My Lovely PRETTY BOY : 006

little-sun

Author : Little Sun

Genre : Romance

Ratting : T

Long : 6/10 chapter

Cast : Park Sandara, Kwon Jiyong, Jang Wooyoung, Ahn Sohee

**

Chapter 6

Jiyong hyung..”

Jiyong dan Dara membuka kedua matanya lalu menjauhkan diri mereka satu sama lain. Jiyong menggaruk rambutnya yang tidak gatal sedangkan Dara membuang muka dan berusaha melakukan sesuatu yang tidak menarik perhatian pendatang yang baru saja merusak moment mereka berdua.

Omoo~! Sepertinya aku datang di saat yang tidak tepat,” kata Seungri yang kini berdiri di ambang pintu.

Jiyong langsung menoleh ke arah Seungri dan melemparkan pandangan yang mematikannya pada Seungri.

“Ya~! Seungri-ah, wae? Kenapa tiba-tiba datang ke mari?” tanya Jiyong sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Seungri menggaruk rambutnya, sedikit salah tingkah dan bingung harus menjelaskan bagaimana, “Ituu..,”

Ne?” tanya Jiyong sambil menaikkan sebelah alisnya.

Seunghyun hyung..,” kata Seungri sambil menempel-nempelkan kedua ujung telunjuk jarinya satu sama lain.

Ne?” Jiyong memiringkan kepalanya ke kanan, “Katakan lebih jelas,”

“Dia.. dia berkelahi di cafeteria,” jawab Seungri.

MWO?” tanya Jiyong.

Dara langsung menoleh ke arah Seungri.

“Dengan siapa?” tanya Jiyong.

“Salah satu teman Dara nunna yang beberapa waktu lalu menampar Seunghyun hyung di café,” jawab Seungri cepat.

Aigoo~ Bommie-ah,”

Dara dan Jiyong saling berpandangan.

Palli! Jika kita tidak cepat nanti gedung itu hancur!” teriak Seungri.

**

Dara dan Jiyong berdiri di antara meja yang digunakan oleh Minzy, Chaerin, dan Bom dan meja yang digunakan oleh Seunghyun, Yongbae, Daesung, dan Sooyoung. Mereka berdua menunjukkan ekspresi ‘korban dibodohi’. Seungri berdiri di depan mereka sambil menampakkan senyum jahilnya. Minzy dan Chaerin ber-hifive saat melihat ekspresi yang terlihat di wajah Dara dan Jiyong. Bom melambaikan tangannya yang sedang memegang jagung. Seunghyun menampilkan seringainya. Yongbae dan Daesung tersenyum penuh arti. Sooyoung hanya menampakkan ekspresi datar dan menaikkan sebelah alisnya saat melihat Dara dan Jiyong memasuki cafeteria bersama-sama.

Dara dan Jiyong kembali mengarahkan pandangan mereka pada Seungri yang kini telah bersembunyi di balik punggung Yongbae dan Daesung.

Ya~! Magnae! Kemari,” kata Jiyong.

Seungri menggelengkan kepalanya.

“Ya~!”

Seungri kembali menggelengkan kepalanya.

Palli!” bentak Jiyong.

Shireo! Jangan salahkan aku. Ini ide mereka! Aku hanya korban dan disuruh untuk memanggilmu turun,” jelas Seungri.

“Korban?” tanya Yongbae sambil menoleh ke arah Seungri, “Bukankah kau meminta nomor telpon yeoja-yeoja cantik teman Sooyoung sebagai imbalannya?”

Seungri menegakkan tubuhnya, “Yongbae hyung!” kata Seungri sambil berbisik, “Jangan katakan itu di depan Jiyong hyung. Aku masih sayang pada leherku,”

“Dasar playboy,” gumam Chaerin dari meja seberang.

Ya~! Baby cat, kenapa kau berkata seperti itu tentang aku?” protes Seungri.

Chaerin hanya memutarkan kedua bola matanya dan melipat tangannya di dada.

“Jadi.. apakah di antara kalian ada yang bisa menjelaskan apa yang sedang terjadi?” tanya Jiyong. Semua orang di kedua meja itu bisa melihat dengan jelas nyala api yang berkobar dalam kedua mata Jiyong dan aura mematikan yang mulai keluar dari dalam tubuhnya.

“Eee… ­Jiyong-ah,” panggil Yongbae, “Kami.. hanya sedang bermain, hehee..,”

“Bermain?” tanya Jiyong, tidak percaya dengan kata-kata yang baru didengarnya.

“Kau sudah menghilang cukup lama dan kami tidak tau kau ada di mana. Begitu juga dengan Dara, mereka bertiga mencari Dara tetapi tidak bisa menghubunginya. Jadi.. kami menyuruh Seungri untuk mencari kalian berdua,” jelas Yongbae.

Jiyong menoleh ke arah Seungri. Seungri kembali menundukkan tubuhnya dan bersembunyi di balik punggung Daesung.

“Awalnya Seungri tidak mau tetapi setelah mendapatkan iming-iming nomor-nomor teman-teman yeoja Sooyoung, dia mau melakukannya,” tambah Daesung.

“Ya~! Kalian!” kata Jiyong dengan nada frustasi, “Ahhh~!”

Jiyong langsung duduk di kursi kosong yang berada di depan Yongbae.

Magnae..,” panggil Jiyong.

Seungri bisa merasakan bulu romanya berdiri dan udara di sekitarnya menjadi dingin saat dia mendengar Jiyong memanggilnya.

N.. nee, h.. hyu.. hyungg,” jawab Seungri.

“Kemari,” kata Jiyong sambil menempuk kursi kosong di sebelahnya.

Seungri menelan ludahnya.

A.. aniyo. Aku duduk dengan Daesung hyung saja,” jawab Seungri.

Palli,” Jiyong mengatakan kata itu dengan tenang tetapi Seungri tau jika dia tidak segera mematuhi kata-kata itu maka besok pagi akan digelar sebuah pemakaman untuk putra Keluarga Lee.

Seungri berjalan dan duduk di samping Jiyong.

Hyung,” kata Seungri sambil menundukkan kepalanya di samping Jiyong.

Neol..,” Jiyong menggngkat kedua tangannya, “Cari mati ya?” tanya Jiyong saat mencekik leher Seungri.

HYUUUNNGGG!!!” Seungri berteriak keras.

Semua orang yang duduk di kedua meja yang bersebelahan itu tertawa. Beberapa orang yang duduk tak jauh dari tempat mereka duduk menoleh ke arah mereka.

“Hii..hiiyy..hyuungg,” kata Seungri dalam sela-sela napasnya yang mulai tercekat.

“Inilah balasannya untuk orang yang suka mengganggu urusan orang lain,” kata Jiyong.

“Hii..hyuungg.. jee.. jeooo.. soong.. hham.. nii..daa,” kata Seungri.

Jiyong terus mengeratkan cekikannya.

“Yaa~! Jiyong-ah,” panggil Yongbae, “Lepaskan dia. Dia sudah mulai kehabisan napas,”

“Kau ingin aku melepaskan cekikanku, huh?” tanya Jiyong pada Seungri.

Seungri mengangguk lemas.

Jiyong-ah,” panggil Dara dari seberang meja, “Lepaskan dia,”

Jiyong melepaskan tangannya. Seungri memeganggi lehernya dan mencoba untuk kembali bernapas dengan baik.

Jiyong menoleh pada Dara, “Baby, come here,” kata Jiyong sambil menggembungkan pipinya.

Omoo~! Lihat yang dilakukan oleh Jiyong hyung,” kata Seungri.

Jiyong menoleh dengan cepat ke arah Seungri. Seungri langsung menunduk kepalanya, membuat mereka yang melihat kejadian ini tidak bisa menahan tawanya. Jiyong kembali menoleh ke arah Dara.

Baby~,”

Dara menatap Chaerin, Minzy, dan Bom.

“Pergilah,” bisik Bom.

“Ayo eonni,” kata Minzy.

Chaerin mengangguk.

Dara menoleh ke arah Jiyong. Jiyong memperhatikan ekspresi wajah Dara. Jiyong mendesah, “Arraseo.. arraseo,” Jiyong menoleh ke arah Seungri, “Seungri-ah,”

Ne, hyung,” jawab Seungri.

“Kau mencintaiku kan?” tanya Jiyong.

Ne” Seungri mengangguk dengan cepat.

“Kalau begitu kau pindahkan meja mereka dan gabungkan dengan meja kita,” kata Jiyong.

Mwo?” tanya Seungri sambil membelalakkan matanya.

Palli!” kata Jiyong sambil mengetukkan jemarinya di meja.

Seungri langsung berdiri dan menggeser meja Dara, Chaerin, Bom, dan Minzy.

“Good,” kata Jiyong setelah Seungri menggabungkan kedua meja itu, “Sekarang kita bisa duduk bersama,”

“Tunggu!” kata Bom sambil berdiri menghadap meja yang telah digabungkan itu. Semua orang yang duduk di sekeliling meja itu menoleh ke arah Bom, “Jika meja ini digabungkan,” Bom menoleh pada Seunghyun, “Jangan bilang aku harus duduk bersebelahan dengan Monster Hijau ini,”

“Monster?” tanya Yongbae.

“Hijau?” tanya Daesung.

Seunghyun memandang Bom dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

“Lihatlah dia, rambutnya hijau!” kata Bom, mencibir.

Mwo?” tanya Seunghyun, “Tsk! Ya~! Jika kau tidak mau duduk di sebelahku, lebih baik kau mencari tempat duduk lain. Lagi pula tidak ada yang memaksamu untuk duduk di tempat ini,”

“MWOYA? Apakah itu cara bagaimana kau memperlakukan seorang yeoja?” tanya Bom, kedua tangannya berada di pinggang.

“Yeoja? Neol?” tanya Seunghyun, “Aku tidak pernah melihat yeoja sepertimu. Kau bukan seorang yeoja,”

“Ohh~! Ohh~!” Bom membuka mulutnya, tidak percaya dengan kata-kata yang baru saja diucapkan oleh namja itu. Bagaimana mungkin seorang namja berkata seperti itu pada seorang yeoja, “Neol.. neol..,”

 

Mwo?” tanya Seunghyun sambil menampakkan seulas senyumnya.

“Aiishh~!” Bom mengambil tasnya, “Aku pulang!”

Eonni!”

Chaerin dan Minzy berdiri, memegangi kedua tangan Bom.

Andwae,” kata Minzy.

“Biarkan saja eonni. Tunjukkan kalau kau lebih kuat!” bisik Chaerin.

Bom memicingkan matanya ke arah Seunghyun lalu mendesah, “Arraseo,”

Bom kembali meletakkan tasnya dan duduk di samping Seunghyun. Dengan berat hati Bom duduk di sebelah Seunghyun.

Seunghyun hanya memperlihatkan seriangainya saat Bom akhirnya duduk di sampingya.

“Oh~! ­Sooyoung-ah,” kata Daesung, “Kenapa kau tidak mengundang mereka juga nanti malam ke club?”

Sooyoung menghentikan tangannya yang sedang memegang sumpit di udara.

Ne?” tanya Sooyoung.

“Bukankah akan lebih asyik jika semakin banyak orang?” tanya Daesung.

“Benar!” kata Seungri, “Lagi pula, sekarang kan Dara nunna sudah menjadi kekasih Jiyong hyung,”

MWO?” tanya Bom.

Jinjayo?” tanya Minzy.

Omoo~! Dara eonni!” kata Chaerin, “Apakah itu benar?”

Semua orang yang duduk di meja itu menatap keduanya dengan pandangan ingin tau.

Jiyong-ah,” kata Yongbae.

Jiyong menoleh ke arah Seungri.

“Aku tidak melakukan kesalahan kali ini,” kata Seungri, “Aku mendengarnya dengan jelas. J-E-L-A-S!”

Mwo? Jadi sudah berapa lama kau berada di tempat itu?” tanya Jiyong.

Seungri berdehem, “Dara-ah,” Seungri menirukan suara Jiyong, “Hanya satu hari saja. Apakah kau tidak mau mencobanya?”

Mwo? Selama itu?” tanya Jiyong.

Seungri mengangguk senang.

PLAKK!!

“Hyung!” Seungri berteriak saat Jiyong mendaratkan telapak tangannya di atas kepala Seungri.

“Jangan pernah mengganggu urusanku lagi,” kata Jiyong.

Arraseo,” gumam Seungri sambil mengusap kepalanya.

Semua orang di meja itu terkekeh.

Daesung menoleh ke arah Chaerin, Minzy, dan Bom, “Apakah kalian ada acara nanti malam?” tanya Daesung.

Aniyo,” jawab Minzy.

“Baiklah, kalau begitu nanti malam Dara, Bom, Chaerin, dan Minzy akan datang ke club,” kata Daesung.

**

Siang itu tidak banyak siswa yang berada di perpustakaan. Hanya beberapa siswa yang memang merupakan pengunjung tetap perpustakaan. Rak-rak buku menjulang tinggi, menyimpan ribuan buku di dalamnya. Tidak ada sinar matahari yang masuk, hanya cahaya dari lampu-lampu penerangan yang terpasang di langit-langit atas.

Bom berjalan di sepanjang lorong di antara rak-rak buku itu. Menelusuri setiap judul buku yang ditemuinya. Membuka-bukanya beberapa saat kemudian mengembalikannya kembali. Bom terus berjalan tanpa memperhatikan siapapun yang berada di sekitarnya.

“Hmm.. Pentas, Pertunjukan, Show,” gumam Bom saat melihat salah satu judul buku yang dicarinya.

Bom mengulurkan tangannya dan menarik buku itu. Namun, saat Bom menariknya, buku itu tidak bergerak. Buku itu seolah tertarik ke arah yang berlawanan. Bom kembali menarik buku itu tetapi buku itu juga tetap tidak bergerah.

“Lihat saja.. eh!” Bom menarik buku itu dengan kedua tangannya dan akhirnya buku itu berada di tangannya. Namun, efek dari tarikannya itu memberikan dorongan kebelakang sehingga tubuhnya membentur rak yang berada di belakangnya.

“AHH~!” teriak Bom saat punggungnya membentur rak.

Bom jatuh terduduk di lantai.

“Ahh~,” Bom mengerang. Rasa sakit akibat benturan itu benar-benar menyakitkan.

“Oh~! Gwenchanayo?”

Bom menoleh saat mendengar suara itu. Ada seorang namja berambut hijau yang berambut hijau berlutut di sampingnya.

Bom membuang muka dan kembali mengusap punggungnya yang sakit.

“Punggungmu sakit?” tanya Seunghyun.

Seunghyun mengulurkan tangannya dan mengusapkan tangannya ke punggung Bom. Bom menoleh saat tangan Seunghyun bersentuhan dengan permukaan kulitnya yang terlapisi baju yang dikenakannya.

“Kau membentur rak cukup keras ya?” tanya Seunghyun.

Bom menepis tangan Seunghyun. Dia mengambil buku yang diambilnya tadi lalu mencoba berdiri.

“Ahh,” Bom mengerang dan kembali jatuh.

Tepat pada saat dia akan menyentuh lantai, kedua tangan Seunghyun menyangga tubuhnya. Seunghyun menarik tubuh Bom sehingga kedua tubuh mereka kini saling berhadapan dan berhimpitan.

“Ya~! Punggungmu sedang terluka,” kata Seunghyun.

“Lepaskan,” kata Bom sambil kembali menepis tangan Seunghyun. Bom menyandarkan tubuhnya ke rak.

“Baiklah,” kata Seunghyun. Seunghyun berjalan mundur lalu menyandarkan tubuhnya ke rak buku yang berhadapan dengan Bom, “Sepertinya aku menarik buku itu terlalu keras,” kata Seunghyun sambil memperlihatkan seringainya.

Bom menyipitkan matanya pada Seunghyun, “Jadi kau yang menarik buku itu?”

Seunghyun mengangguk.

Neol..,” Bom menggerakkan tubuhnya mendekati Seunghyun lalu mengayunkan buku yang digenggamnya.

BRUUKK!!

Bom kehilangan keseimbangannya. Bukan buku itu yang mendarat di tubuh Seunghyun melainkan tubuh Bom. Bom jatuh di atas badan Seunghyun. Buku itu terjatuh dari tangan Bom dan mendarat di tanah dengan bunyi ‘debum’ yang cukup keras. Seunghyun secara spontan melingkarkan kedua tangannya di pinggang Bom dan Bom meletakkan kedua tangannya di dada Seunghyun.

Wajah Bom membentur dada Seunghyun dengan cukup keras, “Omo~!”

Mereka berdua berdiri diam dalam posisi itu dalam waktu yang beberapa detik sampai Bom menyadari di mana dia telah mendaratkan tubuhnya.

Deg! Deg! Deg!

 

Bom langsung menarik tubuhnya dan berdiri tegak. Wajahnya terasa mulai memanas. Bom mengalihkan pandangannya dari tatapan Seunghyun. Menari-cari obyek lain di sekitarnya untuk mencegahnya bertatapan dengan Seunghyun. Pandangannya berhenti pada buku yang diambilnya tadi. Buku itu terjatuh tak jauh dari tempatnya berdiri. Bom mengambilnya lalu segera berbalik pergi.

Senyum di wajah Seunghyun mengembang saat dia melihat punggung Bom yang semakin menjauh.

Pabo!”

**

Dara berdiri di depan pintu masuk club. Udara dingin mulai meresap memasuki cela-cela serat kain dari baju yang dikenakannya. Bom, Minzy, dan Chaerin berdiri di sampingnya. Mereka berempat mengenakan pakaian yang sama, black mini dress. Bom mengenakan mini dress dengan satu lengan di sebelah kanan. Chaerin dan Dara mengenakan mini dress tanpa lengan. Minzy mengenakan mini dress dengan dua lengan.

Ready?” tanya Chaerin.

Dara menggelengkan kepalanya.

Wae?” tanya Bom, “Anggap saja sebagai latihan kau mengurani boys-phobia-mu itu,”

Aniyo! Aku tidak menderita penyakit aneh itu,” gumam Dara.

“Tsk! Kau beruntung ada Jiyong, jika tidak sampai saat ini kau tidak akan memiliki seorang namja chingudan kau hanya akan berakhir sebagai perawan tua,” kata Bom.

“Ya~! Bommie-ah,”

“Makanya ayo cepat masuk,” kata Bom.

“Ayo eonni,” kata Minzy sambil mendorong tubuh Dara dari belakang.

Bom menarik lengan kanan Dara sedangkan Chaerin menarik lengan kiri Dara.

Kkaja!”

**

Jiyong, Seungri, Seunghyun, Daesung, dan Yongbae berkumpul di ruang VIP club favorit mereka. Ditemani oleh beberapa yeoja. Jiyong duduk di dekat meja bar dengan Yongbae. Di tangan mereka masing-masing, tergenggam segelas red wine. Seunghyun duduk di salah satu sofa di ruangan itu. Beberapa orang yeoja duduk di sekitarnya. Beberapa di antara mereka mencoba menggoda Seunghyun tetapi Seunghyun tidak mempedulikan mereka. Seungri duduk di sofa di antara Yoona dan Yuri. Sooyoung di di sofa lain dengan beberapa temannya yang lain, Jessica dan Taeyeon.

Seorang namja berjalan masuk dan menghampiri Jiyong. Jiyong menoleh lalu namja itu membisikan sesuatu ke telinganya. Senyum Jiyong mengembang saat mendengar berita yang dikatakan oleh namja itu. Jiyong menggangguk dan namja itu berjalan keluar.

“Aku keluar,” kata Jiyong.

“Mau ke mana, hyung?” tanya Seungri.

“Dara sudah di depan, aku mau menjemputnya,” jawab Jiyong.

Seungri langsung berdiri. Kedua yeoja yang duduk di samping Seungri mengeluarkan kata-kata protes tetapi Seungri tidak menggubrisnya.

“Aku ikut,” kata Seungri. Jiyong berjalan keluar diikuti oleh Seungri.

Hanya beberapa orang yang tersisa di ruangan itu setelah Jiyong dan Seungri keluar. Seunghyun memutar-mutar gelas yang dipegangnya dengan tangan kirinya. Tangan kanannya bersandar di bahu seorang yeoja yang duduk di sebelah kanannya.

Oppa,” kata yeoja itu. Seunghyun tidak memedulikan yeoja itu, pandangannya beralih pada benda-benda yang ada di depannya.

Oppa,” panggil yeoja itu lagi. Tangan kanan yeoja itu membelai pipi kiri Seunghyun, “Wae?” tanya yeoja itu, “Kenapa hari ini kau sangat diam?”

Seunghyun tidak menjawab dan hanya meneguk minuman yang digenggamnya. Yeoja itu tau bahwa Seunghyun sedang tidak ingin diganggu. Dia kembali diam dan menyandarkan kepalanya ke bahu Seunghyun.

**

Jiyong berjalan dengan cepat ke arah Dara saat dia melihatnya berdiri di depan pintu masuk. Seungri mengimbangi kecepatan Jiyong dan berjalan di sampingnya.

Baby,” kata Jiyong lalu melingkarkan tangannya di pinggang Dara.

Dara sedikit terkejut saat menyadari ada sebuah tangan yang melingkar di pinggangnya dari belakang tetapi setelah dia mencium aroma tubuh yang begitu dia kenal, dia menjadi sedikit lebih santai.

Jiyong-ah,” kata Dara.

Annyeong, baby cat,” kata Seungri yang tiba-tiba muncul di belakang Chaerin.

“Ya~!” kata Chaerin sambil memukulkan tas yang dibawanya ke kepala Seungri.

“Aigoo~! Jika kau memang benar-benar ingin bertemu denganku tidak perlu sampai memukul. Cukup kau peluk aku saja,” kata Seungri.

Neol..!” Chaerin tidak mampu berkata-kata, dia hanya melemparkan pandangan membunuh pada Seungri.

“Bagaimana kau tau kami ada di sini?” tanya Bom.

Jiyong menoleh ke arah Bom, “Aku punya sumber,” jawab Jiyong.

“Ohh..,” jawab Bom.

“Ayo masuk,” kata Seungri sambil menggandeng lengan kanan Chaerin.

“Ya~!” Chaerin menepis tangan Seungri, “Siapa bilang aku mau berjalan denganmu?”

Chaerin kemudian meraih tangan Minzy dan melingkarkan tangannya ke lengan Minzy.

Wae?” tanya Seungri.

Shireo!” jawab Chaerin.

“Tsk! Baiklah, aku akan berjalan dengan Bom nunna,” kata Seungri.

**

Seunghyun membelai rambut yeoja yang duduk di sebelahnya dan yeoja itu hanya memejamkan matanya. Tak lama setelah itu pintu ruangan terbuka. Jiyong muncul dari balik pintu dengan Dara di sampingnya. Chaerin dan Minzy mengikuti di belakang mereka lalu Bom dan Seungri. Saat Bom berdiri di ambang pintu, kedua mata Seunghyun dan Bom saling bertemu. Kemudian pandangan Bom beralih pada yeoja yang duduk di samping Seunghyun. Bom langsung mengalihkan pandangannya dan berjalan mengikuti Chaerin dan Minzy.

Annyeong haseyo,” kata Dara, Minzy, dan Chaerin. Bom hanya menganggukkan kepalanya.

Jiyong menarik Dara ke sofa yang berhadapan dengan sofa Seunghyun. Minzy dan Chaerin duduk di sebelah Dara. Bom berjalan menjauh lalu duduk di sebelah Yongbae yang sedang duduk di dekat meja bar.

Wanna get drink?” tanya Yongbae.

Ne,” jawab Bom.

Wine? Cocktail? Margarita? Frappe?” tanya Yongbae.

Wine,” jawab Bom.

Wine?” tanya Yongbae sambil menaikkan sebelah alisnya. Terdengar jelas sedikit nada keterkejutan dalam kata-kata Yongbae, “Kau bisa meminumnya?”

Ne,” jawab Bom.

Yongbae mengambil botol wine dan menuangkannya pada gelas Bom. Mata Seunghyun tak pernah beralih sedikit pun dari Bom sejak mereka memasuki ruangan. Setiap gerak-gerik Bom tak lepas dari pandangannya.

Oppa,” panggil yeoja yang duduk di sebelahnya.

Seunghyun tidak menggubris dan kembali meminum wine yang digengamnya.

Oppa,”

Seunghyun tidak menjawab, bahkan menoleh sekalipun.

Oppaaa~,” rajuk yeoja itu.

Dan Seunghyun masih tidak juga menjawab. Yeoja itu mulai kesal setelah semua panggilannya tidak diindahkan oleh Seunghyun. Yeoja itu berdiri lalu duduk di atas pangkuan Seunghyun.

Oppa,” kata yeoja itu sambil meletakkan kedua tangannya di kedua pipi Seunghyun. Yeoja itu merendahkan wajahnya lalu menyapukkan bibirnya ke bibir Seunghyun. Yeoja itu menggerakkan bibirnya di atas bibir Seunghyun.

“Uwaaa~! Hyung, HOT!” kata Seungri.

Semua mata yang ada dalam ruangan itu menoleh ke arah Seunghyun sejenak, kemudian mengalihkan pandangannya dari mereka. Mencoba memberi ruang privasi bagi mereka berdua. Sepasang mata yang berada tak jauh dari mereka juga tidak melewatkan adegan itu. Dia kembali meneguk wine-nya sampai habis kemudian kembali menuangkan wine itu.

Bom-ah, pelan-pelan,” kata Yongbae.

Bom tidak mendengarkan kata-kata itu dan kembali meneguk wine-nya.

Bom-ah,” panggil Yongbae.

Setelah Bom menghabiskan gelas keempatnya, dia berdiri dari kursinya dan berjalan keluar.

Eonni, mau pergi ke mana?” tanya Minzy.

Bom hanya memberikan isyarat dengan tangannya.

“Aku ikut,” Minzy berdiri lalu mengikuti Bom berjalan keluar.

**

Bom berdiri di tengah lantai dansa, menggerakkan tubuhnya mengikuti irama. Minzy menari di depannya. Perlahan wine-wine yang diminumnya mulai menghilangkan kesadarannya. Bom terus menggerakkan tubuhnya, saling membentur dengan tubuh-tubuh lainnya yang berada di sekitarnya. Semua indra yang dimilikinya mulai kehilangan fokusnya.

Matanya tidak mulai fokus, pandangannya mulai tidak begitu jelas. Telinganya hanya mampu mendengarkan suara musik yang menggema di seluruh ruangan. Begitu pula dengan indra perabanya. Bom tidak menyadari bahwa beberapa tangan mulai meraba tubuhnya. Jika bukan karena Minzy, tangan-tangan itu pasti sudah bergerak ke sana-kemari.

Hey!”

Sayup-sayup Bom mendengar sebuah suara di samping mereka.

“Oh~! Daesung oppa,” kata Minzy.

“Aku mencari kalian, ternyata kalian di sini,” kata Daesung, “Wanna dance with me?”

Dari balik mata Bom yang perlahan mulai setengah menutup, Bom melihat Minzy memandangnya dengan pandangan agak bingung. Well, dia tau magnae-nya itu sejak pertama kali masuk ke YG University dan bertemu dan Kang Daesung, dia mulai sedikit menaruh hati pada namja itu dan Bom tau dengan pasti Minzy sangat ingin menari dengan namja itu.

Kka,” kata Bom.

Eonniii,” kata Minzy.

“Aku akan baik-baik saja,” kata Bom.

Minzy tersenyum, “Gomawo,” bisik Minzy.

Minzy meraih tangan Daesung yang terulur ke arahnya lalu berjalan pergi.

Bom kembali menikmati musik dalam kesendiriannya. Setelah menari di tempat itu cukup lama, Bom mulai merasakan kedua kakinya mulai terasa pegal. Bom berhenti menari lalu melangkah keluar dari kerumunan orang-orang itu. Bom berjalan menepi. Cukup sulit melewati kerumunan orang yang saling membenturkan badan ini. Namun, Bom menggunakan seluruh tenaganya yang tersisa di tengan kesadarannya yang mulai hilang untuk keluar dari sini. Di depannya berdiri beberapa orang yeoja yang sedang asyik menari dan mengobrol. Sebelah tangan mereka menggenggam gelas yang berisi cairan. Saat dia sedang melewati beberapa kerumunan yeoja tiba-tiba saja ada seorang yeoja yang menumpahkan wine yang dipegangnya ke baju yang Bom kenakan.

“Ya~!” teriak Bom.

“Omo~!” kata yeoja itu, “Mianhae,”

Bom menatap yeoja itu dengan tatapan sebal.

“Silahkan,” kata yeoja itu sambil mengulurkan sebuah sapu tangan.

Bom menerima sapu tangan itu dan membersihkan dressnya.

“Sepertinya akan meninggalkan noda, sebaiknya dibersihkan denga air saja,” kata yeoja lain yang berdiri di situ.

Bom mengembalikan sapu tangan itu tanpa mengucapkan sepatah katapun lalu berjalan menuju toilet.

**

Chaerin berdiri di depan cermin di dalam toilet lantai atas di dekat ruang VIP yang mereka gunakan. Dia membetulkan maskaranya, menyapukan mascara itu ke bulu matanya dengan hati-hati.

“Omo~! Lihat siapa yang ada di sini?” tanya seorang yeoja yang muncul dari dalam salah satu bilik yang ada di belakang Chaerin.

Chaerin melirik pada yeoja itu sekilah lalu kembali fokus pada maskaranya.

“Sebagus apapun riasanmu, Seungri oppa tidak akan pernah melirik ke arahmu,” kata yeoja itu.

Chaerin tidak memperhatikan yeoja itu seolah yeoja itu tidak ada di tempat itu.

“Ya~! Apakah kau tidak mendengarkan aku? Kau sangat tidak sopan! Kau tidak tau kalau aku lebih tua darimu?” tanya yeoja itu sambil meletakkan kedua tangannya di pinggang.

Chaerin selesai membetulkan maskaranya kemudian memasukkan maskaranya ke dalam tas. Chaerin menghidupkan kran air lalu mencuci tangannya.

“Ya~!”

Chaerin tidak menanggapi yeoja itu. Dia mengambil tasnya lalu berjalan keluar.

“Ya~!” teriak yeoja itu.

Saat Chaerin akan keluar dari toilet, sebuah tangan menggenggam lengan kiri Chaerin dan membuah Chaerin menghentikan langkahnya. Chaerin menarik napas panjang. Dia lalu berbalik dan berhadapan dengan yeoja itu.

“Jadi..,” kata Chaerin, “Apa yang kau inginkan?” tanya Chaerin sambil melipat kedua tanganya di depan dada. Dia menyandarkan tubuhnya pada pintu toilet.

“Jauhi Seungri oppa,”

 

“Hanya itu?” tanya Chaerin, “Baiklah,”

Chaerin menegakkan tubuhnya lalu berjalan keluar.

**

Dara duduk di sekitar meja di lantai bawah club dengan Jiyong. Menikmati musik yang dimainkan oleh DJ. Tangan kanan Jiyong tak pernah sekalipun melepaskan tangan kanan Dara dari genggamannya dan tangan kiri Jiyong tak pernah sekalipun melepaskan lingkarannya dari pinggang Dara. Jiyong menyandarkan kepalanya di tengkuk Dara. Menikmati aroma tubuh Dara.

Ji-ah,” panggil Dara di telinga Jiyong.

“Hmm..,” jawab Jiyong, tidak bergerak.

Dara menunduk dan memainkan tangan kirinya.

Gomawo,”

 

Jiyong menegakkan tubuhnya. Matanya mengamati mata Dara, “Wae?”

 

“Ini pertama kalinya aku masuk ke tempat ini dan merasa nyaman,” kata Dara.

Jiyong tersenyum. Jiyong membelai pipi Dara dengan tangan kanannya.

“Aku senang jika kau merasa nyaman denganku,” kata Jiyong.

Dara tersenyum lalu menundukkan kepalanya.

Hyung,” Dara dan Jiyong menoleh. Daesung dan Minzy datang ke meja mereka. Di belakang mereka Yongbae mengikuti langkah mereka.

Hey!” kata Jiyong.

Daesung dan Yongbae duduk di sebelah Jiyong sedangkan Minzy duduk di sebelah Dara.

“Kalian hanya berdua sejak tadi?” tanya Yongbae.

Ne,” jawab Jiyong.

“Mana yang lain?” tanya Minzy.

“Chaerin ada di atas saat aku turun,” jawab Dara.

Bom eonni ada di lantai dansa saat aku meninggalkannya,” kata Minzy.

Dara menoleh pada Jiyong, “Mana Seunghyun dan Seungri?” tanya Dara.

“Bersenang-senang dengan urusan mereka sendiri,” jawab Jiyong.

Dara menaikkan sebelah alisnya. Daesung dan Yongbae terkekeh saat mendengar jawaban Jiyong.

Well, sepertinya telah terjadi banyak hal menarik selama aku pergi,” kata sebuah suara. Mereka semua menoleh ke arah suara itu, “Annyeong haseyo, lama tidak bertemu,”

Seorang yeoja berdiri di depan meja mereka. Raut wajah cemas, terkejut, dan khawatir muncul di wajah Daesung dan Yongbae tidak lepas dari pandangan Dara. Yeoja itu hanya berdiri di depan mereka dan hanya mengarahkan pandangannya pada Jiyong. Dara menoleh pada Jiyong dan melihat raut muka yang tak bisa diartikannya tergambar di wajahnya.

“Apakah oppa tidak ingin mengenalkanku pada teman-teman baru oppa?” tanya yeoja itu.

Daesung tertawa, mencoba memecah suasana canggung yang muncul sejak yeoja itu datang, “Ohh..Sohee-ah, lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?” tanya Daesung.

Yeoja yang bernama Sohee itu menoleh ke arah Daesung, “Aku baik. Bagaimana dengan oppa?” tanya Sohee.

“Aku juga,” jawab Daesung dengan nada yang sedikit kikuk.

Sohee kembali menoleh ke arah Jiyong. Dara bisa melihat dengan jelas melalui sorot mata yeoja itu saat melihat Jiyong, seperti ada sebuah perasaan.. rindu? Ya, perasaan itu tergambar jelas di wajahnya dan Dara merasa sedikit tidak senang dengan itu.

Oppa, bagaimana kabarmu?” tanya Sohee.

Jiyong tidak menjawab dan hanya terus memandang yeoja itu. Sohee tersenyum, pandangannya lalu mengarah pada tangan kanan Jiyong yang menggenggam tangan Dara. Sohee lalu menoleh ke arah Dara.

Neol?” tanya Sohee.

Dara tersenyum, mencoba bersikap ramah, “Emm, Sandara Park imnida,” kata Dara.

Lalu pandangan Sohee beralih pada Minzy, “Minzy, Gong Minzy,” kata Minzy.

“Sepertinya aku juga harus memperkenalkan diri,” Sohee tersenyum, “Annyeong haseyo, Ahn Sohee imnida. Aku kekasih Jiyong oppa,”

 

**

Bom berjalan menyusuri lorong menuju toilet. Dia memegang keningnya dengan sebelah tangannya sedangkan sebelah tangannya yang lain meraba-raba dinding sebagai tempatnya untuk menopang tubuhnya.

Ahh~!”

Bom mendengar suara seorang yeoja mendesah, tak jauh dari tempatnya berdiri. Bom tidak mempedulikan suara itu dan terus berjalan.

Ahh~! Oppa~,”

Bom terus melangkah menuju toilet dan suara itu terdengar semakin keras.

Ahh~! Opp~! Oppa~! Lebih cepat,”

Bom berbelok. Langkahnya terhenti saat dia melihat dua orang saling berhadapan tak jauh dari tempatnya berdiri. Seorang namja dan seorang yeoja. Namja itu duduk bersandar di dinding dan yeoja itu duduk di pangkuannya. Baju yang dikenakan mereka berdua sudah tidak bisa dibilang rapi. Rambut yeoja itu berantakan. Rok yang dikenakannya sudah berada di atas pinggangnya. Kedua tangan yeoja itu melingkar di bahu namja itu sedangkan kedua tangan namja itu hanya tergeletak di samping tubuhnya.

Tubuh namja itu duduk menghadap Bom tetapi tubuh yeoja itu menghalangi pandangan Bom untuk melihat namja itu. Well, bukannya dia ingin ikut campur dalam masalah orang lain, hanya saja Bom melihat ada sesuatu yang familiar yang entah kenapa membuat dadanya terasa sakit. Dadanya benar-benar sakit seperti saat jantungmu telah diambil paksa dan ditarik keluar dari dalam rongga dadamu. Benar-benar sakit hingga kau serasa sulit untuk bernapas, napasmu tercekat.

Namja itu?

 

Bom menyipitan matanya, mencoba mengenali namja itu.

Ahh~! Oppa~!”

Yeoja itu meletakkan kedua tangannya di kedua pipi namja itu lalu merendahkan wajahnya.

Rambut.. rambut hijau?

Mata Bom melebar saat melihat wajah namja itu, “Seung.. seunghyun,”

**

Chaerin berdiri di depan pintu. Dia menghembuskan napasnya sejenak. Dia memegang knop pintu dan mulai memutarnya.

Chaerin-ah,”

Chaerin berhenti dan menolehkan kepalanya. Seungri berdiri tak jauh dari tempatnya dan tersenyum ke arahnya lalu berjalan ke arahnya.

“Di dalam sudah tidak ada orang,” kata Seungri, “Lebih baik ke bawah saja. Mereka semua ada di bawah,”

Seungri meraih tangan Chaerin dan menarik Chaerin pergi.

“Ya~! Ya~! Ya~!” kata Chaerin lalu menarik tangannya dari genggaman Seungri.

Seungri berhenti berjalan lalu menoleh ke arah Chaerin.

Waeyo?” tanya Seungri.

“Kenapa aku harus berjalan sambil bergandengan tangan denganmu?” tanya Chaerin,”Aku bisa berjalan sendiri,” kata Chaerin lalu berjalan mendahului Seungri.

“Baiklah,” kata Seungri lalu mengikuti Chaerin dari belakang.

Mereka menuruni tangga. Chaerin beberapa kali mencoba menghindari namja-namja mabuk yang berusah mendekatinya dan Seungri yang berjalan di belakangnya melemparkan tatapan membunuh pada setiap namja yang mendaratkan pandangannya pada Chaerin.

Chaerin-ah,”

 

Chaerin berhenti melangkah lalu menolehkan kepalanya. Chaerin tersenyum. Seungri ikut berhenti dan menolehkan kepalanya mengikuti Chaerin. Tak jauh dari tempat mereka berdiri, seorang namja berambut coklat datang menghampiri mereka.

“Apa kabar?” tanya namja itu saat dia berdiri di depan Chaerin dan Seungri.

Neol.. nuguya?” tanya Seungri.

Namja itu menoleh ke arah Seungri, “Namja chingu-mu?” tanya namja itu.

Chaerin menoleh ke arah Seungri lalu kembali mengalihkan pandangannya pada namja itu,  “Aniyo,” jawab Chaerin, “Aku tidak mengenalnya,”

MWO?” tanya Seungri.

Namja itu tersenyum.

“Jangan hiraukan dia, oppa,” kata Chaerin, “Jadi.. kapan oppa kembali? Kenapa tidak memberi kami kabar?”

“Aku baru saja datang,” jawab namja itu, “Aku ingin memberi kejutan pada kalian. Bagaimana kabar yang lain?”

“Kau menanyakan kabar kami atau kau ingin menanyakan kabar Dara eonni?” goda Chaerin.

Namja itu terkekeh, “Ketauan ya?”

Seungri hanya diam dan mengamati mereka berdua.

“Tentu saja! Bom eonni, aku, dan Minzy bisa melihatnya dengan jelas, hanya saja Dara eonni benar-benar..,”

“Tunggu!” teriak Seungri.

Namja itu dan Chaerin menoleh ke arahnya.

“Kau mengenal namja ini?” tanya Seungri.

“Dia?” tanya Chaerin.

Seungri mengangguk.

“Tentu saja! Dia adalah sahabat baikku, Bom eonni, Dara eonni, dan Minzy,” jawab Chaerin.

Seungri menoleh pada namja itu.

Namja itu tersenyum lalu mengulurkan tangannya, “Annyeong haseyo, Jang Wooyoung imnida,”

Seungri hanya melihat tangan yang diulurkan oleh namja itu lalu kembali menandang kedua matanya, “Aku tidak menyukaimu,” kata Seungri lalu melingkarkan tangannya ke pinggang Chaerin.

 

to be continue ..


see you next time!

©2012Littlesun

Please read, like, and comments! 😀


31 thoughts on “My Lovely PRETTY BOY : 006

  1. Makin seru nih…
    Jiyong ketemu Sohee, Dara ketemu Wooyoung, gmn nasib hubungan mereka b2 ya?
    Wah Bom udh mulai suka sama Seunghyun ya….
    Ayok di lanjut, penasaran abis

  2. WAHH sohee sebenernya bias ku tapi kenapa kesel yaa pas liat dia muncul di ff ini HAHA jangan ganggu dara sama jiyong dong sohee sama wooyoung ajaa huu lagi seru serunya muncul mereka berduaa:( next chap eonn sedikit lagi kokk yeayy fightingg!!

  3. baru aja jadian udah dateng troublemaker-nya. si sohee pake acara ngaku2 lagi-_- emang belum putus sama jiyong? zzzz. wooyoung suka sama dara ya dari dulu hmmm. bom cemburu tuhhh wkwk. chaerin mah gengsi mau ngakuin perasaannya sendiri. lol

  4. yg bkin baper sohe blg kekasih jiyong.. omg, bayang khn bgaimana reaksi dara nd minzy.. ohh TOP rambut hijau, kau benar2 melukai bominator ku ..

  5. Idih gak tau malu dateng dateng langsung bilang kekasih Ji Yong, minta di hajar nih . aduh Bomie pasti hatinya sakit bgt 😢😢. Thor keren

Leave a comment