatap seorang bayangan laki-laki digambar yang ditunjukan haejin.

“Haejin~ah.. dia sudah kau temukan?” Haejin mengangguk,

“ndeh, akhirnya si bajingan itu keliatan juga batang idungnya! Well, dia pintar maka dari itu aku lumayan sulit menemukannya!!” Sang kepala polisi mengangguk,

“Lalu apa yang bisa kubantu?”

“Aku ingin tanya, kau tahu biasanya orang-orang yang ke Busan akan pergi kemana?” Tanya haejin sambil menunjukan gambar itu yang jelas memperlihatkan gambar bis dengan tujuan Busan.

“Hmm.. jika kau bertanya seperti itu tentu jawaban yang kau cari tidak akan kau temui! Busan itu luas dan sekarang sudah menjadi tempat pariwisata.. semua orang datang kesana dengan maksud ingin mengelilingi seluruh kota!” Haejin mengerutkan dahinya.

“kau yakin tidak ada clue? Apakah tidak ada tujuan lain yang paling specifik untuk pelarian?” Tanya haejin masih penasaran.

“Orang yang sedang dalam pelarian memiliki 2 motif dalam persembunyian, pertama mereka  akan memilih tinggal atau bersembunyi ditempat ramai sehingga kita akan terkecoh dan tidak mencurigai tempatnya karena dia berbaur, kedua, tempat sunyi sepi seperti desa yang masih kosong dan jarang dijamah kepolisian. Nah di Busan semuanya ada jadi saya tidak bisa memberikan informasi spesific kemungkinan dia bersembunyi!!” Haejin mendengus dan mengeluarkan napas berat.

“Mianhae haejin~ah..!” Merasa dirinya tidak dapat membantu sang kepala pun meminta maaf. Sebenarnya ini adalah kasus spesial karena ini melibatkan salah satu keluarga kepolisian dan juga anggota kepolisian, walaupun kasus ini masih belum jelas dan terbukti siapa yang salah tapi orang-orang tahu dan memahami seberapa tersakitinya dan marahnya haejin saat ini. Yang bisa mereka lakukan adalah membiarkannya dan berusaha membantu semampu mereka untuknya. Lagipula siapa yang tidak tersakiti jika istri kalian terbunuh di depan mata kalian, sebagai seorang polisi yang tugasnya menolong orang saat ini polisi juga adalah seorang manusia yang sama berhak mendapatkan bantuan.

Haejin menggeleng dan memberi senyuman kecil yang dipaksa.

“Anii… kwenchana.! Kalo begitu saya pamit!” Haejin pun memutuskan untuk kembali ke kantornya dengan lagi-lagi perasaan kecewa.

***

Jiyong tiba dirumahnya lalu menyimpan belanjaannya, dia mencari bahan makanan terlebih dahulu dan membereskannya.

“Aigoo… apa aku juga harus mencuci piring!” Gerutunya sambil tertawa.

Tapi walaupun mengeluh jiyong tetap mengerjakannya, dia membereskan dapur tersebut dan merapihkan bahan makanan. Karena rumahnya ini hampir seluruhnya dari kayu jadi tidak terlalu susah menatanya.

Jiyong menepuk kedua tangannya yang penuh debu lalu mencuci tangannya di wastafel, yang ternyata masih bagus itu. Lalu belum beberapa menit perutnya sudah berdering meminta diisi,  jiyong pun  menyalakan air dan memasak ramyeon yang tadi dibelinya, dia juga jadi tersenyum sendiri mengingat kejadian memalukan ditoko tadi.

“Aigoo .. kenapa aku sok kuat dan sok jago … well pada akhirnya aku harus malu sendiri!”

Tapi selain itu juga jiyong jadi teringat kepada tatapan mata wanita itu. Tatapannya sangat tajam sehingga mampu berbekas diingatannya. Sorot matanya yang hampa memperlihatkan sifat ketidakpercayaannya kepada jiyong.

Dia mendesah, apa boleh dia seperti ini? Masih bisa tersenyum dan tertawa dalam kondisi ini? Bukankah saat ini seharusnya dia menangis dan meratapi hidupnya!

Tapi tiba-tiba jiyong merasakan aura yang berbeda. Dia berbalik kebelakang sebentar namun lalu berbalik lagi ke depan, merasa bodoh dengan pikirannya. Tapi perasaan anehnya itu masih ada, dan saat sudut matanya menangkap bayangan seseorang yang berjalan melewati jendela dapurnya dia langsung mematikan kompor gasnya dan berjalan keluar rumah.

Pertama dia tidak menemukan apapun selain pohon dan rumput yang bertebaran dimana-mana, lalu dia berinisiatif mengelilingi rumahnya, disitulah dia menemukan seorang laki-laki sedang mengintip dan menempelkan wajahnya pada kaca jendela belakang rumah.

“Hei.. ada yang bisa dibantu?” Panggil jiyong

“Oh shi… ” orang itu tampak terkejut atas panggilan jiyong lalu bertingkah gugup. Dia berbalik badan dan menatap jiyong,

Sorry.. emmm.. aku hanya lewat.. mmm.. maksudnya.. penasaran.. oke ini sangat canggung…” ..jiyong menatapnya heran dia menaikan alisnya sebelah melihat orang didepannya itu, ..

Sorry aku seharusnya punya alasan bagus tapi.. well, aku tidak tahu aku hanya mengintip sedikit! Aku hanya penasaran dengan rumah ini karena sekian lama tinggal disini aku baru melihat ada cahaya dari dalam rumah dan suara air mendidih! So, jadi itu kamu!” Jiyong mengangguk paham lalu berjalan menghampirinya walaupun dengan tatapan masih curiga.

“Ok. Rasa penasaranmu sudah terbayarkan bukan!” Balas jiyong secara tidak langsung ingin mengusirnya.

“Yap. Sorry ganggu, by the way aku donghae! Aku tinggal tidak jauh dari rumahmu! Senang bisa punya tetangga setelah sekian lama…! Oh iya namamu siapa?” Dia menjulurkan tangannya dan jiyong menatapnya sinis sebentar sebelum dia menerimanya.

“Jiyong, kwon jiyong!”

“Oh.. jiyong~ah.. salam kenal. Well, sepertinya kau dan aku punya kesamaan, aku yakin tujuan kau tinggal disini sama sepertiku yaitu bosan hidup di kota dengan kebisingan dan keributan.. jadi kau ingin ketenangan dan kesendirian.. iya kan?” Banyak omong sekali.. pikir jiyong tertawa canggung.

“Yap,  untuk ketenangan dan KESENDIRIAN!!” jiyong menekankan kata itu bermaksud memberitahunya jika dia memang ingin sendiri tanpa gangguan. Dia tidak ingin  membiarkan orang asing masuk kedalam hidupnya.

“Ya hahah…ketenangan dan kesendirian! Mmm.. kalau begitu saya pamit.. salam kenal jiyong!” Dengan canggung dia melambaikan tangannya dan berjalan pergi. Jiyong mengamatinya yang berjalan semakin menjauh dan menjauh sehingga tanpa sadar orang itu hilang dalam tatapan mata jiyong.

Namun dia jadi heran sendiri bukankah sepenglihatan dia tidak ada lagi rumah selain rumahnya ini. Dia lalu berbalik melihat kesekelilingnya namun tetap tidak menemukan ada rumah ataupun orang. Lalu tadi dia berjalan kemana? jiyong jadi lupa! Dia pun menggeleng-geleng tidak mau banyak berpikir dan masuk ke dalam rumah.

“Oh shit… ramyeonku..!” Gerutu jiyong menatap ramyeon dinginnya yang masih mengambang di dalam panci.

Cahaya mataharipun tenggelem ditelan awan kegelapan, dia menyalakan beberapa lilin dan duduk dipinggir ranjang. Walaupun keadaan rumahnya yang masih berantakan ini sangat gelap tapi dengan cahaya lilin dan juga pancaran cahaya dari rembulan yang terpantulkan melalui kaca jendela kamarnya membuat jiyong bisa bernapas lega. Dia lalu membaringkan dirinya, besok dia harus berbelanja baju karena baju yang dipakainya sudah bau busuk. Dia lalu melepaskan bajunya dan bertelanjang dada sambil memposisikan tangannya dibawah kepala dia mencoba menutup matanya. Dalam benaknya dia bertanya, akankah selamanya akan seperti ini? Tenang dan lepas. Kesalahan yang dilakukannya benar-benar merubah hidupnya. Dia tidak tahu apa yang dilakukannya sekarang adalah benar atau salah! Apakah dia ketakutan sehingga dia harus berlari seperti ini? Apa benar dia merasa bersalah dan orang yang bersalah? Entahlah.. pertanyaan yang menghantuinya kini tenggelam dalam tidurnya.

Namun dalam tidurnya pun jiyong masih belum bisa tenang apalagi mimpi-mimpi buruk selalu berdatangan dikala dia menutup mata. Keringat kecil bermunculan diwajahnya padahal keadaan sedang dingin.

“Jinyeong~ah.. saranghae! Maafkan aku karena mencintaimu!”

 

“Aniyo..aku yang seharusnya minta maaf kepadamu! Aku telah membuatmu seperti ini! Kita seharusnya tidak pernah berada dalam keadaan seperti ini!”

 

“Tidak.. kamu sangatlah berarti bagiku, kamu tidak salah. Aku saja yang terlalu menicintaimu walaupun aku tahu ini salah!!”

 

“Taeyeon~ah jebal kamu harus berhenti!!” Tapi taeyeon tetap menangis dan menggeleng keras menolak keinginan jinyeong.

 

“Tidak, aku tidak mau…!” Taeyeon lalu memeluk jinyeong dengan kencang, jinyeong hanya terdiam menahan emosinya. Sesungguhnya dia tahu dia bersalah tapi yang membuatnya marah dan kecewa terhadap dirinya sendiri adalah kenyataan bahwa dia tahu tapi dia tetap tidak bisa berhenti dan melupakan taeyeon. Maka dari itu saat ini, hari ini, dia ingin menuntaskan hubungan terlarang ini.. dan pergi jauh-jauh darinya tapi ternyata itu tidak semudah yang ia bayangkan.

 

“Jinyeong~ah.. aku tahu kamu juga mencintaiku walaupun aku tidak pernah mendengar kau mengatakannya jadi.. jebal jangan seperti ini.. jangan tinggalkan aku.” Lirih taeyeon disela tangisannya.

 

Namum tiba-tiba terdengar suara tembakan pistol. Mata jinyeong langsung membesar, dia lalu melepaskan pelukan taeyeon dan menariknya untuk bersembunyi.

 

“Taeyeon~ah.. kamu diam disini araseo.. jangan pergi kemana-mana!” Begitu kata jinyeong lalu berlari menghampiri suara pistol tadi dimana ia menemukan seorang laki-laki yang sangat ia kenali tengah menatapnya dengan tajam serta sebuah pistol yang tertuju kepadanya.

 

“Haejin~ah.. tenanglah!”

 

“Bajingan kau.. keparat…

 

DORRRRR

 

“HAH…!” Jiyong beronjak dari tidurnya dengan detak jantung tak beraturan dan napas yang terengah-engah. Dia melirik ke sekitarnya dan saat melihat keadaan rumah yang gelap dan cahaya kecil dari rembulan dia langsung sadar jika dia sedang berada di tempat aman dan jauh.

Jiyong beranjak bangun dan duduk dipinggir ranjang seraya mengatur napasnya. Dia memegangi dan memijat kepalanya yang saat ini ingin sekali membunuhnya.

BRUG

Mata jiyong lalu siap siaga kembali saat mendengar suara keributan. Dia berdiri dan berjalan perlahan sambil membawa tongkat pemukul. Dengan hanya diterangi sorotan cahaya rembulan dia berjalan mendekati sumber suara itu namun dia bukannya menangkap pelakunya dia malah yang tertangkap saat sebuah monyet melemparkan biji-bijian lewat jendela dan beberapa bahkan mengenainya.

“Uu aa..uu..aa.!” Suara monyet itu seakan menertawakannya.

Setelah melihat jendelanya yang terbuka dia lalu menutupnya dengan kencang dan secara cepat kembali mundur. Dia menunggu apakah monyet itu akan mengganggunya lagi atau tidak? Sepertinya monyet itu sudah tidak ada, pikirnya. Namun dia malah dikejutkan dengan sebuah tikus yang berjalan melewati kakinya,

“Oh shi… hushh…!!”

refleks, dia membanting tikus itu dengan tongkat pemukul yang ia bawa namun bukannya kena dia malah merusak lantai kayu sehingga menjadi bolong, tikusnya kabur, lantainya bolong!!

Shit.. aku harus menjadi singa jika ingin hidup damai dihutan seperti ini!” Keluhnya berjalan kembali ke dalam kamar melupakan  kejadian pertengkarannya dengan animal tadi.

Jiyong merebahkan tubuhnya dan mendesah. Hari pertama. Pikirnya melenguh. Baru hari pertama tapi dia sudah merasa tak aman dan terancam seperti ini.

♡TBC♡

Silahkan kalau ada yang mau menebak-nebak..

Memberi masukan atau kritik sekalipun   saya suka.. hahaha .. baca komen itu sama kaya baca cerita sendiri tapi versi mini.

Uda bisa kegambar kan ceritanya gimana?

Oh iya… mian.. mian.. namanya haejin tuh HAEJIN APA HYEJIN SIH? atau kita pake haejin aja kali yah…

Tenang saya gak jahat kok masa abang kesayangan abang GD jadi pembunuh sih.. tapi mana kita tahu wkwkw.. ♡☆♡

HENGSHO

Oh iya..

NOTICE.

karena ni story udah beres saya nulis tinggal salin ke komputer wkwkw . Jadi saya saya harapin kalian setia komen.. jadi pas nanti ceritanya di kunci.. gak kebingungan. Walau ni cerita jelek bin menjijikan atau apalah.. tapi bikinnya pake keringet.. nahan lapar dahaga, bagi waktu yang ruet dan muter otaknya bejelibet.. jadi..

 

19 thoughts on “SOMETHING CALLED LOVE – Everything’s New [Chap. 3]

  1. Wah masih sedikit bingung….. jadi nama aslinya jiyong itu jinyoung park ya dan dia selingkuh sm istrinya haejin sitaeyeon itu jadi sebenarnya jg ngebunuh taeyeon itu bukan jiyong tp haejinkah???? Dan sebenarnya jiyong yg ingin ditembak oleh haejin tp taeyeon yg ketembak dan haejin menjadikan jiyong sebagai kambing hitam buat nutupuin klu sebenarnya dia yg udah bunuh istrinya sendiri….. itu sidonghae kok horor bgt ya muncul tiba” dan menghilang entah kemana….. next chap aja deh makin penasaran aja deh dan fighting and happy new year buat authornya ♡♡♡

  2. jg nama asli.a park jinyoung gtu ??
    klo d.liat dri mimpi ji oppa .bukan dia yg ng.bnuh taeyon .tp haejin yg salah tembak gtu #ahh.aqu sotoy#hhaa …
    mkin pnsran …

  3. Kurasa bukan jiyong ato jinyeong lah ya yang nembak si taeyeon tapi orang lain jadi si jiyong itu kayak dituduh gitu. Bener nggak sih(?) Pokoknya next aja deh.

  4. donghae?it bberan donghae?tapi jata jiyong gada rumah sekitar rumahnya terus gmna tuhh?jadi nama asli jiyong itu jinyeong?._.ahhh molla hrus cpet dikasi penjelasan nihhh kkkkk

  5. Kek.y yg bunuh istri.y haejin bukan Jiyong deh, istri.y itu bunuh diri tapi karna Jiyong ada di TKP maka.y haejin ngira.y Jiyong yg bunuh,,, ohh jadi nama asli.y jiyong itu Park Jinyoung,,

Leave a comment