넌 FALLING YOU [Chap. 3]

picsart_01-28-09-19-35

Falling You

Author : Annisa lathifah

Bad Dream

~~~

Ibu dara masih saja memandang kertas pesanan yang baru saja ditulis dara. Pesanan yang sangat awal dari para pelanggan lainnya. Disana telah duduk seorang pria dewasa berpenampilan rapi dan berwibawa, terlihat jika pria itu memandang seluruh dekorasi kedai makan tersebut. Ditambah lagi dengan permintaan pengunjung tersebut yang mengharuskan ibu dara yang mengantar makanan tersebut.

“Eomma, pesanan ditunggu” ibu dara terlonjak dan turun dari kursi, mulai membuatkan pesanan

Hari ini hari minggu, sudah kebiasaan dara untuk membantu ibunya di kedai. Tak seperti biasanya pagi-pagi ada pelanggan yang berpakaian rapi datang seorang diri memesan makanan, dan menyuruh ibunya yang harus menyajikannya. Mungkin pengkritik kuliner pikir dara. Sejak ibunya mendapat pesanan tersebut dan melihat sekilas orang yang memesan, ibu dara berubah menjadi terdiam sambil memandang kertas itu berkali-kali.

Beberapa saat masakan ibunya telah selesai dibuat, dengan beribu langkah ragu, ibu dara membawa pesanan itu pada sang pemesan di meja pojok dekat jendela. Dengan perlahan ia meletakan pesanan itu pada meja dan segera sebelum

“Kajima.. eunju” merasa namanya di sebut tubuh ibu dara terdiam. Benar, namanya Park Eunju. Ia mematung sejenak dan menengok kebelakang

“Kemarilah duduk di hadapanku” dengan langkah ragu eunju menghampiri orang yang memanggilnya. Ia duduk tepat di hadapan pria tersebut, masih dengan memalingkan pandangannya, namun apa yang dilakukan pria tadi, menarik seulas senyuman

“Masihkan kau akan selalu menghindar dariku setelah lama tak berjumpa” eunju mengangkat kepalanya sejajar dengan wajah pria di hadapannya. Ia tetap diam tak ingin mengatakan apapun dengan pria ini. Dara tak terlalu menghiraukan ibunya dengan pria asing di pengelihatannya, ia melayani pelanggan yang mulai berdatangan

“Kau tak ingin mengatakan apapun denganku?” tetap saja diam seribu bahasa yang dilakukan eunju

“Jadi aku yang memulainnya dengan satu pertanyaan, apakah kau sudah menemukan kebahagiaanmu bersama Park Jin Young?” eunju sempat terbelalak oleh pertanyaan yang keluar seneaknya dari mulut pria tersebut

“Lancangnya kau membicarakan orang yang telah tiada Hyun Suk” pria yang diketahui bernama Kwon Hyun Suk tersebut kembali menarik senyumannya, membuat eunju sedikit tak nyaman dengan atmosfer yang tercipta

“Lihatlah eunju diriku sekarang, seharusnya kau dulu memilih aku bukan suamimu yang telah meninggalkanmu dengan keadaan yang seperti–” eunju menahan emosi yang mulai meluap

“Hyun suk! Ku peringatkan kau! Sudah cukup kau membuatku seperti ini!” nama eunju sudah memuncak. Bagaimana bisa pria di hadapannya menyangkut seseorang yang sudah tiada

“Apa? Membuatmu seperti ini? Kau yang membuat hidupmu naas seperti ini eunju! Ingatlah bagaimana kita dulu bahagia bersama, membuat janji bersama, dan bermimpi bersama? Kau tak ingat sama sekali? Kita memiliki komitmen bersama eunju! Dan kau meninggalkanku bersamanya, kau memilih perjodohan bodohmu itu, kau meninggalkanku dalam situasi yang sulit, aku sangat mencintaimu sejak dulu sampai sekarang! dan perasaanku tak akan pernah berubah padamu eunju” eunju terpaku dengan itu, ia merasa dihunus samurai tepat dihatinya. Hyun suk telah mengoyak masa mereka bersama. Eunju tak kuasa menahan tangisnya, ia merasa di hadapkan pada situasi yang memojokannya, ini tidak adil baginya. Kebahagiaan selalu datang di awal, tak pernah sampai akhir.

“Dengarlah sayup-sayup angin di bawan pohon oak yang kala itu menuntunku ke arahmu, ingatlah ketika aku membawa sebatang bunga mawar liar yang ku ambil di taman kota, kau menatap pada diriku, kau sempat terdiam dan berhenti kearahmu, sebelum kau tersenyum padaku aku sangat yakin kau adalah takdirku” eunju menundukkan kepalanya, ia meremas ujung celemek kedainya yang berwarna peach. Ini menyakitkan bagi eunju, masa indah yang ia ulangi, ia terawang lagi betapa mereka berdua pernah dalam suatu hubungan. Dan takdir mengatakan lain

“Hyun suk—“

“Eunju, aku merindukan panggilan itu dari suaramu” baru saja eunju ingin mengatakan sesuatu dipotong oleh hyunsuk, pria itu sangat merindukan kehadiran wanitanya sejak dulu hingga kini, dan itu akan tetap sama

“Hyun suk—ak—u mianhae tapi itu sudah lama” eunju hendak berdiri meninggalkan hyun suk namun tangan tanpa kendali itu spontan menarik tangan eunju agar tetap tinggal sebentar

“Eunju saranghamnida” eunju dengan seluruh tenaganya melepaskan genggaman tangan itu dan berlalu meninggalkan pria tersebut dengan makanannya yang sudah mendingin

****

Sanghyun dan jiyong memandang banyak makanan di depan hadapan mereka berdua. Disana terpampang bukan hanya satu jenis makanan bisa lebih dari tujuh jenis dengan mangkuk yang berwarna berbeda. Makanan tersebut datang bersama kedua wanita di hadapan mereka juga. Yang satu gadis muda berusia remaja SMA yang baru masuk di tahun pertama, ia masih menggunakan seragam sekolahnya. Yang satunya seorang ahjumma yang menggunakan baju rumahan serta kaus kaki garisnya menutupi sampai atas mata kakinya.

Ahjumma tidakkah ini berlebihan ?”

Ani oppa, untuk makan siang dan malam kalian, aku sangat bersemangat sampai seragamku belum terlepas” jawab gadis SMA itu dengan senyumnya. Sanghyun tertawa dan jiyong masih kebingungan

Ahjumma ka—“

“Janganlah kau buat aku merasa lelah Jiyong-ah, makanlah ini untuk kalian berdua, Jiso dan akulah yang memasaknya, jadi jangan berniat untuk membuangnya, ini suatu anugrah” Jiso mengangguk dan mempersilahkan sanghyun dan jiyong untuk makan

Sembari makan ahjumma dan keponakannya Jiso menanyakan banyak hal. Dan dengan senang hati sanghyun menjawabnya dengan gamblang sesuai dengan fakta. Dua wanita tersebut mendengarkan setiap penuturan yang disampaikan sanghyun, jiyong hanya menambahi sedikit karena yang mendominan adalah sanghyun.

“Kalian lulusan mana?” tanya Jiso. Sejenak sanghyun dan jiyong saling bertatapan

Keumjeong” jawab keduanya bersamaan. Memang sebelum mereka berdua meninggalkan Busan, samchon  mereka telah membuatkan ijazah palsu untuk sanghyun dan jiyong bisa melamar kerja di Seoul nanti. Ijazah itu di dapat dengan mudah karena samchon  mereka pemilik donatur terbesar di Keumjeong.

 

“Pantas saja kalian benar-benar idol oppa” mendengarkan itu sanghyun dan jiyong tertawa bersama

Ahjumma apakah kau kenal seseorang yang bernama Park Eunju? Kalau tidak salah ia pernah tinggal di sekitar sini sebelum gempa 10 tahun yang lalu” tanya Sanghyun basa-basi, mungkin saja ahjumma dihadapannya itu mengetahuinya, karena sanghyun ingat tempat tinggalnya sekitar sini

“Hmmm.. mungkin, aku sedikit tak yakin, aku pernah mendengar nama itu, karena ia dan anak perempuannya korban yang selamat dari gempa, dia sempat menjadi bahan pembicaraan masyarakat karena keberuntungannya berhasil selamat dari gempa. Tapi naas ada anggota keluarganya yang meninggal, mungkin anaknya atau siapa ya? Aku sedikit lupa, memang kenapa?” sanghyun melebarkan kedua matanya mendengar penyataan ahjumma penyewa kontrakan tadi, bisa saja disimpulkan jika itu memang ibunya dan Dara

“Tak apa, kami mencari orang itu, ada beberapa hal yang penting dengannya” sahut jiyong, ia melihat kawannya yang sudah tak dapat berkata apa-apa lagi, mungkin saja ia merasa sangat bahagia mendengar petunjuk keberadaan keluarganya

“Dan kudengar ia sekarang memiliki kedai ayam, tapi aku tak tahu betul tempatnya mungkin di sekitar Itaewon, coba cari saja disekitar sana” keduannya mengangguk mengiyakan

“Terima kasih ahjumma

****

“Eomma  pergi ke rumah bibi Go baik-baiklah di rumah, makanlah masakan eomma, jangan membuat ramen, kemarin kau telah memakannya. Jaga dirimu baik-baik, eomma mencintaimu

Park eunju ~”

Dara menghela nafasnya, ia sudah menenteng sekantung keresek yang berisi ramen dan sebotol soju.

“Kau terlambat eomma” dara masuk ke dalam kamarnya berganti baju dan langsung menuju ruang keluarga, ia menyalakan tv, dan menuju ke dapur mulai memasak ramennya, ia menuju kulkas dan menemuka kimchi disana. Dara memanaskan sebentar dan selesailah makanan yang akan ia makan bersama menonton drama Goblin yang baru tayang.

Ramennya masih mengeluarkan uap panas, dara mulai memakannya bersama kimchi dan meminum sojunya. Hari ini ia merasa penat dan ia butuhkan hanyalah ketenangan dari soju. Sebenarnya ia akan meminum secara diam-diam soju itu dikamar, tapi karena ibunya pergi, dengan bebas ia dapat meminum soju.

“Seperti kejadian yang tadi” ucap dara ketika adegan Eun Tak dan Goblin berpapasan

“Jangan-jangan tadi juga Goblin” dara tertawa

****

“Oppa! Sanghyun Oppa!” ucap dara dari seberang jalan, ia melambai-lambaikan kedua tangannya, sanghyun tersenyum sambil mulai menyebrangi jalan menuju dara. Dara masih memampangkan senyum lebarnya. Tanpa disangka saat di tengah menyebrang dari arah lain sebuah mobil telah melaju dengan  kecepatan tinggi. Sanghyun sama sekali tak tahu kehadiran mobil itu

“OPPA!!! ANIYA!!” dan kecelakaan itu terjadi sanghyun telah tergeletak di jalan dengan darah yang mengalir segar membasahi jalanan beraspal. Dara syok dia merasa dirinya tak kuat untuk menopang tubuhnya sendiri. Dara mulai ambruk, sebelum sebuah tangan memeluknya dari belakang. Sekilas dara melihat tangan tersebut yang tersemat gelang persaudaraannya dengan sanghyun di tangan kirinya.

“SANGHYUN OPPA!!” dara bangkit dari tidurnya, itu hanya mimpi. Dara memegang gelangnya ia berkeringat banyak dan mulai menangis. Ia merasa mimpi itu sangat nyata, sampai ia dapat merasakan pelukan tangan misterius itu masih ada. Dara menetralkan pikirannya, ia menengguk banyak air. Ia tak bisa berkata apa-apa lagi, dara menenangkan dirinya dan mulai menyender di kepala ranjang miliknya.

****

Malam hari sanghyun dan jiyong nekad mencari kedai ayam yang sangat diyakini itu adalah milik ibu sanghyun. Mereka berdua menyusuri sekitar daerah Itaewon, mereka melewati gang-gang sempit sampai…

Segerombol orang yang berjalan sempoyongan menabrak bahu sanghyun secara tak sengaja. Sang pemabuk tadi menghentikan langkah sanghyun dan jiyong

“Beraninya kalian menabrakku siapa kalian berdua anak ingusan” sanghyun sempat ingin menghajar pemabuk tadi tapi dihentikan oleh jiyong, bukan situasi yang baik. Mereka para pemabuk berjumlah 7 sedangkan sanghyun dan jiyong mereka berdua.

“Kau takut ? hah? Dasar anak ingusan kalian” mereka semua tertawa terbahak-bahak, sanghyun sudah emosi tinggi namun jiyong tetap menarik sanghyun untuk segera pergi dari situ. Tak disangka salah satu sang pemabuk tadi menghajar jiyong dari belakang. Perkelahian pun terjadi, awalnya mereka berkelahi dengan tangan kosong sampai salah satu pemabuk tadi mengeluarkan pisau lipatnya yang diyakini sangat tajam.

“Jiyong!!” sanghyun menghalangi jiyong dari serangan pemabuk yang berniat menghunuskan pisau lipatnya pada jiyong. Jiyong terbelalak kala sanghyun tertusuk di bagian jantungnya. Sanghyun ambruk, jiyong menghajar pemabuk tadi hingga tersungkur, ia sendiri telah mendapatkan banyak lebak disana sini. Naasnya pemabuk lainnya menyerang jiyong hingga menusuk perut jiyong. Jiyong juga ambruk di samping sanghyun.

Dengan kesadaran yang masih ada, jiyong menghampiri sanghyun yang mengeluarkan darah dari mulutnya dengan memegang bagian perutnya yang mengalir darah.

“Apa yang kalian lakukan?” seseorang datang kearah para pemabuk tadi

“ahh!! Sunbae ada orang yang menganggu kami” ujar salah satu dari 7 pemabuk tadi

“Segeralah kalian ke dorm sebelum kalian di ketahui orang. Pengganggu memang harus dihabisi” mereka meninggalkan sanghyun dan jiyong dalam keadaan yang sekarat

“Sanghyun ku mohon bertahanlah, akh–”

“Ji–, ak—u me—lihatnya pe—waris—SM” dari kejauhan datang seorang ahjumma ke arah mereka. Ahjumma tersebutberlari menyadari dua orang yang terluka.

Ahjumma  tolong sematkan dia, dia terluka parah.. ku mohon selamatkan dia” jiyong meremas perutnya yang sangat nyeri, darah yang sedari tadi tak berhenti membasahi tangan jiyong

“Aku akan menyelamatkan kalian, berta—“ ahjumma tersebut terhenti menatap tangan kanan sanghyun yang tersemat gelang yang sangat di hafali ahjumma tadi. Ahjumma tersebut mulai panik, sanghyung sedikit mendongakkan kepalannya menyadari suara yang sangat ia kenal dan selalu ia rindukan terdengar di telingannya. Padangan ke duannya bertemu, sanghyun menteskan air matanya

“Sanghyun-ah!! Sanghyun!! – sang—hyun ottoke?ahjumma tadi meneriaki nama sanghyun berulang kali sambil mengambil alih kepala sanghyun menuju pangkuannya, ia menangis tak terkontrol. Jiyong terdiam melihat apa yang ada di hadapannya, sanghyun mengumpulkan semua tenaganya

Eom—ma—“

 -TBC-

Tinggalkan jejak kalian ne 😉

9 thoughts on “넌 FALLING YOU [Chap. 3]

  1. Sedih krn sanghyun and jiyong😭 tp yg paling menyedihkan TBC di saat lg seru😂
    apa kwon hyun suk appa jiyong yah?brarti kluarga’y msh ada yg hidup..nong lo gak jd sebatang kara😅

  2. Andwaeee rumitnya jdi appa ji prnah kencan sma eomma dara? Tpi nikah sma jinyoung cuma ninggal gegara gempa. Lalu disaat akhir2 sanghyun ninggal? Pdahal ahjumma yg nyelamatin mreka itu eomma sanghyun? Aigoooo. Ku harap eunju ngga benci sama ji gegara ji anak hyun suk. Dan eunju ngerestui hubungan dara sma ji nnti 🙂

  3. Walahhh sanghyun baru ketemu sama eommanya aja udah dalam keadaan tragis gitu. Semoga Sanghyun sama Jiyong bisa bertahan sampe dapet pertolongan medis deh. Kwon Hyun Suk appanya Jiyong kah?? Jadi ortunya Dara sama appanya Jiyong pernah berhubungan gitu. Semakin penasaran sama kelanjutannya. Ditunggu next chapternya, unnie. Fighting!!!😘

  4. kenapa pertemuan sanghyun sama eommanya tragis gini.
    mereka terluka parah. terutama sanghyun. andwae.
    gimana reaksi dara kalau tau oppanya udh ketemu tpi sayangnya dgn kondisi yg tragis….huft

  5. Semoga jiyong dan sanghyun nggak meninggal dan siapa ya yang nusuk jiuong sm sanghyun sebenarnya??? Meski bisa bertemu ibunya tp sanghyun dlm keadaan yg terluka semoga mereka berdua selamat….. next chap ditungguin fighting unnie♡♡♡

Leave a comment