Ahjumma Next Door [Chapter 6] : Poor Seungri

Author         : silentapathy
link              : asianfanfics
Indotrans    : dillatiffa

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Seungri pergi ke restoran terdekat setelah pertengkaran dan insiden perebutan makanan dengan Jiyong.

“Aisht! Aku tidak akan membelikan apapun untukmu, Hyung!!!” katanya saat dia berpesta makanan seorang diri. Dia menghabiskan makanan penutupnya dengan riang dan bersendawa setelah perutnya terisi penuh.

“Ahhh inilah hidup!” katanya saat dia bangkit dan hendak segera menuju pintu keluar ketika…

“AAAAAAH!”

SPLAAAAAAASH!!!

Dia langsung berdiri kaku. Kemalangan yang lain? Oh, jangan lagi!!!

Dia melihat ke belakang dan melihat gadis pirang dengan telepon di tangan kanannya. Dia menoleh ke arah kiri saat merasakan sesuatu di tangan kirinya telah raib.

Dia melihat kebawah dan terkesiap.

Jeans gadis itu basah dan makanan yang telah dia pesan tergenang di atas lantai. ‘Chicken Stew sepertinya,’ pikirnya.

Gadis itu mulai menggerakkan kepalanya kembali, menatap mulai dari bawah ke atas.. perlahan sekaligus mengamati sepatunya.. jeansnya yang berwarna pudar.. kaos putihnya dan jaket merah tebal.

Wajahnya.. matanya.. dia menautkan kening saat melihat gadis di hadapannya..

“KAMU?!!!”

CL mendengus dan menggembungkan pipinya dengan kesal. Dia tidak bisa mempercayai apa yang menimpanya kali ini.

“UNNIEEE!…” dia mendengar ketiga gadis yang tadi meminta tanda tangan padanya. Dia juga bisa mendengar suara napas yang tercekat dari para pelanggan yang ada.

“Lihat, siapa yang mencari berani masalah denganku?!” CL menatap Seungri.

“Apa??? Yah, jangan menyalahkanku. Kamu yang tadi berada di belakangku. Aku tidak melihatmu datang!”

“Itu karena kamu ceroboh!” CL membentaknya balik.

“Dan kamu juga ceroboh! Sepertinya kamu terlalu keasyikan berkirim pesan sampai kamu tidak menyadari ada orang di depanmu!”

“Kenapa kamu!!!”

“Hahaha!!! Agassi.. Oh sebentar.. Nona Lee Chaein.. alias CL.. Seoul baddest model, kamu boleh berjalan dengan angkuh di atas catwalk bukan di restoran, mengerti?!!!”

CL membuka mulutnya tapi kemudian menutupnya lagi.. dia mencoba beberapa kali untuk mengeluarkan suara tapi dia sudah terlalu marah sampai dia bahkan tidak bisa menyusun kata-kata. Ini adalah pertama kalinya hal seperi ini terjadi padanya.

Pertama kalinya dia merasa terhina. Pertama kalinya ada orang yang berani membentaknya. Dia hidup di dunia yang sempurna, dia merasa seperti seorang putri. Dan dia tidak pernah sekali pun berpikir dia akan diperlakukan sepertin ini selama hidupnya, di depan orang banyak.

Dia tidak menyadari ada setetes air mata yang jatuh dari sudut matanya. Pandangannya tiba-tiba menjadi kabur. Begitu menyadari hal itu, dia buru-buru pergi keluar dari restoran itu.

“Yah!”

Salah satu dari ketiga gadis tadi menarik lengan Seungri.

“Kenapa kamu bersikap seperti itu pasa unnie?”

Dia melihat sekelilingnya. Orang-orang mulai berguman tentangnya.

“Pemuda yang kasar!”

“Aisht, pemuda zaman sekarang…”

“Gadis yang tadi keluar itu bukannya model terkenal?”

“Aww, gadis yang malang.”

Seungri memejamkan matanya dan menggertakkan giginya.

“Kenapa aku yang harus selalu menjadi bad boy? Aissshhht!”

Dia segera menyusul berlari keluar dan mengedarkan pandangan. Apakah tadi dia benar-benar melihatnya menangis? Gadis bertampang galak yang yaris tidak memiliki emosi sama sekali sepertinya? Gadis cool di tv dan dunia fesyen?

Dia baru saja akan melanjutkan jalannya ketika dia melihat gadis itu masuk kedalam sebuah Hummer truck berwarna hitam.

Cepat-cepat dia mencoba untuk mengejarnya, tapi dia sudah melaju dengan mobilnya.

“Aiiiisshhht! Kenapa sekarang aku jadi merasa bersalah seperti ini???” dia menghentakkan kakinya. Dia kemudian berlari menuju mobilnya dan mengikuti CL

==========

“Dimana Seungri?” TOP bertanya pada Jiyong begitu mereka duduk.

“Entahlah. Mungkin pergi keluar mencari makan.” Pagi ini, Jiyong menghabiskan semua hotteok seorang diri. Mau bagaimana lagi, rasanya jauh lebih enak dari pada yang dijual di pinggir jalan. Maknae bersungut-sungut dan akhirnya mengalah dan pergi keluar tanpa sepatah kata pun.

“Kalian bertengkar lagi? Aisht.. Jangan terlalu keras padanya.” Yongbae berkata.

“Kami tidak bertengkar, hanya saja dia terlalu kekanak-kanakan.”

Jiyong berdiri dan berjalan menuju dapur.

“Tunggu sebentar hyung, apakah kamu sempat melihat.. K-k-k-amu tahu kan.. Ahjumma tetangga sebelah?” Daesung bertanya dengan penuh rasa penasaran.

Jiyong berbalik menatap Daesung dan menaikkan alisnya.

“Ya.” Jawabnya kasual sembari menganggukkan kepala lalu kembali menuju dapur.

Mata sipit Daesung memberontak untuk melebar – jika itu mungkin.

“Ah chincha? Kapan? Apa yang terjadi?”

“Kenapa kamu jadi penasaran?” tanya Jiyong ketika dia kembali dengan segelas air.

“Karena.. Tahu kah, malam itu kita membuat masalah, dan yaah.. Kita yang salah. Seharusnya kita meminta maaf atas kesalahpahaman itu.” Daesung menjelaskan.

“Itu benar. Jika ditelusuri lagi kita memang pantas di skors, kita lah seharusnya meminta maaf padanya.” TOP menanggapi.

Yongbae mengangguk. Dia teringat tentang wali mereka mengatakan bahwa mereka harus menggunakan waktu ini untuk sesuatu yang berguna.

“Jadi apa yang kalian pikirkan? Kapan kira-kira kita bisa menemui gadis-gadia itu?”

“Gadis-gadis apa yang kamu maksud? Apa kamu serius? Aku tidak mau bertemu dengan ketiga orang amazon itu lagi!” TOP berteriak, merujuk pada Bom, CL, dan Minzy.

“Yah! Mereka bagian dari kejadian itu!” Yongbae menyahut.

“Dan kamu tidak bersama dengan kami saat ketiga gadis itu menyerang.” Kata Jiyong. “Serius, aku tidak mengenali mereka waktu itu. Aku bahkan tidak beranggapan mereka itu gadis! Man, mereka kuat!”

Yongbae baru hendak berbicara ketika Daesung berkata sesuatu yang di luar dugaan.

“Yang paling kecil itu cukup imut kurasa.” Daesung berkata sambil membayangkan.

“Ehhh???”

“Yang berambut pendek. Ya Tuhan! Kalian harus melihat saat dia menangis dan memukuli dadaku. Aku merasa seperti berada pada adegan dramatis di film-film!” dia melanjutkan.

PAK!!!

“Ouch!” TOP memukul kepala Daesung.

“Setelah kita dipukuli hingga babak belur, yang kamu pikirkan hanyalah wanita? Sekarang siapa yang benar-benar gay???”

“Yah. Cukup! Ayo lakukan sesuatu yang produktif hari ini!” Kata Yongbae. Jiyong langsung duduk bergabung bersama mereka.

Mereka berempat berkumpul mendekat dan TOP membersihkan tenggorokannya.

“Nanti kita pergi saja ke bar milik Se7en hyung.” Kata TOP. “Kita butuh pekerjaan kan? Mungkin saja dia bisa membantu mempekerjakan kita!”

Jiyong menatap TOP lalu Yongbae lalu Daesung.

“Untuk apa kalian butuh pekerjaan?” dia mengira-ngira kenapa idiot-idiot ini berpikir untuk mencari kerja. Mereka anak-anak orang kaya!

“Ikut saja dengan kami, neh?” Daesung menyenggolnya.

“Oke, jadi posisi apa yang akan kita minta padanya?” Yongbae memicingkan matanya sambil memiringkan leher.

“Kita pergi saja kesana malam ini dan melihat jika ada posisi yang cocok.” TOP menyarankan.

Jiyong tengah menatap curiga pada ketiga temannya saat teleponnya tiba-tiba berdering.

Ketika dia melihat identitas peneleponnya, wajahnya langsung berubah menjadi gelap. Dia berdiri bangun dan berjalan ke balkon.

“Kurasa itu bibi Lydia. Hayi pasti kembali membuat masalah…” TOP sberkata sambil melirik Jiyong melalui pintu kaca.

“Itulah kenapa kita perlu melakukan ini!” kata Yongbae.

“Aku harap kita bisa melakukan lebih untuknya.” Daesung berkata.

“Aisht! Dimana maknae itu sekarang saat kita sedang berkumpul untuk masalah yang sangat penting seperti ini!” TOP menerka-nerka.

Mereka langsung berhenti berbicara begitu Jiyong kembali.

“Aku akan pergi keluar sebentar.” Katanya sambil meraih jaketnya dan buru-buru pergi keluar.

==========

“Ya Tuhan.. Ya Tuhan..” diam-diam Dara berdoa sepanjang jalan. “Semoga aku tidak bertemu dengannya lagi.”

Ketika dara keluar dari mobil Bom pagi tadi, dia memutuskan untuk pergi ke toko terdekat di sekitar apartemennya untuk membeli sketchpad dan pensil. Dia belum ingin pulang, takut jika dia kembali bertemu dengan pria tetangga sebelahnya lagi. Dia menghabiskan harinya ke taman dekat apartemennya, itu adalah tempat teraman yang sanggup dia pikirkan terlebih karena anak-anak kecil masih berada di sekolah.

Setelah menyelesaikan beberapa sketsa, perutnya sudah tidak kuat lagi. Dia lapar dan dia butuh untuk segera pulang. Sesegera mungkin.

“Berpikirlah positif untuk sekali saja, kamu pabo!” katanya sambil memukul kepalanya sendiri. “Aku hanya harus berhati-hati dan menyelinap masuk. Benar. Dalong, fighting!” Katanya sambil mengepalkan tangan.

==========

Seungri memarkir mobilnya dan buru-buru mengejar CL. Dia mengikutinya hingga masuk ke gedung apartemennya.

‘Dia pasti ingin mengunjungi ahjumma itu,’ pikirnya.

“Hey..” panggilnya terengah-engah hingga dia membungkuk dan memegangi lututnya.

CL berhenti berjalan tapi tidak berbalin menatapnya.

“A-a-ak..”

“Apa kamu belum puas melecehkan dan mempermalukanku di depan umum tadi?” CL bertanya dingin.

Seungri menegakkan badannya, meletakkan tangannya di sakunya dan berpaling, memikirkan cara supaya gadis ini mau memaafkannya.

“Dengar nona.. Tidak.. Dengar CL-ssi..” Dia memulai. “Aku minta maaf atas apa yang telah aku lakukan beberapa saat yang lalu.. Aku tahu aku terlalu berlebihan.. A-a-ak-ku…”

Seungri sedang berusaha menjelaskan tapi CL sudah berjalan menjauh.

“Hey!”

 

“Kamu sudah terlanjur bertindak kasar. Aku tidak butuh permintaan maafmu.”

CL mencoba berjalan secepat yang dia bisa. Dia berlari keluar dari elevator. Dia butuh untuk segera masuk ke dalam apartemen Dara, lebih cepat, lebih baik.

Ketika dia sampai di pintu, dia buru-buru memencet bel. Dicobanya berulang kali tapi Dara sama sekali tidak keluar.

“Apa dia sedang tidur??? Dara-unnie… Bukakan pintunya!” katanya sambil terus memencet bel. Kemudian dia memutuskan untuk meneleponnya tapi tidak ada jawaban.

‘Dia mungkin sedang keluar untuk membeli sesuatu,’ pikirnya. Dia mengenal Dara dengan baik, dia tidak akan berlama-lama berada di luar zona nyamannya hingga berjam-jam. Jadi dia putuskan untuk menunggu.

Menghela napas pasrah, dia menyandarkan punggungnya di pintu dan kemudian memposisikan dirinya dilantai. Dia memeluk lututnya dan menatap kosong. Dia meringis mencium aroma Chicken stew yang tadi tumpah mengenai kakinya.

Beberapa saat kemudian, sepasang sepatu kets muncul di depannya. Dia mengamatinya lalu kemudia menggerakkan kepalanya menengadah.. Dan menemukan pria yang sama yang telah mempermalukannya tadi.

“Aku tahu, kamu punya kabisaan melakukan hal itu.” Kata Seungri, merujuk pada cara dia melihatnya dari ujung kaki terlebih dahulu lalu naik hingga ke ujung kepala.

“Apa yang kamu lakukan disini?” Tanyanya.

Seungri sedikit membungkuk, “Aku tinggal disebelah, kamu lupa?”

CL hanya menutup matanya dan mengerutkan bibir.

“Kamu bisa menunggu di dalam sampai ahjumma kembali.” Seungri berkata sambil menunjuk ke unit apartemennya. “Dia pergi keluar tadi pagi.” dia menambahkan.

Mata CL bertemu dengan tatapan matanya. “TIDAK. TERIMA KASIH.”

“AKU MEMAKSA.” Sungri berkata sambil mengulurkan tangannya. Tapi CL hanya mengacuhkannya.

Seungri kemudian memutuskan untuk duduk di sebelahnya.

“Apa yang kamu lakukan?”

“Serius CL-ssi.. Aku tadi memang terlalu arogan..” Seungri berkata sambil menyandarkan punggungnya di dinding. “Aku hanya sedang bad mood dan aku bahkan tidak tahu kenapa aku bersikap seperti itu tadi. Aku tahu kamu memiliki imej yang harus dijaga dan aku benar-benar bisa memahaminya..”

CL tidak tahu harus bagaimana menanggapinya. Dia masih marah. Dia takut dia akan muncul di berita. Dia benar-benar sedang menjaga imejnya terlebih DB & Co. yang akan segera melakukan launching, ini bukan waktu yang tepat untuk pemberitaan negatif. Tapi jauh dalam hatinya, bukan hanya masalah tentang siapa dia – model yang harus menjaga imej – yang dia pikirkan. Tetapi juga karena pria disampingnya ini adalah orang pertama yang berani berteriak padanya dan mempermalukannya seperti itu, sepanjang hidupnya. Dia sedang sibuk dengan pikirannya sendiri ketika dia merasakan sesuatu yang hangat menyelimuti pergelangan tangannya..

“Yah!!!” dia berusaha untuk melepaskan diri dari genggaman tangannya tapi terkejut saat dia menggunakan tangannya untuk menampar dirinya sendiri.

“Pukul aku.” Kata Seungri.

“Mworago???” tanya CL.

“Pulul aku.. Teman-temanku bilang kamu benar-benar marah malam itu.. TOP-hyung bahkan sampai memar-memar.” Seungri berkata sambil terkekeh.

“Jadi sekarang pukul aku. Kamu sedang marah kan? Pukul saja aku. Tampar aku. Tinju aku kalau kamu mau.” Seungri berkata sambil memukuli dirinya sendiri menggunakan tangan CL tapi gadis itu hanya membiarkannya dan menatapnya, ekspresinya menjadi sedikit lebih lembut.

Dalam hati, Seungri melonjak girang. ‘Jadi inilah yang diperlukan, eh? Dia akan memafkanku.. Dia akan memaafkanku!’ Pikirnya…

“AAAAAACK!”

CL tersenyum penuh kemenangan melihat tangannya yang terkepal. Dia meninjunya ketika dia tidak memperkirakan akan hal itu.

“Yaaaaaaah!!!” teriak Seungru, dengan tangan pada mata kirinya.

“Ooooh… Apakah terlalu sakit? Tsk tsk tsk.. Tapi tadi kamu sendiri yang minta.” CL mencibir.

“Kamuuuuu!!!” Seungri bangkit, masih memegangi mata kirinya.

“Sekarang ppalli. Pantatku sakit duduk disini. Katamu aku boleh masuk ke dalam.” CL mencengkeram kerah Seungri dan menyeretnya ke depan pintu.

“Tidak bisa dipercaya!” Seungri berseru sambil membuka pintu dengan kuncinya.

“Sekali lagi dan akan kupastikan mata pandamu itu akan menjadi permanen.” CL memperingatkannya.

==========

“Hanya beberapa langkah lagi dan aku akan sampai rumah.” Dara berpikir sambil memeluk sketchpadnya dan menundukkan kepalanya saat berjalan.

Dia mencoba untuk acuh, tapi saat dia semakin dekat dengan penjual makanan di pinggir jalan, orang-orang – sebagian besar adalah gadis remaja yang masih SMA, melihatnya dan tetap membicarakan tentangnya.

“Hey.. Lihat siapa yang datang!”

 

“Wow! Dia pergi keluar!”

 

“Padahal ini masih siang tapi dia berani pergi keluar. Aku penasaran ada urusan apa penyihir itu keluar siang-siang begini.” Seorang gadis tertawa.

 

“Yah! Jangan berkata seperti itu! Apa kamu belum pernah mendengar tentang kutukannya?”

 

 

“Kutukan apa?”

Dara langsung membeku di tempat.

“Siapa saja yang menyewa apartemen di lantai dua di gedung apartemen ini akan bernasib sial.”

Gadis yang satu lagi terkesiap. “Kurasa aku pernah mendengar salah satu tetangganya meninggal karena serangan jantung. Dan juga yang bilang bahwa seorang anak yang sakit setelah berdekatan dengannya.”

Dara merasakan lututnya gemetaran. Ada apa dengan semua rumor tentang dirinya ini? Hanya karena dia lebih memilih untuk tinggal di rumah, tidak seharusnya mereka menghakiminya seperti itu.

‘Apakah aku semenakutkan itu? Apakah aku benar-benar terlihat mengerikan?’ Dia bertanya pada dirinya sendiri.

Dia mencoba untuk melanjutkan langkahnya tapi lututnya masih gemetaran. Dia mencoba menggerakkan kaki yang satunya lagi, tapi pandangan matanya menjadi kabur.

Hal terakhir yang dia ingat adalah rasa hangat yang menyelimutinya.

Dan entah bagaimana, perasaan itu terasa familiar.

……………………………………………………………………………..

~TBC~

<<back   next>>

35 thoughts on “Ahjumma Next Door [Chapter 6] : Poor Seungri

Leave a comment