Closet Bad Boy Chapter 32 : Gone

Story by: DefineA

link: Asianfanfics

translate by : JJ_arba_TOP

Jiyong POV

Sudah sebulan dan aku masih belum berbicara dengan Dara. Aku tahu aku pengecut tapi aku tidak tahu bagaimana berhadapan dengannya setelah apa yang kulakukan. Aku tahu apa yang kulakukan salah. Sangat salah. Waktu-waktu belakangan ini… membantuku berpikir tentang semuanya dan aku tidak dapat mengungkapkan betapa menyesalnya aku.

 

Aku ingin melihatnya… Aku tidak menginginkan hal lain selain bertemu dengannya.. Tapi aku tidak bisa.

 

Bagaimana jika dia tidak mau menerimaku kembali setelah semua hal mengerikan yang telah kulakukan dan kata-kata menyakitkan yang ku ucapkan? Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan.

Aku tahu aku tidak akan bisa mengatasi penolakannya meskipun aku pantas menerimanya.

 

Aku hanya… tidak bisa.

 

Aku rasa alasanku menunda pertemuan kami adalah…

 

Karena aku takut dia akan meninggalkanku.

Seperti aku meninggalkannya.

 

Meskipun aku tidak yakin jika aku mampu bertahan lebih lama lagi untuk tidak melihatnya. Sebulan ini, hidupku selalu berada di club, alkohol, dan tidur. Aku tidak pergi dengan wanita lain, jika kamu bertanya. Terkahir kali ketika aku melihat Dara di club tapi setelah mengemudi beberapa blok, aku menyuruhnya turun. Aku hanya tidak bisa bersama wanita lain.

Aku sangat merindukannya, ini membuatku gila… Aku sangat berantakan. Aku tidak bisa….tanpa dirinya, aku tidak tahu lagi.

 

Aku kembali ke kenyataan ketika aku mendengar ketukan di pintu kamarku. “Jiyong baby, kamu siap? Kita akan telat.” Ibuku berteriak dari balik pintu.

 

“Aku hampir selesai Umma.” Aku fokus mengikat dasiku. Jujur aku tidak sedang mood untuk dinner party sekarang tapi aku tidak mau mengecewakan orang tuaku. Aku sudah melakukan hal itu pada Dara.

 

Aku mendesah frustasi. Dasi sialan ini tidak bisa diajak kerja sama.

 

Aku mendengar suara tawa dari pintu dan melihat ibuku melihatku dengan kagum. “Aigoo! My baby. Kamu memang tidak pernah berubah bukan? Kamu masih tidak tahu bagaimana mengikat dasi?” dia bertanya sambil masuk ke dalam dan tersenyum padaku.

Aku tersenyum setengah hati padanya. “Aku hanya selalu lupa.”

“Well, apa kau punya masalah yang ingin kau ceritakan padaku?”

“Uhm, setauku tidak ad….”

“Bagaimana dengan Dara?”

“Dia baik.”

Dia menaikkan alisnya dan menatapku.

“Di- Dia baik. Mungkin”

“Kapan terakhir kali kau bicara dengannya?”

“Sebulan lalu.”

 

Sunyi……

 

Tak ku sangka ibu memukul tanganku. “Owww! Umma, kenapa kau melakukannya?” tanyaku sambil mengelus tanganku. “Sakit.”

“Itu karena kamu idiot.” Katanya dengan kecewa. Dia mundur dan meletakkan tangan di pinggang.

Aku hanya bengong melihatnya.

Apa alien telah menculik ibuku? Aku belum pernah mendengarnya berbicara seperti itu. Dia selalu lembut, penuh kasih sayang dan dia tidak pernah memukulku. Apa yang terjadi?

“M-mom? Are you okay?”

“Youngbae memberitahuku apa yang terjadi. Kau, anak muda, harus menemuinya dan minta maaf.”

“Youngbae?”

“Ya. Ia memberitahuku kau meninggalkan Dara di Jeju. SENDIRIAN! Aku tidak bisa percaya kau melakukan itu! Aku tidak pernah mengajarimu memperlakukan perempuan seperti itu. Sekarang, kau sebaiknya cepat-cepat meminta maaf padanya atau kalau tidak aku akan menghukummu dan kau tidak akan bisa pergi ke party-party seperti biasanya.”

Seolah sikap ibuku belum cukup mengejutkanku, aku bisa bilang, kupikir jantungku akan meloncat keluar mendengar apa yang dia ucapkan.

Holy dang! Bagaimana ibuku bisa tahu aku pergi ke party tiap malam?!

Speechless, aku hanya mampu menatapnya ketakutan.

“Kekeke. Shock? Kami sudah tahu sejak lama… sejak lamaaa sekali.”

“Bagaimana?”

“Well, pernah sekali ketika ayahmu dan aku pergi clubbing dan tiba-tiba, KAU muncul. Tsk! Tsk! Bayangkan betapa terkejutnya aku ketika baby boy-ku yang masih 13 tahun muncul di club bersama teman-temannya? Aku hampir jantungan.”

 

…….

 

“Oh, itu mengingatkanku. Kau berhutang pada aku dan ayahmu. Setelah malam itu, kami tidak bisa lagi pergi ke club karena tidak mau ketahuan olehmu dan akan merasa canggung~ Club adalah tempat favorit kami tahu.” Dia mengomeliku pelan.

Ketika aku tidak menjawab, dia bertanya “Waeyo? Tidak percaya? Hanya karena kami orang tua bukan berarti kami tidak bisa pergi clubbing,”

“I-itu berarti…..”

Tahu apa yang ingin kutanyakan, dia menjawab sebelum aku menyelesaikan pertanyaanku.

“Ya. Kami mengikuti permainanmu dengan akting anak baik-baikmu selama ini. Kekekeke…Ini benar-benar lucu. Kau sebaiknya melihat betapa merahnya wajah ayahmu karena menahan tawa melihat aktingmu. Aku tidak pernah melihatnya tertawa seperti itu.”

“Ka-kalian….”

“Maaf tidak memberi tahumu sayang, tapi ini sangat lucu. Maaf, ok.” meski dia meminta maaf, aku bisa merasakan bahwa dia sedang menahan tawanya.

“Jadi… kau dan daddy…kalian pergi…clubbing?”

“Tentu saja. Kami pergi setiap minggu. Apakah aku sudah memberitahumu? Aku bertemu ayahmu di club. Dia benar-benar party animal, sepertimu. Kurasa dari situlah kamu mendapatkan sifat ini.”

“Setiap minggu?” aku tidak tahu lagi harus bicara apa. Ibuku…dan ayah? Clubbing? Benar-benar tidak bisa percya.

“Tapi… tapi kau dan daddy… kalian…”

“Tegas? Well, kami mencoba menjaga image baik di depanmu. Lucu melihatmu berakting dan alasanmu … belajar sepanjang malam?   Pfffttt!!!! HAHAHAHAHAHA. Aku selalu ingin memberitahumu…Uhm…Apa ya?…Err… hal yang selalu dikatakan para remaja kalu kalian saling mengerjai?Uhm…Uhm…Oh, Oh yeah…you got punk’d HAHAHAHAHAHA”

Aku benar-benar….. ibuku…. AARRRRRGGGGHHHHH…………

 

Setelah tawanya reda, dia langsung meletakkan tangannya di bahuku, matanya terlihat serius. “Dara gadis yang hebat. Kau sebaiknya beraksi sebelum semuanya terlambat.”

“Tidak apa-apa jika kau tidak pergi bersama kami. Aku tahu kau punya banyak hal yang harus diselesaikan.”

Setelah itu dia berbalik dan meninggalkan kamar.

Setelah aku pulih dari kenyataan mengejutkan ini, aku mengambil teleponku dan memencet nomor Top Hyung.

“Hyung, kau tahu dimana Dara sekarang?”

“Apa?Dia pergi?!!!!!!!!”

__________________________________________________

16 thoughts on “Closet Bad Boy Chapter 32 : Gone

Leave a comment