One Year Later [Part 2]

1year_zpsf1172968

Author : Jessica Jung
Main Cast : Sandara Park, Kwon Jiyong Lee Chaerin

Suport Cast : Jessica Jung, Choi Seunghyun, Lee Seunghyun, Lee Jin Ki, Park Sanghyun
Genre : Hurt, Angst, Romance
Rating :RG 13+

“Maafkan aku jika aku tidak pernah berbalik saat kau memanggilku. Aku hanya ingin melupakanmu dan membuat orang terdekatku menjadi bahagia. Apakah itu suatu kesalahan di matamu..?”

“Aku tak pernah mengerti mengapa kau tak pernah menanggapi semua perkataanku, mendengar ucapanku dan menatapku. Apa yang terjadi padamu sekarang..?”

“Aku tak pernah memiliki keinginan untuk merebut kebahagiaan seseorang di dunia ini. Aku benar-benar meminta maaf padamu”

“Bukankah seharusnya Jessi yang menjadi peran utama Drama itu..? Jika Jessi mengetahuinya, dia pasti akan marah besar pada anda Sajangnim. Dan sepertinya dia juga akan membenci Dara. Jessi tidak mudah menerima orang baru” pekikku tidak percaya.

Jessi adalah salah satu Yeoja yang dekat denganku dan pernah beberapa kali di kabarkan menjadi Yeojachinguku padahal hal itu tak pernah terjadi. Aku sangat mengenalnya. Jessi sangat tidak suka dengan Yeoja baru yang di kenalnya. Dia memang tidak pernah dekat dengan banyak Yeoja.

Tapi, Jessi menghabiskan waktunya untuk melatih vokal nya yang luar biasa bagus, belanja barang yang dia sukai atau berbincang-bincang dengan para Namja. Oleh karena itu dia terkenal di kalangan Namja. Dan satu lagi, Jessi tidak menyukai orang ane seperti Dara. Menurutku, Jessi sendiri tidak menyadari jika dirinya juga cukup bodoh. Sebenarnya Jessi adalah Yeoja yang sangat baik.

“Minggu depan, kita akan mengadakan konferensi pers untuk pembahasan tentang Drama pertama yang perusahaan ini buat bersama Jessi dan Seungri. Kalian juga harus mengatakan hal tentang hubungan kalian pada media. Jika kalian memang memiliki suatu hubungan, maka bicarakan saja. Hal ini akan membuat Drama baru ini akan laris dipasaran. Arra..?! Sekarang kalian boleh pergi”

Hubungan..? Memangnya ada hal apa yang terjadi denganku dan Dara..? Apakah para netizen memberitakan hal ini di media sosial, atau sudah mulai disiarkan di stasiun televisi. Aish, ini akan menjadi lebih rumit dari yang pernah kupikirkan sebelumnya.

Sesekali aku melirik ke arah Dara yang terlihat sedang membaca skripsi itu sembari mengubah-ubah ekspresinya. Terkadang dia tertawa kadang dia juga seperti ketakutan. Jika kuperhatikan dia lucu juga. Aku prihatin padanya karna memakai pakaian seperti ini. Aku tak akan membiarkan orang yang tinggal di rumahku seperti ini.

“Dara-ya, kajja kita beli baju baru untukmu kau perlu baju untuk sehari-hari, bepergian, berlatih menjadi trainee dan kegiatan yang lainya. Bagaimana..?” tanyaku memberikan tawaran padanya. Dara terlihat berpikir sebentar sembari memadangi tubuhnya dari bawah.

“Baiklah” jawabnya singkat dan tersenyum ringan.

Aku memutar balikkan laju mobilku. Aku berniat mengajak Dara untuk datang ke sebuah pusat perbelanjaan yang terkenal di Korea dan juga memiliki kualitas yang tinggi. Dara terlihat senang saat berjalan bersamaku saat melihat pakaian-pakaian yang hendak dibelinya.

Pakaian-pakaian yang dipilih Dara adalah dress, jeans, kemeja dan kaus biasa. Dia memang terlihat lebih simple dari Yeoja yang lainya. Kebanyakan Yeoja sangat memerhatikan penampilanya meskipun dia hendak tidur. Aku suka dengan Yeoja yang memiliki selera fashion yang tinggi meskipun dia tidak terlalu memerhatikan penampilanya. Aku lebih suka Yeoja yang pantas memakai pakaian apa saja.

“Jiyong-ssi, kenapa mereka melihat kita seperti itu..?” tanya Dara memandangi orang-orang yang berada di sekitarnya.

“Aniya, mereka hanya ingin melihat seperti apa wajah trainee artis YG Entertainment yang baru” jawabku asal bicara dan mendapat balasan berupa sebuah anggukan kecil dari Dara.

“Apakah kalung ini bagus..?” tanyaku sembari menunjukkan sebuah kalung yang memiliki liontin berwarna biru.

“Itu sangat bagus, Ji. Kau bisa memberikan kalung itu pada Yeoja yang kau suka. Kurasa Yeoja itu pasti akan sangat menyukainya” jawabnya memaksakan senyumnya karna Dara terlihat kesusahan membawa belanjaanya yang sangat banyak.

Aku mencoba mencerna pendapat Dara tentang kalung ini ‘Kau bisa memberikan kalung itu pada Yeoja yang kau suka. Kurasa Yeoja itu pasti akan sangat menyukainya’. Aku ingin membelikan kalung ini untuknya, tapi aku sedikit tidak enak saat memberikan kalung ini padanya suatu hari nanti. Aku akan membeli kalung ini tanpa sepengetahuanya.

Kami berdua berjalan melalui banyak orang yang sedang bergerumbul mengikuti jejakku dan Dara dari belakang. Biasanya aku tidak merasa cemas jika diikuti banyak fans dari belakang. Tapi aku merasa cemas dengan Dara. Aku tak ingin ada fangirl ku yang melukai Dara. Bukannya aku menyukai Dara, aku seperti ini karena dia adalah partner kerja sekaligus tanggung jawabku.

Dara POV

Aku benar-benar merasa tidak enak dengan Jiyong. Dia sangat baik padaku. Kemarin siang dia membelikan banyak barang untukku. Aku tak tau berapa uang yang ia keluarkan tadi siang. Aku berjanji akan mengembalikan uang Jiyong jika aku sudah sukses suatu hari nanti.

DRET…

“Yeoboseo..?”

“Ini aku, Chaerin” akhirnya adik kesayanganku menghubungiku juga.

“Waeyo Chaerin-ah..?”

“Harabeoji sedang mencarimu Unni. Harabeoji mengira jika kau masih bersamaku. Harabeoji juga berkata jika orang-orang suruhanya sedang mencarimu di penjuru kota Seoul. Sekarang kau dimana..? Apa kau lupa lagi..?” aku sangat terkejut mendengar berita dari Chaerin. Berhubung Harabeojiku sangat histeris jika aku menghilang. Untuk apa dia mencariku..?

“Aniya, aku menginap di sebuah hotel semenjak pulang dari tempatmu” jawabku mencoba berbohong.

“Ah, ne. Unni, enam bulan lagi aku akan kembali ke Seoul. Kuliahku berakhir tahun depan. Meskipun masih lama, aku berjanji akan menyelesaikan semua tugasku secepatnya”

“Aku menunggumu Chaerin-ah. Kyaa..!! Aku benar-benar tidak sabar menunggumu”

“Aku juga ingin bertemu denganmu Unni. Um, sudah dulu ne Unni. Aku akan menghubungimu lain waktu. Annyeong”

“Ne, Annyeong”

Tut..tut..tut..

Chaerin memutus sambungan telfonya denganku. Entah mengapa aku sangat menyayanginya. Aku memiliki pengaruh besar di hidupnya sejak dulu, begitupun sebaliknya. Usia kami hanya berbeda dua tahun saja. Aku bangga memiliki seorang adik perempuan yang tangguh sepertinya. Chaerin sangat baik kepada semua orang. Chaerin tidak pelupa sepertiku. Dia ingat dengan semua hal yang pernah dilakukanya.

Aku sempat iri padanya karna semua keluargaku selalu memanjakanya sejak tiga tahun yang lalu. Beberapa saat kemudian aku tersadar jika aku lebih tua darinya dan aku jugalah yang harus mengalah. Meskipun aku teralu banyak mengalah tentang semua hal untuknya. Aku rela melepas Namja yang kusuka demi Chaerin jika dia menyukainya. Aku tidak akan keberatan karna tujuan hidupku adalah membuatnya bahagia.

“Dara-ya, kudengar kau sedang menelfon seseorang. Nugu..?” tanya Jiyong yang muncul begitu saja dari dapur sembari membawa dua gelas orange juice. Jiyong pun duduk di sofa yang berada di depanku.

“Adik perempuanku menelfonku dan berkata jika dia akan pulang ke Seoul setengah tahun lagi” jawabku mengerucukan bibirku membuat Jiyong meledakkan tawanya. Aku tidak  tau apa sebenarnya hal lucu yang ada di diriku.

“Sepertinya kau sangat menyayanginya bukan..?” tanyanya kemudian. Aku hanya menjawab dengan anggukan lemah.

“Ji, jika ada pria bertubuh besar yang datang ke rumah ini dan mencariku, kau bilang saja jika kau tidak tau aku dimana” seruku dengan tiba-tiba membuat Jiyong menaikkan sebelah alisnya.

“Wae..?”

“Harabeojiku menugaskan banyak orang kepercayaanya untuk mencariku. Aku yakin jika mereka menemukanku, mereka pasti akan membawaku pulang. Aish, padahal aku tak ingin ada dirumah” jelasku membuat Jiyong menjatuhkan dagunya.

“Bukan bermaksud menyinggungmu. Tapi, apakah kau tak merindukan Harabeojimu..?” selidik Jiyong dengan penasaran. Ada apa dengannya..?

“Mereka akan menjagaku dengan sangat ketat. Meskipun aku sudah lulus kuliah, Harabeoji tetap menuntutku untuk mengulangi setiap mata pelajaran dengan terus menerus. Hal itulah yang membuatku bosan dirumah. Rasanya aku ingin lari dari semua ini”

“Kau memiliki keinginan yang sama denganku. Jika jadwalku sedang padat, aku hanya memiliki waktu beberapa jam dirumah. Terkadang aku harus menginap di hotel terdekat karna tak ada waktu. Jadwal padat dan wajah muram para staf membuatku malas” sahutnya.

Aku baru menyadari suatu hal disini. Jika aku dan Jiyong memiliki satu perbedaan disini. Jiyong disibukkan dengan jadwal syutingnya, sedangkan aku disibukkan dengan buku-buku yang selalu bersamaku setiap harinya.

TING…

Tiba-tiba aku mendengar suara bel rumah Jiyong yang berbunyi dengan nyaring. Tanpa banyak bicara Jiyong berjalan menuju pintu rumahnya yang cukup jauh dari ruang keluarga yang sedang kutempati saat ini. Karna rasa penasaranku cukup tinggi tentang siapa tamu yang datang, aku bermaksud untuk mengikuti Jiyong dari belakang.

“Apakah anda tau dimana keadaan orang ini..? Namanya Sandara Park. Saya dengar anda bersamanya kemarin”

Deg..! Jantungku nyaris lepas saat mendengar suara itu. Dia adalah Kim Ahjussi. Orang yang sangat dipercayai oleh Harabeoji. Kim Ahjussi memang sangat tegas dan menuruti apa yang dikatakan Harabeoji. Jika Jiyong berbohong dan Kim Ahjussi menyadari kebohongannya.. Aish, pastii Jiyong akan mendapat pukulan keras.

“Aku sempat bertemu dengannya. Dia berkunjung kesini. Tapi, setelah itu dia pamit untuk pergi. Aku tak tau dia ada dimana” jawab Jiyong dengan nada dan raut wajah yang sungguh-sungguh. Aku melihat Kim Ahjussi sedikit mengerutkan keningnya.

“Baiklah, terimakasih atas informasi yang anda berikan, permisi” untunglah Kim Ahjussi percaya dengan ucapan Jiyong. Sekarang, aku bisa bernafas sedikit lega. Hanya saja, aku harus lebih berhati-hati jika ingin bepergian.

“Gomawo, Ji” sahutku muncul dari balik sofa. Mungkin kemunculanku yang tiba-tiba membuatnya sedikit terkejut.

“Ne, tak masalah” jawabnya singkat.

Setelah menjawab pertanyaanku, Jiyong berjalan menuju kamarnya. Aku kembali memandangi skripsi yang  sangat tebal itu. Drama apa yang akan kumainkan. Sebenarnya aku sedikit terkejut mendengar perkataan Yang Sajangnim kemarin. Apakah tidak salah..? Aku tak mengerti semua yang berhubungan dengan seni.

Apa itu netizen, apa itu paparazzi dan aku baru mengerti arti kata trainee dari Jiyong. Semua orang pintar dalam bidangnya masing-masing. Bukankah begitu..? Seperti yang aku katakan, menghafal isi sebuah buku adalah hal yang sangat mudah. Aku bisa menghafalnya dengan sekali baca. Sekarang saja, aku sudah menghafalnya. Mungkin sekitar tiga puluh lembar.

“Dara-ya, aku ada urusan sebentar. Aku harus datang di sebuah acara SBS Strong Heart bersama artis yang lainya. Kau yakin dirumah sendirian..? Jika tidak aku akan mengantarmu ke gedung YG. Hitung-hitung kau bisa berlatih sebentar disana bersama trainee lainya” seru Jiyong yang baru keluar dari kamar sembari mengenakan sebuah jaket yang sama seperti yang kukenakan kemarin.

“Aniya, Ji. Aku dirumah saja”

“Aku pergi dulu, ne. Aku akan memberimu kejutan sepulangku nanti” balasnya tersenyum lebar. Aku menatap kepergiannya dari  jendela putih yang cukup besar. Kira-kira kejutan apa yang akan diberikan Jiyong padaku.

Sembari menunggu Jiyong pulng nanti, aku akan membersihkan rumah ini dan kembali menghafal beberapa lembar skripsi ini agar aku cepat mengerti alur Drama ini. Dalam skripsi ini di ceritakan jika Jiyong memiliki seorang anak laki-laki yang bernama Park Sanghyun. Aigo, bagaimana ini..? Aku sangat tidak menyukai anak kecil, apalagi dia laki-laki.

“Bertemu lagi di acara kami ‘Strong Heart’… Pada episode kali ini kami akan membahas tentang berita yang sedang beredar dari artis ternama Kwon Jiyong”

Aku segera berlari menuju ruang keluarga saat mendengar suara dari televisi itu. Aku tak peduli dengan masakan yang sedang kubuat untuk nanti. Aku terkejut, benar-benar terkejut saat melihat Jiyong. Ah, disana juga ada Seungri dan Yeoja yang pernah ku tabrak dengan tidak sengaja.

Jiyong POV

“Ah, Jiyong-ssi mendengar kabar yang sedang marak di dunia entertainment tentang hubunganmu dan seorang Yeoja. Kau mau menjelaskanya pada kami..?” tanya Jin Ki yang merupakan teman satu management ku. Dia memang baru menjadi pembawa acara di acara ini untuk menggantikan Seung Gi.

“Untuk hal itu, aku dan dia belum ingin membicarakan tentang hal ini. Lagipula, Yang Sajangnim belum mengizinkanku untuk memiliki sebuah hubungan spesial dengannya” jawabku sebijaksana mungkin. Bagaimanapun aku tidak bisa memutuskan hal ini secara sepihat saja.

“Berarti kalian tidak memiliki hubungan apapun..?”

“Aniya, bukan itu maksudku. Aku dan beberapa artis YG entertainment beserta Yang Sajangnim akan mengadakan pertemuan dengan para fans dan beberapa media untuk mengonfirmasi beberapa hal yang menyangkut hubunganku dan Yeoja itu.  Kami juga akan mengenalkan trainee baru YG Entertainment yang ikut bermain dalam Drama terbaru kami” jelasku mengataka hal yang memang sebenarnya terjadi. aku tak bermain-main dengan kata-kataku. Sebelum Dara datang, Yang Sajangnim memang sudah membicarakan hal ini padaku.

“Apakah Yeoja itu adalah Yeoja yang datang ke gedung YG Entertaibment kemarin siang..?” kali ini Jessi ikut bicara dengan nadanya yang seperti menyinggungku.

“Apakah kau mengetahui sedikit tentang Yeoja itu Jessi-ah..?” pembicaraan beralih antara Jin Ki dan Jessi. Kulihat Jin Ki sangat bersemangat jika sedang berbicara dengan Jessi.

“Ne. Kemarin siang aku begitu terburu-buru karena ada jadwal di stasiun TV lain. Aku berjalan sangat cepat sebelum seorang Yeoja yang memakai jaket yang sama seperti yang dipakai Jiyong sekarang menabrakku dengan keras. Aku hanya mendesah saat dia meminta maaf padaku. Karena sangat penasaran, aku mengikutinya dari belakang. Ternyata dia masuk ke dalam ruangan Yang Sajangnim” seru Jessi sembari melirikku dengan sinis.

Ah, sekarang aku tau jika Dara sempat bertemu dengan Jessi sebelum menuju ruangan Yang Sajangnim. Aigo, untuk saja Jessi tak mengenal Dara. Jika hal itu terjadi, bisa-bisa dia membicarakan semua hal yang dia tau dengan kebodohanya itu.

“Kau tak bertanya padaku..?” tanya Seungri mengacungkan tanganya setinggi mungkin membuat semua orang yang berada di studio ini tertawa keras. Jangan bilang Seungri juga mengetahui hal ini.

“Memangnya apa hal yang kau ketahui tentang Yeoja yang sedang dikabarkan dekat dengan Jiyong..?” ujar Jin Ki mencoba menghentikan tawanya.

“Kemarin pagi saat aku sedang menaiki bus menuju gedung YG Entertainment, aku melihat Yeoja yang terlihat terburu-buru. Saat itu aku mengenakan pakaian serba hitam agar tak ada orang yang mengenalku. Dia duduk di sampingku. Aku menanyakan hal tentang hubungannya tapi dia tak mau menjawab. Ah, aku ingat namanya San..Sanda-“

“Aish, jangan percaya dengan perkataan Seungri” seruku memotong pembicaraannya. Jika kubiarkan ini akan menjadi masalah.

“Jiyong-ssi, biarkan Seungri berbicara terlebih dahulu” pekik Seunghyun yang ikut dalam acara ini. Aku tau, Seunghyun sangat menyayangi Seungri sebagai Hoobae nya. Seunghyun juga selalu membela Seungri jika dia sedang berada dalam masalah.

“Namanya Sanda… Ah, aku lupa siapa namanya” jawab Seungri sedikit menekuk wajahnya kedalam. Aigo, untung saja bocah kecil ini hampir mirip dengan Dara. Seungri juga sedikit pelupa. Tapi, tingkat penyakit lupa yang di milikinya ini tak separah yang di miliki Dara.

“Seungri-ya, memangnya kenapa kau berangkat menaiki bus..? Bukankah biasanya kau mengendarai mobilmu sendiri..?” tanya Jin Ki memberi tatapan anehnya pada Seungri.

“Aku hanya ingin mencoba menumpangi bus saja, dan secara tak sengaja aku bertemu Yeoja itu. Dia sangat cantik bahkan aku masih mengingat wajahnya. Aku benar-benar ingin bertemu lagi dengannya” seru Seungri menyunggingkan senyumnya.

Tak lama kemudian acara selesai. Hanya beberapa pertanyaan ringan yang diberikan Jin Ki pada para anggota YG Family lainya. Aku ingin segera pulang karna matahari mulai perlahan terbenam. Alasan lainya, aku tak tega membuat Dara terlalu lama berada di rumah sendirian. Aku berencana membawa pulang Gaho yang kutitipkan di rumah Jessi seminggu yang lalu.

“Jin Ki-ssi, aku pulang lebih dulu, ne. Ada hal yang harus kulakukan di rumah” seruku berpamitan pada Jin Ki sembari menggandeng Jessi untuk pergi bersamaku. Aku melakukan itu karna aku sangat dekat dengannya dan menghormatinya sebagai Sunbae ku.

Aku mengendarai mobilku dengan kecepatan sedang mengingat rumah Jessi tak begitu jauh dari studio SBS ini. Jessi hanya diam sembari memakan beberapa bungkus makanan ringan agar dia bisa menutup mulutnya.

“Ji, siapa Yeoja itu. Aku tak suka dengannya” tanya Jessi dengan tatapan fokus pada makanannya. Seperti itulah dia. Aku tak bisa bersama Yeoja manapun jika Jessi tak menyukainya atau bisa-bisa Yeoja yang dekat denganku akan mengalami masalah.

“Dia sangat baik. Dia akan menggantikanmu menjadi peran utama dalam Drama baru YG Entertainment. Maka dari itu minggu depan kita akan mengada pertemuan dengan para fans”

“Aniya, bukan itu maksudku. Aku sudah tau jika dia menggantikan posisiku di Drama baru itu. Aku bertanya siapa namanya..?” tanya Jessi kali ini dengan nadanya yang kesal padaku.

“Kau cari tau sendiri saja. Kuharap kau akan suka pada trainee baru YG Entertainment itu”

“Entahlah, Ji. Aku begitu sulit untuk menyukai orang baru di sekitarku. Kau tau hal itu bukan..? Apalagi aku merasa jika dia adalah orang yang ceroboh” balas Jessi kembali melahap makanannya.

“Bukankah kau juga sangat ceroboh..?” ejekku menyindirnya. Gara-gara aku mengatakan hal itu, aku berhasil mendapat pukulan keras dari Jessi tepat di kepalaku.

Aku hanya bisa mengusap kepalaku yang terasa sakit itu sembari memikirkan sebuah hal yang terasa mengganjal. Aku tak bisa meninggalkan Dara terlalu lama. Mungkin saja Dara sudah keluar dari rumah dan tak bisa kembali kerumah. Aku menaikkan laju kecepatan mobilku agar lebih cepat sampai di rumah Jessi.

Setelah sampai, aku melihat gaho yang berada di depan rumah Jessi lengkap dengan tali yang melingkar di lehernya. Tali itu terikat di pagar. Apakah Jessi menjadikan Gaho sebagai anjing penjaga rumahnya. Sungguh, dia memang tak bisa dipercaya. Gaho pasti sudah lama menderita disini.

“Jessi-ah, aku langsung pulang saja, ne” ujarku membuatnya menatapku tajam.

“Wae..? Apakah kau ada janji dengan seorang Yeoja..? Biasanya kau suka berlama-lama disini..?” selidiknya mengintrogasiku.

“Bukan seperti itu. Hari sudah malam dan aku harus segera pulang. Annyeong”

“Annyeong..!!” serunya melambaikan tangannya sebelum aku kembali mengendarai mobilku.

Dara POV

Kemana Jiyong..? Aku sudah menunggunya cukup lama. Makanan yang kumasak sudah tidak hangat lagi. Kukira dia akan datang tadi sore, ternyata sampai pukul delapan malam dia tak kunjug datang. Apa seperti itu cara kerja seorang artis..? Kurasa lebih menyenangkan belajar dengan terus menerus daripada seperti ini.

Aku melihat tayangan ‘Srong Heart’ tadi. Aku melihat Jiyong, Seungri, dan Yeoja yang pernah dengan tak sengaja ku tabrak. Nama Yeoja cantik itu ternyata Jessi. Tapi, sepertinya orang itu sedikit tak menyukaiku karna dia memberi tatapan sinis saat menceritakan kejadian kemarin siang saat aku bertemu denganya.

Tak lama kemudian, aku mendengar ketukan pintu yang terdengar sampai dapur. Ne, sejak tadi aku menunggu kedatangan Jiyong di meja makan. Sebelum membukakan pintu, aku mengintip terlebih dahulu dari celah pintu agar aku tau siapa orang yang datang untuk bertamu. Ah, ternyata Jiyong. Tapi, dia tak sendiri.

“Dara-ya, kenapa kau lama sekali membukakan pintu untukku..??” tanyanya setelah pintu rumahnya benar-benar terbuka. Binatang itu, aku tak suka.

“Mwoya..?!!! Aniya..” jeritku setelah berpikir cukup keras tentang hal yang kupikirkan tentang binatang itu. Jiyong membawa seekor anjing yang terus menggonggong saat melihatku ada di hadapanya. Untuk apa Jiyong membawa binatang mengerikan itu.

Aku berlari memasuki kamar yang ku tempati saat aku tinggal di rumah ini. Aku tak tau kenapa aku takut dengan anjing. Mungkin karna aku pernah mengalami pengalaman buruk saat memelihara binatang itu. Aku tak akan membuka pintuku sebelum Jiyong membawa anjing itu keluar.

“Dara-ya.. Ada apa denganmu..?” aku mendengar bayangan yang mendekat dari celah pintu kamar ini. Jiyong mencoba membuka pintu kamarku, tapi aku terus menahanya dari dalam.

“Aku tak akan membukanya jika kau tak membuang binatang itu, Ji. Aku takut dia akan menggigitku” sahutku dengan histeris.

“Aku tak mungkin membuang Gaho. Lagipula dia tidak menggigit. Keluarlah sebentar”

Aku melemahkan pegangan tanganku pada pintu kamarku dan membiarkan Jiyong masuk kedalam sembari membawa anjingnya. Aku terus melangkah mundur hingga tubuhku tersudut di tembok. Jiyong meletakkan anjingnya di atas tempat tidurku. Dengan perlahan Jiyong menghampiriku dan menuntunku untuk duduk di samping anjing itu. Jiyong juga memegangi telapak tanganku dan mengarahkanya menuju tubuh anjing yang bernama gaho ini.

“Aniya, Ji. Aku tak akan melakukannya” cegahku menarik tanganku kembali.

“Dia tak akan melakukan apapun padamu” ujar Jiyong terus meyakinkanku. Aku hanya mengangguk lalu mengusap tubuh anjing itu dengan perlahan. Wah, ternyata Gaho berbeda dengan anjing yang kupelihara dulu. Dia langsung tertidur saat aku memegangnya dengan halus.

“Ji, dia tertidur..?” tanyaku menunjuk tubuh Gaho sembari sedikit berbisik agar suaraku tak begitu keras.

“Sepertinya begitu. Aku membawanya kembali kesini karna aku memiliki sebuah alasan” ucapnya dengan lirih.

“Alasan apa..?”

“Aku ingin kau menjaganya di saat aku sedang pergi untuk memenuhi job kerjaku. Kau cukup memberinya makan dan mengajaknya jalan-jalan saja agar Gaho tidak jenuh”

“Menjaganya..? Kau yakin aku bisa melakukannya..? Aku saja belum yakin, Ji”

“Aku sangat yakin karna kurasa Gaho langsung suka padamu. Jebal..” sahut Jiyong memohon dengan mata yang berkaca-kaca.

“Baiklah, Ji. Aku akan menjaganya. Bagaimana jika aku keluar dan orang-orang yang membawa kamera itu bertanya padaku, aku harus menjawab apa..?”

“Cukup katakan yang sebenarnya. Sudah dulu, ne. Biarkan Gaho tidur disini. Mungkin saat kau bangun aku sudah pergi terlebih dahulu” ucapnya menepuk bahuku dengan perlahan lalu keluar dari kamarku.

Gaho..? Anjing ini sungguh manis dan aku baru menyadarinya. Besok aku akan bangun pagi dan mengajaknya untuk berolahraga bersama. Aku juga akan megajak Gaho untuk bermain di taman. Aku hanya bisa berdoa, semoga aku tak akan lupa jalan kembali menuju rumah milik Jiyong ini.

Um, sudah tiga hari lamanya aku tidak pulang ke rumah. Pulang atau tidak. Aku tidak tau. Jika aku tidak pulang, aku takut Harabeoji akan mencemaskanku. Dia sangat mudah cemas. Pernah suatu saat aku sedang izin untuk main ke rumah temanku, tak ada satu jam Harabeoji sudah menjemputku. Jika aku pulang, aku tak ingin terus di atur oleh Harabeoji. Haruskah aku menghubunginya..? Baiklah, aku akan mengabarinya.

“Dara-ya, kau kemana saja..?”

“Harabeoji, aku ada di rumah temanku”

“Harabeoji melihat kau ada di siaran televisi. Apakah kau baik-baik saja..?”

“Ne, aku baik-baik saja. Harabeoji, kemarin aku datang ke sebuah agency music, mereka menjadikanku trainee dan minggu depan aku akan mulai bermain sebuah Drama baru”

“Kau akan menjadi seorang aktris..?”

“Aku tidak tau, Harabeoji”

“Harabeoji tidak akan mengijinkanmu. Kau harus menjadi seorang dosen seperti yang Eomma mu inginkan. Sekarang, Harabeoji akan menjemputmu. Dimana rumah temanmu..?”

“Aniya, aku tak akan pulang Harabeoji. Untuk apa aku sekolah di luar negeri, dan lulus dengan nilai sempurna jika aku tidak menginginkannya sama sekali. Aku akan menjalani hidupku sendiri. Aku akan pulang jika memang sudah waktunya. Mianhae”

Seharusnya aku tidak menelfon Harabeoji. Dia selalu menekanku dengan hal-hal yang sama sekali tak kuinginkan. Sebenarnya, aku ingin kuliah dan mengambil jurusan seni musik. Tapi, Harabeoji tidak setuju. Maka dari itu, dia melarangku untuk menjadi seorang aktris seperti sekarang. Aku tak mengerti kenapa Harabeoji melakukan hal ini.

Tinggalkan komentar y.^^ (Jujur saya dalam keadaan bad mood sekarang, mungkin itu yang buat saya jadi ogah-ogahan post ff. Why? Karena ada beberapa orang yang suka ngomong dibelakang apalagi masalah PW. Tolong jika ingin complain atau apapun langsung aja di post ff-an itu jadi saya bisa baca apa complain kalian dan langsung menanggapinya. And tuk seseorang, yang mengatakan sekarang DGI ribet karena mesti comment ditiap chap. law pingin dpet PW itu membuktikan anda hanya mau enaknya saja. Apa sih susahnya meninggalkan jejak…apalagi sampai minta PW ke teman anda. Mungkin anda gak sadar berteman dengan saya, tapi saya bisa liat apa pembicaraan anda dibelakang saya. So…mianhe, hanya abaikan ini, aku dalam kondisi bad mood sekarang. Tapi karena banyak yang kirim FF lanjutan, aku post-in tuk pembaca setia DGI yang bener2 bisa menghargai para authornya…Henghso.^^).

<<back next>>

45 thoughts on “One Year Later [Part 2]

  1. Drama, drama, daramaa aku pingin liat akting daragonnn^_^ harabeojinya dara unnie bener bener egois. Masa dara unnie nggak boleh jadi aktris? kan itu haknya dara unnie. Next next next, Fighting!!😁😄

Leave a comment