Stay With Me (5/6)

stay with me

Author: Jung Yoorey || Title: Stay With Me || Cast: Sandara Park (Dara 2NE1), Kwon Jiyong (GD Big Bang) || Other Cast: Find it by yourself || Genre: Romance, Angst, Fluff || Rating: Teenager || Backsound’s: GD – Without You

Kembali memendek-_- aku labil banget yak-_- maklum, aku masih kelas 9 dan emang masih labil-labilnya wkwk. Di chapter ini ceritanya udah 5 tahun berlalu ya.

Happy reading, applers!



5 years later, 1 january 2012

Tidak terasa sudah 5 tahun berlalu sejak Sandara mendapati Jiyong berselingkuh dibelakangnya. Oh, ralat, mungkin saat itu Jiyong lupa kalau ia masih berpacaran dengan Sandara.

Jiyong sekarang tengah sibuk dengan tournya, Alive Tour. Tidak bisa Jiyong pungkiri, sampai saat ini ia selalu mencari keberadaan kekasihnya itu. Baiklah, mantan kekasih. Oleh karena itu ia mencari segala macam cara untuk melupakan Sandara seperti menerima banyak job. Tapi bagaimanapun sibuknya Jiyong, ia tetap tidak bisa melupakan Sandara. Untuk pertama kalinya ia melihat bagaimana kecewanya Sandara terhadapnya. Jiyong sendiri benar-benar tidak percaya pada dirinya sendiri yang bisa-bisanya melupakan Sandara dan malah berpacaran dengan Chaerin.

Sejak saat itu Jiyong tidak pernah berhenti menyesali perbuatannya. Ia kembali pulang ke kontrakan kumuhnya dan menemukan banyak surat dan beberapa hadiah disana. Semua pengirimnya dari Sandara yang mengucapkan segala ucapan selamat. Anniversarry, valentine day, ulang tahun Jiyong, selamat natal, tahun baru, dan lainnya.

Jiyong mencari Sandara di apartementnya, tapi rumah Sandara itu sudah kosong dan pemilik apartement mengatakan kalau Sandara sudah pindah entah kemana. Di salon tempat Sandara bekerja pun semua karyawan disana berkata kalau Sandara sudah berhenti. Sandara bagai hilang ditelan bumi.

Sampai sekarang pun, Jiyong tidak pernah berhenti mencari Sandara walaupun ia berusaha keras melupakannya. Ia ingin meminta maaf pada Sandara. Mungkin lebih baik Sandara menghajarnya sampai babak belur daripada menghilang seperti ini. sungguh, Jiyong benar-benar menyesal telah menghianati Sandara.

“Jiyong-ah, kenapa kau lesu sekali di awal tahun ini?”

Jiyong tersadar dari lamunannya tentang Sandara ketika Teddy menegurnya. “Oh Teddy hyung, bukan apa-apa, hanya kurang tidur.”

Teddy merasa tidak puas dengan jawaban Jiyong. ia mendudukkan dirinya didepan Jiyong dan melipat tangannya didepan dada. “Kurang tidur itu ya harusnya kau tidur, bukannya melamun. Apa yang kau lamunkan itu?”

Jiyong mendesah. “Bukan apa-apa. Sudahlah hyung, lebih baik kita fokus pada lagu baru kami nanti.”

Teddy menggeleng dan menahan Jiyong yang hendak berdiri. Jiyong mengangkat alisnya gusar dan kembali duduk di bangkunya. “Youngbae menceritakan semuanya padaku soal kejadian 5 tahun lalu. Kau benar-benar kejam.” Ucapan Teddy menusuk tepat ke dalam nurani Jiyong.

“Kau tidak tahu apa-apa hyung, jangan menilai seenaknya.” ketus Jiyong berusaha mengalihkan rasa sakitnya.

“Aku yakin siapapun yang juga tidak tahu apa-apa atau tahu apa-apa, pasti akan tetap mengataimu kejam, Ji. Dari cerita Youngbae, aku tahu kalau dia adalah perempuan yang benar-benar baik. Aku tidak menyangka kau akan menduakannya.” Desis Teddy sambil kembali melipat tangannya.

Jiyong berdiri dari duduknya. “Aku memang kejam. Tapi kau perlu tau hyung, sekejam apapun aku, aku tetap masih mencintainya. Jangan membuat nyaliku ciut untuk meminta maaf padanya hyung.” setelah mengatakan itu, Jiyong pun segera berlalu dari hadapan Teddy.

Teddy hanya bisa mendesah malas. “Kalau kau mencintainya ya sudah, kenapa kau sampai harus marah-marah padaku? Aku kan hanya mengeluarkan pendapat.”

*

2 january 2012

Tahun baru di Busan kali ini sedang akan memasuki musim dingin. Daun dan bunga terus berjatuhan layaknya hujan akibat angin kencang.

Disinilah Sandara. Ia melarikan diri ke Busan dan tinggal bersama sahabatnya di sekolah menengah atas dulu, Park Bom. Bom sendiri sudah tahu tentang semua yang terjadi pada Jiyong dan Sandara. Ia tidak menyangka kalau Jiyong yang dulu mencintai Sandara sampai tergila-gila itu bisa menduakan Sandara.

Sandara tahu kalau Jiyong terus mencari keberadaannya, oleh karena itu ia memohon pada Bom untuk membiarkannya bersembunyi disana. Setidaknya sampai rasa sakit di hatinya benar-benar hilang. Tapi yang ada ia semakin terjebak dalam kerinduannya sendiri. ia sangat ingin menemui Jiyong dan memeluk lelaki itu. tapi rasa kecewa itu masih membekas dihatinya.

“Dara-ah, Jiyong menelpon lagi tadi. Menyebalkan sekali.”

Sandara yang sedang menikmati angin musim dingin Busan itu mendesah. Bagaimana bisa ia melupakan Jiyong kalau lelaki itu terus muncul di kehidupannya? Ya, Jiyong selalu menelpon Bom untuk menanyakan keberadaan Sandara. Walaupun Bom sudah bilang dia tidak tahu, Jiyong tetap terus menanyakan hal itu. Minzy, dia juga salah satu korban telepon Jiyong. Minzy juga sahabat Sandara yang tinggal di Busan. Untung Sandara sudah lebih dulu melarang Minzy untuk memberitahu Jiyong keberadaannya. Sandara mengira-ngira, mungkin Jiyong melakukan hal yang sama pada semua orang yang pernah dekat dengan Sandara.

“Maaf aku merepotkanmu, Bommie.” Desah Sandara penuh rasa bersalah. Rambut blondenya berterbangan ditiup oleh angin. Bom lah yang memberinya saran untuk mengganti warna rambut. Setidaknya Sandara harus berjaga-jaga siapa tau Jiyong datang ke Busan.

Bom duduk disebelah Sandara dan menatap sahabatnya itu. “Ini sudah 5 tahun Dara-ah. Tidakkah kau berikan kesempatan pada Jiyong untuk meminta maaf padamu? Kurasa waktu merefleksikan diri kalian sudah lebih dari cukup. Jujur saja, aku pikir Jiyong sudah benar-benar menyesali perbuatannya itu. Ia tidak pernah menyerah mencarimu, bahkan mungkin setiap detik ia habiskan untuk mengkhawatirkanmu.”

Sandara tersenyum tipis mendengar penuturan Bom. “Bommie-ah. Aku merindukannya.” Ucap Sandara yang membuat Bom tersenyum lembut.

Bom menggenggam tangan Sandara. “Percayalah Dara, Jiyong masih sangat mencintaimu. 5 tahun itu bukan waktu yang singkat. Berikan kesempatan kedua untuknya. Kuberitahu ya, tidak akan pernah ada cinta yang berjalan mulus. Itu hanya ada di dongeng. Semua cinta perlu ujian agar bisa lulus. Dan penentu lulus tidaknya cinta adalah kalian. Kumohon jangan membuat dirimu terus tersiksa dara.”

Sandara merasakan tangannya bergetar. matanya kembali berkaca-kaca. “Bo-Bommie-ah.. Aku takut ia menyakitiku lagi.. hiks..” satu isakan lolos dari bibir tipisnya. Dengan cepat Sandara menggigit bibirnya untuk meredam isakannya.

Bom merasa hatinya tersayat. Sandara bukan orang yang terbuka. Ia lebih senang menyimpan seluruh kesedihannya sendiri. Ini baru kedua kalinya Sandara menangis dihadapannya setelah dulu Sandara menceritakan semuanya yang terjadi.

Bom tahu Sandara melakukan hal itu bukan karena ingin menyiksa dirinya sendiri, ia hanya tidak tahu ingin mengutarakan semuanya pada siapa. Dari kecil ia selalu sendiri, ia tidak punya orangtua, tidak punya ibu yang bisa memeluknya ketika sedih. Sandara tidak dididik untuk menjadi perempuan yang lemah, ia besar dengan kekuatan dan ketabahan yang besar. Oleh karena itu Bom benar-benar tidak menyangka bagaimana bisa Jiyong menyakiti Sandara.

Bom menarik Sandara kepelukannya dan membenamkan wajah Sandara di bahunya. Bom dapat merasakan Sandara tersontak. “Aku tahu kau takut. Tapi ayolah, dimana Sandara Park yang kuat dan tidak cengeng, eh? Selama ini kau hanya mencoba untuk lari dari kenyataan, Dara. Kau lari dari kenyataan yang menyatakan kalau kau tetap mencintainya walau dia sudah menyakitimu. Percaya padaku, ia tidak akan menyakitimu.”

Bom mendengar isakan Sandara makin tidak beraturan dan bahunya naik turun. Sandara mencengkram baju kaos longgar Bom. “E-eomma (i-ibu). Hiks hiks..”

Bom terpana. Tiba-tiba ia bisa merasakan betapa kesepiannya Sandara selama ini. Betapa tersiksanya Sandara selama ini. tanpa bisa dikontrol, air mata Bom turut menetes mendengar isakan memilukan Sandara. Tangannya yang bergetar perlahan mengelus rambut blonde Sandara yang halus.

Ne Dara-ah, anggap aku eommamu.” Bisik Bom dengan suara yang mulai parau.

Isakan Sandara pecah. Ia mengeluarkan semuanya di bahu Bom. Air mata yang sudah dia tahan selama itu demi terlihat kuat. Agar orang tidak tahu kalau sebenarnya dia benar-benar terluka sangat dalam. Seakan ia telah sembuh dari lukanya itu. Ia bertahan mati-matian untuk tidak menangis. Air matanya sangatlah berharga. Ia berjanji untuk membuangnya ketika waktunya tepat.

*

4 january 2012

Jiyong sudah benar-benar kehabisan akal untuk mencari Sandara. Seluruh perjuangannya selama 5 tahun ini bahkan tidak membuahkan apapun. Terbersit pikiran kalau Sandara mungkin keluar negeri atau lebih parahnya sudah meninggal. Tapi Jiyong dengan cepat menepis hal itu. Sandara itu takut ketinggian jadi dia tidak mungkin keluar negeri. Dan sudah jelas Sandara pasti masih hidup, Jiyong dapat merasakan hal itu.

Jiyong menelungkupkan wajahnya di atas meja. Berbagai lagu telah berhasil ia ciptakan, tapi semua itu tidak mampu mengalahkan stresnya. Teddy dan personil Big Bang lainnya sudah menyerah untuk menceramahi Jiyong.

Jiyong mendesah berat. Tangannya menekan beberapa nomor di ponselnya dan menaruh di telinganya dengan sisa harapan yang ada. Mungkin saja orang yang ditelponnya itu sudah mengutuknya dengan berbagai macam sumpah serapah, tapi Jiyong tidak menyerah.

Yeoboseyo? (halo?)”

Jiyong menarik nafas pelan sebelum ia berbicara. “Bom-ah. Apa kau sudah ada kabar tentang Sandara?”

Tidak ada jawaban. Jiyong mulai mengernyitkan keningnya. Biasanya jika Jiyong bertanya seperti itu, Bom langsung akan mengomel dan memarahi Jiyong untuk berhenti menelponnya karena dia tidak tahu dimana dara. Tapi sekarang sungguh aneh.

“Bom? Bicaralah.” Pinta Jiyong. perasaannya mulai campur aduk.

Jiyong-ah, ada seseorang yang ingin bicara denganmu.”

Jiyong bangun dari posisi menelungkupnya. Jantungnya berdegup tidak keruan. “Si-siapa? Dara kah?”

Bom tidak menjawab membuat Jiyong benar-benar ingin berteriak saja. Ia sangat benci dibuat penasaran. “Yak Bom! Jangan main-main!” kesal Jiyong.

Aku bukan Bom.”

Deg

Jantung Jiyong terpacu lebih cepat. Matanya terbelalak. ia kenal suara ini. Suara yang sangat ia rindukan selama 5 tahun ini. Sandara. Jiyong yakin itu Sandara.

“Dara? Dara-ah, kau kah itu?”

Sandara terdiam sejenak di seberang sana. “Ne. Ini aku.

Jiyong tidak mampu menahan rasa senang dan sedihnya. Tangannya mulai bergetar. “Dara-ah.. Mianhae.. Aku menyesal telah melakukan hal itu dulu.. Sungguh kumohon maafkan aku.”

Cukup lama Sandara terdiam diseberang sana membuat Jiyong frustasi. “Ji, jujur saja, aku kecewa terhadap apa yang kau lakukan dulu. Aku tidak percaya kalau kau benar-benar menduakanku tepat didepanku. Tapi sudahlah, aku ingin melupakan hal itu dan menganggap itu tidak pernah terjadi. Jadi aku sudah memaafkanmu.”

Air mata Jiyong jatuh begitu saja. Ia merasa sesuatu didalam dadanya hendak keluar membuatnya sesak. “Da-Dara-ah.. hiks aku sungguh menyesal..”

Sandara kembali terdiam. Kali ini ia tidak menjawab apapun. Jiyong melap air matanya yang terus jatuh. “Aku, aku rela kau pukul hingga babak belur, caci maki sampai kau puas, atau membalas perbuatanku. Tapi kumohon jangan menghilang seperti ini.. hiks aku sungguh merindukanmu..”

Jiyong memejamkan matanya. “Aku tau kau pasti sangat sakit hati akan perbuatanku. Aku tau kau pasti kecewa. Aku tau kau pasti sangat marah padaku. Tapi kumohon Dara, jangan menyiksa dirimu sendiri. Aku tau kau pasti merindukanku juga, jadi berhentilah bersembunyi.”

“Aku tau kau pasti berusaha untuk terus tersenyum. Aku benar-benar brengsek telah menduakanmu. Aku memang bodoh telah melupakanmu. Dan aku memang pantas untuk kau benci. Tapi Dara-ah, tolong sekali ini maafkan aku.. hiks..”

Jiyong menggigit bibir bawahnya frustasi. Sandara tidak juga membalas seluruh ucapannya. Akhirnya Jiyong memantapkan hatinya. “Baiklah kalau kau memang sudah tidak mau bicara denganku. Aku memaklumi itu. Aku sudah menyiksa dirimu dan diriku sendiri selama 5 tahun ini, lebih baik aku yang menghilang, Dara. Aku benar-benar menyesal telah mengecewakanmu. Tapi aku senang kau masih ingin mendengarku. Mungkin ini yang terakhir Dara.”

Jiyong menarik nafasnya dalam. Setetes air jatuh dari pelupuk matanya. mengalir dengan indah diwajah maskulinnya. “Maafkan aku karena aku masih mencintaimu.”

Jiyong akhirnya mengatakan hal itu. Hal yang mungkin sudah tidak pantas ia ucapkan pada Sandara. Mana mungkin Sandara mau membalas cintanya lagi? kemungkinan terbesar adalah Sandara mencaci maki Jiyong setelah ini.

Kenapa kau minta maaf?

Ucapan Sandara barusan meruntuhkan seluruh pikiran negatif Jiyong. matanya terbuka lebar. “Ma-maksudmu?”

Jiyong-ah, sedalam apapun kau menyakitiku, aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri kalau aku memang masih membutuhkanmu.

Kembali air mata Jiyong mengalir dengan indah. jantungnya seakan berhenti berdetak sekarang. “Da-Dara-ah..”

Aku sadar kalau selama 5 tahun ini aku hanya mencoba untuk lari dari kenyataan bahwa sesakit apa hatiku padamu, aku masih tetap mencintaimu. Kau benar kalau aku memang tersiksa selama ini, tapi aku lebih tersiksa karena merindukanmu.”

Jiyong tidak mampu menahan senyumnya. Bibirnya mengembang lebar. “Aku, aku tidak menyangka kalau kau akan mengatakan hal ini, Dara.”

Terdengar kekehan dari seberang sana. Hati Jiyong terasa benar-benar lega mendengar kekehan Sandara yang sangat dia rindukan. “Aku akan ke Seoul besok. Apakah kau bisa menjemputku?

Jiyong mendongak sambil tersenyum lebar. Air matanya mengalir di sisi matanya menuju telinga. Matanya terpejam. “Tentu, Dara. Tentu saja.”


 to be continue…


Jangan lupa tinggalin jejaknya ya~ hengsho #applers !

1|2|3|4|5|6-end

45 thoughts on “Stay With Me (5/6)

  1. Kalau menurut aku pelajaran yang dara kasih kejiyong itu masih kurang,
    Pengennya itu dara lewat depan matanya jiyong dengan menggandeng cowok kece
    Biar jiyong juga ngerasain gimana rasanya ngeliat orang yang kita sayang jalan sama orang lain,
    Tumben bom gak mempropokatorin dara buat ninggalin dan lupain jiyong,
    Biasanya bom selalu jadi propokator nomer satu
    Hahaha

  2. Nangis bombay baca chapter inii. Salut sama dara unnie yang masih dengan tulus mencintai jiyong walaupun udah 5 tahun berlalu, walaupun jiyong udah ngecewain dara tapi tetep aja dara unnie cinta sama jiyong. Beneran salut sama kekuatan cinta mereka #cielaah😁

  3. Salutt ma Dara unie baik bgt bisa maapn ji ppa .udh d.sakitin kya qtu ma ji ppa .
    Tp klo udh nyangkut soal cinta mah mau bilang apa lagi ath susah .

Leave a comment