Don’t Deserve You #1 [Twoshoot]

Cover

Author: Mita (kwonjita)

Cast: Sandara Park, Kwon Ji Yong,

 Lee Donghae, Mizuhara Kiko

Sport cast: Choi Seunghyun, Park Bom, Dong Yeong Bae

G | | Romance, hurts, little sad 

****

 

Apa kalian pernah berpikir, kalau perasaan tidak pantas itu muncul karena pemikiran kita sendiri? Rasa takut yang terlalu besar juga membuat pikiran kita berlayar sesukanya, higga otak kita bekerja hanya untuk memikirkan hal itu.

****

 

Aku kembali pergi untuk menyendiri dari kebisingan dan keramaian suara tawa bahagia orang-orang di kota ini. Pandanganku masih tak mau beranjak dari pemandangan tempat ini. Desiran air yang mengalir tenang serta bau hamparan rumput hijau yang tercium oleh indera penciumanku menjadi teman dalam kesendirianku di tempat ini. Seulas senyum lelah kembali terlukis di sudut bibir mungilku, saat kilasan bahagia sekaligus menyakitkan itu kembali berputar di pikiranku. Tempat ini adalah tempat terakhir diriku bersamanya, hingga sekarang aku tak pernah melihatnya lagi, dia telah pergi dariku.

Flashback

Sinar jingga terlihat nampak begitu indah memantulkan cahanya, suara tawa bahagia pun jelas terdengar di tengah tenangnya hembusan angin yang bertiup. Bau rumput hijau tercium jelas dindera penciuman sepasang anak manusia yang tengah menikmati setiap hamparan keindahan di depan mata coklat keduanya. Membuat seorang gadis tak henti berdecak kagum memandang lukisan alam yang membentang indah di depannya.

“apa begitu indah, hingga kau tak berkedip seperti itu?” tanya lembut  soerang pria, dia tersenyum simpul saat melihat tingkah gedis di sampingnya ini.

“ini sungguh indah” katanya yang masih memandang takjub tempat ini. “bagaimana kau bisa menemukan tempat seindah ini?”katanya lagi, tersenyum manis memandang pria itu.

“entahlah, aku hanya memikirkanmu saat melangkahkan kaki kesini, hingga tak sengaja menemukan tempat ini” katanya lembut, tengannya bergerak menyentuh helaian coklat yang menutup wajah cantik gadis itu. Gadis ituakan tersipu malu setiap kali pria di hadapannya ini melakukan hal manis seperti itu. Tapi kembali raut wajahnya berubah kecewa, saat kembali menyadari bahwa pria dihadapannya ini, bukan siapa-siapa baginya. Sampai sekarang dirinya tak pernah mendengar laki-laki dihadapannya ini mengatakan perasaannya pada dirinya. Dirinya tak mengerti dengan pria dihadapannya ini, dia bersikap manis seolah dirinya adalah gadisnya, tapi tidak jarang pula pria itu bersikap biasa-biasa saja padanya. Gadis itu kembali mendesah lemah, saat kembali memikirkan hal itu.

Angin yang berhembus kembali menerbangkan surai coklat milik gadis bernama Sandara Park itu, dia kembali memandang hemparan keindahan tempat ini. Cahaya mentari yang perlahan mulai memudar tak dia sadari, karena begitu dalam larut dalam pikirannya terhadap sosok laki-laki bernama Kwon jiyong. Kicauan suara burung seolah alunan nada yang mengalun indah di indera pendengarannya, suasana begitu tenang dia rasakan di tempat ini. Fokusnya terganggu saat suara lembut pria yang tadi memenuhi pikirannya itu mengajaknya untuk pulang.

“kajja..kita pulang sekarang” ajaknya lembut meraih tangan mungil gadis itu.

“ne” jawabnya. Desahan lelah jelas terdengar di indera pendengaran pria itu, tapi dia kembali pura-pura tuli dengan itu, dia menyadari jika gadis dalam genggamannya ini meminta penjelasan atas sikapnya selama ini. Tapi dirinya tak  menemukan cara untuk melakukan itu. Dia berpikir dengan mengajaknya ketempat ini bisa membuatnya bahagia, dan datang kembali ketempat ini walau tak bersama dengan dirinya pikirnya. Dara kembali memandang diam sosok pria yang menggenggm lembut tangannya ini, perasaan sedih kembali menghampirinya. Dara menghentikan langkahnya membuat pria itu ikut menghentikan langkah dan memandang bingung gadis disampingnya ini.

“ada apa?” tanyanya bingung “kau masih ingin di sini” tanyanya lagi yang di jawab gelengan lemah dari gadis itu.

“ani”jawabnya memandang lembut pria itu, dia kembali mendesah sebelum berkata,  “ji..”panggilnya lemah, pandangannya kini menatap langsung ke manik mata coklat pria dihadapannya itu. Pria itu hanya diam menunggu gadis itu melanjutkan ucapannya.

“apa diriku bagimu” katanya masih tak mengalihkan pandangan mata coklat hazelnya itu, pada manik mata coklat pria dihadapanya. Dia masih menunggu pria itu menjawab pertanyaannya, tapi dia kembali merasa kecewa karena lagi-lagi pria itu tak memberikan jawaban apa pun padanya. Gadis itu mendesah gusar melihat sikap yang kembali ditunjukan pria diahadapannya ini.

“kau masih tak mempunyai jawaban rupanya”katanya lagi dengan senyum yang dia buat semanis mungkin. Dia kembali pura-pura bahagia didepan pria itu, dia tak ingin memaksa laki-laki itu menjawab pertanyaanya sekarang juga pikirnya, dia akan menunggu sampai laki-laki itu berani mengatakannya sendiri, walau selama apapun itu dia akan menunggunya, gumamnya menyemangati dirinya. Dia hendak melangkahkan kakinya menjauh saat dirasakannya sebuah tangan menghentikan langkahnya, dia berbalik untuk memandang pria itu, menunggu apa yang ingin pria dihadapanya ini ucapkan.

“kau mau keman?”tanyanya lembut masih menggenggam erat tangannya. Gadis itu tersenyum simpul lalu berucap “aku melihat ada kupu-kupu tadi, jadi aku ingin menangkapnya”. Ucapnya menis. Dia tersenyum kecut saat diharapnya pria ini mengatakan hal lain.

“MWO” katanya tak percaya dengan ucapan yang dilontarkan gadis dihadapannya ini “tapi ini sudah sore Dara, jadi kajja kita pulang sekarang” katanya lagi menarik tangan dara mengajaknya untuk pulang.

“shireo” jawabnya menghentakan kaki kesal, dara terlihat seperti anak kecil sekarang dimata ji yong. Gadis ini benar-benar unik pikirnya, tak heran semua laki-laki di kota ini begitu memujanya, dia begitu sempurna dimata semua orang batinya menatap lembut wajah gadis di hadapannya ini.

“kita pulang sekarang, arra?” ucapnya tegas, dengan langkah gontai akhirnya dara menuruti perintah pria ini untuk pulang sekarang dari tempat ini.

Flashback End

Kilasan bahagia itu tak pernah bisa ku hapus sampai sekarang, dirinya terlalu berharga untuk ku. Diriku akan selalu datang ketempat ini, berharap aku menemukan sosoknya di sini, tapi persaan kecewa itu kembali menghampiriku. Diriku tak pernah sekalipun menemukan sosoknya lagi disini, sampai sekarang. Aku kembali mendesah lelah saat harapan itu tak pernah terwujud, semua orang bahkan sudah lelah melihat sikapku yang seolah tuli dengan kata-kata yang mereka ucapkan. Mereka sudah lelah mengingatkanku, agar diriku berhenti pada sosok itu, mereka berpikir diriku terlalu baik untuknya yang brengsek. Tapi aku berpikir dirikulah yang tak pantas untuknya, hingga dia pergi dariku tanpa pamit satu kata pun padaku.

Aku tak pernah bisa melakukan semua yang orang-orang sekitarku katakan, aku terlalu begitu mencintai sosok brengsek itu, sampai aku kembali membuat kecewa sosok laki-laki lain yang selalu setia mendengarkan keluh kesahku tentang sosok itu. Aku tak begitu bodoh untuk tak menyadari itu semua, dirinya tak pernah memaksa untuk diriku menerima dirinya di hatiku.

“akhirnya, aku menemukanmu juga dara” katanya ngos-ngosan mengatur nafas, aku memiringkan kepalaku sedikit untuk melihat wajah laki-laki yang baru saja ku pikirkan tadi.

“apa kau kembali disuruh Bom untuk mencariku” kataku menatapnya, dia mengangguk di sela mengatur nafasnya itu. “kenapa kau selalu mau disuruh untuk mencariku donghae-ah?” sambungku berdecak kesal padanya, aku sungguh tak menyukai jika dia seperti ini, itu membuatku semakin merasa bersalah padanya. Dirinya selalu bisa diandalkan jika itu menyangkut diriku, bahkan bibirnya itu selalu melukis senyum manis jika teman-temanku meminta dirinya untuk melakukan apa pun yang berhubungan denganku.

“kau pikir aku mau melakukannya” katanya pura-pura kesal menatapku. Ciihh desisku mencibir kembali memalingkan wajahku menatap kedepan. “aku tak butuh perintah siapa pun untuk mencarimu” katanya lagi tersenyum manis, persaanku serasa tertohok melihat senyum itu kembali terukir dari bibirnya. Kenapa dirinya selalu tersenyum bahagia seperti itu didepanku?sedikitpun dirinya tak pernah menampakan kesedihan, atau perasaan kecewa terhadapku. persaan bersalah kembali menggerogoti hatiku melihat sikapnya ini.

“berhentilah mencemaskanku”ucapku menatapnya dengan pandangan memohon, “jika kau kembali diminta untuk melakukan apa pun tentangku, tolak itu semua” kataku lagi sedikit marah padanya, tapi ucapanku kembali dia tanggapi dengan senyum manis itu lagi.

“kenapa aku harus melakukannya” katanya lembut masih dengan senyum yang tak pernah luntur dari bibrnya itu. “itu keinginanku sendiri, jadi kau tak usah merasa bersalah seperti itu” tambahnya.

“sudahlah, ini tak akan berguna jika dikatakan padamu” ucapku mendengus kesal, lalu beranjak dari duduk ku pergi meninggalkannya, ku lihat dia berlari mengejarku hingga mensejajarkan langkahnya denganku.

****

Cahaya mentari pagi yang mesuk melalui celah-celah tirai dari rungan itu, membuat sosok laki-laki tampan menggeliat malas dari tempat tidur empuknya, dia menyipitkan matanya saat kilauan cahaya itu menyapa wajahnya, dia kembali ingin membenamkan wajahnya di balik selimut tebalnya, saat dering ponselnya menggagalkan niatnya itu, dengan malas dia meraih ponselnya di atas meja samping tempat tidurnya, dan menggeser layar untuk menjawab panggilan itu lalu menempelkan benda tipis itu ketelinganya.

“apa kau baru bangun?”ucap lembut dari orang yang menelponnya.

“hemm” jawabnya dingin. Dia tidak tahu harus bersikap seperti apa pada orang itu? Dirinya memang menjalin hubungan dengan gadis dari sebrang sambungan itu, tapi dia tak tahu bagaimana perasaannya terhadap gadis itu. Hatinya masih di penuhi oleh sosok gadis lain yang lebih dulu telah mengisi relung hati terdalamnya. Kembali dia dengar suara lembut dari gadis disebrang sambungan, dia diam untuk mendengarkan ucapan gadis itu.

“emm,tunggulah ditempat biasa” ucap pria itu, lalu mengakhiri sambungan telponya, dan beranjak pergi masuk kedalam kamar mandi.

****

Di sebuah caffe, gadis dengan surai hitam setengah bahu itu duduk manis pada sebuah bangku, dia sedang menunggu seseorang yang sejam lalu dia hubungi. Pandangannya tertuju pada daun pintu yang terayun terbuka itu, hingga menampakan sosok pria tampan yang dari tadi dia tunggu. Dia tersenyum simpul saat sosok itu berjalan menghampirinya dan membalas senyum manisnya itu. Pria itu kembali menunjukan senyum manis dihadapan gadis bernama Kiko yang sudah setahun menjalin hubungan dengannya ini, tapi sedikitpun hatinya tak pernah merasakan getaran cinta untuk gadis manis dihadapannya ini, dirinya tak pernah mengerti apakah dia mencintai gadis ini, atau hanya untuk membantunya melupakan sosok gadis lain yang sampai sekarang masih menduduki peringkat pertama di hatinya. Entahlah, apa ada jawaban yang bisa menjawab pertanyaan itu. Bahkan senyum yang selalu dia tunjukan pada gadis dihadapannya ini, dia juga tak tahu apakah senyum bahagia atau senyum terpaksa yang dirinya berikan.

“kau belum memesan?” ucap laki-laki bernama kwon jiyong itu, saat dia mendaratkan tubuhnya duduk dihadapan gadis itu.

“aku menunggumu” jawabnya lembut. Kadang ji yong merasa bersalah terhadap gadis dihadapannya ini, dia selalu berusaha untuk bisa mencintai gadis ini, tapi dia juga selalu gagal untuk itu, dirinya kembali tersenyum saat gadis itu menatapnya lembut.

“kalau begitu kita pesan sekarang” ucapnya lagi, seperti inilah hari-hari yang seorang kwon ji yong lalui, penuh kepura-puraan di dirinya, dia tak bermaksud untuk melakukan itu. Dia tak ingin kembali menyakiti hati seorang gadis batinnya. Sudah cukup dirinya menjadi sosok laki-laki brengsek, sekarang pun dirinya masih merasa sebagai laki-laki brengsek yang kembali menyakiti perasaan gadis di hadapannya ini, dengan pura-pura mencintainya. Dirinya masih berusaha untuk itu, untuk tidak membuat gadis dihadapannya ini terluka juga karenanya.

Dara pov

“ya” teriak cempreng sahabatku yang menarik paksa selimut tebal yang membungkus tubuh mungilku, aisshht..desisku kesal, dia kembali bersikap layaknya ibuku rupanya, bahkan dia masih mencoba menarik selimut dari tubuhku ini.

“gadis dewasa macam apa yang masih menggelit malas diatas tempat tidur seperti ini” dengusnya kesal, masih berusaha menarik selimut itu. Sahabtku ini selalu bersikap berlebihan, walaupun begitu tapi aku sangat bersyukur memiliki dirinya yang selalu ada untuk ku. Kadang aku merasa bersalah jika dia kembali mengutamakan diriku ketimbang dirinya, bahkan dia lebih memperhatikan diriku ketimbang pacarnya itu. Aku sungguh beruntung memiliki mereka semua di hidupku.

Saat dia kembali ingin menarik paksa selimut dari tubuhku, suara bel menghentikannya melakukan itu. Aku mendengar dia mendesisi kesal lalu dengan cepat dia keluar untuk melihat siapa yang betamu pagi-pagi seperti ini.

“ommo..seunghyun-ah” katanya kaget karena melihat kekasihnya itu, pagi-pagi menemuinya. Aku mendengar bom menyuruh seunghyun masuk.

“kenapa pagi-pagi sudah kesini?”aku mendengar bom bertanya, saat mereka sudah duduk di sofa. aku juga berpikir begitu sih, untuk apa seunghyun betemu bom pagi-pagi seperti ini?.

“apa ada larangan untuk menemui pacar sexy ku ini” kata seunghyun oppa tersenyum menggoda. Aku mendengar Bom terkekeh geli mendengar ucapan seunghyun padanya.

“aku tidak melihat dara, apa gadis itu belum bangun” aku mendengar seunghyun oppa bertanya lagi.

“ahh..gadis itu, dia masih meringkuk malas dibalik selimut hangatnya itu”ucap Bom berdecak kesal

 “ohh” ucap seunghyun. Memang benar aku masih meringkuk malas dibalik selimut hangat ku ini, tapi aku tidak tidur buktinya aku masih mendengar parcakapan pasangan aneh itu dibalik selimut ini. Bersyukur Bom tak menutup rapat pintu kamarku jadi aku masih bisa mendengar percakapan mereka berdua.

“cepat katakan apa yang membawamu pagi-pagi kesini?” aku mendengar bom bertanya, dia seolah mencium bau sesuatu yang sedang disembunyikan oleh kekasihnya itu. “aku tahu kau tidak akan kemari pagi-pagi seperti ini, jika tidak ada yang ingin kau katakan padaku?” ucap bom menyelidik, benar kan sahabatku itu sedang mencium bau sesuatu yang disembunyikan.

Aku tersenyum geli mendengar tingkah sahabatku itu, batapa sialnya seunghyun mempunyai kekasih seperti dirinya, dia tak akan pernah bisa menyembunyikan sesuatu dari Bominator, sahabatku itu seperti seekor anjing pelacak yang tahu ada bau mencurigakan disekitarnya. Kembali ku tajamkan pendengaranku saat seunghyun mendesah berat, seolah yang akan dia katakan itu membuat hidupnya hancur.

“aku menemukan laki-laki itu” ucap seunghyun hati-hati, dia seperti takut jika aku mendengar ucapannya.

“apa maksudmu”tanya bom yang kudengar seperti berbisik, sepertinya mereka berdua takut aku akan mendengarnya.

“ku bilang aku menemukan anak pengecut itu dimana”ucap seunghyun lagi, aku bangkit dari tempat tidur menuju pintu, aku menempelkan daun telingaku  pada pintu kamarku untuk lebih menajamkan pendengaranku tentang apa yang sedang pasangan aneh itu bicarakan. Aku penasaran dengan Apa yang dimaksud seunghyun, siapa anak pengecut yang dia temukan? Aku masih menempelkan telingaku untuk mendengarkan percakapan mereka lebih jelas.

“tapi masalahnya dia tidak sendiri lagi, anak itu menjalin hubungan dengan model asal jepang itu” sambung seunghyun oppa, tak lama aku mendengar Bom memekik geram setelah mendengar ucapan seunghyun.

“MWO” pekek Bom kesal “apa kau bilang, dia menjalin hubungan dengan model asal jepang” sambung Bom geram.aku mendengar dia tertawa mencibir, siapa yang mereka bicarakan sebenarnya?.

“ya,ya,ya, apa kau tak bisa memelankan suaramu itu huh?” aku mendengar seunghyun mendengus kesal melihat tingkah kekasihnya. Lalu aku mendengar Bom kembali berucap “untuk apa?, biar dara mendengarnya sekalian, biar dara tahu betapa brengseknya laki-laki itu”. Aku akhirnya keluar dari kamar untuk mencari tahu lebih lanjut apa yang sedang mereka bicarakan.

“apa yang kalian bicara sebenarnya?” ucapku setelah keluar dari kamar, aku melihat wajah kaget seunghyun oppa saat dia melihat ku keluar menghampiri mereka.

“a-aniyeo” jawab seunghyun oppa tergagap, dia kembali menatap tajam bom seolah memberi tahu untuk tidak bicara lagi.

“ku mohon, katakan padaku oppa, siapa yang menjalin hubungan dengan model asal jepang? Apa yang kalian sedang bicarakan itu ji yong? Cerucusku, tapi seunghyun masih diam tak mau menjawab.

“Ne, dia yang kami bicarakan” ucap bom cepat, sepertinya dia tahu aku niat bertanya itu padanya.

“BOM” pekek seunghyun tajam pada kekasihnya itu, dia mendengus kesal melihat sikap bom.pandangannya kembali menatapku bersalah.

“wae?” jawab bom dingin “kau takut dara terluka setelah mendengar itu?” ucap bom lagi.”ciihhh…”desisnya sinis “kau tau dia sudah terluka dari awal seunghyun-ah” teriak bom akhirnya, dia benar-benar kesal sepertinya.

“dan kau dara”ucapnya tajam menatapku “berhenti memikirkan laki-laki brengsek itu” katanya berlalu pergi meninggalkan aku dan seunghyun. Dia membanting keras pintu kamar membuatku terlonjak kaget, aku tahu dia sangat marah dengan hal itu, karena dia sangat mengkhawatirkan diriku.

 

Tbc

Next >>>

Niatnya nih ff oneshoot, tapi karena terlalu panjang,

Akhirnya aku bikin jadi dua part.

Ku harap kalian menyukai ceritanya,

walau diriku sendiri pun tak begitu puas dengan hasilnya…

maklum aku baru pertama buat ff, masih belajar intinya..

maaf kalau banyak tepo, dan kata-kata yang kurang enak dibaca.

Tinggalkan jejak yah, entah itu krtik, yang membangun untuk ku

Agar lebih bersemangat ngebuat lanjutannya…hehe

 

 

21 thoughts on “Don’t Deserve You #1 [Twoshoot]

  1. Jiyong…jiyong….ga cinta sama Kiko kenapa dipacarin?
    Udh ada yg lebih cinta, yg lebih perhatian, yg lebih segalanya buat Jiyong eh malah di PHPin
    Ditunggu lanjutannya ya 😊

  2. Aku baru baca dan jadi galau, kenapa awalnya aja udah begini eonn :’D ditunggu selanjutnyaa ya thorr dan secepatnyaa!! HAHAHA semangatt

  3. Galau bacanya,
    Kalau emang gak cinta sama si kiko kenapa dipacarin
    Ada2 aja sih
    Kasian kan dara
    Ada apa sebenarnya sama jiyong sampe2 gak mau ungkapin perasaannya walaupun dia sendiri tau kalau mereka saling suka

  4. Wah unnie udah mulai berani ya buat post ceritanya? Keren
    Sebel deh sama Ji oppa dia gak may nyakitin so kiko makanya dua pura pura cinta. Nah Dara unnie kenapa malah disakitin beneran. Pusing deh sama pemikiran kamu Ji. Maaf ya in aku emosi.

  5. Annyeong eonni, Hahah aku kembali baca ff nya eonni. Mian eonni kemarin aku sempat berhenti baca ff , karena kepentingan sekolah. Mian eonni. Percaya atau tidak ini ff yang baik, ini keren eonni, jujur aku tersentuh baca ff eonni, eonni mengatakan kalau tidak percaya diri untuk post ff begini kerennya, aku rasa eonni pabbo kekeke, kalau aku bisa bikin ff se bagus ini aku pasti langsung post.
    Ah mian eonni kalau aku baca ulang ff eonni, kemarin aku sempat baca, waktu pertama eonni nge post ini, tp kan itu sah berbulan bulan, jadi aku sedikit lupa kekeke.
    Aku penasaran kenapa Ji Yong di bilang merengsek disini. Ah …Aku akan baca kelanjutannya, kekeke mumpung kagak pakai pw.

Leave a comment