Daragon In Love Part 6 ^Big Bang And 2Ne1^^

2

 

 

Cast :

All Of member Big Bang and 2ne1 .

Appa YG

All Of YG Famz

*No Copas and don’t Be Silent Reader please 🙂

yang numpang baca ga di tag, wajib comment juga yaa 🙂

ehh FF ku sekarang di post juga di blog ku loh, numpang promosi ahh XD

visit yo. http://dralyndz.wordpress.com

i’ll be backk *nyanyii nyanyii ala 2pm .

ehh i’m back deh XD

let’s read my FF *again* smoga ga bosen baca couple ini ya,, tenang dikit lagi tamat kok XD

beberapa part lagi,haha

ehh jgn lupa #prayforjapan 🙂

Jiyong POV

Aku berjalan mengikuti YG memasuki ruang rapat. Sedikit terlambat bila dibandingkan dengan teman-temanku yang sudah terlebih dulu kesana. Aku memang menyuruh mereka ke ruang rapat terlebih dahulu karena memang aku ingin menemui YG dulu. Ada yang ingin ku pastikan dengannya sebelum dia memutuskan siapa saja yang akan terpilih menjadi anggota 21. dan setelah aku menemuinya tadi, aku bisa yakin dengan apa yang akan diputuskannya. Ku lihat YG sudah berjalan ke tempatnya duduk di ujung ruang rapat. Mataku menatap berkeliling ruangan rapat, mencari sosok yang memang alasan utama aku ke ruangan ini, alasan utamaku meminta kepada manajer big bang untuk meluangkan waktu siang ini. dara. Tapi saat mataku bertemu dengan apa yang kucari sontak aku menghentikan langkahku. Bukan karena melihat wajah penuh kecemasan di wajah dara, tapi aku berhenti karena melihat namja di samping dara. Tanpa sadar aku mengepalkan tanganku, menahan emosi yang bergemuruh di dadaku. Emosi yang terakhir kali meledak di depan dara, membuat yeoja itu menangis ketakutan. Tapi melihatnya sangat akrab dengan taeyang membuatku kesal. Meskipun aku memang mengetahui kalau keduanya sangat dekat. Aku mengalihkan pandanganku ke arah YG, berusaha merubah moodku yang baru saja berubah menjadi buruk. YG mulai menyebutkan siapa saja yang terpilih ke dalam girl grup 21, tepat seperti dugaanku, chaerin, bom dan minzy pasti terpilih ke dalamnya. Dan saat YG menyebutkan nama terakhir, aku menyunggingkan sedikit senyumku puas. Aku sendiri tak tau kenapa aku ingin sekali dara terpilih dan bergabung bersama teman-temannya. yang aku tau, aku sangat senang melihat wajah itu tersenyum lepas saat dia bersama sahabat-sahabatnya, atau saat dia tersenyum ketika mereka berempat membicarakan mimpi mereka masing-masing. Aku mengalihkan pandanganku ke arah dara, aku ingin melihat wajah bahagianya saat tau kalau dia terpilih ke dalam grup. tapi Aku terpaku di tempat, hanya dapat memandang ke arah dara yang tengah memeluk taeyang. Kenapa senyum yeoja itu sangat lepas saat bersama taeyang?sekali lagi dadaku bergemuruh, untuk beberapa saat aku hanya dapat melihat mereka dengan pandangan nanar. Tubuhku tak bisa ku kontrol, rasa emosi menyerbu diriku sampai aku tak bisa bernapas dengan tenang. Kenapa diriku?? Ku lihat dara menatap ke sekeliling ruangan dan tak lama kemudian pandangan matanya menangkap sosok diriku yang tengah menatapnya dingin. Ku lihat dara seperti hendak menyapaku, tapi aku sontak memalingkan wajahku tak ingin menatapnya. Ku langkahkan kakiku keluar ruangan, sama sekali tak mempedulikan dara yang mungkin bertanya-tanya akan sikapku. Apa dia tau kalau saat ini aku tengah menahan emosi yang siap meledak?kenapa dara harus memeluk taeyang?apa yeoja itu tak mendengarkan perkataanku untuk tak dekat dengan namja lain selain aku??

“shit!” desisku kesal.

***

Dara POV

Aku memainkan handphoneku, saat ini aku tengah ada di bassement bawah apartemen big bang. Aku ingin menemui jiyong. Kemarin malam saat para anggota 21 berkumpul di ruangan appa YG untuk membicarakan rencana ke depan untuk debut kami, tiba-tiba appa YG memberitahu kami sesuatu yang membuatku dan teman-temanku kaget. Appa YG bilang kalau dia sangat terkesan dengan video yang aku buat bersama jiyong. Sontak saja aku sangat bingung dengan maksud appa YG, tapi sesaat kemudian setelah appa YG memperlihatkan vidio yang ada di ipod yang dia pegang semuanya menjadi jelas. Di dalam vidio itu ada aku yang sedang bernyanyi in or out lengkap dengan koreografinya, aku agak sedikit lupa kapan gambar itu diambil sampai saat chaerin yang memekik mengenali rekaman itu. Dan benar saja, appa YG bilang kalau jiyong yang memberikan kepadanya. Saat itu aku sedikit kesal dan sedikit malu karena rekaman itu, tapi setelah appa YG bilang dia sangat menghargai perform natural ku di vidio itu, aku merubah pikiranku terhadap jiyong. dan appa YG juga bilang karena vidio itu pula dia menjadi sangat yakin dengan pilihannya untuk memasukannku kedalam grup. Entah kenapa mendengar perkataan appa YG semalam membuatku sangat ingin berterima kasih kepada jiyong. Dibalik sikap seenaknya namja itu terhadapku ternyata dia juga memikirkan kegundahan hatiku selama ini.

Suara di handphone membuyarkan lamunanku, menandakan kalau nomor jiyong sekali lagi tak bisa dihubungi. Mataku tiba-tiba terpaku ke arah sosok yang keluar dari lift bassement, jiyong. Namja itu tengah merangkul seorang yeoja keluar dari lift. Keduanya terlihat sangat dekat, jiyong bahkan tersenyum bahagia kepada yeoja itu. Terkadang mereka berdua terlihat saling menertawai sesuatu yang mereka bicarakan. Dan sampai di dekat mobil pun jiyong membukakan pintu mobil untuk yeoja itu. Jiyong masuk ke kursi pengemudi dan menyalakan mesin mobilnya. Aku sontak membalikan tubuhku, bersembunyi dibalik dinding beton tak ingin jiyong melihatku saat ini. mobil jiyong akhirnya pergi dengan cepat, aku masih menatap kepergian mobil itu seraya memegangi dadaku. Pandanganku hampa. Kenapa ini?kenapa dada ini terasa sesak dan sakit melihat jiyong bersama yeoja lain?bukankah aku seharusnya bahagia karena berarti hubungan pura-pura karena keisengan jiyong ini akan segera selesai?dan jiyong juga akan berhenti protektif mengaturku?

“berakhir??” tanpa sadar aku menggumamkan kata-kata itu di bibirku, sekelumit perasaan tak menyenangkan menerpaku lagi.

Author POV

“seungri ya??apa kau tak bersama jiyong??” tanya dara pelan kepada seungri ketika mereka tak sengaja bertemu di lorong ruang latihan. Untuk kesekian kalinya dara menanyakan hal ini pada seungri, pasalnya sudah lebih dari seminggu dara tak melihat jiyong. Namja itu menghilang begitu saja setelah YG mengumumkan anggota girl grup baru, jiyong  bukan hanya tak mengucapkan selamat kepadanya yang terpilih, tapi sikap namja itu benar-benar aneh. Sekali lagi namja itu menghilang tak menghubungi dirinya, dan saat bertemu di lorong tak sengajapun namja itu melengos begitu saja seakan tak melihat dara ada di depannya. Dara pernah mencoba menelponnya tapi jiyong tak pernah mengangkatnya. Entahlah hal ini membuat dara resah, terakhir kali jiyong bersikap seperti ini adalah saat dara selesai syuting MV gummy bersama top, namja itu marah karena dara tak mendengarkan dirinya untuk tak menerima MV itu. Tapi kenapa jiyong marah kali ini?seingatnya dia tak melakukan kesalahan apapun, tak melanggar apapun peraturan lisan yang tanpa sadar dara buat untuk tak membuat jiyong marah. Tapi jauh dalam hati kecil dara dia tau kenapa jiyong marah, meski itu hanya dugaan yang tak mungkin benar-benar terjadi pada jiyong, apa jiyong cemburu karena dia memeluk taeyang??

“anii nonna, tadi hyung begitu terburu-buru, dia meninggalkan lokasi terlebih dulu, sepertinya dia memiliki janji dengan seseorang karena selama pemotretan tadi dia tak lepas dari handphonenya” ujar seungri kepada dara. Dara terdiam tak menanggapi.

“waeyo noona??” seungri balik bertanya.

“aniyo hanya saja ada yang ingin ku bicarakan dengannya”

“hmm tunggulah di apartemen kami, tadi hyung sempat bilang kalau dia akan langsung ke dorm setelah menyelesaikan urusannya, mungkin saat ini hyung tengah menuju dorm?”

“mwo??baiklah aku akan menemuinya di apartemen kalian”

“noona ah?apa kalian bertengkar??apa jiyong hyung marah denganmu??” seungri menyipitkan matanya kepada dara berusaha mengorek informasi.

Ya seungri ya??kau mencari chaerin huh??apa kau merindukannya karena sudah beberapa hari tak bertemu chaerin??” dara balik bertanya. Seungri sontak tersentak.

“andwe noona,kenapa kau balik bertanya dan menggodaku? aissh, kalau sampai chaerin mendengarnya dia bisa besar kepala” rutuk seungri memanyunkan bibirnya. Dara tersenyum simpul seraya memutar bola matanya.

“noona ah?apa arti senyum dan matamu itu?aishh kau ini” seungri menunjuk-nunjuk wajah dara.

“chaerin tak ada disini, dia sudah terlebih dahulu pulang, jadi kalau kau merindukannya lebih baik kau menelponnya. Baiklah aku pergi dulu seungri ya” dara menepuk pundak seungri lalu berjalan pergi.

“noona, aku tak merindukannya” ralat seungri lagi.

“ne aku tau kau merindukannya! Teleponlah dia” ujar dara sekali lagi. Seungri hanya menatap dara seraya mengacak-acak rambutnya. Kemudian namja itu tersenyum kecil dan mengambil handphone di sakunya. Dia menekan beberapa nomor dengan cepat.

Dan saat nada sambung terdengar bibir namja itu tersenyum cerah.

***

Dara POV

Dara keluar dari lift dan berjalan menyusuri lorong menuju apartemen big bang. Dia berharap jiyong ada disana. Dara benar-benar tak bisa menerima perlakuan jiyong yang mendiamkannya seperti ini tanpa memberitahu apa kesalahannya. Terlebih bayangan saat jiyong bersama yeoja itu terus menerus melintas di kepala dara, membuat yeoja itu benar-benar tak bisa berdiam diri lagi. dara mengetuk pintu apartemen perlahan. Tak ada jawaban dari dalam, dia ketuk lagi dengan sedikit keras.

“ne!” terdengar suara samar-samar dari dalam apartemen. Tak lama terdengar daun pintu di buka. Dara mengernyitkan dahinya. Tiba-tiba lidahnya terasa kelu, dia sedikit gugup tak tau harus berbicara apa dengan jiyong nantinya.

“kau??” suara dara tercekat melihat seorang yeoja membuka pintu apartemen. yeoja yang waktu itu terlihat tengah berangkulan bersama jiyong.

“annyeong?hmm, ku rasa aku mengenalmu, bukankah kau dara??” tanya yeoja itu perlahan, dara menganggukan kepalanya pelan masih tak bisa mengucapkan apa-apa.

“ya dami ah??siapa itu??” suara jiyong terdengar dari dalam ruangan. jiyong tiba-tiba muncul di belakang yeoja bernama dami itu.  dan yang mengejutkan jiyong muncul seraya membenarkan sweater rajut yang sepertinya baru saja dikenakannya. Sweater itu sedikit terangkat sehingga menyingkap sedikit bagian perut jiyong. dara membelalakan matanya, pikiran-pikiran negativ mengisi kepalanya. Dia sendiri tak habis pikir bagaimana jiyong bisa bertelanjang dada dan mengganti baju di depan seorang yeoja?

“dara ah??apa yang kau lakukan disini??” jiyong bertanya kepada dara yang terpaku menatapnya seraya membenarkan sweater yang tadi sedikit menyingkap perutnya. Masih terselip perkataan dingin di nada suara jiyong. dara mengangkat wajahnya kesadarannya pulih.

“mwo??andwe, aku, aku hanya mencari taeyang oppa” ujar dara lirih. Jiyong membelalakan matanya, mengalihkan arah pandangannya dari dara dengan emosi.

“maaf mengganggu kalian, aku permisi dulu” dara membungkukan tubuhnya, lalu membalikan tubuhnya pergi dari pintu dengan terburu-buru. Jiyong hanya menatap kepergian dara dengan pandangan kosong.

“ya kwon jiyong??bukankah itu dara?apa kalian pacaran??” yeoja bernama dami itu membalikan tubuhnya menatap jiyong.

”mwo?ya noona! Apa ada yang mengatakan kepadamu kalau dia pacarku?” jiyong tiba-tiba tersentak memandang yeoja itu, dia tak ingin ada gosip yang menyebar mengenai hubungannya dengan dara.

“jadi benar??aishh namja ini, jiyong ah?bagaimana mungkin kau tak mengejarnya dan menjelaskan apa yang barusan dia lihat??” pekik dami lagi.

“mwo??”

“ya! apa yang akan dipikirkan dara saat dia melihatmu hanya berdua saja dengan seorang yeoja di apartemen dengan sweater tersingkap seperti tadi?”

“tidak ada, memangnya apa yang akan dara pikirkan?noona, kau ini kakakku jangan terlalu berlebihan lagi pula dia kesini ingin bertemu taeyang bukan ingin bertemu denganku” jawab jiyong datar, terselip nada emosi di suaranya.

“dan kau percaya??kwon jiyong ah kau …”

“aishh noona, kau sungguh bawel sekali, aku sudah menurutimu untuk menjajal pakaian-pakaian yang kau desain jadi berhentilah mengomeliku” rutuk jiyong kemudian masuk ke dalam.

“ya kwon jiyong!” pekik dami lagi seraya mengejar adiknya itu masuk.

***

Jiyong POV

Aku berjalan memasuki apartemen lagi setelah mengantarkan kakakku mencari taksi. Beberapa hari ini aku memang terus bersama kakakku, meluangkan waktuku yang kosong untuk menilai pakaian-pakaian yang dia desain. Sejak dulu kakakku itu memang hobi sekali membuat baju dan sejak dulu pula aku memang selalu dijadikannya model apabila dia mendesain baju laki-laki. Meskipun begitu dulu dia juga sempat menjajalkan baju perempuan kepadaku. Pikiranku beralih ke saat dara datang tadi. memang sudah seminggu lebih aku tak bertemu dengannya. Bahkan aku tak pernah mengangkat telepon darinya. Entah apa yang membuatku enggan menemuinya. Harus ku akui aku memang masih sedikit kesal jika mengingat saat dia memeluk taeyang wkatu itu. terlebih saat tadi aku menanyakan alasannya kesini, yeoja itu bilang ingin menemui taeyang. Semakin membuatku kesal saja karenanya.

“ya jiyong ah??mana dara?seungri bilang dara ada disini??” suara taeyang membuyarkan lamunanku. Aku menatap ke arahnya dengan tatapan sedikit lesu.

“tadi saat dia kesini mencarimu kau tak ada disini, jadi dia pergi lagi” ujarku datar mengontrol emosiku.

“mencariku?apa maksudmu?bukankah seungri bilang dia ke apartemen ini mencarimu??” taeyang balik bertanya kepadaku, membuatku mengerutkan alisku.

“ya apa kalian sedang bertengkar??ku dengar dari seungri. dara selalu menanyakanmu akhir-akhir ini padanya?” taeyang membuka suaranya lagi.

“dia mencariku??” gumamku pelan dan dibalas dengan anggukan dari taeyang. Aku menyandarkan tubuhku dan menutup mataku perlahan, tiba-tiba aku teringat perkataan kakakku yang bilang kalau dara cemburu saat melihatku dan kakakku tadi. aku tak dapat menyembunyikan senyum yang saat ini mungkin terukir jelas di wajahku. Ku dengar teyang mengucapkan sesuatu saat melihat senyumku muncul. Apa dara benar-benar cemburu kepadaku??

***

Dara POV

Aku memandang lesu ke arah teman-temanku, aku bahkan tak menggubris sama sekali chaerin yang tengah sangat bersemangat menceritakan apa yang dia dengar dari salah seorang staff YG. Aku masih kepikiran semalam saat melihat jiyong dengan seorang yeoja di apartemen. harus ku akui yeoja itu memang manis, wajahnya sangat teduh dan bahkan sangat ramah. Yeoja itu mungkin memang cocok untuk jiyong. tapi siapa yeoja itu??sudahlah aku seharusnya senang karenanya, berarti sebentar lagi permainan konyol jiyong yang mengakuiku kekasihnya berakhir. Aku menghembuskan napasku berat, kenapa rasanya aku sedikit tak rela mengakhiri semunya??

“unni ya??unni ya??” minzy menarik-narik bajuku agar aku memperhatikan pembicaraan mereka.

“dara??apa kau tak senang mendengar kabar ini??” tanya bom memicingkan matanya kepadaku.

“kabar apa yang kau maksud??”

“ya! kau benar-benar tak memperhatikan, aishh yeoja ini” dengus bom seraya menowel pipiku pelan. aku hanya tersenyum simpul dengan wajah seinnocent mungkin lalu beralih menatap chaerin meminta penjelasan.

“unni ya, tadi ku dengar appa YG mendapat tawaran iklan, kau tau siapa yang akan menjadi bintang iklannya??”chaerin menggerling ke arahku.

“mungkin big bang kan?sunbae kita itu memang sedang bersinar sekarang”

“yapp dan kita, kita akan bekerja sama dengan mereka untuk iklan itu” tambah chaerin lagi. Aku sesaat terdiam berusaha mencerna maksud perkataan chaerin. Aku juga berusaha memastikan pendengaranku, takut kalau aku salah dengar.

“mwo??apa maksudmu kita akan…”

“ne unni” pekik minzy

“yapp sandara park, kita akan debut dengan membintangi sebuah iklan bersama big bang, dan kita akan menyanyikan lagu bersama mereka” bom memperjelas semuanya lagi. Dan saat itu aku tak dapat menyembunyikan senyumku lagi. Setidaknya aku sedikit melupakan masalah jiyong yang terus mengganggu pikiranku sejak semalam. Sudahlah aku tak ingin memikirkan apa yang jiyong lakukan dengan yeoja itu semalam.

“hmm unni ya, apa kalian tidak lapar??sudah hampir jam tiga sekarang dan sejak latihan tadi pagi aku belum makan apapun” minzy mendesah seraya memegang perutnya. Dan saat itu juga kami semua refleks memegang perut kami masing-masing. Kami memang terlalu asik latihan sampai-sampai melupakan untuk mengisi energi. Akhirnya aku dan teman-temanku melangkahkan kakiku menuju cafetaria. Bom sibuk memikirkan menu makanannya hari ini. Dia sedang menjalankan diet ketat untuk menjaga penampilannya saat debut nanti. Itu sangat sulit untuk seorang bom yang memang hobi sekali mengemil, dan hobinya mengemil itulah yang ku jadikan senjata untuk menggodanya. Aku selalu saja memakan cemilanku di depannya, dan dasar bom saja yang tak kuat iman. Begitu melihatku sedang ngemil, dia selalu menghampiriku dan ikut memakan cemilanku. Dia baru akan marah setelah cemilan kami habis karena telah merusak dietnya. Benar-benar lucu, untung saja tubuhku ini memang kecil jadi sebanyak apapun makananku aku takkan bertambah gemuk,kekeke.

“ya dara ah??bukankah itu jiyong??apa dia sedang tak ada jadwal hari ini??” bom membisikan sesuatu kepadaku. Aku mengikuti arah pandangan jiyong. jiyong ada tak jauh dari hadapanku, sedang melangkah ke arah kami. sepertinya namja itu baru saja keluar dari ruang rekaman. Mata jiyong fokus menatapku, kenapa dia??apa dia sekarang merasa malu karena ketauan bersama dengan yeoja di apartemennya??atau dia takut kalau aku akan menyebarkan berita ini ke appa YG.aku memalingkan wajahku tak ingin melihatnya. Aku masih kesal karena semalam.

“oppa??kau tak bersama anggota lainnya?bukankah mereka sedang pergi karena big bang ada jadwal??” chaerin membuka suaranya.

“bagaimana kau tau?apa seungri yang menceritakannya padamu??” jiyong balik bertanya dan tersenyum kepada chaerin. Mebuat chaerin memanyunkan bibirnya.

“unni ah, kau tak ingin makan bersama jiyong op..”ucapan chaerin terpotong karena aku terus berjalan tak ingin melihat jiyong. aku hanya melirik sekilas ke arah namja itu kemudian melengos pergi begitu saja. Memangnya hanya dia saja yang bisa marah kepadaku??namja ppabo !

“unni ya! tunggu kami!” ku dengar minzy memekik ke arahku.

“oppa apa kau bertengkar dengan unni??aigooo,, baiklah aku pergi dulu, annyeong” samar-samar aku masih bisa mendengar suara chaerin. Aku terus berjalan hingga berbelok ke arah tembok. Ku rasakan ada sebuah tangan melingkar di pundakku.

“kalian bertengkar lagi??” suara lembut bom terdengar. Aku tersenyum ke arahnya lalu menggeleng pelan.

“anii”

***

Aku menatap sinis ke arah namja yang ada di hadapanku. Jiyong tengah berdiri tepat di samping pintu keluar gedung YG, namja itu memakai topi dan syal tebal berwarna cokelat yang menutupi wajahnya sampai kehidung. Kalau saja aku tak cukup mengenal dirinya aku pasti tak dapat menebak orang itu adalah jiyong. penyamarannya memang selalu sempurna dan stylish. Jiyong menyibakan sedikit syalnya hingga mulutnya terlihat, dia mengangkat tangannya kepadaku seraya tersenyum manis. Aku yang bingung dengan sikapnya sedikit terpana saat melihat senyumnya tapi saat aku teringat kalau aku sedang tak ingin bertemu dengannya aku langsung melengos begitu saja berjalan dari hadapan jiyong. ku kenakan hoodie ku lalu merapikan masker di wajahku. Aku berjalan dengan cepat menuruni tangga lalu segera berbelok ke arah jalan yang biasa aku lalui. Akhir-akhir ini aku memang selalu lewat jalan pintas ini bila akan keluar dari gedung YG, tak ada yang mengetahui jalan ini selain para staff YG,bahkan saat aku menjadi trainee pun aku tak tau jalan ini. Appa YG yang menyarankan lewat jalan ini karena memang dia tau kalau aku selalu berjalan kaki setiap pulang trainee karena apartemenku memang tak jauh dari gedung YG. Tapi ku rasa setelah debutku nanti aku takkan bisa berjalan seperti ini lagi. Ahh semoga saja debut kami nanti lancar, aku tak sabar menunggunya. Pandanganku beralih ke langit, langit yang sudah berganti malam. Mungkin sekarang sudah pukul 7.

“ya sandara park! Sampai kapan kau akan menatap langit??bukankah aku pernah bilang untuk meminta kepada staff YG untuk mengantarmu pulang bila hari sudah malam??” suara seorang namja mengangetkanku.

“jiyong??apa kau mengikutiku??” desahku tak dapat menyembunyikan kekagetan.

“anii, aku sedang mengantarmu pulang seperti biasa” jawab namja itu datar. Aku membelalakan mataku lalu berbalik pergi, aku masih kesal dengan namja itu.

“berhenti mengikutiku” dengusku kepadanya lalu berjalan cepat tak mempedulikannya.

“apa kau marah padaku??” ujar jiyong pelan, sepertinya dia mengejarku. Aku tak menjawab perkataannya dan terus berjalan.

“ya! sandara park??sekarang kau benar-benar tak mendengarkan perkataanku??” pekik jiyong lagi. Aigo bagaimana mungkin jiyong berteriak seperti itu??bagaimana kalau ada yang mengenalinya?aku baru saja hendak berbalik ke arahnya saat aku merasakan tangan kananku digenggam oleh seseorang. Jiyong, namja itu menyandarkan kepalanya hingga wajahnya mencium rambut belakangku. Tangannya erat menggenggam tanganku.

“apa kau marah padaku??bukankah seharusnya aku yang marah padamu karena kau sekali lagi tak mendengarkan perkataanku??” bisiknya pelan.

“jiyong ah, aku tak mengerti maksudmu, apa yang kau lakukan disini?apa kau tak takut orang lain mengenalimu??” ucapku gelisah. beberapa orang yang melintas di jalan kecil ini melihat kami berdua. Tak ada jawaban dari jiyong.

“ya jiyong ya??” ucapku lagi. Aku menghempaskan tangannya yang menggenggamku tapi jiyong dengan cepat menggenggam tanganku lagi. Akhirnya Aku melangkahkan kakiku menariknya dari jalan itu sebelum lebih banyak lagi orang yang memperhatikan. Akhirnya jiyong ikut melangkah bersamaku, kini tubuh namja itu sudah sejajar disampingku, tangannya masih menggenggam tanganku. Gedung apartemenku sudah terlihat dari sini. Kami masih terus berjalan tanpa mengucapkan sepatah katapun.

“dara??”ucap jiyong pelan. aku tak menjawabnya lagi. Tiba-tiba jiyong berhenti melangkah dan tangannya yang menggenggam tanganku membuatku juga berhenti. Aku menatapnya enggan, mau apalagi dia??

“ya! orang-orang akan mengenalimu jadi bisakah kita dengan cepat kembali ke apartemen?” ujarku pelan. kami sudah hampir tiba di ujung pintu apartemen dan di jalan itu cukup banyak orang yang berlalu lalang.

“baiklah kalau itu permintaanmu untuk kebaikan ‘kita’ ” ujar jiyong santai, nada suaranya ditekankan saat mengucapkan kata ‘kita’. Dari balik syalnya aku seperti melihat kalau namja itu tengah tersenyum. Jiyong tiba-tiba menarikku cepat untuk berlari bersamanya. Tangannya erat menarikku. Aku memegangi topiku, takut topi itu akan terlepas karena jiyong membuatku berlari dengan cepat.

“ya?!apa kau gila menarikku berlari seperti ini??”desisku terengah.

Jiyong menoleh ke arahku tanpa menghentikan larinya. Dia tertawa lepas. Aku terpana melihat senyumnya.

“bukankah ini menyenangkan sandara park??aishh kau harus sering berlari seperti ini” pekiknya tertahan tapi masih cukup keras untuk ku dengar. Aku hanya memanyunkan bibirku, matakau tak lepas menatap ke arahnya. Wajah jiyong penuh senyum, tak dihiraukannya syalnya yang sedikit merosot membuat wajahnya hampir terlihat. Keringat mengalir di dahinya akibat berlari, entah kenapa dia terlihat sangat seksi dan manly saat sedang berkeringat seperti itu. Andai saja bayangan yeoja itu tak membayangi pikiranku, pasti saat ini aku akan merasa senang bersama jiyong.

***

“terima kasih karena kau telah mengantarku, kau bisa pulang sekarang” ujar dara datar dan terkesan dingin.

“ya?!apa kau tak mempersilahkan ku masuk??” desis jiyong.

“ohh jadi apa kau ingin masuk??” dara balik bertanya dan memicingkan matanya kepada jiyong. Jiyong memalingkan wajahnya kesal.

“baiklah aku masuk dulu, hati-hati kau dijalan” ujar dara datar lalu memundurkan kakinya hendak masuk dan menutup pintu, sepertinya dia masih marah karena teringat masalah yeoja bernama dami itu. Jiyong tiba-tiba menahan kaki dan tangannya tepat saat pintu akan tertutup. Dia mendorong pintu dengan sedikit keras sehingga dara tak sanggup menahannya. Matanya tajam menatap dara. Jiyong lalu menutup pintu dan menguncinya dari dalam, membuat dara sedikit kaget.

“jiyong ya! Apa yang kau lakukan! Bukankah aku menyuruhmu pulang??” pekik dara. Jiyong tak menjawab dia hanya menatap dara dan melangkah ke arahnya.

“apa kau marah padaku??bukankah seharusnya aku yang marah padamu?bukankah aku sudah bilang padamu untuk tak berdekatan dengan namja selain aku?”

dara sontak mendelik saat mendengar perkataan jiyong.

“apa hanya kau yang berhak marah??” desisnya tajam. Jiyong terdiam menatap dara.

“apa hanya kau yang berhak menghilang tiba-tiba, tak menghubungiku dan melengos saat bertemu denganku?apa aku tak boleh seperti itu??”ujar dara dingin.

“jiyong ah! Kau bahkan tak memberitahuku dimana kesalahanku, kau hanya menghilan tanpa berkata apa-apa kepadaku, membuatku bingung dengan sikapmu dan tiba-tiba kau muncul saat ini, menanyaiku kenapa aku marah padamu??apa aku tak boleh marah kepadamu?”pekik dara kesal.

“jadi kau benar-benar marah karena yeoja itu?aishh dia itu…” jiyong seperti ingin menjelaskan sesuatu tapi dara memotongnya cepat.

“ne! Apa aku tak boleh marah padanya?hanya kau yang boleh marah saat melihatku dengan namja lain?aku tak boleh marah saat melihatmu hanya berdua saja dengan yeoja itu di apartemen dengan pakaian yang tersingkap” tambah dara lagi, emosinya benar-benar keluar sekarang. Jiyong terpaku menatapnya, baru sekali ini jiyong melihat sisi lain dara saat yeoja itu marah.

”ya apa kau cemburu??” ucap jiyong lagi. Dara tak menghiraukannya, dia justru berbalik hendak pergi dari hadapan jiyong.

“pulanglah, tak ada lagi yang ingin kubicarakan” ujar dara pelan. dara berjalan menjauh dari jiyong. malam ini dia benar-benar kesal dengan jiyong sampai-sampai menumpahkan semua kekesalannya malam ini. tanpa dara sadari jiyong tengah menatapnya dari belakang, menatap yeoja itu dengan senyum tipis menghiasi wajahnya.

***

TBC,,

Credit :  http://www.facebook.com/mhelyndz

8 thoughts on “Daragon In Love Part 6 ^Big Bang And 2Ne1^^

  1. ahahahaa jiyong jahil banget dan sepertinya dia seneng buat dara cemburu..
    satu yg aku mau, buatlah jelas hub kalian..semua menanggap kalian nyata tapi kalin belum mempertegas masing2 dari kalian..

Leave a comment