She’s The One – [Chapter 30] : Teddy Oppa [2]

 she's the one daragon

Dara Pov

Dua hari berlalu setelah satu hari yang sial itu. Dami menggangguku selama dua hari juga untuk mengunjungi unclepop nya. Tapi aku tidak bisa selalu mentolerir dirinya untuk selalu memberikan apa yang dia inginkan. Aku tidak ingin dia merasa bahwa aku memanjakan dirinya, tidak seperti unclepopnya yang hanya akan menyerah pada setiap keinginannya.

“Momma?”

“Yeah Baby..” Aku memasak makan malam kami. Seperti biasa dia duduk di kursi favoritnya bermain dengan Ba-ba.

“Siapa paman Teddy?”

“H-ya?” Yang membuatku terkejut karena dia tidak pernah bertanya tentang oppa sejak kami meninggalkan YGE. Bagaimana bisa dia ingat sekarang? Oh dang! Dara, ini dami yang kau bicarakan….. huh?

“Momma?” Dia menatap padaku saat dia memeluk erat Baba.

“Uhm, paman Teddy adalah seorang teman lama mommamu.. Dami ..”

“Berapa umurnya momma?”

“N-ne?” Aku menatapnya bingung.

“Berapa umur paman Teddy? Kau bilang dia seorang teman lama kan? Apakah dia Lebih tua dari unclepop?” Dia bertanya padaku dengan polos. Oh Damiku! Pertanyaannya kadang-kadang membuatku sakit kepala yang parah.

“Oh sayang, tentu saja unclepop lebih tua dari paman Teddy, Ketika ku bilang teman lama bukan berarti tentang usianya, tapi tentang berapa lama kami menjadi teman, mengerti?” Aku mencubit hidungnya ketika dia berkerut, menunjukkan bahwa dia tidak mengerti yang kumaksud.[teks aslinya dara bilang OLD freiend jd dami salah paham]

“Kau membingungkanku momma, oh baiklah, lebih baik aku pergi ke kamarku dan bermain dengan Baba..” dia melompat dari tempat duduknya dan lari ke kamarnya. Aku hanya menggeleng dan tersenyum sendiri saat aku melihatnya lari ke kamarnya. Pertanyaan Dami ini membuat aku mengingat apa yang terjadi empat tahun lalu. Itu saat 5 jam sebelum Jiyong dan aku bertemu….

Flashback

Pacarku selama tiga tahun baru saja putus denganku, dia bilang dia menyukai orang lain, dia bilang aku adalah pacar yang membosankan, dan dia bilang aku tidak menarik sama sekali. Dia adalah cinta pertamaku.

Aku menangis sendirian di taman anak-anak yang sepi. Tiang lampu menerangi sebuah sinar berwarna oranye ke tempatku. Aku tidak bisa percaya bahwa ia putus dengan aku hanya karena alasan tersebut. Teddy oppa benar, aku harus mendengarkannya. Dia sudah memperingatkan aku tentang dia, tapi aku tidak mendengarkannya karena aku terlalu dibutakan cintaku.

Teddy oppa tinggal di apartemen kami. Paman telah mengatur agar ia tinggal selama enam bulan. Teddy oppa dan aku menjadi teman karena tidak sulit untuk berteman dengannya. Kami berkumpul bersama-sama ketika ia memiliki waktu luang dan ketika pacarku sibuk dengan sesuatu.

“Dara?” Aku mendengar suara Teddy oppa di belakangku. Aku di ayunan, menangis.

“O-oppa?” Aku menyeka air mataku sehingga ia tidak akan mencari tahu.

“sudah terlambat untuk itu, aku sudah melihat Kau menangis ..ini..” Dia memberiku saputangan dan dia duduk di ayunan disampingku.

“T-terima kasih oppa ..” Dan aku terus menangis karena ia hanya membiarkanku. Dia hanya menunggu dalam keheningan sampai emosiku mereda.

Setelah beberapa menit.

“Apakah kau baik-baik saja sekarang?”

“Y-yah, aku pikir begitu ..” Aku tersenyum letih padanya.

“Dara dia tidak pantas untuk air matamu, lupakan saja dia ..”

“Aku tidak tahan untuk tidak menangis oppa, aku tidak tahan….” Air mataku mulai jatuh lagi.

“Aish! Hentikan saja itu, maukah Kau lakukan itu? Aku tidak suka melihatmu seperti itu ..” Dia berlutut padaku dan mengusap airmata aku.

“T-terima kasih oppa ..” Aku tersenyum kepadanya dan memeluknya.

“D-dara ..”

“Seharusnya aku mendengarkanmu Mengapa hati bodohku jatuh padanya? Aku sangat bodoh! Percaya semua janji dan kata-kata manis .. Aku benar-benar benci dia oppa!”

“D-dara”

“Aku sangat senang Kau di sini oppa ..” Aku berhenti memeluknya dan melihat ke matanya. Dan aku tidak tahu apa yang terjadi, itu karena aku terlalu emosional saat itu. Aku benar-benar tidak tahu, karena kami hanya menatap satu sama lain. Oppa mencoba menciumku, tapi aku berhasil melarikan diri darinya. Apa dia mau membuatku bingung sehingga aku sedikit lupa tentang patah hatiku.

“D-dara …aku..”

“O-oppa, aku harus pergi.. Terima kasih!” Dan aku berlari untuk melarikan diri darinya.

“Dara!” Dia memanggilku, tetapi aku sudah di dalam taksi. Pikiranku bingung dan hatiku tiba-tiba berdetak aneh. Apa yang baru saja terjadi di luar sana?

Dan aku akhirnya ke resort pantai dengan selusin kaleng bir di tanganku. Aku ingin melupakan segala sesuatu yang  hampir terjadi..malam ini.

Dara Pov

“Momma?” Pikiranku kembali ke tempatku berada sekarang di dapur ketika aku mendengar suara Dami.

“Y-ya baby?”

“Seseorang yang mencarimu ..”

“H-ya?”

“ia di ruang tamu ..” Dami tersenyum.

“Dami! Berapa kali kubilang jangan membiarkan orang asing masuk?”

“Tapi momma ia paman GD …”

“Eh?”

<<back  next>>

Story by : Truelies

credit : asianfanatics

18 thoughts on “She’s The One – [Chapter 30] : Teddy Oppa [2]

  1. “Dia” sapa dia itu? yang rela buat dara unnie ku nangis. Oooo teddy oppa dulu suka sama dara. Terus ngapain dara unnie melarilan diri dari teddy oppa?

Leave a comment