RETURN 2/2- End

retrunAuthor    : VA Panda
Genre     : Angst and Romance
Cast       : Sandara Park and Kwon Jiyong

Sebelumnya mau dijelasin bahwa Dara Saya buat disini sebagian wajahnya rusak karena kecelakaan yang dialami waktu itu *gak ikhlas* dan Saya gak bermaksud buat ngejelekin siapupun di ff ini, karena itu tuntutan naskah *alasan*. Oke mungkin bakal dibuat OC untuk nanti.
Oh iya satu lagi kemarin itu kesalahan pas Saya buat tulis diakhir cerita ‘end’ ini buktinya ada lanjutannya kan……

Terinspirasi dari 2ne1 – Ugly and Big Bang – Bad Boy

~~~~~

“Ji….mau ikut bersama kami ?”

“Tidak, terima kasih.”

Yeah…..Sekarang aku kembali kedunia gelapku. Aku kembali menenggelamkan diriku sendiri, ini kali pertama aku merasa seperti seorang sampah lagi. Seluruh putung rokok yang tergeletak bersama minuman keras kembali aku cobasetelah lama dilupakan. Musim panas kemarin saat Sandara meninggalkan aku tanpa sedikitpun mendengar alasan yang sebenarnya, itu sangat menyakitkan. Bagaimana tidak menyakitkan, saat kehadiran sosok malaikat itu merubah keseluruhan hidupku sedikit-demi-sedikit, tapi sekarang ? Enyahlah semuanya !

“Jiyong…..Ada banyak teman lama kita disana, dan….dan kamu bisabertemu dengan gadis-gadis sexy….”

Persetan dengan seluruh ucapan yang Kiko tuturkan. Haruskah aku ingatkan lagi,siapa yang membuat Sandara kembali kedunianya dan lebih parah gadis itu mengurung dirinya lebih lama dirumahnya sendiri.

“Bulshit ! Berhenti bersikap seolah kamu membiarkan aku memilih gadis lain untuk menggantikanmu, Kiko ! Kamu lupa, hubungan kita sudah lama selesai,”

“Apa maksudmu ? Hey calm down boy. Kamu hanya memerlukan gadis-gadis itu untuk bersenang-senang, dan apa hubungannya dengan yang kamu ucapkan tadi?”

“Aku sudah berubah ! Jadi berhenti membuat aku semakin membencimu Kiko!”

“Jiyong apa yang terjadi denganmu ?”

Aku mulai geram saat Kiko mendekatkan wajahnya hingga mulai menangkupkan wajahku untuk menatapnya.

“Musim panas lalu,”

Kiko menjauhkan wajahnya dariku dan mulai memalingkan wajahnya. Dari ekor mataku, aku hanya mendapati tubuh Kiko yang membeku.

“Si buruk rupa itu ? Kamu masih menyalahkan aku ?”

“Yeah…Dan karena kamu, Sandara semakin mengurung dirinya.”

“Aku ? Coba kamu ingat lagi, siapa yang menyetujui taruhan untuk membuat si buruk rupa itu memperlihatkan wajahnya ? Bukankah itu kamu sendiri, bahkan saat itu kamu sangat-sangat bersemangat.”

Kedua buku-buku jariku memucat. Mataku hampir mencolos saat mendapati senyuman kemenangan dari Kiko. Yeah, ini semua karena kebodohanku dulu, tapi saat menghabiskan  banyak waktu dengan Sandara, aku sudah membicarakan dengan Taeyang, Daesung, Seunghyun untuk membatalkan taruhan itu. Tapi Kiko ? Gadis itu menghancurkan harapanku  untuk memperkenalkan Sandara kehadapan sahabatku, dia dengan mudahnya mengatakan kalimat yang menyakiti hati Sandara.

“Kiko, berhenti membuat Jiyong kesal. Kamu hanya perlu membiarkan Jiyongdengan dunianya sekarang,”

Aku sedikit tersentak saat Krystal yang tengah memeluk mesra tubuh Daesung berbicara dengan nada yang terkesan mencemooh.

“Well,,baiklah aku akan membiarkan kamu untuk menjernihkan pikiranmudulu.”

Sebelum Kiko meninggalkan ruangan, aku terlebih dahulu berdiri dengan sedikit menyenggolnya saat berpapasan dengan tubuh tinggi Kiko.

“Jiyong, kamu mau pergi….”

“Kiko cukup, kamu membuat sahabatku kesal dan sekarang sulit untuk menghentikan tindakan gila yang mungkin akan ia lakukan.”

Itu suara Taeyang yang terdengar memperingatkan Kiko. Dia sahabatku yang sangat hafal segala tindakan yang mungkin akan aku lakukan saat aku sedang kondisi tidak baik, sama seperti sekarang.

***

Aku melajukan motorku dengan kecepatan tinggi, suara bisingnya mulai memekakan keramaian sekitar jalan Los Angeles. Tempat ini tidak pernah luntur dari hirup-pikuk orang-orang yang mencari surga dunia memang. Jika kalian berada ditempatku sekarang, mungkin kalian langsung berlarian atau meliuk-liuk tubuh kalian saat mendengar musik-musik yang langsung menimbulkan hasrat. Tapi jika aku ? Lupakan, aku sudah membuang kehidupan ini setelah mengenal malaikat yang menjeratku pergi keluar dari neraka.

“Hai, Ji. Sudah cukup lama aku tidak melihat batang hidungmu dibarku ini.” Ben hyung menepuk bahuku dan menarikku untuk masuk kedalam bar miliknya saat aku baru sampai ditempat ini.

“Sebenarnya aku tidak ingin bersenang-senang, tapi bisakah kamu memanggil Chaerin untuk menemuiku ? Ada hal yang perlu aku bicarakan.”

“Tidak mau masuk dulu ? Yakin ? Oh mengenai Chaerin, sekarang dia sedang mengisi jam kerjanya menggantikan Minzy, kamu tahu Los Angeles tidak pernah tidur dan mereka semua memerlukan para gadis.”

“Oh baiklah, hanya tolong sampaikan pada Chaerin untuk menghubungiku setelah jam kerjanya selesai,”

“Baiklah, kamu yakin tidak ingin menemui Sohee ? Dia gadismu bukan ?”

“Hyung…lupakan, aku sudah meninggalkan dunia itu.”

“Terserah…..Apa karena gadis yang selalu kamu ceritakan pada Chaerin ? Well, kalau kamu mau merubah arahmu lagi, dengan senang hati aku selalu membukakan pintu ini untukmu, Ji.”

“Thanks, Hyung. Tapi aku rasa itu tidak akan terjadi. Selamat malam,hyung.”

“Selamat malam, Ji ! Jangan lupa bersenang-senang ! Kamu terlalu murung akhir-akhir ini !”

Aku sedikit menoleh kearah Ben hyung yang terlihat mabuk sepertinya. Mungkin dia ada benarnya untuk aku kembali bersenang-senang, tapi tentunya aku punya pelampiasan kesenanganku dengan cara lain, bukan seperti cara yang lalu.

***

Saatpagi buta aku meluangkan waktu untuk melihat keadaan Sandara dari balik pohon rindang. Jendela dilantai dua masih terlihat berpenghuni dengan sinar lampu yang masih menyoroti diruangan itu.

“Bagaimana harimu, Dara ? Mungkin akan lebih menyenangkan jika sebelumnya kamu tidak mengenal aku.”

Aku terus menatap lekat kearah kaca jendela tadi. Berharap, yah aku berharap kalau wajah Sandara terlihat disana atau keluar untuk menemuiku, tapi sayangnya itu semua hanya harapan pahit yang tidak akan pernah terjadi.

“Oppa ? Ternyata benar kamu ada disini,” Chaerin menepuk bahuku hingga sedikit membuat aku terlonjak saat mendapati kehadirannya yang tiba-tiba.

“Pekerjaanmu sudah selesai ?”

“Sebenarnya belum, tapi tadi Dara eonni menghubungiku, aku khawatir karena sebelum aku pergi untuk bekerja, Dara eonnisedikit demam.”

“Demam ? Kamu tidak menyuruhnya pergi kerumahsakit ?”

“Jangan harap eonni akan menuruti perkataanku,Oppa.”

“Chae, kamu seharusnya memaksa Dara.”

“Aku bukan siapa-siapa, Oppa. Oppa ingat ? Oppa sendiri yang menyuruhku mendekati Sandara eonni, dan kurasa untuk sudah cukup sulit hanya untuk mendapatkan kepercayaan darinya, karena sebelumnya Oppa sendiri yang mempermainkan eonni,”

“Ya…..Kamu benar, aku mempermainkan seseorang yang berhati lembut seperti Sandara. Aku bodoh memang.”

Aku tertawa pahit mengingat kebodohanku sendiri, sedangkan Chaerin hanya tersenyum masam menanggapinya.

“Ini bukan drama Oppa berhentilah bersikap seperti itu. Aku akan memastikan Sandara eonni baik-baik saja, jadi Aku rasa Oppa bisa menunggu didalam rumah, saat aku ke lantai atas.”

Aku hanya mengangguk dan mengikuti langkah Chaerin. Jika kalian tanya siapa gadis ini, maka aku bisa menyebutnya sebagai saudara, walau kami berdua sama sekali tidak memiliki ikatan dari, tapi sikap dan tindakan yang kami lakukan sangatlah persis hingga bisa berada di New York.

Chaerin. Aku baru bertemu dengannya sekitar pertengahan musim semi lalu, saat gadis malang itu menjerit disebuah gang sempitbersama dengan preman yang biasa ada di kota Detroit, bagian negara Michigan, Chaerin menceritakan segala ceritanya padaku termasuk asal-muasal dia berada diNew York, karena penjualan gadis muda di Korea. Chaerin tidak bisa aku anggap bodoh, karena akhirnya dia bisa meloloskan diri dengan caranya sendiri. Dan selang beberapa waktu saat Sandara menjauhkan dirinya kembali kedunianya sendiri, aku menyuruh Chaerin untuk mengambil hati Sandara atau setidaknya menjadi teman untuk Sandara.

“Oppa…Tunggu disini, aku akan melihat keadaan Dara eonni.”

Aku hanya membalasnya dengan segaris senyum, mataku menyelisik sekitar figura foto yang terpasang rapih dimeja maupun dinding, dansangat mengejutkan karena didominasi oleh foto aku dan Sandara waktu itu.Pikiranku menerawang, bagaimana mungkin aku bisa membuat Sandara kembali hancur seperti ini.

“Oppa !!!”

Teriakan Chaerin dilantai atas membuat tubuhku dengan refleks menaiki tangga hingga sampai dipintu yang sedikit terbuka. Aku seketika membeku diambang pintu, lututku bahkan terasa lemas saat melihat pemandangan yang mengiris hatiku.

“Oppa……Eonni…..Dia…Saat aku datang, aku..Oppa kenapa dengan eonni.” Chaerin berkata dengan panik sedangkan Sandara berada dipangkuannya.

Wajah Sandara nampak pucat pasi, bibir merah mudanyabahkan kering, gadis itu semakin terlihat rentan dengan tubuh yang semakin kurus terakhir kali aku melihatnya.

“Oppa ! Jangan hanya diam, bawa eonni ke rumahsakit sekarang !”

***

Mataku mulai mengerjap saat mendapati seberkas sinar yang masuk dari kaca jendela ruang rawat inap. Ini sudah masuk hari ke dua tapi Sandara belum menampakkan kemajuan sedikitpun. Dokter Brewster mengabarkan bahwa Sandara mengalami shock berat dan itu mungkin disebabkan karena ia kembali mengingat sesuatu kejadian yang masih sangat segar diingatannya.

“Sandara…..Sebenarnya apa yang mengganggumu?”

Aku mulai mengusap wajah dan rambutnya. Sandara masih sama, wajah itu mungkin akan sangat kekal dan sulit untuk dikembalikan kewajah aslinya, tapi aku lebih baik melihat wajahnya yang rusak dibanding harus melihat wajah tanpa kehidupan yang kini ia perlihatkan walau Sandara tengah tertidur.

“Oppa, Kamu sudah bangun ? Owh…ini sudah sangat siang Oppa, dan kamu harus bertemu dengan air.”

“Hoam….Baik, tolong jaga Sandara selama aku dikamar mandi, ne !”

“Akan aku usahakan, jangan terlalu lama karena mungkin saja Oppa bukan merupakan orang pertama yang akan eonni lihat, saat ia siuman.”

Malam mulai datang tapi Sandara belum menunjukkan kemajuan. Nafasku kian tercekatsaat menyelisik keadaan Dara. Gadis itu sangat berbeda dari rupa aslinya sebelum ia mengalami kecelakaan musim panas dua tahun lalu, dan lebih parah adalah saat tunangannya mencapakan Sandara dengan begitu mudah.

“Oppa…”

Chaerin menyembulkan kepalanya,mata sipitnya mengabariku tentang suatu hal.Aku baru akan berdiri, namun seketika membeku ditempatku saat melihat sosok yang berada bersama Chaerin masuk kedalam ruang rumah sakit. Pria dengan alis tebalnya itu langsung menghambur kearah Sandara. Aku hanya dapat mengerutkan alis seolah tak mengertisiapa dan apa maksud pria Korea yang terlihat asing langsung menggenggam erat lengan Sandara dan lebih diherankan saat pria itu bergetar hebat dalam isak tangisnya.

“Dia bilang, dia tunangan Sandara eonni, namanya Lee Seungri”

***

“Kamu Jiyong ? Well, orang-orangku banyak mengabari tentangmu.” Seungri mulai membuka percakapan setelah ia menyuruhku untuk pergi keatap rumah sakit.

“Orang-orangmu ?” Aku bertanya dengansedikit memberikan tatapan kesal. Yang benar saja, apa maksud dari ‘orang-orangnya’ yang ia katakan tadi.

“Ya….Kamu pasti tahu sebelumnya bahwa aku meninggalkan Sandara setelah kecelakaan itu, tapi sebenarnya itu karena terpaksa. Orangtua, yah itu alasannya. Mereka tidak mengizinkan aku melanjutkan pernikahan dengan Sandara.” Dia melanjutkan perkataannya sembari menatap kelip bintang dilangit gelap.

“Seharusnya, kamu tidak lemah seperti itu.Bagaimana dengan memperjuangkan cintamu sendiri ? Apa dengan cara meninggalkannya seorang diri hingga membuatnya mengasingkan diri ke New York bisa dikatakan hal yang benar ?” Tanyaku lebih lanjut semakin menyudutkannya.

“Hey….Aku sudah mencoba, sebenarnya akan lebih baik jika Dara tidak bertemu dengan orang-orang Seoul yang kejam. Kamu tahu sebenarnya aku membuat perjanjian dengan kedua orangtuaku untuk akhirnya mendapatkan restu dari mereka, tapi dengan satu syarat untuk aku melakukan operasi dari peristiwa kecelakaan yang aku alami tapi aku tidak memberitahukannya pada Sandara dan dengan terpaksa aku menjauhi Sandara, tapi ternyata cara yang aku lakukan justru kian membuatnyasemakin terpuruk.”

Aku terdiam sesaat. Pria bernama Seungri ini benar-benar datang untuk kembali pada Sandara. Seungri. Akhirnya aku bisa melihat dengan mata kepalaku sendiri, sosok pria yang masih dicintai Sandara hingga detik ini. Masih segar dalam ingatanku saat aku menghabiskan waktudengan Sandara, nama Seungri tak pernah surut dalam pembicaraan kami waktu itu.

“Dia sangat mencintaimu, jadi kembalilah disamping Dara.”

“Maksudmu ?”

“Dara selalu menceritakan tentangmu padaku, dan aku yakin Dara bisa memaafkanmu.”

“Kamu yakin ?”

“Sangat yakin. Apa kamu bermaksud akan kembali ke Seoul bersama Dara ?”

“Ya, itu pasti.”

Ya, sangat jelas. Mungkin mereka akan melangsungkan pernikahan mereka yang sempat tertunda nanti dan yang pasti Sandara akan menemukan kebagiannya disamping Seungri.

“Itu bagus,”

Aku beranjak berdiri dan berbalik meninggalkan Seungri. Kini sudah sangat diputuskan bahwa aku harus menjauhkan diri dari Dara.

“Jika Dara sudah siuman, tolong sampaikan salamku untuknya, dan aku ikut bahagia untuk kalian berdua.”

***

Musim panas. Kali ini aku akan membuat kesan tersendiri dari musim panas. Pemandangan orang yang terus berlalu lalang nampak samar dari tempatku berdiri. Aku hanya tersenyum kecut mendapati tiap pasang mata yang menatapku aneh. Yah….Aku mungkin aneh, karena sekarang aku bukan lagi termasuk dengan para penghuni Brooklyn, kehidupan yang telah aku lakukan bertahun-tahun bahkan sudah aku jauhkan.

“Dua tahun, dan mungkin Dara sudah memiliki kehidupan damai bersama Seungri di Seoul.”

Aku berbisik kecil sambil menatap pahatan yang ada digembok yang tengah aku pegang eratcdan mulai mengaitinya tepat di Brooklyn Bridge, sama seperti kebanyakan pasangan kekasih lakukan. Akan terdengar miris jika kalian bisa melihatku melakukan tindakan bodoh seperti ini. Ini bahkan biasa dilakukan oleh remaja perempuan kebanyakan, tapi aku ? Ah terserahlah.

“Sandara dan Jiyong, ah hanya mimpi yang pantasaku buat disini.”

Tertawa pahit. Hingga orang-orang menatapku dengan aneh. Tapi terserahlah, apa peduliku. Telingaku bahkan sudah terlalu hambar mendengar tiap bisikan para orang berkulit hitam ataupun putih pucatnya disini, tapi sebuah suara yangterdengar tak asing sekelibat membuat duniaku terhenti.

“Apa yang kamu lakukan disini,” dengan logat koreanya orang itu seolah menuju padaku.Aku baru akan hendak berbalik melihatnya, tapi terhenti saat sepasang lengan menahan kedua bahuku.

“Tidak perlu berbalik, hanya tebak siapa aku.”

“Ini pasti mimpi,”

“Hey….aku hanya menyuruhmu menebak, bukan untuk berbicara dengan dirimu sendiri. Aku bisa mendengar apa yang kamu ucapkan dari jarak kita yang cukup dekat seperti ini.”

“Da-Da-Dara ?”

“Sekarang kamu baru boleh berbalik.”

Mataku membulat tak percaya. Tuhan mungkin berbaik hati untuk memberikan ilusi sesaat bagi orang sepertiku.

“Tutup mulutmu jangan terlalu lama membukanya.”

“Da-Dara ?” dengan cepat aku menangkupkan wajahnya dengan tak percaya, walau wajahnya tertutup masker, namun matanya sudah dapat aku kenali.

Dara memegang kedua tanganku dan mulai menempatkan kedua lenganku pada sisi tubuhku dengan lembut. Matanya terlihat tersenyum hangat dibawah terik mentari. Dengan perlahan Dara mulai membuka maskernya hingga kini keseluruhan wajahnya nampak jelas.

“Lebih baik seperti ini atau bagaimana ?” Dia mulai bertanya.

Wajahnya masih tak berubah. Dia masih tetap Sandara seperti yang aku kenal.

“Apa aku menakutimu atau lebih baik aku menutup wajahku lagi ?”

“Hey tidak perlu. Akan lebih cantik bila tidak ada sehelai benangpun menutupi wajahmu,”

Aku terus mematap lekat wajah Dara, tapi sebuah sengatan tiba-tiba memastikan aku untuk kembali mengingat kenyataan.

“Bagaimana dengan Seungri ?” tanyaku begitu telah berhasil mengontrol diriku sendiri.

“Dia baik-baik saja, bahkan hidup senang sekali, apa kamu belum tahu ?” Dara mulai berbicara dengan antusias.

“Sebenarnya dua tahun belakangan ini aku lebih sering menetap di Brooklyn sedangkan kalian pindah ke Seoul bukan ?”

“Itu benar. Sepertinya New York dan kamu sangatsulit dipisahkan yah, sangat berbeda dengan Chaerin.”

“Maksudmu ?”

“Kamu tidak tahu kabar Chaerin ?”

“Tidak, karena sudah cukup lama aku tidak pergi ke Los Angeles untuk menemuinya, semenjak kamu pergi ke Seoul, Chaerin memilih tinggal bersama Minzy di Los Angeles.”

“Benarkan ? Jadi kamu tidak tahu kalau Chaerin akan menikah ?”

“Menikah ? Tapi bagaimana bisa ? Ah…..priaNew York mana yang beruntung dengannya ?”

“Hey….Dia bukan orang New York, tapi orang Seoul, dan dia itu Seungri ?”

“Seungri !?”

“Apa kamu menduga aku menikah dengan Seungri ?Ayolah, aku mungkin menyukainya tapi itu dulu, karena sekarang kamu menggantikan posisinya.”

Mataku mulai berbinar. Kwon Jiyong, masih punya harapan ternyata.

“Ya…sebelumnya aku mengira begitu,”  tawaku dengan menggaruk kepala.

“Ngomong-ngomong siapa nama yang terpahat digembok itu,” Dara menunjuk tepat pada gembok yang telah terpasang dijembatan gantung Brooklyn. “Siapa orang yang beruntung itu ?” sambungnya.

“Seorang yang sangat aku harapkan, sangat……sangat aku harapkan dan aku berharap orang itu merasakan hal yang sama.” Balasku tanpa sedikitpun mengalihkan pandangan pada Dara.

“Apa dia Kiko ? Atau mungkin wanita New York. Yah….karena kamu sudah cukup lama tinggal di New York bukan ?”

“Apa ? Bukan….Bukan, karena sebenarnya itu kamu Sandara. Apa aku bisa memperbaiki semua kesalahanku, Dara…” Aku memegang kedua lengannya. Entah kenapa, tapi hanya melihat jari manisnya masih belum terpasang benda bulat yang melingkarinya, justru semakin membuat degup jantungku berdetak parah.

“Aku sudah tahu semuanya dari Chaerin, dari awal memang kamu tidak pernah membuat salah padaku.” Dara membalas pandanganku, segurat senyum mulai terpahat dibibir mungilnya.

“Jadi….apakah itu artinya kamu mau menerimaku kembali untuk menghabiskan waktu lagi disampingmu ?” tanyaku tak percaya.

Dara hanya tertawa kecil menanggapinya. Yah….Jika dilihat sikap Dara sudah sangat berbeda dari sebelumnya, kini bahkan ia lebih banyak mengeluarkan ucapan dibandingkan dengan aku.

“Tentu Jiyong.” Dara menarik wajahku, pipi kami saling bertemu dan itu justru membuat aku semakin merasa berkeringat dingin.

“Masih ingat tujuanmu pergi ke New York ?” Dara berbisik tepat ditelingaku. Kedua lengannya tanpa sadar telah mengalur tepat dileherku. “Aku sudah meminta bantuan pada Seungri dan dengan senang hati dia mengabulkan permintaanku,” sambungnya.

“Jiyong-ie !”

Dara menjauhkan tubuhnya dariku saat sebuah suara yang menyebut namaku terdengar.

“Noona ?”

Aku kembali mencuri pandang kearah Dara, tapi Dara hanya tersenyum simpul.

“Dami eonni sudah kamu temukan dan itu berarti kamu bisa kembali ke Seoul bersamaku,”

Aku langsung menarik Dami noona kedalam pelukanku. Ini bahkan seperti mimpi, saat aku sudah sangat hampir putus asa karena telah cukup menghabiskan waktu 8 tahun di New York bahkan kehidupan kelam telah sempat aku coba hanya untuk dapat menemukan kakakku disini.

“Jiyong….sudah sangat lama tidak berjumpa. Tapi sepertinya aku harus memberikan waktu untuk Dara menyampaikan sesuatu,” Dami noona mulai menjauhkan dirinya dariku sedangkan sebelah matanya seolah memberikan tanda pada Dara.

Dami Noona mulai berjalan menyusuri  Brooklyn Bridge hingga perlahan kendaraan yang berlalu lalang menghantarkan pandangan Dami noona dari sini semakin mengecil.

“Dara ?”

“Ji-Jiyong….ka-kamu….”

“Dara, terima kasih.”

“Oh itu….yah sama-sama.”

“Dara, bolehkan aku menciummu ?”

Aku langsung menarik dagunya untuk mendapati bibir lembut Sandara. Gadis ini sangat sempurna, walaupun sebagian wajahnya sudah bisa merubah wajah Dara sebelumnya, tapi aku mencintainya bukan karena paras jelitanya. Dara seolah menghantarkan kehidupan baru yang telah lam aku cari, segala yang ada didiri gadis ini sangatlah mendekati sempurna.

“Terima kasih,” nafasku sedikit tersenggal bahkan mataku masih tertutup saat kedua kening kami bertemu.

“Jiyong, kembalilah ke Seoul. Aku mohon.”

Aku mendapati sinar harapan yang terlihat dari kedua manik mata Sandara. Wajahnya mulai tersenyum kaku tapi aku memastikannya dengan senyuman lembut untuknya.

“Aku mau, tentu aku mau.”

The End

~Happy Ending~

<<<Back

30 thoughts on “RETURN 2/2- End

  1. Aheey daragon&ririn couple menyatuuuu!!!!<3 padahal pengen tau gmn ceritanya chaerin bisa sama seungri._. Yahhhh yang terpenting daragon happy ending lah:')

  2. yes happy ending :v aku kira ada orang ketiga dan ketiganya itu chaerin. krna cover ffnya.. ternyta tbknku salah..

    kyyaaa riri daragon couple ❤ .. keren dah ffnya

  3. Waahhh…akhirnya happy ending
    Ternyata tunangannya dara dulu itu seungri, jiyong mencintai dara dengan tulus
    Jarang ada orang yang mau menerima kita apa adanya

Leave a comment