Disguise [Chap. 10]

1522029_773023679379833_1119804122_n

Author : Zhie

Main Cast : Park Sandara (2ne1), Kwon Jiyong (Bigbang), Park Bom (2ne1), Lee Joon (Mblaq)

page

Support Cast  : Choi Seung Hyun (TOP Bigbang), Lee Chaerin (CL 2ne1) Gong Minzy (2ne1), Park Han Byul, Choi Dong Wook (Se7en)

Genre : Drama, Hurt

Length : Chapter

Rating : PG-13

~~~

Jiyong Pov

Aku segera berlari menuju ke gedung pameran fakultas seni setelah makan siangku berakhir, Dara sudah mengingatkanku untuk menyempatkan diri mampir setelah kelas usai dan dia akan murka bila aku tak menurutinya. Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling saat telah tiba di sana, tapi gadisku tak juga menampakkan dirinya.

“Aigo. Di mana dia?” Aku pun berniat meraih ponselku saat mataku tak sengaja menangkap sosok yang tak kuduga sebelumnya. Hye Min. Jung Hye Min?

Sejenak aku mengamatinya, ia kini seakan berada di dunianya tak perduli dengan keadaan sekitar… ia terlihat menatap intens sebuah lukisan di hadapannya. Benar-benar mirip seseorang. Dengan pasti aku melangkah pelan mendekatinya, berdiri mensejajarkan diri dengannya… tapi ia tetap tak bergeming- tak menyadari kehadiranku tepatnya.

“Indah.” gumamnya kemudian, membuatku mau tak mau kembali melihat ke arahnya.

“Indah?” ulangku- tak mengerti.

“Ne.” jawabnya lirih tanpa melihatku, aku tertegun- kembali aku memperhatikan intens yeoja di sampingku yang sepertinya belum juga sadar dengan kehadiranku.

“Apanya?” tanyaku akhirnya.

“Kau tidak melihatnya? Ini indah, Ji.”

Deg

Apa ini? Tiba-tiba aku merasa sesuatu kembali terulang… ini pernah terjadi sebelumnya.

“Benarkah?” Entah mengapa suaraku mulai tertahan sekarang, menunggu setiap jawabannya yang keluar darinya.

“Ne.” jawabnya masih tanpa melihatku.

“Ah. Tapi-” sejenak aku berpikir… “Tapi aku berpikir- kau lebih indah.” lanjutku akhirnya. Apa ia akan menjawab seperti yang kuduga? Itu tidak mungkinkan…

“Cih. Berhentilah terus mengucapkan-”

Deg

Aku tersentak begitu pun juga dirinya, mata kami pun kini beradu- aku tak bisa memungkiri ada yang salah dengan detakan jantungku sekarang. Ini tak seharusnya terjadi…

Beribu-ribu pertanyaan berada di benakku sekarang. Apa? Kenapa? Bagaimana bisa? Dia? Saat aku dapat memastikan apa yang akan ia jawab seperti yang kuduga sebelumnya… aku mengingat dengan jelas, sangat jelas… itu percakapanku dan Dara, hanya aku dan Dara tapi kenapa dia-?

“Kau- siapa? Siapa sebenarnya dirimu, hah?” tanyaku dengan suara yang kini bergetar. Aku tak melepaskan pandanganku darinya, hingga kulihat ia mencoba menghindar dan berbalik pergi tapi dengan sigap aku meraih pergelangan tangannya, “Jawab aku!” pintaku yang kusadari aku tengah memohon sekarang.

“Ya! Jiyong-ah.”

Sebuah suara kembali menyadarkanku dan itu membuat pegangan tanganku pada Hye Min terlepas seketika, aku pun menoleh ke asal suara.

“Ah. Dara.”

Bom Pov

Aku melihat Jiyong yang berdiri tak jauh dari tempat di mana aku berada. Ck ck… mengapa ia tak segera mencariku? batinku. Kini aku berjalan menghampirinya.

“Ya! Jiyong-ah.” panggilku- membuat ia seketika berbalik melihatku.

“Ah. Dara.”

“Apa yang membuatmu begitu lama, hah?” omelku kemudian saat telah berada di dekatnya, dan saat itu tatapanku terhenti pada seorang yeoja yang ada di hadapannya. .. “Ah. Bukankah kita pernah bertemu sebelumnya?” tanyaku akhirnya pada yeoja yang kini hanya diam seperti terpaku melihatku.

“Ah. Ne. Aku- aku Hye Min, kita memang pernah bertemu sebelumnya.” jawabnya kemudian membuatku mengingat-ingat, bahkan aku merasa ia sangat familiar.

“Kita pernah membawanya ke ruang kesehatan, Dara. Ia pingsan saat tak sengaja bertabrakan denganku… dan sekarang kami berada di fakultas dan kelas yang sama karena ia adalah mahasiswi pertukaran.” ucap Jiyong dengan cepat menjelaskan, aku pun mengangguk mengerti- mengingatnya, tapi jujur ada yang aneh dari cara ia menatapku namun entah kenapa tatapannya itu serasa tak asing. Benar-benar tak asing.

“Kau menyukai lukisan?” aku kembali bertanya, ia sempat membalas tatapanku sesaat tapi dengan cepat ia kembali menghindarinya dan menjawab hanya dengan anggukan… “Ah. Baguslah, kuharap kau dapat menikmati apa yang ada di sini sekarang… bersyukur kau tidak seperti Jiyong yang sedikitpun tak pernah bisa mengerti apa makna dari setiap goresan pada sebuah lukisan- ia selalu menganggap itu hanya sebuah objek mati yang tidak memiliki kehidupan.”

“Ya… ya… ya… kenapa kau bawa-bawa aku, Dara? Walaupun aku tak begitu mengerti, tapi akulah yang paling rajin datang kemari dan juga ke tempat pergelaran seni yang lain.” Jiyong mulai tak terima sekarang, aku pun mencibir- menggodanya.

“Ne. Tapi itu hanya untuk menemaniku, Jiyong… bukan untuk menikmatinya.” lanjutku membuatnya hanya berdesis, tapi kemudian kami pun saling tersenyum seperti biasa.

“Ah. Kalau begitu… bisa kau jelaskan makna dari lukisan ini? Aku ingin lebih memahaminya.” ucapnya kemudian menunjuk sebuah lukisan yang ada di hadapannya- itu sebuah lukisan bunga lily berwarna kuning sebagai pusat dari objek gambar dengan sentuhan warna yang dominan hitam sebagai backgroundnya. Aku pun berpikir sejenak, mencoba mencari jawaban yang memudahkannya untuk mengerti- setidaknya aku bisa memberi penjelasan dari arti bunga lily itu sendiri.

“Ehm… kau pasti tahu Lily itu dilambangkan sebagai bunga yang memiliki makna kesucian, kemurnian, dan kebahagiaan. Di sini sang pelukis lebih menonjolkan warna kuning terang dari bunga lily itu sendiri yang artinya dengan lukisan sederhana ini ia ingin menampilkan kesan dan memberi rasa bahagia bagi siapapun yang melihatnya. Aku pikir, kau pasti bisa merasakannya bukan? Bagaimana lukisan ini tetap terlihat indah dan menenangkan.” jawabku berusaha memberitahunya sedetail mungkin, dan harusnya itu sudah cukup membuatnya untuk mengerti.

“Ah. Begitukah? Tapi- Dara… bolehkah aku mengungkapkan satu hal?” ucapnya kemudian masih tanpa melihatku, aku pun mengangguk.

“Neh.”

“Bunga Lily tidak selalu memiliki arti kesucian, kemurnian, dan kebahagian tetapi itu bisa juga memiliki arti kepalsuan dan kebohongan. Aku baru saja menangkap satu hal disini, dengan latar hitam yang lebih dominan dan warna kuning terang dari bunga yang ia tampilkan dan beberapa kelopak yang sengaja ia buat berjatuhan… tidakkah itu sudah jelas? Bahwa makna yang dari lukisan ini adalah kebohongan yang tidak selamanya akan bertahan- itu tidak akan selamanya bisa disembunyikan dan semua akan terlihat pada waktunya, tidakkah kau berpikir itu… Park Sandara?”

Deg

Aku seketika kembali melihat ke arahnya, dan aku tersentak ia telah melihatku sekarang. Mata coklatnya benar-benar membekukan, aku tak mengerti tapi ada aura yang membuatku bergidik darinya… dan apa itu tadi? Ia mengatakan tentang kebohongan? Cih! Harusnya aku tak perlu merasa gelisah karena ia mengatakan itu tanpa tahu apa-apa.

“Ya! Dara- kenapa kau melamun, eoh? Hye Min tengah menunggu jawabanmu sekarang?” Jiyong kembali menyadarkanku.

Aku sebisa mungkin untuk tersenyum, “Ne. Hye Min-ah, kau benar… itu bisa memiliki arti lain yaitu kebohongan. Tergantung dari sudut mana kita melihat pastinya- jadi gomawo telah memberi tahuku untuk itu.” jawabku akhirnya, namun hanya wajah tanpa ekspersi yang kulihat. “Ck ck… ada apa sebenarnya dengannya?” batinku kembali berucap.

“Dara, kau di sini… aku mencarimu kemana-mana, bisa kau bantu kami?”  CL beserta yang lainnya tiba-tiba datang menghampiriku- membuatku mengerutkan kening.

“Waeyo?”

“Mr. Sean, memberi tugas padaku dan yang lain untuk menyelesaikan lukisan yang ia buat- sebenarnya itu telah memasuki tahap akhir dan hanya membutuhkan beberapa sentuhan warna dan goresan tapi kau tahukan… ia memiliki selera yang tinggi, bila apa yang kita lanjutkan tidak sesuai ekspetasinya maka nilai akhir kita akan terancam. Ayolah… mencobanya Dara, kau salah satu yang memiliki selera sama dengannya. Kau pasti dapat membuat lukisannya menjadi lebih sempurna.” ucap CL kali ini dengan memohon. Jujur aku ingin membantunya tapi itu jika aku bisa, karena tidak dipungkiri aku tidaklah sehebat Dara walaupun aku mengerti teknik-teknik dasar dalam melukis tapi tidak untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa… sebisa mungkin aku selalu beralasan tanganku kini tak dapat kugerakkan dengan baik akibat kecelakaan dan sejauh ini mereka selalu mempercayainya.

“Ah. Mianhe, kau tahu sendiri bagaimana kondisiku sekarang CL… bahkan lukisan yang telah kubuat saat ini masih jauh dari kata sempurna jadi aku tak bisa membantu kali ini.” jawabku akhirnya, terlihat ia dan yang lain menghela nafas panjang- kecewa… tapi mereka kembali memakluminya seperti biasa.

“Ah. Tunggu.” ucap Hye Min saat CL dan yang lain beranjak pergi, “Bolehkah aku mencoba?” lanjutnya kini membuat kami semua memusatkan pandangan padanya, “Biarkan aku memberikan beberapa sentuhan. Aku akan membuatnya lebih indah.” lanjutnya kembali berucap. Aku benar-benar tak mengerti dengannya, kenapa ia begitu percaya diri hah?

“Ya! Hye Min-ah, bukan berarti dengan kau dapat mengerti akan makna dari setiap lukisan- lalu kau juga bisa menciptakannya. Itu sesuatu yang berbeda, kau tahu?” Jiyong dengan tegas mencegahnya.

“Tentu aku tahu itu- sangat tahu bahkan. Jadi jangan memberi tahu aku apapun di saat kau bahkan tak dapat mengetahuinya.”

“Mwo?” Jiyong mengerutkan keningnya sekarang, sementara Hye Min kini mendekati CL.

“Aku beberapa kali memenangkan kejuaraan dalam bidang seni lukis di Amerika, jadi bisa aku mencoba? Percayalah padaku, Chaerin-ah.”

~~~

Kini mereka semua tengah memperhatikan Dara, menjadikannya titik fokus mereka. Dara berusaha untuk tetap tenang dengan sejenak mengamati lukisan di hadapannya seraya melipat lengan panjang blus nya… dan saat ia telah mengerti apa arti yang ingin ditunjukkan Mr. Sean dari lukisannya, ia pun segera duduk di kursi yang ada- mengambil kuas dan mencampur beberapa warna.

Dengan cepat namun hati-hati ia mulai menggoreskan kuas di sana- menambahkan warna yang telah ia buat agar itu terlihat lebih hidup dan indah, dan akhirnya itu tak butuh waktu lama hingga menjadikannya benar-benar sempurna, karena Mr. Sean telah lebih dulu menyempurnakannya melalui sapuan detail di setiap gambar.

“Waaahhh… Daebak, ia membuatnya sangat cepat dan detail di setiap goresan.”  Salah satu dari mereka yang sejak awal memperhatikan bagaimana Dara membuatnya mulai berkomentar.

“Ne. Cara ia memegang kuas, dan  cara ia menggoreskannya… tidakkah itu mengingatkan kita akan seseorang?” tambah yang lainnya.

“Ah… Dara pernah mengajarkanku akan cara itu.”

“Omo. Kau benar, ia melakukannya seperti Dara.”

Sudut bibir Dara seketika mengembang saat ia mendengarnya, entah kenapa ada kepuasan yang dirasakannya di saat orang-orang mulai dapat melihat dirinya walaupun itu hanya melalui kemampuan dan keahlian yang ia punya.

Dara Pov

“Hye Min-ah. Aku tidak menyangka, kau ternyata sehebat ini.” ucap CL yang menghampiriku disusul dengan Bom dan Jiyong di belakangnya. Aku pun mengembangkan senyumnya.

“Anio. Aku hanya mencoba- beruntung hasilnya tidak mengecewakan. Tentunya aku tidak mungkin sehebat, Dara kan?” ucapku kemudian- melihat ke arah Bom yang kutahu sedari tadi tengah memperhatikanku, begitu pun Jiyong.

“Ah. Iya… Dara. Tidakkah kau merasa ia melukis seperti dirimu? Itu benar-benar mirip, aku pikir kalian mempelajari tekhnik yang sama.” lanjut CL pada Bom yang kini dapat kulihat jelas perubahan di raut wajahnya.

Sementara Jiyong, ada apa denganmu hah? Kau melihatku tanpa lagi berkata-kata. Apakah sedikit saja kau telah merasakan kehadiranku sekarang? Apa kau akan tahu? Cih.

Ini bukan saatnya kau untuk takut, Dara- bukan pula saatnya untuk menyerah- ini barulah dimulai, dan Bom… sadarkah dirimu sekarang? Kau tidak bisa benar-benar menjadi diriku, bukan?

-to be continued-

<<Back  Next>>

30 thoughts on “Disguise [Chap. 10]

  1. Ayoo thorr lanjutin chapp selanjutnyaaa aku penasaran makin seru nihh HAHA jangan lama lama thor lanjutinnyaa hehe fightingg!!

  2. weeeh akhirnya dara mulai menunjukka siapa dirinya kekeke… ayo eonni semangaat jangan menyerah….
    apa jiyong nggak ngrasa sama sekali kalo hye min itu dara? kenapa sih bom ter obsesi bgt jadi dara?
    pengennya thor lebih banyak momment dara ama jiyong bareng yg nggak di sengaja gitu,, terus ada kejadian2 di masa lalu terulang lagi,,, uuh pasti greget kekeke…
    next lagi ya,,, fightiing!! ^^

  3. Kata kata terakhir Dara keren tuh hahaha, kenapa ga di ucapin aja langsung biar Bam!! wkwkwk, yosshhh, dikit lagi~~ tetep seperti itu Dara~ wkwk biar Bom tau rasa! ckck

  4. daran kerennnnn,dan ekspresi nya bom enggk tau lgi deh tuh gimana waktu dara ngejelasin versi dia arti dari lukisan itu,DEABAKKKKKKK

  5. wuihhh kebenaran akan terungkap sepertinya ini akan selesai dalam waktu dekat. ah ani, mungkin akan cukup lama karena permainan baru saja dimulai. dagdigdug sendiri bacanya hahaha aku mungkin terlalu fokus baca ff ini jadi kebawa suasana tegang. bom kok jahat banget ya? mengorbankan kebahagiaan seseorang demi kebahagiaan dirinya sendiri. aigoo aku membenci bom di ff ini -_-

  6. asli nyesek bacanya.
    gak kebayang gimana sakitnya Dara saat gak bisa jadi diri sendiri di hadapan orang-orang yang dia sayang.
    beruntung bom datang saat dara liat lukisan bunga lili setidaknya bom harus ingat bahwa tidak selamanya dia bisa berbohong.

Leave a comment