My life as an X-agent : Chapter 8

BayyhspCcAAupMJ.jpg large 

 

 

1149038_492881937461895_299656567_n

BSezzoiCQAA_j2BBTY2AU1CUAAf1aw

 

 

Jiyong’s POV

 

Aku ingat tertidur dengan kepala yang berdenyut pedih. Semuanya bercampur aduk menjadi satu hingga membuatku rasanya ingin mati saja. Apa yang terjadi sebelum aku tidur? Aku tak ingat meminum apapun yang berbau alkohol, lagi pula jika memang aku sempat mabuk, efeknya tak akan sekuat ini. ini jarang terjadi padaku, sungguh. Apa yang terjadi padaku?. Semakin hari aku merasa semakin lemah, tak punya kekuatan…tak berdaya. Padahal dulu aku kuat…sangat bertenaga dan semua orang menakutiku.

“yah…kau lemah…kemana saja baru menyadarinya sekarang?”

Aku tersentak saat seseorang tiba-tiba berbicara di telingaku. Sangat dekat sehingga aku mengira itu adalah suaraku sendiri. Aku tak melihat apapun, baik di depan ataupun di belakangku yang aku lihat hanyalah kegelapan kosong. Ini sungguh membuatku cemas, apa ini? apa ini mimpi!?. Aku mulai bergerak dengan cepat, berusaha mencari sumber suara yang terngiang di kepalaku, tapi nihil yang ku lihat hanyalah kegelapan.

“jiyong…?”

Aku berbalik dan melihat dara berdiri di belakangku, jaraknya cukup jauh dari tempatku berdiri. Ia terlihat lelah seperti habis berlari, rambut coklatnya panjang dan terjuntai berantakan sementara wajahnya memerah dengan campuran keringat dan air mata.

“dara…” aku tersenyum lega dan mulai mengambil langkah maju untuk mendekatinya.

“TIDAK!!! JANGAN DEKATI AKU! JANGAN SAKITI AKU! JIYONG DIMANA!?”

Aku terdiam pada posisiku. Tiba-tiba dara terlihat sangat takut dan mencoba untuk lari dariku saat aku mencoba mendekatinya. Ada apa ini?

“da-dara? Ada apa?” aku merasa bodoh. Bodoh dan shock.

Tiba-tiba seorang pria keluar dari kegelapan, Ia berjalan malas kearah dara dan langsung meraih pinggang dara untuk kemudian dipeluknya. Dara terlihat senang dan lega, ia langsung memeluk pria itu erat-erat dan berlari ke-belakangnya.

“kau…”

Pria itu sangat ku kenal…terlalu ku kenal sampai-sampai membuat jantungku berdetak kencang dan membuatku mual. Tubuh kurusnya terbalut sempurna oleh mantel dan celana jeans hitam, dibalik mantel itu ia hanya memakai t-shirt putih, dipenuhi darah segar yang mengalir dari dahinya. Aku mengamatinya lekat-lekat. Rambutnya yang berwarna coklat terang sudah berantakan karena ia remas beberapa kali. Matanya yang teduh dan berwarna sama dengan rambutnya itu menatap jijik pada mata cokelat-ku. Mata kami sama persis hanya saja tatapan yang dimilikinya sangat gelap dan penuh dengan hasrat membunuh. Aku memperhatikannya, semua yang ada padanya sangat mirip denganku….dia adalah G-Dragon. Dia adalah aku.

“kau ingat ini? “yang lemah lebih baik mati saja” ?”

Aku terbelalak kaget mendengar ocehannya. Aku hampir berlari kearahnya dan sangat siap untuk merobek mulut busuk yang tak bisa ia kendalikan itu, tapi sesuatu menghentikanku. Aku tak bisa bergerak sama sekali.

“hahaha..bagaimana kau bisa lupa…”

Ia lalu mengangkat tangannya yang sudah bersimbah darah agar tepat mengarah ke wajahku. Di tangannya sudah terdapat sebuah hand-gun hitam.

“KAU YANG MENGATAKANNYA!!!!”

*DHHHHUUUARRRR!!!!*

Mataku terbuka dengan spontan dan tak kusadari aku sudah terlonjak dari tempat tidur. Dia mendapatkanku. Dia membunuhku.

“unghhh….SHIT!!!” aku meremas rambutku kuat-kuat dan menggigit bibirku dalam-dalam. Mimpi buruk terkutuk! Jantungku tak mau berhenti untuk berdetak sangat cepat dan keringat sudah membanjiri seluruh tubuhku.

DARA!!! DARA DIMANA!?

Aku melompat keluar dari tempat tidur dan langsung berlari menuju kamar dara yang terletak tepat di sebelah kamarku. Aku membuka pintu kamarnya perlahan dan menghela nafas lega saat melihat dara dengan damainya tertidur pulas di balik selimut sementara sanghyun tengah mendengkur di sebuah sofa yang tak jauh dari tempat tidur dara. Aku mengamatinya sebentar, ia terlihat tenang dan bernafas dengan teratur seraya tangannya yang mungil bergerak perlahan. Ia sangat rapuh. Dara-ku yang lembut dan rapuh. Wajahnya terlihat pucat dan matanya sedikit sembab. Apa ia menangis? Apa ia tersiksa disini? Berada di sisiku?

Aku menunduk dan mengeratkan tanganku pada pegangan pintu.

Aku ingin selalu melindunginya. Aku ingin melindungi dara.

“hey..”

“GOD!!!…shit!!!” aku terlonjak saat tiba-tiba TOP-hyung menepuk pundakku dari belakang.

“whoaa…whoaa…tenang ji…ada apa denganmu?” TOP-hyung memegang pundakku saat aku menundukkan kepala untuk mengambil nafas dan menenangkan jantungku yang sudah berdetak sangat cepat hingga menyakitkan. Aku berantakan. Seluruh tubuhku dibanjiri keringat dingin dan nafasku sudah berkejar-kejaran.

“a-aku….tidak….aku…*sigh* *sigh*…baik…aku baik” aku memegang lengan TOP hyung dan terus berusaha mengatur nafasku.

“hey…tenang….duduklah…” TOP hyung lalu menggiringku menuju meja makan dan kami duduk bersama di kursinya. Aku menghempaskan tubuhku kepada kursi dan meremas rambutku sambil menghapus keringat yang tak hentinya mengalir. TOP hyung lalu memberikan segelas air padaku yang kemudian ku tenggak dengan cepat seolah-olah hidupku bergantung pada air itu.

“ummhh…nightmare..yes?” aku mengangguk lemah pada pertanyaannya sementara TOP hyung mulai memajukan tubuhnya padaku, seolah-olah sangat penasaran dengan apa yang aku mimpikan “itu Cuma mimpi man…tenanglah…sungguh, aku tak pernah melihatmu seperti ini…”

“aku lemah hyung…” setelah diam sesaat mendengar pernyataan hyung aku menutup wajahku dan menghela nafas panjang “aku lemah sekarang…”

“hey..ini bukan salahmu ji…maksudku….kita bukan kita yang dulu lagi….aku pun sudah banyak berubah…”

“ini berbeda…a-aku….tsk! aku mudah panik sekarang…dan lihat ini aku menggigil karena…karena sebuah mimpi konyol…khhh!”

“maksudmu kau benci dirimu yang sekarang dan merindukan dirimu yang dulu…?” TOP-hyung bertanya sambil memainkan gelasnya. Aku terdiam. Tidak…tentu saja aku benci diriku yang dulu…aku bahkan tak ingin kembali jadi diriku yang dulu….tapi…ini…kepanikan ini…membuatku tertekan.

“a-aku…”

“that’s it ji…its okay…” hyung kembali menenangkanku dengan mengacak pelan rambutku yang lembab oleh keringat.

“shades adalah mimpi burukku….hidup yang seharusnya tak aku pilih….sekarang semuanya bertambah buruk….hidup dara berada pada tali rapuh yang bisa putus kapan saja dan semua ini karena aku dan semua omong kosong masa lalu…aku gila hyung…memikirkan dara yang berada dalam lingkungan ini membuatku gila….”

“dan ini lah kenapa aku mengatakan kalau pernikahan itu konyol….”

Aku menatap marah pada TOP-hyung.

“okay..okay…im sorry…”

“apa yang kau lakukan tengah malam begini berkeliaran di luar kamar?” aku akhirnya memulai topik baru untuk mengalihkan pembicaraan.

“aku sedang memikirkan sesuatu…dan..seseorang juga…”

“jangan katakan ini tentang BOM-noona….”

“ha!?…you got me kid…dan hal lain yang sedang aku pikirkan…kau ingat bocah swalayan yang kita sandera?”

“kau yang menyanderanya…”

“yeah…sure…whatever…dia memberikan alamat daan membawa kita kemari…tidakkah menurutmu itu aneh?”

“jadi maksudmu…pihak shades yang melakukan ini? ingin membunuh kita? Ta-tapi pak tua bilang dia mengawasi kita….dan dia sudah mati sekarang….oh tidak…kita melakukan kesalahan besar…kita…dara…aku harus…”

“ji…ji! hentikan sebelum aku memukul kepalamu dengan gelas ini…kau panik man…calm down will ya’…”

“o-okay….im sorry…”

“dengar ji…aku rasa seseorang di dalam shades berusaha mengacaukan hidup kita..ledakan itu sengaja di lakukan untuk membawa kita kembali kemari….ini sudah direncanakan…”

“shades menginginkan kita kembali…aku tahu ini akan terjadi! tapi menurutku ini terlalu mudah untuk di lakukan shades hyung…terlalu banyak kemungkinan yang membuat kepalaku pusing…” aku memijat kepalaku dengan sisa tenaga yang aku miliki dan menjatuhkan kepalaku ke atas meja “kita bicarakan ini lain kali…for now…just stick to the plan…okay?”

Kami terdiam sesaat setelah hyung mengangguk tanda setuju.

Suasana sangat hening, hanya nafasku yang memenuhi udara disekitar.

“kau tahu aku sangat ingin keluar dari tempat busuk ini…”Hyung tiba-tiba bergumam.

“oh…tell me about it hyung….”

“aku punya rumah sederhana yang nyaman dan taman kecil yang lucu di seoul…”

“yeah….*sigh*….aku dan dara juga sedekat ini untuk memiliki taman kecil yang segar….”

“aku ingin menjadi choi seung hyun….bukan B01…”

Aku melirik pada hyung dan tersenyum pahit pada wajahnya yang terlihat sangat lelah dan putus asa. Aku yakin ia tak tidur karena berkutat pada data, dokumen dan laporan mengenai shades agar kami punya celah untuk setidaknya keluar dengan selamat. Sekali masuk kedalam shades…kau tak akan bisa keluar. Lagipula kami memang tak punya tempat lain untuk pergi.

“kau tak tahu betapa aku sangat merindukan kwon jiyong saat ini…lelaki optimis yang sebentar lagi akan menjadi ayah…aku bahkan merasa ia sudah pergi…ia mulai menjauh dan saat ia benar-benar hilang…disanalah G-Dragon akan kembali mengambil alih….aku…tak mau itu terjadi….” aku melihat pada tanganku dan mengepalkannya kuat-kuat “Kwon jiyong harus tetap hidup….dia punya banyak hal untuk dilindungi…”

“tanpa kau sadari…in no time…kau akan kehilangan akal sehatmu dude dan tentu saja…akan segera botak jika terus mencengkram rambutmu dengan sangat kuat…” TOP-hyung tiba-tiba berkata.

“yeah….aku tahu itu…”

“ummhh…kau tahu…aku mungkin bisa membantu mengatasi masalah kepanikanmu ini…” hyung lalu merogoh sesuatu dari dalam kantung celananya dengan ragu-ragu dan meletakkan sebuah botol kaca gelap yang berisi berbutir-butir kapsul. “obat penenang untuk…psshh…you know…brain…hello? hahaha…just drink it, okay?”

“obat…ini…did it works?” Aku meraih botol kaca tersebut dan memeriksanya sebentar lalu memberikan tatapan ragu pada hyung.

“well…kau melihatku berani menggunakan senjata akhir-akhir ini? Thanks to this little baby…ini obat buatanku sendiri…don’t worry…hanya sedikit efek samping berupa lets just say….uummhh…penurunan fungsi otak…tenang saja! Jangan panik…efek samping berjalan lambat dibandingkan dengan kelebihan yang ia berikan berupa…kekuatan, rasa percaya diri yang tinggi dan hilangnya rasa panik berlebih…”

Aku terdiam sambil mengerutkan alis dalam-dalam pada lelaki jangkung di hadapanku setelah ia menjelaskan panjang lebar tentang obat yang ia rekomendasikan. Apa dia bercanda?

“kau memberiku….apa ini?

“simpan atau kembalikan. Just trying to help…works everytime…”

Aku tertawa geli lalu mengeluarkan beberapa butir kapsul tersebut dan langsung menenggaknya dengan sisa air yang ada.

“ingat dulu kita pernah menggunakan obat yang lebih beracun? pssshhh….kenapa aku sempat ragu-ragu tentang ini..benar kan?”

“ummhh…karena kita bukan pembunuh gila yang maniak organ tubuh manusia lagi?” TOP-hyung menunduk sambil tersenyum pahit sambil memainkan gelas panjang yang ada di tangannya.

“tentu hyung…kita bukan…kita orang biasa sekarang…hanya sedang terjebak dalam situasi buruk saja…” entah kenapa setelah menenggak obat yang hyung berikan aku merasa lebih baik sekarang dan mungkin sedikit melambung….rasanya sangat bahagia dan bebas masalah. “wow…hyung obat mu bekerja dengan baik…aku akan membutuhkannya untuk ke depan…” aku tersenyum geli dan menepuk-nepuk pundak hyung.

“God…kau mabuk man…tentu saja tidak…obat ini hanya untuk saat-saat genting…”

“oh percayalah hyung….akan banyak situasi genting yang menunggu kita di depan…baiklah…aku akan kembali tidur…night!” dengan itu aku meninggalkan hyung sendirian di ruang makan dan kembali masuk ke kamar tidur. Tak ada yang aku pikirkan…rasanya sangat ringan…sangat bebas dan….kuat. Aku bertenaga. Percaya diri dan aku mulai merasa kalau inilah diriku yang asli….ini aku….aku….pernah merasakan saat-saat paling menyenangkan seperti ini. Setelah aku berhasil kembali tidur…mimpi itu berlanjut…kali ini dara bersamaku…mencengkram kuat pinggangku hingga rasanya menyakitkan, tapi kali ini ia tak terlihat bahagia melainkan ketakutan dan panik….aku sendiri berdiri tegap dengan perasaan bangga. Entah kenapa. Di hadapanku seorang pria berambut blonde sudah terbujur kaku bersimbah darah segar….tatapannya dingin dan kosong.

Ia mati.

Aku membunuhnya.

Tapi kemudian ia bangkit dan dengan tatapan masih sama dingin dan kosong ia berjalan mendekatiku lalu berbisik pelan.

“kau berhasil menyingkirkanku. G-Dragon”

***

 

Dara’s POV

 

Aku benci hidupku.

Pagi hari yang melelahkan saat semalaman aku terus terjaga karena suara pekikan serupa suara babi hutan terus terngiang di kepalaku. Mengganggu tidur yang seharusnya sangat damai dan tenang. Aku bersumpah akan membunuh sumber penghasil suara pekikan sial ini. aku bersumpah!

Aku akhirnya membuka mata dan bangun dari posisi tidurku.

*KKHHIIIIK!*KKHHIIIIIK!*

Suara babi hutan!

Itu suara sial yang menghantui mimpiku semalaman. Saat akhirnya mataku dapat terbuka,  aku menjatuhkan kepalaku pada bantal saat melihat sanghyun tertidur pulas tepat pada sofa di hadapanku.

“aku seharusnya tahu…”

Babi hutan itu adalah adikku sendiri.

Aku perlahan turun dari tempat tidur dan mendekati tuan park sanghyun a.k.a Babi hutan di malam hari yang menghantui mimpiku. Lalu dengan hati-hati meletakkan mulutku sekitar 3 cm dari lubang telinganya.

“SELAMAT PAGI! JAGIYAAAAA!!!!!!!”

*KHHHIIIIKKK!*KKHHIIIKKKK!*

SI SIAL INI AKAN KUJADIKAN BABI HUTAN SUNGGUHAN!!!

Aku menggigit bibir dan melemparkan bantal ke wajah sanghyun kuat-kuat. Tapi ia tetap saja tak menghentikan dengkurannya. Benar-benar! Baiklah….aku menyerah park sanghyun..mulai sekarang kau bisa hidup dengan caramu…aku sudah tak akan memperdulikanmu lagi…meskipun kita memiliki nama belakang yang sama tapi lebih baik hubungan adik-kakak ini kita hentikan saja…hiks…aku malu punya adik sepertimu.

Setelah melipat selimut dan mencuci wajah, aku mengganti gaun tidur tipis yang kupakai untuk tidur dengan sebuah t-shirt dan celana training yang secara ajaib sudah tersedia di dalam lemari pakaian. Hmmm….apakah ini…..HAAAGGHHHHH! tidak. Mungkin! Ini baju mizuhara!? Kyaaaaahhh! Tidak…tidak…tidak! aku tidak mau memakainya! Buru-buru aku melepaskan pakaian yang sudah terlanjur terpasang dan mengambil tank-top hitam dan celana jeans milikku yang sudah selesai dicuci. Aku lebih baik berjalan memakai handuk daripada memakai baju….wanita yang dulu pernah menjalin hubungan asmara dengan suamiku dan kelihatannya mencoba mendapatkan perhatiannya lagi dengan alasan harus menjalankan misi….gggggrhhhhhh!

Aku keluar dari kamar dan melihat ruangan dihadapanku masih kosong….atau mungkin sudah kosong. Sinar matahari pagi mulai menyinari ruangan yang redup saat aku membuka salah satu tirai penutup jendela…sudah sangat siang…jam berapa ini? Dimana semua orang? Aku menghela nafas panjang dan melihat ke luar jendela. Banyak sekali bangunan tinggi yang mewah dan megah…apartemen….perkantoran dan restaurant mahal….dimana aku? Hidupku sungguh tak akan pernah sama lagi…tak akan ada kehidupan nyaman yang biasa aku rasakan di rumah….sekarang….ohh…aku benci mengatakannya….inilah rumahku.

*TAP!*TAP!*TAP!*

Aku terlonjak saat mendengar sebuah langkah kaki yang sangat kuat bunyinya, tengah melangkah naik menuju pintu yang jaraknya tak jauh dariku. Oh tuhan! Aku panik! Paniiik!!!! Sembunyi!

Iya! Aku harus sembunyi!

Tapi dimana!?

Aku buru-buru berlari menuju sebuah lemari pakaian kecil di sudut ruangan dan langsung menyembunyikan diriku di dalam sana. Sial! Keren sekaliii! Aku seperti mata-mata!

“DAMN IT!!!!!”

*PRRRRAAAANNNGGGGSSSSS!*

Aku terbelalak kaget saat mendengar suara keras bunyi teriakan seseorang dan sesuatu, mungkin piring, yang di lempar hingga pecah berhamburan.

Itu….itu….suara jiyong….

Apa yang terjadi?

“aku akan membunuh pak tua itu!” tiba-tiba jiyong berseru marah.

“dia sudah mati…kasihanilah dia man…” dan TOP ada disana bersamanya. “tenang ji….”

Aku menggigit bibir dan refleks memegang perutku. Tidak boleh….bayi dalam kandunganku tak boleh mendengarkan ini….

“sshhh…itu bukan appa…itu orang lain yang suaranya mirip dengan appa…neh?” aku berbisik pelan sambil mengelus perutku yang masih belum terlalu besar.

Oh tuhan…jiyong apa yang terjadi padamu?

“ini sungguh menyebalkan hyung…aku yakin pak tua itu sudah merencanakan ini dari awal…aku tahu dia ada hubungannya dengan peledakan yang terjadi…” jiyong berkata lagi.

“kita harus melihat lebih jauh lagi ke dalam shades…apa yang sebenarnya yang mereka inginkan dari kita…peledak yang dikirim ke tempatmu jelas-jelas berasal dari tempat busuk ini….” TOP menjelaskan dengan sangat rinci.

Peledak? Peledak yang menghancurkan rumah kami?

Oh tuhan….aku tahu pergi ke tempat ini adalah sebuah kesalahan…tapi selain disini…kemana lagi kami harus pergi? Semua teman-teman kami….ada disini….oh tuhan.

“Dara….aku harus melihatnya….”

EEEEEEEEEKKKKKKKKKKKKKHHH!

Jiyong akan meledakkan tempat ini jika ia tak melihatku di dalam kamar.

Eottoke? Eottoke!?

Dengan satu tarikan nafas dalam-dalam aku memberanikan diri untuk mengambil langkah.

“SEMUANYA JANGAN ADA YANG BERGERAK DAN BERSUARA!!!!”

TOP dan jiyong bengong melihatku yang tiba-tiba keluar sambil berguling dari dalam lemari. Jiyong sudah tinggal 1 langkah lagi untuk membuka pintu kamarku.

“a-ah…dee?”

“SSSSSSHHHHH!!! JIYONG! AKU BILANG JANGAN BERGERAK DAN BERSUARA!”

“kau sendiri membuat kegaduhan, kecil…”

“KAU MAU AKU MEMBUAT WARNA WAJAHMU SAMA DENGAN WARNA RAMBUTMU HUH!?”

TOP mengangkat kedua tangannya dan pura-pura memasang wajah terkejut sementara jiyong masih memandangku dengan takjub….sial! dara! Sial! Apa yang kau lakukan, kau idiot!

“diam semuanya…aku sedang melakukan senam kehamilan…”

“di dalam lemari?”

“AKU BILANG DIAM, TOP-SSI! Kau bisa mengaggetkan bayi lucu yang ada di dalam sini…” aku lalu berdiri dan mempraktekan satu gerakan yoga yang pernah aku pelajari lalu menarik nafas dalam-dalam.

TOP melirik pada jiyong dengan alis berkerut yang dibalas olehnya dengan gelengan kepala. Kalau saja ada gempa bumi yang mampu membelah bumi ini…aku dengan senang hati akan masuk kedalam perut bumi itu…biarkan saja aku terbakar hidup-hidup. Aku masih terus berputar-putar di tempatku sambil sesekali menarik nafas dalam-dalam.

“ppppffthhh…..ahahahhahahahah!”

Aku berhenti saat jiyong tiba-tiba tertawa. Hul! Di-dia menertawakan aku, istrinya sendiri…

“kemarilah dee…” jiyong merentangkan tangannya lebar-lebar. Sambil memanyunkan bibir, aku berjalan gontai ke arahnya dan memeluk pinggang langsingnya erat-erat.

“inilah alasan kenapa aku akan selalu mencintaimu….”

Aku tersenyum puas saat jiyong ikut memeluk tubuh kurusku dan menggumamkan kata-kata lembut yang menenangkan. Ia lalu merenggangkan pelukannya agar aku bisa melihat pada wajahnya. Aku terkejut….jantungku berdetak ribuan kali lebih kencang. Jiyong tersenyum….jiyong terlihat baik-baik saja….tapi sorot matanya menggambarkan kepedihan mendalam….ia memandangku dengan susah payah menahan air mata…tapi ia menyamarkannya dengan senyuman hangat.

“ji-jiyong aku….”

Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, jiyong sudah mengunci bibirnya padaku, menghantarkan banyak perasaan aneh yang sudah bercampur aduk hingga rasanya tak menentu….rindu…cemas…ketakutan…cinta….kemarahan….kesedihan…dan penyesalan.

“aku mencintaimu…”

Kakiku rasanya akan meleleh saat ia mengatakan itu. Kalimat yang sebenarnya sudah sangat sering kudengar….ratusan bahkan ribuan kali. Tapi kali ini, rasanya sangat menyakitkan….seakan-akan jiyong tengah mengucapkan kalimat perpisahannya padaku….

“a-aku….juga mencintaimu ji….”

Jiyong….jangan pernah pergi dariku….

***

Author’s POV

Dengan girang kiko berlari menuju apartemen lamanya dimana semua orang berkumpul…well…mungkin ia berlari sekencang itu hanya untuk 1 orang saja yaitu G-Dragon. Di tangannya terdapat 3 buah kartu berwarna emas yang sepertinya merupakan sumber kebahagiaannya siang ini. Ia memperlambat langkahnya saat pintu apartemen tersebut hanya tinggal 5 langkah lagi dari tempatnya, ia merapikan rambut dan pakaiannya lalu mengambil 5 langkah terakhir dengan anggun.

“OOOHH….tidak…tidak…tidak….sumpit kayu is here! Sumpit kayu is here! Mayday! Mayday!” sanghyun yang sedaritadi mengamati monitor CCTV dari kamarnya sambil melahap semangkuk mie rebus langsung terlonjak saat melihat kiko sedekat ini dengan pintu apartemen, sementara ia ingat noona-nya sedang bermesraan dengan sang suami di ruang makan.

“guys! Cepat! Cepat! Code red! Code…owhh…tidaaak…” sanghyun terdiam saat melihat pemandangan yang sangat menggetarkan seluruh sel dalam tubuhnya. TOP tengah menggendong dara piggy-back style…sementara kakak iparnya, kwon jiyong, dengan santainya sedang membuat sesuatu di dapur saat sumpit kerajaan joseon pun melangkah masuk dengan girang.

“GD! Owhhh….” dia terdiam saat melihat apa yang tengah di lakukan TOP dan dara “oh! Okayy^^ lanjutkan apapun yang kalian lakukan…okayy? GD!”

TOP akhirnya menghela nafas dan menurunkan dara yang wajahnya sudah berubah menjadi tomat gemuk di musim panas.

“ada apa?” jiyong keluar dari dapur dengan segelas kopi di tangannya, tak yakin ia tahu tentang apa yang baru saja dara dan TOP lakukan.

“lihaaat ini!” kiko dengan girang mengipas-ngipaskan 3 kartu kuning dihadapan jiyong. “malam ini akan ada pesta besar!!! And guess what!? Kita masuk kelas VIP!”.

Dara mengernyitkan alisnya saat melihat kiko langsung menggenggam tangan jiyong tanpa beban sedikit-pun. Ia merasa tidak  nyaman bila harus terus pura-pura seperti ini…tapi pilihan apa yang ia punya? Mau tak mau semuanya harus ia telan bulat-bulat.

“oh iya….sebenarnya aku hanya ingin datang bersama GD…tapi kalian juga boleh datang kok…kau, si kecil manis dan pacar-mu boleh datang juga menghadiri pesta itu…dan TOP juga tentunya…” kiko memberikan tatapan sinis saat melemparkan sisa 2 kartu emas ke atas meja “ohh! Ji! Kita akan sangat bersenang-senang…banyak pemimpin yang akan sangat senang bertemu denganmu ! jangan lupa…malam ini jam 9 yaa!”

“baiklah…” jiyong menjawab dengan datar.

“oh! Bagus sekali…” tiba-tiba kiko melayangkan sebuah ciuman tepat ke pipi jiyong. “bye!”

Saat kiko akhirnya pergi meninggalkan ruangan, suasana berubah menjadi sangat canggung.

“kau tahu? Jika aku tak memikirkan eksistensiku saat ini….aku mungkin sudah menghancurkan mulut wanita itu berkali-kali….tuhan yang tahu wanita jalang seperti apa kiko mizuhara itu…haisssthh!” TOP kemudian menyambar salah satu kartu emas yang kiko tinggalkan. “tapi rencana kita berhasil man…memang dibutuhkan beberapa pengorbanan untuk bisa mendapatkan kesempatan seperti ini…”

Jiyong hanya tersenyum simpul dan kembali memandangi dara yang masih berdiri dengan kepala menunduk, ia bisa melihat tangannya bergetar dan terkepal kuat.

“semoga malam ini kita bisa dapatkan apa yang kita cari dan segera pergi dari sini…” jiyong lalu berjalan mendekati dara dan menyentuh tangannya, tapi dengan cepat dara menepisnya dan menjauh beberapa langkah.

“a-aku…tiba-tiba tidak enak badan….mungkin akan melewatkan pesta besar itu malam ini…kalian bersenang-senanglah…” Dara langsung berjalan cepat menuju kamar dan mendorong sanghyun keluar untuk kemudian mengunci dirinya sendiri. Jiyong menghela nafas panjang dan menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa.

“oohh tuhan…KILL.ME.NOOWW!” jiyong menutup wajahnya dan berteriak malas “ini menyebalkan, hyung…kau harus tahu itu…”

TOP hanya mengangkat bahunya dan tersenyum pahit “suck it kwon…suck it really hard…demi kelangsungan hidup semua orang…kau…aku…kecil dan sanghyun….”

“apakah aku harus datang juga hyung?”

“do me a favor, man….temani dara untuk malam ini saja…semuanya akan kami bereskan dengan cepat…”

“don’t ever give up on my noona, hyung…..kau tahu ia sangat mencintaimu…”

“tentu saja aku tahu itu…don’t worry…i’ll never give up on her…”

“promise me?” dengan wajah polos dan bibir yang sengaja dimanyunkan, sanghyun memberikan jari kelingkingnya pada jiyong.

“seriously?”

“just do it hyung…”

Dengan malas jiyong meraih jari kelingking sanghyun dengan miliknya dan memasang ekspresi yang sama dengan sanghyun.

“janji jari kelingking, jika kau melanggarnya maka akan ada 1000 jarum yang akan tumbuh dalam kerongkonganmu saat kau mati nanti…berjanjilah untuk tidak melanggarnya…”

“eeeerrrhhh…huh?…”

“berjanjilah!”

“ba-baik….aku berjanji…”

Sanghyun tersenyum puas dan langsung memeluk jiyong erat-erat.

“aku pasti akan menjaga noona untukmu hyung….just, jangan menekan dirimu terlalu keras…kau terlihat gila…”

“itu yang selalu berusaha aku katakan padanya….” TOP tiba-tiba menambahkan.

“aku baik-baik saja….hanya lelah….aku yakin aku akan baik-baik saja…” jiyong merebahkan kepalanya pada sofa dan mengacak rambutnya perlahan. Di dalam pikirannya, ia merasa seseorang tengah berada disana…memenuhi ruang pikirnya…. pria berambut cokelat yang selalu tersenyum…menunggu celah untuk bisa keluar dari kurungannya.

***

Tepat pukul 9 malam, apartemen terlihat kosong karena jiyong dan TOP sudah pergi sejak pukul 8. Sanghyun masih duduk di sofa sambil terus berkutat dengan sebuah laptop dalam pangkuannya yang memperlihatkan serangkaian data-data dan dokumen yang rumit, tapi ia terlihat cukup familiar dengan itu semua, sesekali ia melihat jam pada dinding lalu pada pintu di hadapannya.

“noona…hyung sudah pergi sejak pukul 8…hanya ingin kau tahu…” ia menunggu jawaban, tapi tak terdengar apapun. “noona? Kau tak mati kan?”

Sanghyun bangun dari sofa lalu menempelkan telinganya pada pintu dan samar-samar terdengar suara dara bernyanyi dengan suara lirihnya.

“when you press me to your heart….im in a world apart…a world where roses bloom…*hic*…dara cengeng sekali….give your heart and soul to me…and life will always be…la vie en rose…”

Mendengar itu sanghyun langsung mengambil handphonenya dan mengirimkan SMS untuk jiyong…

“hyung…noona bernyanyi la vie en rose lagi…apa yang harus aku lakukan?”

La vie en rose adalah lagu yang akan dinyanyikan dara jika ia berada dalam kondisi depresi yang berat….setelah itu ia akan mulai mogok makan dan berada di tempat tidur seharian. Sanghyun membuka pegangan pintu yang ternyata tidak dikunci dan melihat dara tengah duduk di depan jendela yang sudah terbuka lebar, udara dingin yang sejuk masuk dan cahaya-cahaya glamour dari gedung-gedung pencakar langit menghiasi gelapnya malam. Dara terududuk lesu sambil memeluk dirinya sendiri dan sesekali menghapus air matanya.

“aku benci diriku sendiri….aku lemah sekali…cengeng sekali….*hic*…kenapa sih tidak bisa jadi wanita yang bisa membanggakan jiyong…”

 

“ohh tidak….hibur dia untukku pleasee…aku akan segera kembali…”

Sanghyun memijat dahinya saat membaca pesan dari jiyong, ia kemudian menarik nafas dalam-dalam dan merenggangkan otot-ototnya.

“here goes nothing!” tanpa peringatan, sanghyun langsung berlari masuk ke kamar dan memeluk dara erat-erat. “NOONA! SANGHYUN LAPAAR!!! BERI MAKAN AKU NOONA!!!”.

Dara hanya diam.

“NOONA! AKU MENEMUKAN GAMBAR-GAMBAR KUCING DI INTERNET SIANG INI!!!”

Dara noona sangat suka kucing…ini akan berhasil mengalihkan perhatiannya….pikir sanghyun.

Tapi dara hanya menghela nafas panjang.

“AKU PIPIS DI CELANA!!!!”

“oh…sanghyun…hentikan ini…”

Dara melepaskan tubuhnya dari pelukan sanghyun dan berbalik menghadapnya. Akuu berhasil! Teriak sanghyun dalam pikirannya.

“NOONA….cerialah noona! Untuk sanghyunie…untuk sanghyunie…hmm?hmmm?”, sanghyun mengedip-ngedipkan matanya dengan cepat dan centil.

“apa kau baru saja menghabiskan mentega lagi?”

“kalau aku bilang “ya” kau akan ceria?”

Dara mengangkat bahunya dengan malas…

“YA! Aku habiskan 3 kotak!!! Kau ceria sekarang kaan?”

Senyum mulai terbentuk di bibir dara, tapi kemudian hanya beberapa detik saja dara langsung menjatuhkan kepalanya di pundak sanghyun.

“aku tidak tahan lagi…bisakah kita pergi dari sini?”

Sanghyun hanya menggigit bibirnya dan mengeratkan lengannya pada tubuh mungil dara.

“dan akan meninggalkan jiyong-hyung sendirian….lagi? dia selalu sendirian noona-ya…sampai ia menemukanmu…ia selalu sendirian…”

“aku takut….”

“pada hyung?”

“tidak…aku takut kehilangan dia….dia…dia mulai berubah…”

“dia selalu begitu noona…dia..hanya tak menunjukkan sisi yang itu di depanmu…”

“kenapa? Padahal kami suami dan istri…hubungan kami diikat oleh sesuatu yang kuat…kenapa ia tak mau jujur padaku?”

“ia takut menyakitimu….”

Dara terdiam mendengar pernyataan sanghyun, menyakitinya!? Semua yang terjadi saat ini jelas lebih menyakitinya…semua kepura-puraan ini…semua ketidak-yakinan pada diri dara akan masa depan yang selalu ia impikan…keyakinan akan hancurnya impian itu dan yang teburuk….ketakutan akan kehilangan kwon jiyong dari hidupnya itu lebih menyaktinya.

“sanghyun….”

“ya noona…”

“ayo kita hancurkan pesta sialan itu…sekarang…”

*******************************************************************

“apa kau yakin tentang ini?”, pria itu masih memandang pesta gemerlap di bawahnya melalui teropong jarak jauh, mengamati setiap wajah-wajah asing yang tertawa dan mengobrol dengan riangnya.

“perintah adalah perintah….”, wanita yang pria itu ajak bicara membalas dengan nada dingin sambil terus menyisir rambutnya yang sudah berubah menjadi ikal dan berwarna coklat terang.

“aku lihat…2 orang yang sangat dekat denganmu itu menikmati pestanya…akan sangat menyedihkan melihat senyum terpaksa mereka dilumuri oleh darah segar…”

Ia terdiam mendengar ucapan pria yang sekarang telah menjadi partner misinya. Ia ragu tapi kemudian tersenyum.

“aku sudah melupakan mereka….tak perlu ada perasaan pribadi…datang…bunuh…pulang….mudah sekali…atau jangan-jangan kau yang ragu?”

Pria itu menurunkan teropong dar matanya yang berwarna hitam, ia tersenyum dingin dan menggeleng kepalanya perlahan.

“pertanyaan lucu….ayo…”

Saat ia berjalan keluar ruangan setelah melempar teropong ka atas tempat tidur, wanita itu memandang ke luar jendela dengan tatapan takut….

“persiapkan diri kalian….” ia berbisik lirih dan meninggalkan  meja riasnya untuk kemudian mengikuti partener barunya.

 

***

 

NOTE :

Lagi-lagi….*siiiighhhhh* meng-update FF ini tepat….wait for it…wait for it….ah! 1.36 AM…kkkk^^

Aigooo…sudah lama sekali ya sejak FF ini terakhir di-update…jangan salahkan saya…salahkan semua tugas-tugas gila yang beberapa kali sudah membuat saya kadang-kadang menangis atau berubah jadi zombie di pagi hari…kkkk^^ *(CurCol)

Sebenarnya FF ini sudah sangat lama selesai tapi baru bisa di post setelah permintaan dari beberapa pihak yang minta di temani begadang….kkkk^^

Yahh…sangat berharap saja, teman-teman tidak akan bosan dengan FF ini…karena…sungguh….sudah beberapa kali nyaris berubah status menjadi HIATUS atau FOREVER UN-FINISHED…kkkk…*ceritanya ngancem….apakah berhasil?*..and..uh! uh!..see what i did in the story? Yes! The la vie en rose song! Semuanya harus dengar deh^^ lagunya sangat menenangkan dan indah looh…kkkkk^^

Akhir-akhir ini jika saya bosan memang lebih sering menulis ONE-SHOTS sih….karena lebih singkat dan saya bisa terus bereksperimen…kkk…

Well…mungkin segini saja untuk…pagi ini^^

Terima kasih teman-teman…saya sangat menyayangi kalian semua^^

Izin tidur lagi ya….kkkk^^

POSTER PARADES by : @Kynemphz and the crappy one from : @atikadewi_VIP^^;

-Habibanono-

<<back next>>

38 thoughts on “My life as an X-agent : Chapter 8

  1. jujur aku lupa apa aku udh bc chap ini atau blm..tapi ada bagian yg aku rasa udh prnah kubaca tapi ada jg yg blm..aku jg lupa apa aku udh komen atau blm dichap ini..oke aku mulai bingung sekarang..ckckkkk lupakan…kyaaaaaaaaaaa akhirnya kluar jga chap 8 =)) kkkkkkkkkkkkkkkk sanghyun benar-benar ugghhh mereka kakak adik yg……hahahaha…apa cwek rambut coklat itu Bom????atau si sadako gila itu???penasaran!!!!!!!next chapter nya dong chinguuuuuuu…aku baru sadar trnyata chap ini dipost bln 4 thn kemaren aku kira thn ini -__-
    chinguuuuuuuuuuuuuuuuuuu!!!!please lnjutin donggggg TTT______TTT……………..

  2. Aarrrggghhhh part ini bikin mewek ya tuhan. Sama2 saling terluka,sama2 saling melindungi,sama2 saling cinta, jgn pisahin mereka. Cobak aja dara bisa bela diri yaa. Hhhmmmmmm

  3. Ah… Gw blum coment ya. Haha…. Baru tau stlah cek ulang , ff lama. Pntesan ga ngrti jlan crtany. Baca dari awal lg deh. Hehe

  4. Daragon yg kuat ya,, dara dampingi jiyong trs ne, wlwpun itu agak menyakitkan,,, omoo itu beneran bom kah??? Apa rencana Dara sama sanghyun buat menghancurkan pesta itu????

  5. Dara unie kocak pisan .ampe ngakak baca.a ..
    Apalgi sanghyun d.samain sma babi hutan .
    Aigooo ..😂
    Lah .ttu c.bitch nama.a udh macem” sumpit kayu.sumpit kerjaan .kreatif bgt yg namain.a ..
    Haaa..😁
    Bner kn spring ttu bom unie !!
    Tp knpa mau nyerang gdtop ???

  6. Benar2 aneh dan lucu
    Aku baru tau ada senam hamil dalam lemari hahaha
    Kira2 apa ya rencana dara dan sanghyun buat hancurin pesta itu

Leave a comment