It’s War #7

war

Author : Cyscha
Main Cast : Sandara Park, Kwon Jiyong, Ahn Sohee
Support Cast : Park Bom, Lee Chaerin

“Dee… Kau lihat berita?” Bom menjajari langkahku saat aku berjalan keluar mobil menuju kafe tak jauh dari kantorku. Aku tidak menoleh kearah gadis itu, hanya menggelengkan kepala sebentar lalu membuka pintu kafe.

“Pernikahan mereka ditunda dan itu gara-gara kau?” Bom berucap pelan disebelahku. Matanya fokus pada ponsel ditangannya. Aku melirik lagi kearahnya mencoba mencari tau apa berita yang dia maksud.

“Aigo, kali ini wartawan benar-benar kelewatan. Mereka merusak nama baikmu. Coba baca” Bom menyerahkan ponselnya sesaat setelah kami duduk dimeja tak jauh dari pintu kafe. Kuraih benda tersebut dan mataku langsung menangkap judul berita yang tidak baik untuk dilihat oleh mataku. Pernikahan CEO YG dibatalkan karena adanya orang ke-3 sandara park. Aku menutup mulutku tak percaya. Keterlaluan! Apa-apaan ini? Bukankah kasus kami sudah selesai.

Jariku menggerakkan layar ponsel Bom kebawah dan lagi-lagi mataku tertumbuk pada sebuah judul yang sama. Sandara Park Putri CEO J Tune Champ diduga jadi orang ke-3 dalam hubungan Kwon Jiyong dan Ahn Sohee

YA!

Aku meletakkan Handhone Bom dengan kasar ke meja. Sekarang mood ku semakin berantakan setelah seharian berkutat dengan pekerjaanku.

“YA! Kau membuat ponselku lecet” Bom cepat-cepat meraih ponselnya dari atas meja dan mengelus-elus benda tersebut. Aku meletakkan sikut kananku di meja dan memijit pelipisku. Aku muak dengan semua pemberitaan ini.

“Ssstt… Dee” Bom berbisik. Dia mencondongkan badannya kearahku “Ada Jiyong dibelakangmu?” lanjutnya. Lalu dia duduk diposisinya lagi. Pada saat bersamaan aku dan Jiyong menoleh dan mata kami bertemu. Aku buru-buru berbalik ketika tau dia juga menyadari keberadaanku.

“Kau mau minum apa?” Bom mencoba mencairkan. Aku tersenyum tipis tanda terima kasih karena aku menjadi kaku saat tau dia juga berada disini.

“Milk shake saja.” jawabku singkat. Dan Bomie memanggil seorang pelayan untuk mencatat pesanan kami.

“Emm Eonn, aku ketoilet sebentar ya” Pamitku. Bom mengangguk. Aku meraih tas ku dan berjalan cepat menuju toilet. Aku sengaja tidak menoleh saat melewati meja Jiyong dan dia bersama Sohee rupanya. Tapi aku tau Sohee mengikuti kepergianku dengan ekor matanya.

***

Author Pov

“Babe, aku keluar sebentar ne?” Sohee bergerak meninggalkan meja mereka dan menyusul langkah Dara ketoilet.

Dara baru saja selesai mencuci muka saat Sohee menerobos masuk ke toilet. Dia meletakkan tangannya dipinggul dan berdiri dibelakang Dara. Dara melihat pantulan wajah Sohee di cerminpun segera berbalik. Mata mereka bertemu. Tatapan Sohee jelas tidak bersahabat. Dara menelan ludah dan mencoba untuk tetap rileks.

“Bisakah kau menjauh dari kehidupan kami? Kau tau kau sudah mengacaukan pernikahanku.” Sohee mulai bersuara. Dia jelas menyimpan dendam terhadap Dara.

“Aku tidak melakukan apapun. Dan aku juga tidak menyuruh Jiyong membatalkan pernikahan kalian.” Dara berusaha berbicara normal meskipun sekarang Dia telah bersiap untuk meledak.

“Terserah. Dari awal kita tidak terlibat masalah, jadi menjauh lah dari kehidupan Jiyong.” Sohee menusuk Dara dengan tatapannya.

“Bagaimana aku bisa menjauh sementara memang kami tidak pernah dekat?” Dara mengerutkan keningnya. Jelas dia tidak begitu paham maksud Sohee.

“Batalkan semua kerjasama kalian. Itu akan membuat kalian tidak pernah bertemu lagi dan wartawan akan melupakan kejadian ini.” Titah Sohee. Dia seolah-olah sedang memerintah Dara.

“Mwo??” Dara terkesiap mendengar perkataan Sohee. “Aku rasa kau berpikir terlalu jauh memakai perasaan. Harusnya logikamu lah yang kau gunakan untuk berpikir. Kau tidak bisa mencampur adukkan urusan pribadi dengan pekerjaan. Ini bukan antara aku dan Jiyong tapi antara J Tune dan YG. Jelas aku tidak bisa mengorbankan perusahaanku. Dan YG juga akan mengalami kerugian.” Dara membantah. Ini sudah benar-benar tidak masuk akal.

“Lalu bagaimana tanggapan media jika kalian terus bertemu? Bukankah akan semakin Memperkuat dugaan perselingkuhan kalian. Nama baikmu taruhannya!” Kecam Sohee tak mau kalah.

“Ne, aku jauh lebih mengerti tentang itu. Kau tidak mengerti pekerjaanku dan kau tidak bisa memaksaku melakukan yang kau mau hanya karena keegoisanmu.” Dara menyambar tas nya. Dia hendak beranjak dari tempat itu. Saat tangan Sohee memegang lengannya.

“Jangan mengajakku berperang nona” Mata Sohee menyipit. Dia menatap Dara dengan kebencian.

“Kau lah yang memulai. Lalu haruskah aku tinggal diam? Ini bukan tentang perasaanku. Tapi tentang harga diri. Dan akan kubuktikan padamu jika Jiyong tidaklah menarik untuk aku perebutkan bersamamu. Karena kenyataannya aku dan dia tidak ada hubungan apapun selain partner kerja” Dara berucap parau. Menurutnya Sohee sudah kelewatan jika memaksanya memutuskan hubungan kerja kedua perusahaan demi menjaga perasaan dia. Dara menyentak lengannya dari pegangan Sohee. Dan berlalu dari tempat itu.

***

Dara Pov

Aku menghempaskan pantatku dikursi. Bom menatapku lalu menghela nafas lega.

“Kenapa?” tanyaku heran.

“Kau lama sekali. Dan aku menjadi panik saat Sohee juga tidak berada dimejanya. Aku pikir Dia menyusulmu ketoilet dan kalian bertengkar.”

Aku menaikkan alisku mendengar ucapan Bom. “Kau benar. Dia menyusulku ketoilet lalu dia mengajakku bertengkar.” aku mendesah pelan. Lalu menyeruput milk shake ku.

“Mwo? Bertengkar?” Bom berteriak kaget. Hingga aku perlu sesuatu untuk menyumpal mulutnya.

Aku menoleh kebelakang. Sohee dan Jiyong memperhatikan kami.

“Nanti aku ceritakan. Sebaiknya kita pergi sekarang dari tempat ini. Aku muak melihat mereka.” aku menghabiskan sisa milk shake ku dan menarik Bom meninggakan kafe itu.

***

kami berada dikamarku sekarang. Aku merebahkan tubuhku diranjang dan Bom berdiri disisi ranjangku.

“Dee, kau belum bercerita tentang kejadian ditoilet tadi” Bom berkacak pinggang. Aku meliriknya, ade perasaan lelah menghadapi masalah ini.

“Dia menyuruhku menjaui Jiyong”

“Mwo? Menjauhi bagaimana?” Bom terkejut. Dia lalu duduk disebelahku. Aku bangkit. Mengangkat bahuku cuek dan berkata..

“Entah.. Aku bahkan tidak dekat dengan Jiyong”

Bom menatapku”Si rubah hanya mengatakan itu?” Bom menyelidik. Aku tau dia tidak puas dengan jawabanku.

Aku menggeleng.”Lebih dari itu. Dia menyuruhku menghentikan kerjasama J Tune dan YG”

Mulut Bom terbuka lebar “Apa dia gila? Mana bisa dia menyuruhmu begitu! Ini bukan drama.” Bom berkata ketus. Dia mengepalkan tangannya.”Harusnya dia mengatakan itu didepanku. Kupastikan dia pulang dengan memungut giginya dilantai” aku bergidik ngeri membayangkan bogem Bom melayang kewajah Sohee. Bom seharusnya menjadi petinju bukan seorang sekretaris.

“Kau tidak memintaku menghabisinya sekarang?”

aku mengernyitkan dahiku mendengar pertanyaan Bom, “untuk apa?”

“Aku hanya geram. Ingin mengirimnya segera keneraka” Bom masih menggeram. Aku hanya menggelengkan kepala melihatnya. Aku beranjak dari ranjang ketika tenggorokanku kering.

“Kurasa Jiyong perlu tau tentang Sohee ini” Bom rupanya menyusulku kedapur.

Aku tersedak mendengar ucapannya. “Ani.. Kau tak usah menceritakan apapun pada Jiyong,ini urusanku dan rubah itu. Aku yakin bisa menyelesaikannya.” kilahku buru-buru. Aku tidak akan membiarkan Bom bercerita pada Jiyong tentang hal ini. Aku sudah cukup pusing menghadapi masalah kami dan aku tidak mau Sohee juga masuk.

***

Aku mengetukkan pulpen dimeja. Sementara Jiyong sudah membereskan berkas-berkasnya setelah menyelesaikan rapat kami kali ini. Selain aku dan Jiyong, ada Bom dan Chaerin dirapat kali ini. Aku sebenarnya tidak begitu mengerti apa yang dia jelaskan tapi Bom sudah kusuruh menjadi notulen untuk mencatat hasil rapat kami. Aku pikir aku bisa membacanya nanti.

“Baiklah. Terima kasih untuk rapatnya, Kami permisi dulu” Jiyong menatap kami bergantian dan menebar senyum tipis.

“Ne” Bom mengangguk lalu dia mengantarkan Jiyong beserta chaerin keluar pintu. Aku masih pada posisiku saat Bom datang lagi. Dia menutup laptop didepanku. Hingga aku berbalik menatapnya.

“Apa lagi sekarang?” Bom menaikkan sebelah alisnya. Aku mengangkat bahuku malas.

“Besok aku akan berangkat ke hongkong bersama dia. Kau siapkan berkasnya. Aku harus menyiapkan diri.” Aku memerintah Bom. Dan gadis itu tidak dapat berkata apa-apa. Dia tau suasana hatiku sedang buruk sekarang.

Handphoneku berdering saat aku baru keluar dari ruangan rapat. Aku melirik jam tanganku. Aku harus sampai kerumah secepatnya untuk packing. Kemungkinan aku tidak sempat packing pagi karena setelah ini aku ada janji ke jamuan perusahaan YG. J Tune memang bukan perusahaan besar. Tapi kami cukup berpotensi sehingga YG merekrut J Tune sebagai anak perusahaannya.

“Yeoboseyo?” Aku mengangkat telpon dari nomor asing yang berdering sedari tadi.

“Dara-ssi, besok pagi aku akan menjemputmu. Ingat kau sudah harus menyiapkan seluruh berkasnya. Dan untuk malam ini, kau harus datang kejamuan itu. Aku tunggu kau karena appa ku ingin bertemu.” Jiyong berkata tanpa titik koma, Dia tidak memberiku kesempatan untuk menjawab.

Aku menggerutu kesal saat dia seenaknya saja mematikan telpon bahkan sebelum aku bersuara sepatahpun.

Brengsek!

Aku benar-benar tidak pernah mengerti. Dari awal pertemuan kami hingga sekarang pria itu selalu membawa masalah. Sekarang dia memaksaku ikut keluar negeri padahal aku sudah mengusulkan manager lain. Bahkan aku menawarkan Bom saja yang pergi bersamanya. Tapi dia malah membentakku dan berkata akulah yang harus bertanggung jawab karena aku wakil langsung dari appaKu.

Aku tidak bisa berbuat apa-apa, sekarang sejak kami resmi bekerja sama jelas aku harus bisa menjaga sikap ketika berhadapan dengannya. Meskipun aku sangat ingin mencekik Jiyong sampai mati.

Tbc…

<<back next>>

44 thoughts on “It’s War #7

Leave a comment