FATE [Chap. 9]

12346798_1016594028383065_2142506412_n

Author : dinasptvd

Main Characters:

Kwon Jiyong [26th] ; Sandara Park [28th].

Support Characters:

Dina Park [22th] ;Song Daehan [2th] ; Kiko Mizuhara [26th] ; Kim Jaejoong [26th] ; 2NE1 Members ; BIGBANG Members.

******

“SAENGIL CHUKHAHAE, MINJIYAH!”

Park Bom, Lee Chaerin,  Park Sandara, bahkan Jiyong dan sahabat-sahabatnya telah berkumpul untuk merayakan ulang tahun Minzy. Cafe Bom ditutup khusus untuk hari ini karena mereka berencana untuk berpesta semalaman disana.

“Gomawoyo, eonnideul, oppadeul! Jinjja gomawoyo, woaaa.. igae mwoya~” Seru Minzy, takjub memandang kue tart lucu dengan beberapa figur mini di atasnya yang sangat menyerupai dirinya.

Choi Seunghyun tertawa kecil mengingat sesuatu, “Neo ara? Bom tidak berhenti mengomel pada pegawai toko sejak kemarin hanya untuk memastikan agar itu benar-benar mirip denganmu.”

“Mwoeyo? Eonni, jinjja? Kapan kalian menyiapkan ini semua?”

Bom tersenyum lebar, kemudian berjalan menghampiri Bobby dan mengambil sebotol wine yang telah disiapkannya. “Aku sudah mengaturnya sejak beberapa hari yang lalu, dear. Jadi, ayo..kita mulai pestanya!”

Semuanya bersorak. Seungrisegera mengambil beberapa gelas di meja bar dan meletakkannya di hadapan mereka semua. “Noona, ayo cepat buka dan tuangkan eoh? Aku sedang ingin minum.” Ucapnya.

“Aigoo, arasseo.”

Mereka semua duduk bersama dan mulai menghabiskan waktu. Bercerita tentang banyak hal, saling menjaili satu dengan yang lain, danjuga saling bermesraan -bagi mereka yang berkencan.  Saat itu  bahkan belum menunjukkan pukul 12 malam, namun alkohol rupanya telah berhasil menelan kesadaran mereka satu persatu..

Seungri, yang mengaku ‘kuat’ mengatasi alkoholnya justru tidak dapat bergerak lagi di pangkuan Chaerin, diikuti oleh Daesung dan Minzy yang terlelap di atas karpet dan tidur saling berdekatan.

“Ckckck. Pacarmu itu sungguh luar biasa, Chaerin. Dia ‘kuat’ sekali.” Youngbae menggelengkan kepalanya sembari menenggak segelas mojito.

Chaerin berusaha membuka matanya dengan susah payah, “Kau tau itu adalah daya tariknya, oppa.”

“Daya tarik, my butt.” Balas Youngbae lagi, membuat Chaerin meringis.

“Geurigo oppaneun, kau benar-benar membenci alkohol, maji?”

“Eo.. Itu akan mengganggu sekali bila kau sudah menjadi tidak sadarkan diri lalu mulai mengucapkan berbagai kalimat aneh yang akan kau sesali keesokan harinya. Angeurae? Neodo geumanhae.. Wajahmu merah sekali.”

Chaerin tersenyum, “Geuraedo…”

“Youngbae..adalah yang paing bijaksana.” Kali ini Jiyong menimpali, sambil memijat pelan pelipisnya.

Dara mengangguk, “Ya, Youngbae-ya saaangat bijaksana.”

Namja bermata sipit itu tersenyum pasrah, “Geuman, geuman.  Aku tau itu.”

Semuanya pun tertawa.Kemudian Youngbae berdiri dan mengambil mantelnya disisi sofa. “Ah, mian aku tidak bisa lama-lama. Aku harus menemui..Hyorin. Jadi kurasa aku harus pergi duluan.”

 “Johgetta. Pasti menyenangkan menjadi dirimu yang sudah resmi mengumumkan hubungan kalian eoh?” Seunghyun tersenyum.

“Geurom, kalian berdua..” Youngbae menunjuk ke arah Jiyong dan Seunghyun, “..juga harus segera mengumumkannya ke public bila semuanya berjalan lancar, araji?”

Jiyong dan Seunghyun saling berpandangan sebelum akhirnya mengacungkan ibu jari mereka.

“Kalkkae..” ucap namja bermata sipit itu seraya berjalan keluar.

Jiyong melambaikan tangannya, “Eo. Jusimhae ga.” *hatihati

Setelah Youngbae berpamitan,mereka semua mengobrol kembali satu dengan lainnya. Terkecuali Seunghyun, yang asik menuangkan lagi wine ke dalam gelasnya dan itu untuk yang ke-8 kali. Namun namja itu masih terlihat baik-baik saja.

Such a heavy drunker.” Ucap Bom yang bersandar di dadanya, yang kemudian dibalas dengan sebuah kecupan manis.

Jiyong mengerutkan keningnya dihadapan mereka. “Ooh. Berhenti mengumbar kemesraan, hyeong, noona.”

Bom menjulurkan lidah.

“Nideul. Apa kalian ini bocah sma eoh? Kenapa kalian hanya bergandengan tangan seperti itu? Aku yakin salah satu dari kalian tidak akan menghilang.”

Kedua sisi pipi Dara bersemu merah, dan menyadari bahwa dirinya kini tengah mengaitkan jemarinya pada jemari Jiyong yang sedari tadi duduk disampingnya.

Jiyong tersenyum malu. “Aish..”

“Dara, bisakah kau cium Jiyong seperti ini?” Bom menggodanya, lalu ia menangkup wajah Seunghyun dan mendekatkan bibir mereka, memberinya ciuman singkat namun cukup lama. Membuat kedua mata Dara bahkan Jiyong terbelalak tak percaya.

“B-bommie?” ucap Dara pelan.

Mata Bom menyipit. Seolah memberitahunya, ‘TIRUKAN AKU’

GULP

Jiyong dan Dara pun berpandangan. Dan tanpa Dara sempat memikirkan apapun, ia merasakan hembusan nafas Jiyong ditelinganya. Yeoja itu menoleh, dan nampak sangat terkejut melihat namja itu mencium pundaknya. Jiyong… MENCIUM pundaknya.

Dara berkedip. Kini Jiyong menggigit bibir bawahnya dengan ekspresi saaangat menggoda.

‘Jangan lakukan itu, Jiyong.’

‘Jangan, kumohon.’

‘Kenapa kau menatapku seakan-akan kau sangat lapar, hm?’

‘Oh. Tidak. Geumanhaeeeee. Bibirnya. Aku mau bibirnya.’

‘Itu…sexy. Aku pernah merasakannya. Tapi aku ingin merasakannya lagi!’

Pikiran-pikiran nakal terus berkecamuk di kepala Dara saat ini. Beriringan dengan suara tawa Bom dan Seunghyun yang menyaksikan mereka. Sahabat-sahabat sialannya itu tengah membuka mulut mereka sambil bertepuk tangan, menanti moment yang sangat langka.

Jiyong semakin mendekat. Wajah tampannya, ani.. wajah super tampannya kini hanya berjarak beberapa inci dari wajah Dara.

“Kau ingin aku menciummu…disini?” ucapnya dengan suara serak.

Mata Dara melebar, “M-mwo”

Jiyong mengusap ujung hidung Dara dengan hidungnya. “Jangan membuatku mengulangnya, Dara..”

“KYAAAH” Bom, Chaerin , dan Minzy bersorak bersamaan, membuat member bigbang lainnya tersenyum.

“Kalian terlalu lama. Hanya berciuman saja kenapa begitu lama,eoh? Itu adalah wujud kasih sayang, angeurae nideul-a?” Seunghyun mengangkat gelas berisi wine di tangannya.

Seungri mengangguk, “PPOPPOHAE, Hyeong, noona!” seru Daesung.  *cium

Kemudian Dara merasakan bibir Jiyong telah menyentuh bibirnya, lembut, dan hangat. Ia berkedip beberapa kali untuk mencerna keadaan namun ciuman Jiyong semakin dalam dan itu membuatnya lemas. Dara meremas ujung jaket Jiyong, mulai memejamkan kedua matanya. Keduanya nampak menikmati ciuman mereka, sesekali deru nafas mereka terdengar. Dan ketika Jiyong melepas ciumannya, Dara menangkap sorot mata namja itu menatapnya intens.

“Saranghae, Dara..”

***

Cahaya matahari masuk melalui celah-celah jendela, membuat sang pemilik kamar pun perlahan mulai membuka kedua matanya.

Kepalanya masih terasa sakit karena efek alkohol yang diminumnya kemarin malam. Sandara Park, merenggangkan tubuhnya dan baru saja akan turun dari tempat tidur namun terhenti karena sebuah lengan kekar membungkus pinggangnya. Ia terdiam sejenak, dan samar-samar mengingat kejadian semalam. Oh, ya. Mereka mabuk dan Dara tidak memiliki pilihan lain selain meminta Jiyong untuk menginap disini atau namja itu akan terluka bila memaksakan diri untuk pulang.

Kejadian semalam. Kejadian memalukan sekaligus berkesan yang Dara alami di Stardust telah berlalu kurang lebih 8 jam yang lalu. Kini jam dinding kamarnya telah menunjukkan pukul 7 pagi.

“Jiyong, ireona..” *bangun

“Mmm..”

“Ireona..”

“Sireo..” Namja itu mendekap pinggangnya lebih erat.

Dara mendesah, meniup pelan helaian rambut yang menutupi wajahnya. “Auh.. i namja jinja..”

Dengan satu gerakan cepat, tangannya pun menggelitik perut Jiyong yang hanya bisa tertawa pasrah sebelum akhirnya menurut dan bangkit dari posisinya.

“Arasseo, arasseo na ireonasseo.” Jiyong menggenggam kedua tangan Dara.

Klek

Dara dan Jiyong menoleh, mendapati sosok Dina Park dan Daehan yang mengintip dari balik pintu, tersenyum polos dengan sangat manis.

“Apa malam kalian menyenangkan? Aku memasak sup labu. Kuharap bisa membantu agar tubuh kalian sedikit lebih baik.” Ucap Dina dengan senyuman nakalnya seperti biasa.

Selain cocok untuk menjadi adik Lee Seungri yang flrity, Dara merasa Dina juga cocok menjadi adik Park Bom yang cerdik melihat keadaan.

***

Beberapa hari pun berlalu..

Dara mulai sibuk dengan syuting web-dramanya dengan Kang Seungyoon sedangkan Jiyong mulai kembali sibuk dengan aktifitas bersama member Bigbang yang lain.

Pagi itu, Jiyong baru saja tiba di Paris untuk menghadiri acara peragaan busana. Ditemani Seunghyun, mereka berdua sengaja berangkat dua hari sebelumnya agar dapat menikmati waktu bersantai disana.

“Woah, aku harap aku bisa membawa Bom kesini suatu saat.” Ucap Seunghyun, sembari duduk di balkoni hotel dan menyeruput whiskey-nya perlahan.

Jiyong tertawa kecil. “Geurae.. aku juga ingin membawa Dara bersamaku. Tapi apa boleh buat, keadaan belum mengizinkannya.”

“Ni eolgul bwa. Kau nampak begitu senang eoh? Hanya dengan memikirkannya saja.” *lihat wajahmu.

“Johaji.. Sudah 10 tahun lebih hyeong, aku mencintainya seperti ini. Bagaimana mungkin aku tidak senang.”

Dilihatnya Seunghyun memainkan jari telunjuknya dan menggoyangkannya ke kanan dan ke kiri, “Ckckck..jangan senang dulu, Ji. Kuberitau kau, yeoja masa lalumu itu kapanpun bisa saja merebut perhatianmu karena belakangan ini dia terus mengangguku hanya untuk menanyakan kabarmu.”

Alis Jiyong berkerut tidak senang, “Mworago?”

“Kiko mariya.. dia jadi sering menelfonku. Hanya untuk menanyakan bagaimana keadaanmu. Apa kau sengaja mengalihkan nomornya?”

“Eo. Aku terganggu sekali. Baiklah kita semua, kau, aku, dan yang lain memang seringkali menghabiskan waktu dengannya ketika kita sedang senggang. Namun pemikiranku terhadapnya jadi berubah sejak entah kenapa.. Kiko mulai mempertanyakan lagi soal hubungan kami.”

“Sejak kapan dia mulai berbicara padamu soal itu?”

“Sejak kita semua bertemu di Bar beberapa bulan lalu. Kau ingat? Tokyo.”

“Aah..” Seunghyun mengangguk. “Geu bam?” *malam itu?

Jiyong menunduk, mengusap wajahnya dengan kedua tangan. “Yup. Aku terkejut mendengarnya. Karena sebelumnya, kita berdua setuju untuk melupakan masa lalu. Tapi tiba-tiba.. dia bilang padaku bila dia menyesali semuanya.”

“Geurasseo? Bagaimana rencanamu selanjutnya? Kurasa, kalian harus bertemu dan bicara. Jiyong, kau baru saja mendapatkan hati seseorang yang berusaha lepas dari masa lalu. Sama sepertimu. Tapi, Dara jauh lebih menderita. Kau tau bagaimana dia mencintai Jae, seperti kau mencintai Kiko dulu geji? Ah. Mungkin cinta Dara pada Jae jauh melebihi itu. Dan dia..menerimamu. Dia menerimamu, Jiyong. Jadi sebaiknya jangan menyakitinya. Aku yakin Dara tidak ingin kehilangan untuk kedua kali. Hanya bicarakan semuanya dengan Kiko dan selesaikan itu. Dara juga sedang berusaha untukmu, man.”

Jiyong memandang hyeongnya dengan senyuman. “Hyeong, neo eonje buteo ireohke ttukttukhae?” *hyeong, sejak kapan kau sepintar ini?

“Aish.. neoreul wihaesseo, i saeggiya.” Balas Seunghyun dengan tatapan tajamnya. *ini demi kau

Jiyong mengangkat kedua tangannya pasrah, “Arasseo. Aku akan segera bicara padanya.”

***

“Yeoboseyo? Jiyong?”Dara mengangkat telponnya dengan senyuman cantik yang merekah.

“Neo mwohae?”

“Nan? Hm.. istirahat. Baru saja pengambilan gambar.  Bagaimana denganmu, Ji? Apa kau sudah makan?”  Kekhawatiran terdengar dalam suaranya, membuat Jiyong tersenyum seperti orang kurang waras.

“Tentu..aku sudah makan, babe. Dan, apa Daehan baik-baik saja? Aku merindukannya.”

Dara tersenyum. Jiyong terkadang justru sangat memikirkan putranya terlebih dulu. “Geurom..Ahjumma menjaganya dengan baik. Dina sungguh membantuku dalam mencari babysitter terbaik.”

“Baguslah. Sampaikan salamku pada Daehan, mm? Aku akan kembali secepat mungkin. Geurigo..”

Alis Dara berkerut, “Geurigo?” *lalu?

Kemudian jawaban Jiyong setelah itu membuat jantungnya berdetak kencang.

“Bogosipeo, Dara-ya.”

Dan saat itu, tanpa Dara sadari tangannya yang bebas tengah menyentuh dadanya. Dan samar-samar mengingat ucapan Kwon Dami beberapa waktu lalu..

“Hanya cobalah untuk memahaminya sedikit lagi, dan berikan dia banyak kesempatan. Dara.. kau bahkan tidak akan pernah tau bahwa mungkin kau telah mencintainya.”

Dara memang sedang berusaha sekarang, berusaha sebisa mungkin untuk membuka kembali hatinya, cintanya.. dan kini. Mungkin. Perlahan ia mulai mengerti.. arti degup jantungnya kapanpun ia dan Jiyong saling menatap, kapanpun namja itu menyentuhnya, kapanpun ia melihatnya tersenyum seperti anak kecil. Tapi apapun itu, hal pertama yang ia yakini adalah.. meminta izin pada “suami”nya dan mulai menatap lurus ke depan, menata hidupnya sekali lagi.

Demi dirinya, dan demi malaikat kecilnya.

Dara menghela nafas sejenak, lalu berkata “…Na do bogosipeo, Jiyong.” yang sukses membuat nafas seseorang di ujung sana tercekat dan kebahagiaan merasuki dirinya secara perlahan.

***

Park Bom tengah menunduk lesu di hadapan Youngbae, Seungri, Daesung, Minzy dan Chaerin di studio rekaman YG Building pagi ini. Pikirannya kembali melayang mengingat apa yang ia katakan pada Kiko beberapa waktu lalu.

“Aku… mengatakan padanya soal hubunganku dengan Seunghyun. Bahkan tentang Jiyong.”

Chaerin mendengus, melipat kedua tangannya di depan dada. “Eonni.. kau tidak menyebut nama Dara eonni, gejyo?”

“Geuraedo.. kalau sajangnim tau tentang hal ini na eottohke~”

Dilihatnya Youngbae mengerutkan kening, bersiap untuk memikirkan jalan terbaik. “Noona.”

Bom menoleh, masih dengan ekspresi cemasnya. “Eo?”

“Apa yang kau katakan kemarin itu sungguh membantu agar Kiko berhenti mengejar Jiyong. Dia memang akan penasaran tapi itu pasti akan membuatnya sadar bahwa dalam hidup Jiyong sekarang tidak hanya dirinya. Paling tidak.. itu yang dipikirkannya selama mereka berdua bersama. Kiko selalu berpikir bahwa Jiyong hanya akan mencintainya. Karena memang Jiyong selalu setia padanya. Aku bertaruh dia sangat shock mendengar ucapanmu.” Youngbae mengelus dagunya dan memandang noona-nya dengan ekspresi menerawang.

“Cih. Dia sungguh percaya diri. Itukah alasannya dia meremehkan Jiyong dan meninggalkannya?”

Seungri tersenyum samar. “Mungkin.. begitu.”

“Tapi Kiko yeoja yang baik, noona.” Kali ini Daesung, membuat tatapan semua orang terarah padanya.

“Mwo?” Bom mengerutkan keningnya.

“Seunghyun hyeong mengenalnya dengan baik, noona. Kau bisa langsung bertanya padanya. Dia memang sungguh cerewet. Tapi aku yakin sekali dia bukan tipe yeoja yang akan merusak hubungan orang lain.”

Chaerin meringis, “Kita bisa membuktikan itu bila yeoja itu datang sendiri pada Jiyong, geji? Dengan begitu kita akan tau apa yang benar-benar dia lakukan. Aku tentu tidak akan membiarkannya membuat Dara eonni menangis. Dia.. sudah cukup melewati banyak hal.”

Minzy menggandeng lengan Chaerin di sisinya dan mengangguk.

“Geji.. kesempatan Kiko untuk mengunjungi Seoul cukup kuat. Dan bila kedatangannya nanti hanya untuk merusak hubungan Dara dan juga Jiyong.. aku tidak akan membiarkannya.” Bom berkata dengan ekspresi menakutkan, membuat seluruh sahabatnya tersenyum.

Ketika ia menyadari tatapan-tatapan yang tertuju padanya, ia pun menoleh dengan angkuh, menyisihkan helaian rambut panjang yang menutupi sisi wajahnya. “Mwolbwa~? Aku mengatakan hal yang benar. Akan kubawa Dina untuk menghajarnya bila itu terjadi. Kalian tau sendiri kan, dongsaeng Dara itu mewarisi kelicikanku.” Ucapnya lagi dengan sudut bibir yang terangkat naik.

Youngbae dan Seungri mengangkat ibu jari mereka, diiringi dengan siulan menggoda Daesung ,“Geurae..geurae. Noona jjang!”

Kemudian ponsel Bom berbunyi nyaring, nama pemanggilnya membuat yeoja berambut merah panjang itu tersenyum lebar.

Tut

“Jagiya?! Kau sudah di Airport? Oh baiklah, bila kau tiba kabari aku hm? Aku akan menunggumu di rumah. Arasseo….”

Minzy menatap eonninya yang berjalan keluar dari ruangan dengan ponsel yang masih menempel di telinganya. Ia menggeleng, “Ckckck.. mereka terlihat seperti sepasang suami-istri alien yang tidak menyadari umur mereka. Sepasang alien yang saling melengkapi. Angeurae?”

Dan tawa pun meledak di dalam ruangan.

***

Jiyong dan Seunghyun akhirnya tiba di Seoul menghadiri undangan peragaan busana di Parisselama tiga hari. Begitu tiba, bersama beberapa bodyguards mereka berdua segera menuju ke tempat yang berbeda. Seunghyun yang langsung menuju ke apartemen Bom sedangkan Jiyong memutuskan untuk segera pulang ke rumahnya sendiri dan beristirahat. Sebelum penerbangan menuju Korea, tentu namja itu telah menghubungi Sandara-nya dan memberi kabar, namun kondisi tubuhnya memang tidak bisa terlalu dipaksakan sehingga dengan terpaksa ia harus pulang terlebih dulu.

“Kau serius ingin membawa mobilmu sendiri?”  Soon Ho, manager-nya bertanya dengan cemas sambil membuka salah satu sisi pintu lambo kesayangannya.

Jiyong mengangguk, “Hm, gwenchanha.. aku akan langsung pulang ke rumah. Ggogjongma.”

Dua-tiga detik kemudian, Soon Ho mengangguk dan menyerahkan kunci mobil pada pemiliknya, “Pastikan kau tidak akan berulah lagi, eoh?”

“Aish..”

Vroom,Leader terkenal Bigbang itu pun segera menginjak pedal gasnya dan menghilang dari pandangan.

Butuh waktu sekitar 45 menit untuk Jiyong sampai di apartemen mewahnya. Apartemen termahal di Seoul City yang hanya menjadi tujuan orang-orang kelas atas. Ia baru saja memasuki Lobby dan akan berjalan menuju lift ketika kedua matanya menangkap sosok familiar yang sangat ingin dihindarinya dalam beberapa bulan terakhir.

Yeoja itu menoleh, dan seulas senyum merekah menghiasi wajah cantiknya.

“Jiyong!”

“…Kiko.”

***

Sementara itu, Sandara Park tengah menatap ponselnya dengan gelisah, menunggu kabar namjanya.Jiyong telah memberitahunya bahwa ia akan pulang hari ini, dan seharusnya namja itu menelponnya meskipun hanya sebentar.

Dara berdiri, menatap wajah Daehan yang tengah tertidur pulas di tempat tidurnya sembari tersenyum. Lalu melangkah ke arah meja di sudut ruangan remang itu, mengambil sebuah pigura foto.

Lagi-lagi.. itu foto Jaejoong. Satu-satunya yang tersisa setelah ia membereskan semuanya ke dalam ruangan khusus. Dan ia sengaja meletakkan itu di kamar putranya karena Daehan terkadang memeluknya ketika tidur.

“Jae.. kurasa, aku mencintainya.”

To be continued..

Next>>

26 thoughts on “FATE [Chap. 9]

  1. omo … kiko nyamperin ji oppa ..
    dara unnie sama ji oppa manis banget ..
    dina unnie jadi adik seungri oppa sama bom unnie memang cocok … kekkeee

  2. Hah smoga aja gg ada paparzi , kasian dara pasti bakal salah faham kan 😦
    waktu baca banyak bnget yang mau di coment tapi begitu selesai ehh jadi terlupakan begitu saja , kkk

Leave a comment