IF YOU [Chap. 6]

if-you-pic

Author :: Hanny G^dragon (twitter : @Hannytaukand)

Cast     :: Sandara Park (dara), Kwon Jiyong (Gdragon)

            Annyeooong yeoreobuuun, mian baru update kekeke. Masih pada inget kan ceritanya, kalau lupa silahkan baca lagi dari chap awal jahahahaha. Oia ini belum final ya ternyatah hahaha biasa author labil pemirsah, wkwkwk.

Jiyong Pov

            Aku seperti mayat hidup sekarang, bernafaspun aku terasa sulit dan sakit diwaktu yang bersamaan. Aku tak bisa berdiam diri, setidaknya aku ingin memperjuangkan Dara sekarang. Namun keluarganya tidak memperbolehkanku menemuinya, dan itupun ternyata permintaan Dara sendiri. saat aku mengunjunginya di rumah sakit, penjagaan ketat di depan ruang inapnya. Bodyguard yang senantiasa berdiri kokoh tak bergeming, menghadang saat aku berusaha masuk kedalam. Seperti orang yang kesetanan aku berteriak, terus berteriak. Hanya satu nama yang ku teriakan.

Dara.

            Aku sangat merindukannya, senyum manisnya, mata indahnya yang selalu memancarkan cinta yang hangat saat aku menatapnya, suara lembutnya yang mampu mematahkan setiap kebencian di bumi. Ah aku gila, aku ingin melihatnya.

“Ku mohon Bomie nuna, izinkan aku bertemu dengannya” mohonku pada Bom nuna yang menatap tajam padaku. Aku tahu aku di benci sekarang.

“Menjauhlah darinya Ji. kau menghancurkan adik-adikku” ucap Bom nuna bulir bening turun di pipinya. Dia menangis.

“Kau membuat Cl membenci Dara, kau membuat Dara semakin menderita karena merasa dia dibodohi di sini, ia merasa ia yang selalu mengakibatkan Cl menderita dan kau berhasil membuat Dara sekarat” ucapnya lagi membuat lututku lemas aku ambuk berlutut di depan pintu kamar inap Dara.

“A-aku tak bisa membiarkannya seperti ini nuna, apakah separah itu kondisinya. Ku mohon katakan padaku” tanyaku. Aku berharap fikiranku salah besar. Aku tidak ingin kehilangannya.

“Dia sakit Ji. saat kecelakaan itu yang menyebabkan appa kami meninggal dan Dara di situ juga terluka parah, otaknya mengalami penyumbatan karena benturan yang hebat. Obat-obatan yang selalu dikonsumsinya lah yang membuat dia bertahan, dan asal kau tahu karna mu dia mau meminum obat-obat itu lagi bahkan dia mulai memikirkan untuk menyutujui pengobatan di Amerika lagi.  Namun pastinya sebelum kehancuran ini terjadi, lihatlah sekarang bahkan saat bernafaspun ia enggan, detak jatungnya lemah seakan tak ingin berdetak, jiwanya enggan menapaki bumi lagi, hiks a-aku tak bisa membuatnya bahagia. Aku kakak yang tak bisa menjaganya” ucap Bom yang kini terisak, mencengkram leher bajunya seakan ia tercekat.

“Mianhae, jeongmal mianhae. Dara-aaah, bangun sayang. Aku merindukanmu, ku mohon baby buka matamu. Kau bisa memaki, memarahiku bahkan kau bisa memukulku sepuasmu, tapi ku mohon sayang buka matamu” ucapku menatap sosok yang ku cintai terbaring lemah dengan alat bantu hidupnya. Aku hanya bisa menatapnya dari kaca kecil di pintu kamar inap. Bomie nuna membiarkan aku melihatnya dari sini, walau bodyguard yang masih menatap waspada padaku.

“Kau menjauh dari pintu itu” ucap seseorang dan aku menolehkan wajahku.

Kakek Park.

“Namja sepertimu untuk apa menangisi cucuku yang malang, hemm? Bukankan mencium yeoja lain selain tunanganmu sendiri adalah tabiatmu? Jadi kau-“ ucap kakek Park terpotong saat dokter yang di khususkan merawat Dara keluar dari kamar inap Dara.

“Tuan, nona sudah sadar” ucap dokter dengan wajah lega.

“Benarkah? Ah cucuku” ucap kakek Park lalu menerobos masuk ke kamar ruang inap itu. Aku pun ingin melihat Daraku, aku pun berlari menerobos masuk mendahului para bodyguard dan kakek tua itu.

            Aku melihatnya, mata indah itu kini terbuka. Wajah itu yang walau masih pucat namun masih cantik seperti biasanya, aku merindukannya. Sungguh aku merindukannya. Aku pun berlari lagi dan memeluk tubuh rapuhnya dengan erat. Menyalurkan rasa rinduku yang membuatku gila.

“Terimakasih sayang, kau kembali. aku merindukanmu” ucapku sambil menghirup rakus aroma vanila kesukaanku yang menguar dari tubuhnya. Aku terus memeluknya namun ia tak kunjung membalas pelukannku. Ku longgarkan pelukanku dan menatap matanya. Aku sedikit terkejut saat mata kami bertemu, saat aku melihat mata itu, mata yang dulu memancarkan cintanya padaku yang biasanya hangat bagai sinar matahari di pagi hari kini terasa sangat dingin, membekukanku membuat menggigil.

“Pergi” ucapnya singkat. Seperti tertimpa beberapa beton aku merasakan kesakitan di ulu hatiku.

“Sa-sayang, kita bisa bicarakan ini. ku mohon aku tak ingin semua ini berakhir” ucapku kini yang sudah menangis di depannya. Ya aku menjadi namja cengeng karena nya.

“Keluarkan dia dari sini” ucap seseorang mengiterupsi dan kini aku di tarik paksa oleh bodyguard berotot menjauh dari Dara yang tak menatapku sama sekali.

“Baby, ku mohon dengarkan aku. Sayang, jangan seperti ini. Aarrrgggh lepaskan aku ingin disamping tunanganku” teriakku sia-sia memberontak sebisaku, namun karena fisikku yang melemah tak makan tak tidur membuatku dengan mudah di seret keluar, dan sebelum pintu itu di tutup lagi-lagi aku melihat ke arah Dara, ia tak menatapku sama sekali.

Sayang, tolong tatap aku.

“Tuan, sebaiknya ada pergi dari sini sebelum kami bertindak lebih kasar” ucap salah satu bodyguard itu. Aku pun melangkahkan kakiku menuju mobil, bukan karena aku menyerah dengan Dara aku tidak akan menyerah untuknya. Aku hanya ingin memberinya waktu, aku ingin saat dia pulang dari rumah sakit kita bisa membicarakan ini baik-baik dan kami kembali seperti dulu.

            Aku melajukan mobilku, bukan untuk ke apartemen melainkan menuju pemakaman pribadi keluarga Park. Sungguh tempat itu yang kini ada di fikiranku. Setelah sampai, ku langkahkan kakiku memasuki pemakaman indah itu sebelum seseorang yang sedang menangis di tengah makam nyonya dan tuan Park.

Cl

“Eomma, appa. Mengapa kalian tak mengajakku ke sana? Aku menderita di sini. Aku merindukan kalian” ucapnya ditengah-tengah isaknya.

“Cl” ucapku. Dia menengadahkan wajahnya yang sembab karena menangis dan menatapku.

“Ji, cih kau puas sekarang?kau sudah puas telah menghancurkanku hah?” teriak Cl emosi.

“Cl-aah, aku minta maaf atas semua kesalahfahaman antara kita. Saat kau pergi meninggalkanku aku tidak tahu apapun karena kau pergi tanpa menjelaskan apapun dan aku mulai membencimu hingga aku menggunakan Dara sebagai alat pembalas dendam kesakitanku. Dan kau tahu, dia yang seharusnya aku lindungi dari dulu. Aku menyesal membuatnya sebagai alat. Ku harap kau pun sama menyesalnya karena memperlakukan Dara dengan buruk. Dia sangat menyayangimu Cl-aah” ucapku menatap sendu padanya.

“hah, kau membelanya. Dia merebut semua yang menjadi kebahagiaanku, eomma, appa dan kau!!! Apa itu belum cukup untuk aku membencinya?” wajah Cl penuh emosi. Aku muak mendengarnya.

“DIA SANGAT MENYAYANGIMU, BAHKAN DIA MENGAKHIRI HUBUNGANNYA DENGANKU KARENA IA MENGIRA BAHWA DIA YANG MEMBUATMU MENDERITA, BAHWA DIA, HANYA DIA YANG BERSALAH DISINI. Dia hanya memikirkan orang lain. Tidak dengannya” nadaku merapuh saat mengingat itu semua. Kata-kata berakhir yang Dara ucapkan di tempat ini, membuatku merapuh.

“Sebaiknya kau pulang Cl-aah, sebelum kau menyesal” ucapku sambil berlalu pergi meninggalkannya.

Author Pov

            Dara sudah berada di kediaman Park, ia sudah membaik walau hatinya tidak membaik bahkan semakin memburuk. Bagaimana tidak, setiap hari ia harus menutup telinganya dari teriakan Jiyong di luar gerbang rumahnya, meneriakkan namanya. Ia pun harus menutup hatinya, rasa sakit itu masih sama besarnya walau masih besar rasa cintanya.

            Di luar kamar Dara, ada Bom yang kini menatap sendu adiknya yang masih menangis. Ya dia Cl yang baru kembali pulang dan mendapat kenyataan bahwa Dara menderita sakit yang bisa kapanpun membawanya hilang dari dunia.

“eonnie, a-aku terlalu jahat padanya. Aku harus bagaimana? Apa dia akan memaafkanku eonnie? Aku sudah terlalu jahat padanya, aku jahat eonie, ottoke?” sesal Cl. Dia sudah mengetahui semuanya, ia tahu bahwa Dara tidak salah apapun disini. Kini matanya terbuka, kini ia tahu bahwa adik kecilnya menderita melebihi penderitaannya. Dan ia menyesal sangat menyesal.

“Tenangkan dirimu Cl-aah. Bicaralah padanya baik-baik. Dia akan mendengarkanmu” ucap Bom sambil memeluk tubuh Cl yang terisak. Bom tahu bahwa adiknya yang satu ini pun merasakan sakit walau tak sebesar yang Dara rasakan selama ini.

            Cl menaiki tangga setelah dikiranya ia bisa menghadapi Dara saat ini. sugguh ia ingin memeluk adiknya sekarang. Cl terhenti didepan pintu kamar Dara, tangannya masih mengudara hendak mengetuk namun tak kunjung dilakukannya. Keraguan menyerangnya sekarang, pertanyaan di fikirannya membuatnya ragu.

Apakah Dara akan memaafkannya?

Apakah Dara akan bisa melihatnya lagi sebagai kakaknya?

            Masih banyak lagi pertanyaan yang muncul di benak Cl, namun rasa bersalahnya membuat dia memberanikan diri mengetuk pintu itu, hingga suara pintu terbuka membuatnya mematung melihat sang adik menatapnya sendu.

“Eonie? Kau sudah pulang?” tanya Dara.

Dia masih memanggilku eonie setelah apa yang ku lakukan padanya?batin Cl.

            Cl memeluk erat tubuh Dara, menangis di bahu sang adik sambil melafalkan kata maaf berkali-kali. Dara tidak membalas pelukan Cl. Rasa sakit sungguh menyerangnya, dia manusia biasa namun lagi-lagi dia mementingkan orang lain dibanding dirinya sendiri.

“Gwencana eonie. Maaf membuatmu menderita karena kehadiranku dihidupmu” ucap Dara masih tak membalas pelukan Cl. Mendengar itu Cl semakin memeluk erat tubuh sang adik, ia menggelengkan kepalanya.

“Tidak Dara, tidak. jangan berkata seperti itu. Maafkan aku sungguh maafkan sikapku selama ini Dara. ku mohon” ucap Cl semakin terisak.

“Ne eonie. Aku sudah memaafkanmu. Aku sangat menyayangimu lebih dari apapun” ucap Dara kini ia membalas pelukan Cl. Cl yang mendengar itu semakin terisak, sungguh adiknya memang malaikat yang malang. Mengapa penyakit itu menimpa malaikat kecilnya, ia tidak ingin kehilangan malaikat kecilnya ini.

“Geumanhae eonie. Uljimayo~” ucap Dara melepas pelukan Cl dan menghapus butiran-butiran air mata di pipi Cl.

“Izinkan aku merawatmu Dara~ku mohon” ucap Cl menatap sang adik dengan sendu. Wajah pucat yang dihadapannya tersenyum lembut meski lemah namun tetap cantik.

“Emm” angguk Dara lalu Cl menghambur memeluk Dara lagi.

Rawat aku sampai batas itu eonie. Batin Dara.

“DAAARAAAAA, AKU DISINI. KU MOHON AKU INGIN MELIHATMU SEBENTAR SAJA” teriak yang Dara yakini itu Jiyong yang masih teriak dari luar gerbang rumah. Karena dia sama sekali tidak diperbolehkan masuk oleh kakek Park maupun Dara.

“Kau yakin tak ingin menemuinya? Dia sangat mencintaimu” ucap Cl pelan, walau sakit mengatakan itu namun itu kebenarannya. Di hati Jiyong Cl tahu dia sudah tak berarti apa-apa. kini hati pemuda itu penuh dengan sosok pucat yang ada di hadapanya.

“Aku tidak bisa bertemu dengannya eonie. Melihatnya seperti melihat rasa sakit. Aku masih merasakan sakit eonie” ucap Dara dengan nada getir penuh kepedihan.

“Baiklah, kau istirahat sekarang. Aku akan menemuinya bilang bahwa kau belum bisa menemuinya” ucap Cl dan mendapat anggukan setuju dari Dara yang sudah terbaring dengan selimut menutupi tubuhnya hingga dadanya.

            Cl menuju gerbang rumahnya, ia mendapati namja yang dicintainya namun ia harus menghilangkan rasa itu demi adiknya kini. Biarkan dia yang sekarang berjuang untuk adik kecilnya itu.

“Ji” panggil Cl, membuat namja yang sedang tertunduk lesu dengan kondisi yang berantakan. Wajah sembab, pakaian yang lusuh dan badan yang tak terurus sama sekali.

“Cl-aah Dara ada di dalam kan? Izinkan aku masuk Cl-aah. Ku mohon aku ingin menemuinya” ucap Jiyong yang memohon pada Cl.

“Mian Ji. Dara tak bisa menemuimu sekarang. Bersabarlah aku akan membujuknya kau pulanglah” ucap Cl iba, sungguh Jiyong yang saat ini sangat kacau.

“Shirro, aku akan tetap di sini menunggunya untuk membicarakan pertunangan kita, Cl-aah. Membicarakan hubungan kami” ucap Jiyong lagi. Cl tak bisa berkata apapun, ia tahu Jiyong yang saat ini sangat keras kepala melebihi yang biasanya. Ke duanya hening, hingga Cl menengadahkan kepalanya menatap balkon kamar Dara.

Dara!!!

            Cl melihat Dara yang memperhatikan Cl dan Jiyong sedari tadi. Hingga Cl melihat Dara yang mengangkat satu sudut bibirnya (*smirk) yang menyedihkan. Jiyong yang melihat perubahan wajah Cl pun menatap ke arah pandangan Cl. Kini ia bisa melihat malaikatnya walau dari jauh, ia bisa melihat wajah pucat malaikatnya. Namun masih tetap terlihat cantik.

“DARA, AKU TAHU KAU MENDENGARKU. KU MOHON BIARKAN AKU MELIHATMU DARI DEKAT. KU MOHON SAYANG. AKU MERINDUKANMU”teriak Jiyong seperti kesetanan.  Dara menatap namja yang berteriak itu, hatinya sakit melihat namja itu bahkan kakinya bergetar hebat hingga ia harus mencengkaram kuat terali besi balkon untuk menopang tubuhnya.

“…” Dara tidak menjawab ataupun menanggapi Jiyong dia melangkah mundur, memasuki kamarnya lagi dan menutup pintu kaca balkonnya.

“ANDWE, bebe jangan pergi ku mohon. aku ingin melihatmu sayang” rintih Jiyong. Cl yang melihat itu hanya bisa berdiam diri tak bisa berbuat apa-apa.

“Annyeong, aku Park Jimin. Bisa aku bertemu dengan Dara nuna” ucap Jimin yang datang menjenguk.

“Ah kau Jimin. Masuklah, Dara sudah menunggumu” ucap Cl yang memang tadi Dara memberi tahu bahwa temannya akan menjenguknya.

“Ah gumawo nuna ..”

“Cl, panggil aku Cl nuna”

“Ah ne, gumawo Cl nuna. Aku masuk ne” ucap Jimin tanpa menghiraukan tatapan tidak bersahabat Jiyong.

“YAK!!!MENGAPA DIA BISA MASUK, KENAPA AKU TIDAK DIPERBOLEHKAN MASUK HAH!!! APA-APAAN INI, AKU MAU MASUUUUUK!!!!!!  DARAAAAA!!!!!!” Jiyong kalap, kesabarannya sudah habis. Dia ingin menerobos masuk namun lagi-lagi penjagaan terlalu ketat dan berakhirlah Jiyong yang kini babak belur di hajar bodyguard kelurga Park.

“Sebaiknya kau pulang Ji, kau bisa mati jika di sini” ucap Cl menolong Jiyong menuju mobilnya.

“Aku akan selalu kembali ke sini Cl-aah” ucap Jiyong lalu melajukan mobilnya.

            Sedangkan di kamar Dara, Jimin menatap yeoja yang menjadi pujaan hatinya. Ia ingin menangis saat ini melihat yeoja yang bersinar dulu kini sinarnya mulai meredup.

“Nuna, gwencana?” tanya Jimin hati-hati.

“Nan gwencana Jimin-aah” ucap Dara.

“Nuna, ku mohon bisakah kau menjalani terapi itu. Ku mohon nuna” ucap Jimin kini sambil menggenggam kedua tangan Dara. Dara tersenyum lembut pada Jimin. Ia seperti melihat kucing gembul yang sedang memohon.

“Jika aku melakukan terapi itu, apa aku bisa hidup lebih lama?” kini Dara mentap jimin dengan tatapan penuh. Jimin yang di tatap seperti itu sempat kehilangan fokusnya namun kembali menatap Dara dengan yakin.

“Sekecil apapun harapan itu. Kau harus mencobanya nuna” ucap Jimin kini memberanikan diri mengelus pipi pucat Dara. sungguh rasanya yeoja dihadapannya amat rapuh hingga ia dengan hati-hati mengelus pipi itu.

“Baiklah, tapi jika masih tidak berhasil kau mau berjanji satu hal untuk ku Chim?” tanya Dara masih tersenyum. Jimin menurunkan tangannya dari pipi Dara, ia mengangguk setuju.

“Apapun akan ku lakukan untukmu nuna” ucap Jimin sambil menecup sayang dahi Dara. Dara membiarkan Jimin melakukan itu untuknya. Ia tahu bahwa namja ini terobsesi padanya, namun ia tidak bisa memungkiri bahwa namja yang umurnya dibawah Dara itu sangat membuat Dara tenang untuk saat ini.

“Kau sudah menjadi namja dewasa rupanya. Gumawo Jimin” ucap Dara lagi kini dia yang mengecup pipi Jimin dengan lama dan Jimin yang tadinya terkejut dengan itu kini merasakan pipinya basah.

“Nuna, waeyo?” tanya Jimin, yang segera mungkin menghilangkan butiran kesakitan dari yeoja di hadapannya itu.

“Jadilah Jimin yang selalu menyayangi Chanyeol mu, jadilah Jimin yang selalu periang, selalu mendengar apa kata hyungmu, dan jadilah Jimin yang dewasa” ucap Dara sambil mengelus rambut hitam Jimin. Mendengar itu Jimin menangis, ia seperti mendengar sebuah kata-kata terakhir.

“ne nuna, aku akan menjadi yang kau ucapkan. Aku berjanji nuna” ucap Jimin menghambur memeluk Dara yang juga terisak.

Jiyong Pov

            Ini sudah seminggu setelah Dara tidak bisa ku temui, bahkan dia sudah tidak berada di kediaman Park lagi. Yang ku dengar dia pergi dari negara ini, pergi dari Seoul, pergi dari Korea selatan, pergi dari ku. Aku tidak mendapatkan apapun tentang keberadaanya. Keluarga Park sangat ketat dan rapih menyembunyikan keberadaan Dara. dan itu membuatku semakin kacau, hidupku hancur berantakan.

“Mianhae” ucapku saat melihat wajah teman-temanku. Top hyung, Yongbae, Daesung, dan Seungri. Mereka menjadi korban dari semua ini. kami gagal debut karena aku memutuskan keluar dari YG dan agensi pun akhirnya membubarkan kami.

“Gwencana Ji. jaga dirimu kau sangat kacau sekali” ucap Yongbae sahabatku.

“Emm. Sampai Jumpa” ucapku berpamitan pada mereka.

(disarankan mendengarkan lagu Pricked Mino feat Taehyun )

Aku berjalan kaki menusuri jalan, rasa rindu, rasa sakit dan hampa menjadi satu yang kini kurasakan di waktu yang bersamaan. Aku kehilangan dia.

Tolong tinggalkan aku tanpa mengatakan apa-apa.

Tolong tutup bibir indah itu

Jangan menyiksaku

Tanpa jejak-jejak itu yang sangat indah hingga menelan kegelapan

Penyesalan ini melukaiku, apakah ini yang kau inginkan?

Akankah aku tidak dapat melihatmu lagi? (dimanakah dirimu?)

Dirimu, yang tak dapat ku sentuh.

Rasanya sangat sakit hingga ku tak dapat menahannya.

Duri cinta menusukku (membunuh diriku)

Aku tidak bisa melupakanmu di tengah rasa sakit ini.

Dewasa ketika jatuh cinta

Setelah mengucapkan selamat tinggal (kita menjadi) anak-anak.

Bahkan jika aku menyalahkanmu yang mengilang, akulah yang satu-satunya yang merasa terluka.

Hidup seperti lalat, tidak bermakna.

Sekarang kau adalah mimpi yang tak bisa ku impikan lagi.

Aku menjadi keheningan bagimu.

Aku menjadi nafas yang tidak bisa dihembuskan dengan nyaman.

Aku masih tidak dapat melupakan jejakmu, dekapanmu.

Aku akan tetap memelukmu meskipun kau adalah duri.

Tetapi sekarang dirimu ada di puncak bukit yang tak dapat ku lihat.

Darah yang di tinggalkan jejak kakiku yang mengikutimu.

Aku masih mengucapkan selamat tinggal tapi hatiku masih menangis.

Akankah aku tidak dapat melihatmu lagi? (dimanakah dirimu?)

Dirimu, yang tak dapat ku sentuh.

Rasanya sangat sakit hingga ku tak dapat menahannya.

Duri cinta menusukku (membunuh diriku).

Aku tidak bisa melupakanmu di tengah rasa sakit ini.

(lirik Pricked by Mino feat Taehyun *edited by author).

-TBC-

            Chap ini khusus buat penderitaan Jiyong yak hahahah ketawa jahat. *ditoyorJidi. Semoga kalian suka ya dan jangan lupa komentarnya. Komentar ini dan di chap-chap sebelumnya menentukan saya kasih Pw or gak ya, oia email author ganti nih, hehehe lupa passwordnya jadi ja ganti hoho. Ni yang mau tanya Pw chap lanjutannya di sini yak hannychim2@gmail.com . klo twitter sama Ig masih sama kok, boleh lewat situ juga bbm juga boleh yang punya bbm author hehehe. Author usahakan final chap update cepet oke, annyeong *bow.

 

 

32 thoughts on “IF YOU [Chap. 6]

  1. My dear writer, ps give us a happy ending,thx in advance.pls can I have ur password for next chapter 7en ding. ..my email is gracetan _03@Hotmail. com

Leave a comment