[Series] Melody of The Paint – 2

edit1

Melody of the paint

Author: alexandria

Cast star: Kwon Jiyong(30th), Sandara Park(28th), Lee Donghae(29th), Park Sanghyun(20th), Choi Dongwook(28th), Choi Seunghyun(20th), Lee Seungri(25th)

 

Part 1

 

Saham dari Perusahaan Park sedang mengalami peningkatan yang sangat cepat. Jika diteliti, perusahaan Park yang baru berdiri tiga tahun lalu dan berjalan dalam bidang fashion ini sangatlah cepat peningkatannya. Tak diherankan, jika direktur utamanya tak lain adalah Miss Sandara Park yang juga merupakan pemilik Hotel Park Hyatt Seoul  yang tak lain merupakan hotel berbintang lima di negara ini. Caranya memimpin perusahaan maupun hotel tak dapat diragukan lagi, tapi bagaimana dengan cerita cintanya? Dikabarkan bahwa tunangannya, Lee Donghae, Anak dari perusahaan Holcom, mengatakan bahwa nona Sandara Park selalu membuat dia jatuh cinta berulang kali. Dan ingin segera untuk menikah dengannya. Tapi kesibukan dari seorang Sandara Park, membuat kami sulit sekali bertemu dengannya. Semoga saja akan ada waktu yang baik bagi team kami meliput secara langsung dengannya. –TheBladeNews(TBN)-

 

Untuk kesekian kalinya Sandara mendesah ketika melihat berita tentang dirinya. Apa sih yang dipikirkan mereka setelah mendapatkan berita pribadi tentangnya? Apakah itu sebuah hiburan untuk mereka? Apa mereka tahu bahwa untuk melewati kehidupan ini, Sandara harus bekerja keras sehingga dia dapat duduk di meja yang menuliskan di papan namanya, ‘Direktur Utama’. Apalagi dengan berita tentang tunangannya itu. *mendesah*

“Matikan itu.” Menyuruh sopirnya untuk mematikan tv. Mereka sedang dalam perjalanan pulang.

Ia menutup matanya, mengistirahatkan kepalanya di sandaran kursi. Ia sangat lelah dengan rutinitasnya. Ia adalah direktur dari perusahaan dan hotel milik keluarganya. Ia menggantikan ayahnya mengelolah hotel, demi kesehatan ayahnya itu dan  dengan sengaja menyuruh ayah dan ibunya untuk pindah ke rumah di Los Angeles agar ayahnya tak memikirkan akan pekerjaan lagi.

“Sudah sampai, nona.” Kata sopirnya setelah membuka pintu mobil untuk majikannya itu.

Sandara dengan cepat turun dari mobilnya sambil memijat pelipisnya. Rumah sandara sangat besar serta mewah. Dengan empat pilar ala yunani di depan rumahnya, dipenuhi oleh halaman yang luas, dan dilengkapi dengan taman serta air mancur yang letaknya ditengah-tengah taman. Pelayan membukakan pintuk rumahnya yang besar, dan membungkukan tubuhnya untuk menghormati dan menyalami majikannya itu. Rumah sandara dipenuhi oleh lukisan-lukisan yang dibuatnya sendiri. Orang diluar sana tidaklah mengetahui tentang bakat istimewa yang satu ini. Dua lukisan besar yakni lukisan orang tuanya tergantung di ruang tamunya, dan satu lukisan yang dua kali lebih besar yakni lukisan keluarganya, tertempel dengan sempurna di ujung tangga lantai 2.

Sandara menaiki tangga dan berhenti tepat di depan lukisan keluarganya itu. Ia melihat ayah dan ibunya dengan tatapan rindu. Tatapan matanya terus pergi ke anak laki-laki yang berada di lukisan tersebut dengan posisi berdiri disebelahnya, tersenyum cerah. Tanpa sadar Sandara tersenyum melihat anak laki-laki itu yang tak lain adalah adik lelakinya.

Ia kemudian berjalan ke arah kiri dan berhenti di depan kamar yang tergantung papan yang menampilkan kalimat “ Do Not Come In”. Ia selalu terkikik-kikik melihat itu. Ia masuk tanpa mengetuk sehingga adiknya dengan otomatis terkejut melihatnya.

“Noona!!”

“Hello brother.. long time no see” kata sandara sambil berjalan mendekat ke arah adiknya yang sedang duduk di jendela sambil membaca buku dan memakai headset.

“Apanya yang long time no see hah?! Terakhir kamu bertemu aku saat tadi pagi kamu mau berangkat kerja.ckckck”

“hahahahaha.. iya ya?! Kok aku selalu kangen padamu ya Sanghyun-ah..” katanya sambil memeluk erat tubuh adiknya itu.

“yaaak! Noona!!! Aku bisa jatuuuuuuh…..” teriak Sanghyun yang membuat kakaknya itu mengeratkan pelukannya dua kali lipat. “Noona!! Aku tak dapat bernapas!!” teriaknya lagi.

“Oh ya??? *cup* ” goda Sandara sambil mengecup pipi adiknya yang lucu itu.

“seeeriiiuss noonaaaa!!” rengek Sanghyun putus asa dan akhirnya dapat membuat kakaknya melepaskan pelukan mautnya itu. Setiap pulang kerja, Sandara selalu menghampiri Sanghyun. Itu dapat melepaskan semua kepenatan yang ia rasakan.

“sanghyun-aah……. ” panggil Sandara sambil memegang wajah adiknya itu, tanggannya mengelus kedua pipinya.

“HMM??? Jangan membuatku seperti anak kecil noona.. aku sudah 20 tahun dan merupakan mahasiswa universitas Seoul jurusan musik!” kata Senghyun kesal.

Sandara terkikik dengan kelucuan dan keimutan adiknya itu.

“Kamu kenapa lagi, hah? Kenapa naruh papan keramat itu di depan pintu kamarmu??” tanya Sandara sambil melipat tangannya di depan dada, menatap adiknya dengan penuh selidiki.

“Tidak kenapa-napa noona… aku hanya ingin sendiri”

“Apa ini karena kamu masih kecewa gak dapat nilai tertinggi untuk melihat pianis itu menjadi tutormu?”

“Noona.. tolong jangan bicarakan itu lagi.. aku hanya bisa berpikir aku tidak berbakat dalam bidangku ini.” kata Sanghyun sambil menatap kosong ke luar jendela kamarnya. Sandara mengikutinya dengan melihat keluar jendela.

“Apa kamu sangat mengidolakan Kwon Jiyong itu? Masih banyak yang lebih bertalenta daripada dia Sanghyun-ah..”

“Tidak noona.. aku sangat menyukai permainannya, kepribadiannya, walaupun dari luar kelihatannya sangat dingin tapi aku tahu bahwa dia hanya menyembunyikan pribadinya yang sesungguhnya.” Jelas Sanghyun sambil menatap kakaknya yang cantik itu.

Sandara menghembuskan napasnya dengan keras dan menoleh ke arah adiknya yang sedang menatapnya.

“Jangan kecewa dengan dirimu. Akan aku pastikan, bahwa mereka salah tidak memberikanmu nilai yang bagus dan aku pastikan kamu akan bertemu dengan idola sialanmu itu.”

Hening..

Hening..

Hening…

Sanghyun membulatkan matanya, mulutnya menganga ke arah Sandara, dan “Kyaaaaaa…. nooooooonaaa!!!!!” ucap Sanghyun sambil meloncat dan memeluk erat kakak tercintanya itu.

“Yaaaak!! Hanya karena dia kamu mau memelukku haaah?!! Ckck dasar.” Kata Sandara disela-sela mengambil napasnya karena pelukan erat dari adiknya.

“hahahahahhahaha noonaaaa… aku sangat bahagia… gumaaawoo noona.. *cup* *cup* huaaah….” Sanghyun mencium kedua pipi noonanya dan kembali memeluk erat kakaknya itu dan kembali berteriak histeris.

*********

Sandara sebenarnya tak tahu siapa itu Kwon Jiyong. Sanghyun selalu mengoleksi permainan pianonya, dan selalu berlatih memainkannya walau akhirnya ia hanya bisa berteriak histeris karena tidak pernah bisa memainkan melodi sebagus idolanya itu. ‘Si pianis hebat dan berhati dingin’ itulah yang selalu dijawab Sanghyun jika aku menanyakan siapa idolanya itu tapi tak pernah ia memberitahukan namanya. Toh sama saja karena kakaknya itu tak akan tahu yang mana orangnya. Dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak dapat menikmati dunia luar diluar pekerjaannya. Dia hanya menonton tv jika sedang dalam perjalanan pulang atau pergi ke kantor dan hampir setiap hari berita itu tentang perusahaannya. Dia malas mendengar tentang berita-berita itu makanya dia sangat jarang mau mendengarkan berita apapun lagi. Jadi dipikirannya bahwa ia adalah seorang pianis hebat dan pastinya bukan orang korea. Hingga saat dimana Dongwook mengatakan deskripsi tentang tamu baru mereka nanti di annual party, dan melihat namanya yang terletak di urutan pertama di daftar tamu, dan segera memastikan bahwa inilah idola Sanghyun dengan melihat rak kaset koleksi Sanghyun, dan benar, disitu tertulis nama “The Great Kwon Jiyong”.

Sandara menggeleng kepalanya, “adakah orang korea yang menjadi pianis yang begitu dipuja dimata dunia?! Dan butuh seminggu untuk dapat meyakinkan dia untuk dapat menjadi bintang tamu spesial di annual party hotel nanti? woow.. Dia tak pernah bertemu dengan orang yang menolak tawarannya secara langsung maupun secara tidak langsung. Dan who is the damn Kwon Jiyong? cih.. liat saja nanti”, batin sandara.

*rrrttt rrrrrtttt* getaran hp di meja riasnya membuat Sandara kembali ke dunia nyata.

Ia melihat layar hpnya dan mendesah. *Lee Donghae*

“Yeoboseyo?”

“Yeoboseyo my fiance..” terdengar suara lembut Donghae

“Hmm… kenapa?”

“Sibuk? Aku ingin jalan-jalan sebentar denganmu.” Ajak Donghae dengan suara riangnya.

“Tidak sibuk dan aku lelah.” Jawab sandara cepat dengan nada datar.

“Dara.. sejak awal sepertinya kamu tidak ada waktu denganku. Kamu tak pernah mau menerima setiap ajakanku. Apa kamu malu denganku?”

“Malu? Hah.. Kalau tahu begitu, kenapa kamu mau menerima pertunangan ini hah?” kata Sandara sinis.

“Karena aku menyukaimu! Aku jatuh cinta padamu saat pertama kali melihatmu dara..”

“Suka denganku? Jatuh cinta padaku? hahahaha” tawa menggelegar di kamarnya. “Dengar Donghae, sejak awal aku melihatmu, aku tak pernah ada rasa padamu. Aku tak pernah membuat kamu jatuh cinta padaku dan aku tak pernah mau bertunangan denganmu hanya karena orang tuaku aku mau setuju bertunangan denganmu. Jadi berhentilah mendramatisir sesuatu hal yang tak pernah ada di antara kita berdua.”

“Tapi Dara, aku benar-benar jatuh cinta padamu sayang..”

“Ya, Benar. Kamu jatuh cinta pada hartaku. Berhentilah memanggilku dengan sebutan konyolmu itu. Selamat malam.” Kata sandara dengan sangat lembut dan penuh ketegasan dalam suaranya dan memutuskan sambungan telepon.

Sandara menarik napas dalam-dalam sambil menutup kedua matanya untuk menenangkan dirinya. Ia membuka matanya dan melihat wajahnya di cermin riasnya. “Aku tidak butuh laki-laki. Yang mereka inginkan hanyalah menguasai hartaku.” Pikir Sandara. Ia meletakan tangan kanannya di depan dadanya, merasakan denyut jantungnya dan menutup matanya lagi “Akan ku pastikan hati ini akan tetap kosong. Dan detak ini akan selalu seperti ini.”batinnya.

******

“Park Sanghyun!!” teriak seseorang yang dia sudah tahu siapa pemilik suara berat itu.

“Yaaaak!! Berhenti… tunggu akuuu..” teriaknya lagi sehingga membuat Sanghyun berhenti dan menoleh ke arah suara itu.

“Tidak bisakah kamu menyalamiku dengan wajar seunghyun?”tanya Sanghyun dengan wajah cemberut.

“hahhaha.. jangan kamu membuat wajah seperti itu,bro..  Kamu dapat membuat gadis-gadis malang itu pingsan disini karena melihatmu begitu” nyengir seunghyun sambil melihat gadis-gadis yang berkerumun di sekitar mereka sambil menatap sanghyun dengan tatapan lapar.

“Haaaish.. Gara-gara kamu selalu meneriakan namaku walaupun kamu hanya berjarak dua langkah dariku!” kata Sanghyun dengan nada marahnya tapi dianggap lucu oleh sahabatnya itu, Choi Seung Hyun.

“Oh ya, apa benar Kwon Jiyong akan hadir di acara annual party Hotel milik keluargamu itu?” tanya seunghyun cepat sambil duduk di kursi kantin yang selalu dihuni oleh dua makhluk paling hot di kampus itu.

Sanghyun membulatkan matanya, “Ha? Noona tidak mengatakan apa-apa tentang itu.. Kamu tahu dari mana?” tanya sanghyun penasaran.

“Dari Dongwook hyung.. tapi gak tahu juga, dia jadi hadir atau tidak. Kamu tahu kan betapa dinginnya dia? Dan sialnya hyung stress ketika beberapa kali mencoba bertemu dengannya dan selalu ditolaknya.” Jelas seunghyun sambil memakan muffin kesukaannya dengan lahap.

“Oh my gosh… aku harus hadir di acara itu.. harus!” teriak kesenangan sanghyun sambil mengepalkan kedua tangannya dan menghentakkannya ke udara. Dan itu membuat seunghyun menatapnya jijik. Ia tahu Sanghyun sangat mengidolakan Kwon Jiyong dan kecewa karena dia tidak termasuk dalam list nilai terbaik agar dapat melihat idolanya itu menjadi tutor.

“Calm down Sanghyun! Lihat gara-gara kamu, gadis-gadis disana ngiler melihat tingkah lucumu itu.” Sanghyun sadar dan melihat sekeliling mereka, terdapat gadis-gadis yang berkerumun di sisi kiri dan kanan meja mereka sambil menatap terpana dan membuka mulut mereka sambil menarik air liur ke dalam mulut mereka.

******

*drrrrrt* *drrrrrrt*

Getaran HP di atas meja disebelah ranjangnya membangunkannya dari tidur lelapnya. Jiyong segera melihat layar Hpnya, dan ternyata itu manajernya.

Sialan mengapa ia harus membangunkan aku hah? Batin Jiyong

“Yeoboseyo bos?” terdengar suara legah dari sambungan teleponnya.

“Yaaak rat! Mengapa kamu meneleponku? Aku sedang tidur seungri.. aaahhhhh!” kata Jiyong kesal dengan manajernya itu.

“Maaf maaf… lagian ini sudah sore bos.. sudah jam 8.. dan aku tahu kamu pasti lupa.”

“Lupa apa? Ini hari sabtu. Dan aku bebas dari apapun hari ini.. Shit!  tadi malam aku gak bisa tidur karena membuat lagu dan kamu? Aaaaaaahhhhh……” teriak kesal Jiyong memenuhi kamarnya yang gelap.

“Um Jiyong, kamu lupa bahwa hari kamu harus menghadiri annual party Hotel Park Hyatt Seoul yang telah kamu setujui!! Acaranya jam 8 dan ini sudah jam 8 lewat Jiyong.. aku sudah disini dan aku pikir kamu juga sudah disini…. oh Tuhan, aku tak mau menjelaskan pada siapapun alasan keterlambatanmu!” jelas seungri kesal.

“Damn!” Jiyong menepuk jidatnya dan langsung terduduk “Holly shit.. tunggun aku.. pastikan mereka bahwa aku akan datang.” Jawab Jiyong cepat dan memutuskan sambungan telepon dan langsung lari ke kamar mandinya.

******

“pastikan mereka bahwa aku akan datang.” Terdengar di kata-kata itu di Hpnya.

“Tapi bos!…”

“tiiit tiiiit tiiit” terdengar sambungan putus.

“hah… shit.. aku Cuma mau bilang bahwa kamu harus datang sebelum jam setengah 9 karena kamu akan mengisi acara disini dan itu sudah terjadwalkan!!!! arrrrrghhhhh” kata seungri kesal terhadap hp sudah tidak tersambung dengan bosnya itu.

Hubungan dia dengan bosnya sudah sangat dekat. Mereka adalah teman masa kecil dimana Jiyong selalu memperlakukannya seperti adiknya sendiri. Mereka bertemu lagi ketika Jiyong mulai debut internasional dan mamanya Jiyong menawarkannya untuk menjadi manajer anaknya itu.

“Pak, apakah Tuan Kwon sudah tiba?” tanya salah satu staff penyelenggara acara ini.

“Belum..  Jangan khawatir, dia pasti datang.”

“Pak, tolong jangan sampai ia tak datang.. kami semua akan dalam masalah jika tamu spesial tidak hadir malam ini.” katanya dengan memelas wajahnya.

“Tenanglah.. Kwon Jiyong pasti datang.” Jawab seungri menenangkan.

*****

08.30 PM

“Dongwook, apakah kamu salah memastikan bahwa Kwon Jiyong akan datang agar kamu tidak saya pecat?” kata sandara tajam.

“Nona, saya sangat memastikannya.. harap bersabarlah nona.. dia akan datang.” Jawab Dongwook menenangkan bosnya yang sudah sangat kesal menunggu kehadiran Kwon Jiyong.

“Noona, sabarlah.. Dia pasti datang. Dia orang yang sangat profesional noona. Percayalah..” tambah Sanghyun menenangkannya sambil tangan kanannya melihari bahu sandara dan menepuk lengan kanan noonanya itu.

“Tapi ini giliran dia untuk tampil!! Apanya yang profesional jika tidak tepat waktu. Ckckckck” Kata sandara sambil mendesah keras dan menatap tajam adiknya dan sekretarisnya itu.

*uuuhuuuk* *uhuuuk* Sanghyun dan Dongwook terbatuk secara bersamaan, salah tingkah atas tatapan tajam dari sandara.

“Noona, kenapa kamu tidak mengundang Donghae hyung untuk datang kesini?” tanya sanghyun mengalihkan topik pembicaraannya.

“Dia itu hanya bermulut besar dan aku tak suka melihat orang yang hanya bisa membual saja. Lagian tidak ada gunanya jika ia datang kan?” jelas sandara sambil menggelengkan kepalanya dan melirik ke adiknya itu.

“tapi aku pikir Donghae hyung sangat perhatian sama kamu noona? Kenapa kamu tidak mencoba untuk membuka hatimu padanya saja?”

“Dia memperlakukanku seperti kebanyakan laki-laki, seperti mereka telah mendapatkan harta karun yang sangat berharga, tidak ada spesialnya dari dia. Dan aku tak mau diriku dikuasai oleh siapapun.” Jelas sandara dingin membuat Sanghyun hanya menganggukan kepalanya.

08.45 PM

“hah… aku sudah tidak sabar akan memecatmu dan seluruh staff acara ini, Choi DongWook!” Bisik sandara kepada dongwook yang berhasil membuat dongwook keringat dingin dan langsung pergi melihat staff acara di belakang panggung.

“apa yang kalian lakukan hah?? Mana Kwon Jiyong??” teriak Dongwook pada staff acara yang sedang sibuk.

“Maaf pak, saya manajernya. Saya pastikan dia akan datang. Sedikit lagi pak.” Jelas seungri menolong staff acara yang ketakutan melihat kemarahan Dongwook

“Pleaasee,, dia harus hadir saat ini.. kalau tidak,,” dia menelan ludah dengan susah dan wajahnya sangat khawatir akan bagaiman nasib mereka nanti “akan terjadi masalah besar dan kami akan dipecat.” Staff acara berkeringat dingin ketika mendengar statement dari dongwook.

“Tenang saja.” Suara laki-laki dari belakang dongwook. Dan ketika ia menoleh,

“Bos!! Akhirnya kamu datang… kamu membuatku susah hyung!!” kata seungri lega.

“Maaf atas keterlambatanku ini, dan katakan pada pemimpinmu itu bahwa tidak perlu memecatmu” kata Jiyong tanpa ekspresi sambil memasukan tanganya di dalam saku celananya.

“Permisi tuan, anda harus tampil sekarang. Piano sudah kami siapkan di tengah-tengah panggung.”

Jiyong langsung berjalan pergi mengikuti staff  dan meninggalkan Dongwook yang masih berdiri dengan mulutnya yang menganga. Dia bahkan belum mengucapkan salam kepadanya. Dia hanya bisa menggelengkan kepala dan tersenyum menyedihkan.

-Disisi lain-

“Sanghyun, kamu pulang saja. Idola sialanmu itu tidak akan pernah datang ke acara ini. percuma kamu disini.” Kata sandara sambil menarik tangan adiknya itu menuju keluar ruangan.

“Noona! Dia datang!!! Aku percaya itu…” rengek sanghyun sambil berusaha melepaskan genggaman keras noonanya itu.

“Tidak! Aku sudah menyampaikan kata-kata sambutan tadi jadi kita bisa pulang sekarang. Dan berhenti menyukai seseorang yang bahkan tidak dapat menepati janjinya.” Kata sandara tegas kepada adiknya membuat adiknya tidak dapat mengatakan apa-apa dan mengikutinya lesu.

Ketika sandara sudah mau melangkah ke pintu keluar,tiba-tiba..

“Selamat malam, para hadirin..”

Suara itu menghentikan langkahnya. Sanghyun langsung melepaskan tangannya “sudah kubilang, seorang Kwon Jiyong akan datang, dia seorang profesional noona!” kata sanghyun cepat dan berlari kegirangan memasuki ruangan acara.

Sandara hanya terdiam tanpa menoleh ke dalam ruangan. Berdiri terpaku dengan suara yang tak pernah didengarnya tapi berhasil menghentikan langkahnya.

“Saya Kwon Jiyong, malam ini persilahkanlah saya memainkan lagu ‘NOSTRADAMUS’.” Suara tepuk tangan memenuhi ruangan sebagai tanda mulainya permainnan pianonya.

Permainan melodinya dimulai. Melodi yang awalnya lembut dan pelan lama kelamaan menjadi melodi yang mengandung emosi yang kuat. Emosi yang dapat mendebarkan hati ketika mendengarkan melodi yang dimainkannya. Penuh dengan kekuasaan, pengendalian, kemarahan, kenikmatan, dijadikan satu dalam lagu tersebut. Ini membuat sandara perlahan-lahan menoleh ke arah ruangan yang semakin riuh dengan tepuk tangan dari tamu-tamu yang lain ketika melodi semakin cepat. Sandara melangkah memasuki ruangan, melodi lembut dan cepat dimainkan dengan sempurna sambil menutup matanya dan membiarkan jari-jarinya bergerak di atas piano menjadikan piano itu piano yang luar biasa karena dapat menghasilkan nada-nada yang tak pernah sandara dengar. Sandara terus melangkah dan tanpa sadar berhenti di depan piano yang kebetulan Jiyong mengakhiri lagunya itu dengan melodi yang sangat indah.

Jiyong masih menutup matanya ketika memberi sentuhan terakhir di atas pianonya. Sedangkan Sandara berdiri, terpaku di depan pianonya sambil menatapnya takjub, dan tanpa sadar memberi tepukan tangan pertama yang terdengar di dalam ruangan yang tiba-tiba sangat hening. Itu berhasil membuat Jiyong membuka matanya dan melihat ke depan pianonya, ke arah Sandara berdiri masih bertepuk tangan, dan terdengar tepuk tangan riuh dari tamu-tamu yang lain.

Mata Jiyong dan Sandara masih terpaut, Jiyong dengan tanpa ekspresinya mengakhiri tatapan itu dengan menoleh ke arah tamu-tamu yang lain sambil membungkuk memberi hormat. Mata Jiyong kembali kepada Sandara hanya sedetik dengan tak ada eksprsi di wajahnya dan berjalan masuk ke belakang panggung.

Sandara berdiri terdiam di depan piano melihatnya pergi begitu saja tanpa menyalaminya. “Wow ada apa dengannya? Aku baru bertemu dengannya dan dia tidak menyalamiku dan mengacuhkanku? Apakah dia tidak tahu aku adalah pemilik hotel ini? Apakah aku sekarang terlihat seperti orang tolol di atas panggung?” Batin sandara. Ia menoleh ke arah tamu-tamu, dan mereka melakukan hal yang sama, memandanginya.

“Berpikir sandara.. kenapa kamu bisa naik diatas panggung ini? ini sangat konyol! Damn! Apa yang harus kulakukan sekarang?” batin sandara melihat kembali tamu-tamu yang terdiam melihatnya berdiri di atas panggung.

******

 

 To Be Continue

 << previous next >>


 

Gumawo readers atas komennya..
Semoga part ini dapat menjawab rasa penasaran kalian
Terus berkomentar ya guys,,, aku juga butuh saran atas tulisanku ini
Maklum masih pemula jika kurang memuaskan.
Aku akan tetap berusaha semaksimal mungkin untuk membuat cerita ini
Memuaskan kalian ya..
Tetap membaca tulisanku and gumawo udah baca
*bowtothefloor*

27 thoughts on “[Series] Melody of The Paint – 2

Leave a comment