PERFECT MATCH (Tweet 4.25.13) : Chapter #10

poster

perfect

True Tittle : Tweet 4.25.13
Author      : RuiShi
Link          : Tweet 4.25.13 on AFF
Translator : dillatiffa

Halo semuanya~ *ngumpet dari balik pintu*
Hehehe… adakah yang nunggu saya posting ini? *ngarep* XD *ternyata nggak ada* >///<

Kebetulan setelah terkena writer’s block di Phases, pas sampe chapter ini saya terkena translator’s block… >.< Mianhe~ _ _”
Nah, sekarang selamat membaca… Ohiya.. sebelumnya, coba cek jam berapa sekarang.. >.<

 ~ Love Me ~

 

Ini bisa menjadi bermacam jenis cinta…

Yang diinginkan oleh semua… entah dari lawan jenis, peliharaan terharap pemiliknya, seorang anak kepada orang tuanya…

Penulis kepada pembacanya, seniman dimata masyarakat umum.

Semuanya, pada satu titik dalam hidup… meminta… menginginkan… untuk dicintai.

 

Flashback

Dongwook, a.k.a. Seven, keluar dari studionya dengan bantingan keras. Dia berjalan cepat melewati Jiyong. “Hyung…” panggil Jiyong namun Dongwook tidak mendengar. Jiyong menoleh kearah ruangan hyung-nya baru saja keluar dan melihat Dara masuk kedalam sana.

Jiyong menunggu didepan pintu sampai Dara keluar.

“Bagaimana keadaannya?” tanya Jiyong. Dara mendesah. “Dia tidak mau bicara padaku. Dia ingin sendirian. Apa kau sudah berbicara dengan Seven?” Jiyong menggelengkan kepalanya. “Ayo pulang. Kurasa mereka sudah tidak mau makan malam dengan kita.” Kata Jiyong.

“Neh, arasso.” Kata Dara dan berjalan beriringan dari Jiyong keluar dari gedung.

“Kamu tahu, Darong?” Jiyong menatap Dara. “Aku tidak akan pernah berkencan dengan siapapun dari perusahaan ini. Kulihat pasangan ini lebih banyak mendapat masalah daripada merasa bahagia. Aku tidak menginginkan itu. Jika aku jatuh cinta pada seseorang, aku ingin merasakan kebebasan!”

Berpindah ke kantor presiden

“Hyung! Kenapa kau mengirimnya pergi?” tanya Jiyong begitu sampai di kantor presiden.

“Apa yang kau bicarakan?” tanya sang presiden.

“Dara noona! Kenapa dia pergi? Kenapa kau menyerah padanya? Dia sangat menginginkan hal ini!”

“Ji… mianhe, tapi aku tidak melihat perkembangan yang signifikan darinya. Daripada mencemaskannya, kenapa kau tidak pikirkan saja urusanmu sendiri dan cemaskan saja tentang grup-mu. Kau tidak perlu mencemaskan hal ini!

Flashback End

 

Jiyong membuka matanya dan menyadari dia sudah berada diluar dorm. “Oh, kita sudah sampai?”

Supir mengangguk.

“Terima kasih!” lalu dia turun dari mobil.

Knock… Knock… Knock…

 

Pintu terbuka dan Jiyong mendengar suara tawa dari dalam. Gadis yang menyambutnya di pintu tersenyum.

“Selamat, Chaerin!” kata Jiyong memberikan sebuah pelukan untuk Chaerin.

Hoobae itu berterima kasih kepada Jiyong dan mengangkat tangannya – mengajak ber-high five, yang disambut Jiyong dengan senang hati. “Kamsahamnida, Jiyong oppa!”

“Apa benar-benar hanya ada kalian berempat?” tanya Jiyong yang dijawab anggukan oleh Chaerin. “Neh!!!” Jiyong bisa mencium bau alkohol dari nafas Chaerin. “Apa dia sudah mabuk?” pikirnya.

“Masuklah, oppa!” undangnya manis dengan senyuman yang masih terpasang, lalu menutup pintu.

“Tunggu, apa dia…” Jiyong mulai berbicara, namun Chaerin lebih dulu berteriak.

“Ya! Hadiah Tuhan kepada para wanita ada disini!”

“Apa?!?!” Jiyong menatap Chaerin, kaget mendengar apa yang dikatakan gadis itu, namun Chaerin hanya tersenyum dan menariknya kearah balkon. Jiyong bisa mendengar suara tawa dari para gadis lainnya, yang pertama dilihatnya adalah Minzy.

“Tepat sekali, unnie!” kata Minzy lalu saat keduanya sampai di balkon, Minzy mengaitka lengannya pada lengan Jiyong. Jiyong melihan kaleng-kaleng bir berserakan di lantai. “Jiyong oppa, mungkin kita harus membuat skandal, neh?”

“Mwo?!?!” Jiyong terkejut mendengar apa yang maknae katakan, ketiga gadis lainnya tertawa. Jiyong melihat kearah Dara yang juga tertawa. Minzy menarik Jiyong duduk bersamanya, jadi sekarang Jiyong duduk diantara Bom dan Minzy. Tepat diseberang Dara.

“Oppa! Fans-mu ingin agar kau bersama dengan Chaerin unnie! Alasannya, karena kalian sama-sama leader! Lalu beberapa ada juga yang berpikir kau cocok dengan Bom unnie karena… aku tidak tahu. Memangnya kenapa?

“Karena aku cantik!” kata Bom lalu menatap mereka satu per satu, khusus untuk JIyong, dia mendelik. “Apa kau mau menyangkal hal itu?” Jiyong hanya bisa menggelengkan kepala, tidak.

“Jelas sekali, mabuk!” pikirnya.

“Aniyo! Harusnya aku karena kami sama-sama punya gaya swag. Iya kan?” kata Chaerin lalu mengedipkan sebelah matanya pada Jiyong dan tertawa. “Bommie unnie, kau cocok dengan Seunghyun oppa, kalian sama-sama aneh dan Dara unnie, jangan buat aku mulai denganmu! Kau punya banyak fanboy lain, tinggalkan pria ini untuk kami!” Dara menaikkan sebelah alisnya pada Chaerin yang tertawa dan saling ber-high five dengan Bom.

“Aniyo! Harusnya aku! Jiyong oppa suka gadis yang lebih muda karena dia ingin gadisnya memanggilnya ‘oppa’, neh?” kata Minzy pada Jiyong, tersenyum.

Jiyong merasa dirinya sedang diejek dan dicemooh. Dia mulai kesal.

“Tunggu! Omo! Pasti kau tidak tahu! Chaerin unnia, apa kau sudah memberitahunya?”

Jiyong menatap Dara yang tersenyum dan masih meminum birnya. Bom merosot di lantai, menyandar pada pintu kaca dan terlihat dia siap tewas kapan saja. Chaerin duduk disebelah Dara dan menggunakan kaki Dara sebagai bantal.

“Oppa! Apa kau mendengarkan? Kubilang, kenapa ada G-Bom, Skydragon, dan Daragon tetapi tidak ada G-Min? Atau mungkin. Jiyong-zy? Apa kau suka? Tunggu! Min-Dragon? Ahhhh, Dragon-Zy!”

Minzy terus saja mencoba menemukan nama yang cocok untuknya dan JIyong, yang disambut ketiga unnie-nya dengan tawa, sementara bagi Jiyong hal itu sama sekali tidak mengesankan.

“Bisakah ada yang memberitahuku apa yang sebenarnya sedang terjadi?” tanya Jiyong, dia menatap kearah Dara. Gadis itu satu-satunya yang masih terlihat normal diantara yang lain.

“Minzy sedang mencoba memilih nama untuk pasangan Minzy dan Jiyong.” Kata Bom. “Apa kau sudah mengecek internet untuk mengecek berita tentangmu?”

“Aku hanya mendengar berita yang penting.” Kata Jiyong.

“Apa kalian ingat saat oppa dipasangkan dengan Wonder Girls dan SNSD?” tanya Chaerin tiba-tiba langsung duduk , keempat gadis itu mulai tertawa lagi. “Tapi dia benar-benar suka pada Sohee waktu itu, neh?”

“Tell me, tell me…” Bom bernyanyi membuat semua orang tertawa.

“Apa kalian sudah berkencan waktu itu?” Chaerin menoleh pada Dara. Mata Dara hampir tertutup sehingga Chaerin mendorongnya. “Yah!”

“Oh, saat dia menyukai Sohee? Aniyo, kami tidak… maksudku, tidak.” Kata Dara lalu menatap Jiyong.

“Jadi kapan itu dimulai? Setelah Jiyong oppa memilih Yoona-shi sebagai tipe ideal-nya?” tanya MInzy polos, tapi mendapat sambutan gelak tawa dari Bom dan Chaerin.

“Kalau aku punya wajah kecil, aku bisa makan apapun!” kata Bom.

“Yah!” Dara dan Jiyong menatap pada Minzy. “Kalian berdua, kapan itu dimulai? Bukannya kami tidak menyadarinya! Jiyong oppa berhenti memberi kami sandwich dan coklat saat kami masih pendatang baru dan kupikir sikapnya itu sangat manis, tapi dia selalu saja mencari Dara unnie kapanpun kami bertemu! Aku juga melihat Dara unnie setelah kalian berdua bertengkar. Aku sedang berada di ruang ganti saat mendengar seseorang masih dan saat aku mengintip aku melihat Jiyong oppa meninggikan suaranya didepan Dara unnie. Kalian berdua bertengkar karena CF itu.”

“Kau ada disana?”

“Nah! Dan pertama kalinya, kami mengecek berita tentangmu saat sedang di Jepang dan kami melihat fotomu dan model itu. Kupikir aku melihat Dara unnie menangis, tapi dia lalu menatapku dan tersenyum, Dara unnie bilang, Jiyongie mudah terpedaya pada bibir tebal dan kaki panjang.” Gadis-gadis itu tertawa dan Jiyong menatap Dara.

“Chaerin unnie, kau juga disana, neh? Apa kau tahu mereka sudah menjadi pasangan saat itu?”

“Aku tidak tahu… aku hanya mencoba menghubung-hubungkan, saat aku mulai memperhatikan kelakuan Dara unnie. Aku tidak pernah bertanya karena aku sudah melihatnya menangis beberapa kali dan meski dia tidak mengatakan apapun, aku bisa menebaknya. Apa aku benar?
kata Chaerin lalu minum dari kalengnya lagi. “Dan Yongbae oppa juga Seungri selalu gatal ingin membongkar sesuatu didepan kamera. Kupikir itu pasti ada hubungannya dengan Dara unnie dan oppa jadi aku mencoba menghentikan mereka jika aku bisa.”

“Nado! Tapi aku selalu tahu.” Bom ikut berpendapat. “Saat setiap skandal tentang Jiyong terkuak, Dara seperti wanita gila. Dia akan duduk diam di pojokan dan mengecek ponselnya setiap lima menit sekali. Dia juga akan langsung browsing internet untuk mencari tahu berita lebih banyak. Saat ada skandal plagiarism, aku sudah mengkonfirmasinya. Dia tidak bisa fokus lalu menangis saat muncul skandal Jiyong dengan model itu. Pria ini benar-benar hadiah dari Tuhan untuk kaum wanita.” Kata Bom kemudian meminum isi kalengnya. Gadis-gadis itu kembali tertawa. Jiyong mencoba menghentikan, tapi Bom itu kuat.

“Bisakah kalian berhenti minum? Kalian sudah mulai mabuk!” kata Jiyong kepada keempat gadis itu.

“Mungkin kau juga harus mulai ikut minum karena kami semua sudah mulai mabuk.” Kata Dara lalu kembali minum, Jiyong menahan tangannya. “Aniyo…” Jiyong menatap mata Dara dan dia tahu gadis itu serius, jadi dia kembali duduk dan Dara kembali minum dari kalengnya, sekali tenggak.

“Dara-ah!” kata Jiyong begitu Dara menghabiskan isi kalengnya. Dara mengambil kaleng bir yang baru dan membukanya. Bom meletakkan sekaleng bir dihadapan Jiyong. “Minum!” perintahnya. Bom terlihat kembali normal.

“Kalian semua harus berhenti.” Jiyong mencoba berdiri tapi Minzy menyandarkan tubuh padanya dan gadis itu sudah jatuh tertidur. Dia melihat Chaerin kembali minum, sebelum dia bisa menghentikannya.

“Chaerin-ah, Bom noona, aku akan membawa Minzy ke kamarnya.” Katanya berdiri dan mengangkat Minzy. Dia melihat kearah kedua gadis itu. Mereka berdua masih minum. “Apa masalah mereka?” pikir Jiyong.

Saat dia kembali, Bom dan Chaerin sudah jatuh tertidur, jadi dia juga harus memindahkan mereka kedalam kamar. Dia bertemu dengan Dara di ruang tamu.

“Bom tidur di kamarku.” Kata gadis itu membukakan pintu kamarnya, Jiyong mengikuti dari belakang.

“Dimana Chaerin tidur?” tanya Jiyong, Dara membantunya memberdirikan Chaerin. Gadis itu kembali terbangun dan tersenyum melihat Jiyong dan Dara.

“Kau tidur bersama Minzy malam ini, arasso?” kata Dara dan Chaerin mengangguk. Jiyong lalu membanyak ke kamar. Sebelum dia bisa pergi, Chaerin menahan tangannya.

“Jangan pernah menyerah padanya, oppa.” Kata Chaerin sebelum matanya sepenuhnya tertutup.

“Daragon-zy…” Minzy bergumam dalam tidurnya.

Jiyong tersenyum lalu menyelimuti kedua gadis itu dan keluar dari kamar setelah mematikan lampu. Dara tidak ada di ruang tamu, jadi Jiyong kembali ke balkon dan menemukan gadis itu duduk di lantai, menatap ke langit malam. Jiyong lalu mengambili kaleng-kaleng bir.

“Kenapa kau minum banyak?” tanya Jiyong.

“Kami tadi merayakan comeback Chaerin. Tidak ada salahnya dengan itu.” kata Dara. “Jangan, biar aku yang membereskannya. Kau harus pulang. Ini sudah larut.” Katanya sambil ikut berdiri dan memungitu kaleng-kaleng dan memasukkannya kedalam kantong besar yang mereka tempatkan di balkon.

Setelah membereskan semuanya, Dara kembali masuk kedalam dan duduk di counter dapur dengan sebotol soju dan sloki. Jiyong duduk diseberangnya dan ikut minum. Dia meringis saat cairan panas itu melewati tenggorokannya. Dia bisa merasakan Dara tengah menatapnya, jadi dia mendongak.

Mata coklat bertemu dengan mata hazel.

“Kurasa bukan itu alasannya. Apa yang Minzy katakan tadi?”

“Mereka sudah mengatakannya padamu, kalau kau mendengarkan. Jadi tolong jangan membutaku mengulanginya.

“Dara, kenapa kau tidak menjawab teleponku?”

“Apa itu penting?”

“Ani…”

“Krom, aku sibuk. Aku bersama Chaerin sepanjang waktu saat dia sedang promosi dan show yang harus dia lakukan, juga interview. Aku tidak punya waktu, Jiyong-ah. Mianhe.”

“B*llsh*t!”

Dara menatap pria itu.

“Kau tahu.”

“Tidak semuanya. Aku ingin mendengarnya darimu. Aku ingin kau mengatakan padaku apa yang terjadi. Aku ingin kita membicarakan masalah itu.”

Tangan Dara bergerak meraih botol soju lalu menuangkannya ke sloki. “Mungkin kita perlu sesuatu yang lebih kuat.”

“Tidak, karena kau sudah mabuk!” Jiyong mendelik kepada botol yang tidak tahu apa-apa.

“Aku bisa menghandel alkoholku dengan baik.” Dara menenggak minumannya.

“Aku tidak akan dengan apa yang akan kita bicarakan ini, iya kan?” Jiyong bertanya.

“Kau pikir aku menyukainya?” tanya Dara. “Kau pikir aku menikmatinya, saat sesuatu seperti ini terjadi?” suaranya mulai naik dan dia memejamkan mata saat dirasakan pandangannya mulai berputar. Dia mulai mabuk. Saat Dara membuka mata, semuanya kembali fokus dan Jiyong tengah menggenggam tangannya.

“Kenapa aku, Jiyongie? Kita tahu ini tidak akan berhasil… aku terus saja bertanya kepada diriku sendiri kenapa, tapi…”

Jiyong menatap Dara yang kembali minum. “Kau mengenalku bahkan sebelum aku menjadi G-Dragon. Kadang, kau bahkan lebih mengenalku dibanding diriku sendiri. Aku mungkin gila jika menyangkut dengan hal lain, tapi bukan denganmu dan apa yang kita bagi, paling tidak. Aku mencoba menghentikannya dan kau tahu itu. Aku hampir menyerah untuk sahabatku, tapi tetap saja, ini tentangmu. Jika aku bertanya hal yang sama, kenapa aku? Apa jawabanmu?”

“Aku punya banyak jawaban… tapi aku takut aka nada pertanyaan ‘kenapa tidak?’ akan punya jawaban yang jauh lebih panjang.” Dara menundukkan kepala. “Kau akan baik-baik saja tanpaku. Mungkin minggu depan kau akan bertemu dengan model cantik dijalan, kau akan melupakanku.”

“Sebaiknya kubuatkan kopi untukmu.” Kata Jiyong sambil berdiri. Botol soju itu kini telah kosong. Saat Jiyong kembali kepada Dara, gadis itu memegangi kepalanya dengan tangan. Dara mendongak saat Jiyong meletakkan cangkir kopi dihadapannya.

“Terima kasih.” Dara memberikan senyuman kecil, Jiyong mengelus wajah gadis itu dengan jemarinya.

“Kau tidak bisa membuat seseorang peduli padamu lalu kemudian meminta untuk melupakan semuanya seperti tidak ada yang terjadi, Dara!”

“Kita tidak boleh bersama saat kita sama-sama ada di industri ini dan aku tidak ingin salah satu dari kita keluar dari perusahaan, kita juga tidak boleh melibatkan orang lain ikut menderita karena kita.” Dara memegang tangan Jiyong lalu menciumnya dan tersenyum. “Aku akan tetap bahagia asalkan aku masih bisa melihatmu, dan bersorak untukmu.”

“Ani… kumohon Dara…” Jiyong menarik Dara kearahnya dan memegangi lengannya, seolah dia ingin menghisap gadis itu. “Apapun selain hal itu, kumohon…”

Dara menatap Jiyong, mata pria itu memohon kepadanya, Dara menciumnya sngkat namun Jiyon. “Aku mencintaimu, Jiyong… dan mungkin ini terakhir kalinya kau akan mendengarnya langsung dariku. Aku tidak ingin menyakitimu lebih jauh lagi daripada saat ini. Kita harus bisa kuat untuk satu sama lain. Aku tidak bisa melakukan apapun yang akan menghancurkan kita berdua, aku tidak akan bisa hidup jika aku melakukan sesuatu yang akan menghancurkanmu. Kita mungkin tidak memberikan label, tapi aku ingin kau tahu kau sangat berarti bagiku dan aku merasakannya begitu nyata… tapi semuanya harus berakhir.”

Setetes air mata mengalir dari mata Jiyong dan Dara langsung menghapusnya. Jiyong mencoba sekuat Tenaga untuk menahan tangisanya, jadi dia memejamkan mata dan menempelkan keningnya pada kening gadis itu… kesedihannya tersembunyi dalam bayangan dapur kecil itu.

“Aku mencintaimu, Dara.” Jiyong menatap gadis itu, menunjukkan kesungguhannya dan kini giliran Dara yang mengeluarkan air mata. Jiyong menghapusnya dengan ibu jarinya.

“Tapi aku tidak bisa melihat diriku membuatmu tidak bahagia. Aku selalu saja membuatmu menangis.”

“Aniyo… kau sudah membuatku menjadi pria yang paling bahagia saat kau memilihku… hanya itu yang kuminta darimu… untuk mencintaiku. Tahu bahwa kau pernah mencintaiku, sudah cukup membuatku bahagia.”

“Aku ingin agar kau memikirkannya. Berikan sedikit waktu. Kau bilang padaku, beberapa hari yang lalu. Kau bilang orang dalam tubuh kecil ini adalah milikku! Jadi kumohon, jangan. Arasso?” kata Jiyong menyelipkan helaian rambut Dara dibelakang telinganya. “Berjanjilah padaku, kau akan memikirkannya.”

Sebelum Dara bisa mengatakan tidak, Jiyong menciumnya.

Pada mulanya bibir mereka hanya bersentuhan… lalu JIyong menjilat bibir bawah Dara, ciuman mereka semakin dalam. Lidah mereka berdansa satu sama lain, masih kurang saling merasakan. Dara melenguh saat dia merasakan Jiyong mencium lehernya, menghisapnya keras sampai meninggalkan bekas.

“Ji…” panggil Dara, namun langsung didiamkan oleh bibir pria itu. “Ji… aku mabuk. Dan pistolmu…”

“Apaku?” tanya Jiyon menempelkan kening mereka, nafasnya berat.

“Pistol didalam sakumu…” Jiyong membuka mata menatap Dara. Gadis itu menyeringai. “Atau kau merasa bahagia hanya karena melihatku?” awalnya Jiyong mencoba untuk menahan, jadi dia menggigit bibirnya, namun malah berakhir tertawa keras dan memeluk Dara kemudian mencium pipi gadis itu.

“Kau tidak bisa putus dariku setelah melakukan ini padaku. Ini tidak benar. Dan kau tidak boleh menciumku seperti tadi saat Bom noona tidur di ranjangmu! Ini tidak adil!” tuntut Jiyong.

“Aku lega Bom ada disana. Dosis minumanku sudah mulai bereaksi dan jika dia tidak ada dikamarku sekarang, kurasa aku tidak akan bisa berhenti.” Dara mengaku.

“Dan hal itu keluar dari bibir gadis yang ingin memutuskanku beberapa saat yang lalu?” goda Jiyong. Dara mendesah dan membiarkannya.

“Aku akan memikirkan tentang itu. Tapi aku tidak bisa berjanji apapun, Ji.”

“Kita akan mencoba mencari jalan yang paling logis. Kau tidak boleh mengambil keputusan seorang diri.” Jiyong mencium kening Dara dan beranjak menuju ke pintu depan. “Kita akan bertemu lagi besok. Sekarang pergi tidur. Selamat malam.”

*

Hari berikutnya…

 

Chaerin, Jiyong, dan Teddy sedang meeting dengan Yang Hyunsuk di kantornya.

“Bagaimana persiapan untuk albumnya?” tanya sajangnim saat mempelajari dokumen dihadapannya.

“Hampir selesai, bos. Hanya perlu sedikit polesan dan sedikit mengganti disana-sini, tapi semuanya sudah direkam.” Teddy melaporkan.

“Chaerin, aku ingin memuji hasil kerjamu. Kegiatan solo-mu mendapat banyak tanggapan positif.” Dia memuji, tapi ekspresi wajahnya tetap datar.

“Terima kasih banya, sajangnim. Hal itu tidak akan mungkin tanpa bantuan semuanya.” Chaerin merendah.

Sajangnim menyerahkan dokumen kepada sekretarisnya dan membagikannya kepada orang-orang didepannya. “Karena hal ini aku berpikir, kau akan menjadi bintang tamu pada konser final Jiyong.”

Kaget…

Jiyong duduk tegak, “Hyung?” sepertinya dia salah dengar.

“Aku berpikir untuk menjadikan Chaerin sebagai bintang tamu dalam konser finalmu.” Ulang bos mereka.

“Maksudmu Chaerin dan yang lain, kan? Kita sudah sepakat 2NE1 akan menjadi bintang tamuku untuk comeback mereka, ingat?” pria muda itu keras kepala.

“Saya setuju, sajangnim! Tidak adil kalau kami harus memundurkan jadwal comeback kami lagi.” Leader 2NE1 berbicara.

“Bukankah kita sudah membicarakan akan mengeluarkan single baru mereka saat konser Jiyong?” Teddy ikut berpendapat.

“Neh, kita sudah membicarakan tentang itu tapi kupikir karena single Chaerin sukses, kita bisa mengambil kesempatan itu dan memundurkan jadwal comeback 2NE1.” Kata bos mereka menyatakan bahwa keputusannya sudah final – yang tidak disukai oleh ketiga orang lainnya didalam ruangan itu.

“Tolong pertimbangkan kembali! Kami semua sudah sangat mengharapkan ini! Kami semua menginginkan  ini, sajangnim!” Chaerin menyuarakan rasa frustasinya.

“Bukankah seharusnya kau merasa senang karena aku memutuskan untuk meletakkanmu dibawah sorotan lampu?” tanya sajangnim.

“Saya tidak suka itu! Anda tahu saya tidak seperti itu, sajangnim!” Chaerin berdiri, merasa tersinggung. Teddy memegang lengannya, membuat gadis itu kembali duduk.

“Jangan buat keputusan apapun sekarang. Aku melihat gadis-gadis ini sudah berjuang keras.” Sang produser utama berkata, walaupun sebenarnya dia sangat ingin memaki saat itu, tapi dia mencoba tetap tenang.

Pria itu masih merupakan bos mereka.

“Kita belum mengumumkan apapun. Masih mungkin untuk dirubah.”

Jiyong mengambil ponselnya dan membuka akun Twitter-nya.

“Oh, kau tahu, hyung, kurasa aku baru saja melakukannya. Dan aku harus pergi sekarang. Yongbae membutuhkanku. Annyeong!” kata Jiyong lalu berdiri dan berjalan menuju ke pintu.

“Apa ada yang lain lagi, bos?” tanya Teddy, sajangnim menggelengkan kepalanya membuat Teddy dan Chaerin meninggalkan kantornya.

Sajangnim menerima sebuah panggilan telepon tepat saat Teddy menutup pintu.

Hojin : Apa kita harus merilisnya sekarang?

Sajangnim : Bocah itu, chinca! Ya, tolong release itu. 2NE1 akan menjadi tamu pada konser final G-Dragon.

[a/n Hojin = staf PR, mengurusi promosi dalam web : blog YG Life, website resmi YG Entertainment. Status : tidak nyata, hanya demi kepentingan cerita]

 

Pria diujung sambungan satunya menatap Jiyong yang kini berdiri disebelahnya. Setelah meeting, Jiyong langsung datang kemari – ke bagian media.

“Kau sudah mengelabuhi persiden. Chinca, Jiyong! Berani betul kau.” Hojin, staf PR yang bertugas mengurusi website resmi YG Family dan segala sesuatu yang berhubungan dengan promosi di dunia maya menatap si genius muda terpana.

“Aku agak depresi, hyung.” Kata Jiyong, sambil menatap kearah computer.

“Sepertinya dewi fortuna sedang berada dipihakmu. Dia tidak menduga bahwa kau hanya membual. Kita akan merilis beritanya. Kau bisa me-retweet-nya sekarang.” Hojin membuat pengumamuna dan dalam sekejap semuanya sudah diposting di Twitter, Facebook, Blog, dan sebagainya.

“Terima kasih, hyung! Kumohon jangan…” Hojin menghentikan sebelum Jiyong bisa melanjutkan perkataannya.

“Aku sudah berada di bisnis ini cukup lama untuk tahu mana yang boleh dan mana yang tidak boleh diketahui oleh yang lain. Kau bisa mempercayaiku, Jiyong-kun.”

“Bolehkah aku meminta tolong?” Jiyong bertanya agak ragu dan pria yang satunya lagi mengangguk. “… ini tentang Sandara-shi.”

“Dia itu noona-mu.”

“Maksudku, Sandara noona. Apa ada berita buruk yang muncul tentangnya?”

Hojin tidaklah bodoh dan naïf. Dia yang mengatasi masalah Se7en dan Byul, demi Tuhan! Dia mencoba menyembunyikan senyumnya saat bertanya kenapa.

“Aku hanya penasaran.” Jiyong memutuskan untuk duduk tanpa dipersilahkan, disamping kursi pria itu menghadap ke layar computer. “Sajangnim ingin berubah pikiran tentang 2NE1 tampil di konserku. Aku ingin tahu alasannya kenapa.”

“Kurasa tidak akan masalah kalau kau kuberitahu. Akan kutunjukkan langsung dari sumbernya.” Hojin memperhatikan komputernya dan mengetik dengan sangat cepat – mata Jiyong tidak bisa mengikuti gerakan tangannya. “Kau lihat, kekacauannya dimulai setalah foto kalian berdua diposting. Saat Chrome Heart party.”

“Aku tahu foto itu! Kau bahkan tidak bisa melihat apapun dari foto itu!”

“Bagaimana denganini?” tanya Hojin, menunjukkan foto yang menunjukkan punggung Dara dengan tangan Jiyong menahan gadis itu tetap disisinya. Jiyong tahu foto itu. Dia sudah pernah melihat itu sebelumnya.

“Foto itu tidak menunjukkan apapun. Kami bukannya berciuman atau bagaimana!” katanya, membela diri. Hojin menyembunyikan seringainya.

“Well, beberapa orang berhasil memanipulasi foto ini dan membandingkannya dengan ini. Foto dirimu dan Chaerin bersama, dengan lenganmu merangkul pundaknya.”

“Ya, lalu?” Hojin menatap Jiyong. “Apa dia serius bertanya padaku tentang ini?” pikir Hojin.

“Kau tidak tahu keributan yang berhasil kau ciptakan saat kau bersama dengan seorang wanita?” tanya Hojin.

“Itu tidak berarti apapun.” Kata Jiyong, membela diri.

“Tentu saja berarti saat Dara hampir kehilangan tempatnya di 2NE1.” Kata Hojin tanpa melihat Jiyong. Dia menatap layar dan menunjukkan pada Jiyong foto-foto pria itu dengan para gadis yang pernah terlihat dan dipasang-pasangkan dengannya. “Dia selebritis dari Hong Kong, dia mendapatkan banyak bashing. Aku lega karena dia tidak mengajukan tuntutan! Terima kasih Tuhan, dia adalah seorang fans Bigbang.”

“Kami bahkan tidak berbicara setelah pesta itu!” kata Jiyong.

“Terkadang, kami berpikir berita buruk tidak seharusnya ditanggapi dengan serius karena itu akan semakin menjatuhkan pamormu. Well, aku melihat hal itu terjadi pada Dara. Aku turus menyesal karena dia harus tahu apa yang orang lain katakan tentangnya. Dia datang kepadaku seperti yang kau lakukan sekarang.”

“Kau menunjukkan semua itu padanya? Semuanya?” Hojin memandang Jiyong lalu mengangguk. “Kau tidak perlu melakukan itu. Dia sampai depresi parah karena itu!”

“Tapi dia masih bisa tersenyum didepan kamera.” Kata Hojin. “Sejak saat itu, aku selalu melihat hati berlapis baja dalam tubuh kecilnya. Tidak sepenuhnya salahku, maksudku, aku tidak akan menunjukkan semuanya jika dia tidak bertanya. Aku melihat dia begitu sakit hati namun kupikir itu akan menjadi tantangan baru baginya, dan itu berhasil.”

“Kau tahu betapa hancurnya dia saat itu?” tanya Jiyong dengan sedikit nada sarkastik.

“Tentu saja. Dia hancur karena dia bisa menyakitimu. Aku tidak melihat ada apapun yang salah, kalian tampak cocok berdua dan sebagian dari diriku ingin semua itu benar, tapi bukan hanya kita orang yang ada di dunia ini. Orang-orang tidak selalu menerima apa yang kau ingin agar mereka terima. Itu adalah album pertamamu, kau berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan setelah skanda plagiarisme itu. Dara hanya melakukan apa yang seharusnya dia lakukan. Saat itulah aku membuktikan bahwa semuanya benar…” Hojin kembali berbalik pada layar komputernya dan kali ini dia menunjukkan sebuah foto dimana Jiyong dan Dara bersama. “Dia mencintaimu dan kurasa aku tidak akan salah, kalau kukatakan bahwa kau juga mencintainya.”

“Walaupun tidak dalam konteks yang sama, maksudku, tidak sebesar saat Dara terlibat sebelumnya tapi itulah yang terjadi pada Chaerin sekarang.” Hojin menunjukkan foto-foto lain – dirinya dan Chaerin.

“Itu terlihat nyata. Tapi aku sering berfoto bersama Chaerin, maksudku itulah foto kami dan kami sendiri yang mempostingnya. Dan dia selalu mengklarifikasinya. Selebriti mana yang akan memposting foto secara public kalau mereka memang sepasang kekasih, neh?”

“Tapi kau melakukannya.” Kata Hojin. “Dan menurutmu kau bisa lari dari itu.”

“Oh… jadi Skydragon?”

“Itulah pendukung kalian menyebut pasangan kalian.”

“Jadi itu sebabnya Minzy bersikap seperti itu semalam…” pikir Jiyong.

Jiyong kembali pada kenyataan saat Hojin kembali berkata. “Ada beberapa fans yang suka berperang dan tidak ingin kau dipasangkan dengan Chaerin. Sajangnim tidak berpikir kita memerlukan hal ini sekarang dan mungkin akan menghambat Chaerin menuju posisi puncak.”

“Dia sendiri yang membawa hal ini. Dia yang terus meminta agar aku selalu terlihat bersama Chaerin.” Jiyong memberitahu Hojin.

“Aku tahu. Pertamanya kami pikir itu adalah ide yang bagus. Tapi kemudian, lihat angka-angka ini?” sang staf PR itu memperbesar foto yang membandingkan jumlah fans Skydragon dan Daragon. “Sajangnim pikir karena banyak orang yang mendukung kau dan Dara, angkanya akan berpengaruh pada peringkat Chaerin.”

“Itu omong kosong!” kata Jiyong. “Chaerin berada di peringkat satu karena dia hebat! Semua ini tidak ada hubungannya dengan Dara atau aku!”

“Sebagian dari diriku percaya itu, tapi sebagian yangan yang takut apa yang sajangnim pikirkan benar. Jika fansmu menentang Chaerin, kerja kerasnya tidak aka nada apa-apanya. Dan Dara juga menerima cercaan tersendiri di web. Aku bisa melihat bagaimana mereka bisa menggila tapi aku tahu itu menjadikannya jadi lebih kuat, menjadikan mereka berdua lebih kuat.”

“Kalau benar begitu, tapi kenapa dia sampai…” Jiyong tidak sempat melanjutkan tapi Hojin sepertinya bisa mengerti.

“Dia melakukannya karena dia tidak ingin temannya menderita. Dia akan mengorbankan kebahagiaannya sendiri untukmu, untuk Chaerin, untuk Bom, adiknya… untuk siapapun yang dia pedulikan. Bahkan untuk sajangnim.” Hojin berdiri dan meminum kopinya, foto-foto itu masih terpampang di layar komputernya. “Dia termasuk cukup blak-blakan untuk seorang gadis. Dia akan mengatakan padamu apa yang dia pikirkan. Tapi sepertinya itu berubah sejak dia kembali dari Filipina.”

“Aku mengerti. Dia menjadi lebih tertutup dan dingin.” Kata Jiyong.

“Mungkin karena semua perlawanan yang ditujukan padanya, menyebutnya arogan, tidak tahu terima kasih dan bahkan pelacur. Mungkin masih banyak sebutan lain untuknya, tapi hal itu menjadikannya lebih kuat. Orang-orang sebenarnya menunggu dia kembali melakukan itu semua, menjadi arogan, orang yang tidak tahu terima kasih. Mereka bilang, dia sudah pernah bersikap seperti itu saat berada di Filipina, dia sanggup melakukannya lagi.” Tambah Hojin dan menawarkan sekaleng the untuk Jiyong.

Jiyong berterima kasih kepada Hojin dan meminum tehnya. “Kau tahu semua ini hanya dari internet?”

“Begitulah aku bisa tahu tentang skandal plagiarisme, foto-fotomu dengan para model, penyimpangan yang dilakukan Seungri, juga pertanyaan-pertanyaan terkait tentang background pendidikan Tablo. Ada kalanya, web bisa memberimu pandangan tentang pribadi seseorang, kalau kau tahu apa yang harsu kau lihat. Web bahkan bisa mengajarkanmu mengoperasi orang! Tidak perlu sampai datang kepada dokter!”

Hojin menatap pria yang lebih muda darinya itu. Dia hanya lebih tua beberapa tahun tapi pria itu telah memiliki banyak hal, dunia nyaris berada dalam genggamannya, Hojin bisa tahu bahwa sebenarnya Jiyong tidak benar-benar… hidup.

“Apa yang harus kulakukan?”

“Idealnya kau harus memilih. Chaerin atau Dara. tapi sejujurnya, aku tahu harus kembali memintamu, tinggalkan gadis-gadis ini. Aku tahu kau akan memilihnya, dalam hatimu, kau akan bahagia. Tapi akankah dia bahagia?” Jiyong mendengarkan sambil menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi dan mendesah. “Kau tahu apa yang harus kau lakukan Jiyong, hanya saja keadaan tidak mengijinkanmu melakukannya.”

“Aku tahu…”

“Berhenti menge-like foto-fotomu dengannya dan berhenti memposting foto yang memiliki tema atau pose yang sama! Sudah cukup buruk karena kalian memiliki koleksi wardrobe yang sama. Well, yeah, Chaerin juga terkadang memakai pakaianmu, tapi tidak sebanyak Dara. kupikir kita tidak akan berbagi bawang dan tidak seharusnya kita memiki barang yang sama di YG?”

“Kau benar. Kami tidak berbagi. Aku mengijinkan Chaerin meminjam beberapa bajuku tapi Dara memilikinya sendiri.

“Fans kalian pintar. Maksudku, ayolah, apa bajumu akan muat untuknya?” Jiyong tertawa mendengar ejekan Hojin. “’The Great Sweager Genius is into couple things’ kalau aku memposting hal itu di internet, pasti akan langsung heboh.” Jiyong tertawa.

“”Terima kasih Hojin hyung, tapi tolong jangan…”

“Sudah kubilang padamu, aku sudah cukup lama dalam bisnis ini untuk tahu apa yang harus dan apa yang tidak boleh dipublish atau diberihukan kepada orang-orang. Dan aku tidak sepenuhnya mendapatkan semua itu dari web. Aku dan Dara sudah berbicara. Meskipun Dara tidak pernah menyebutkan nama ‘dia’ yang selalu dia sebutkan, kurasa aku bisa menebaknya. Apa yang kalian miliki itu langka. Itu adalah sesuatu yang idol kaya raya tidak bisa miliki. Sebelum kau melakukan apapun, pikirkanlah.” Kata Hojin.

“Ye, aigesumida, Yoda[1] dari World Wide Web!” kata Jiyong sambil tersenyum lalu berlalu pergi. Hojin kembali menatap layar komputernya dan menutup foto-foto itu. Jiyong kembali dan mengintip. “Dan hyung, tidak ada yang bisa menghentikanku memposting foto-foto yang kusuka.”

“Jangan terlalu ketara. Seperti karakter dari Simpsons itu.” Jiyong  hanya tertawa dan mengangguk.

Hojin tidak akan tahu saat ini, tapi beberapa hari kemudian, Jiyong memposting foto disinya menggunakan bando telinga kelinci setelah Dara memposting sebuah foto. Kebetulan? Mungkin saja…

*

Flashback

 

Jiyong sedang dalam meeting tentang skandal plagiarisme yang baru saja muncul. Semua suara hanya terdengar seperti desau dan bahkan dia tidak sadar jika pertemuan mereka sudah berakhir. Dara meminta ijin untuk bicara padanya dan sajangnim mengangguk kemudian meninggalkan mereka berdua. Jiyong baru kembali pada kenyataan saat merasakan sentukan sebuah tangan. Dia mendongak dan menemukan wajah Dara.

 

Dara : Ji… [Dara tersenyum padanya lalu Jiyong langsung memeluk pinggang gadis itu] Semuanya akan baik-baik saja. Hal ini tidak akan mengurangi kenyataan bahwa kau seorang musisi.

 

Jiyong : Aku harus membuktikannya.

 

Dara : Lakukan apa yang harus kau lakukan. Aku akan tetang disini. Tidak akan ada yang berubah. [Dara mencium puncak kepala Jiyong]

 

 

Di studio setelah aktivitas di Jepang:

 

Dara : Kau harus berhati-hati dengan orang yang makan bersamamu.

 

Jiyong : Eh?

 

Dara : Neh, saat kau sedang melakukan promosi di Jepang.

 

Jiyong : Aku tidak pergi dengan… [Dara menyebutkan sebuah nama dan Jiyong menatap gadis itu dan langsung melakukan sikap ‘refleksi diri’ dengan mengangkat kedua tangannya. Setelah menyelesaikan apa yang dilakukan Dara menatap Jiyong dan tertawa]

 

Dara : Apa yang sedang kau lakukan?

 

Jiyong : Menghukum diriku sendiri.

 

Dara : Aigoo, Jiyongie! Aku tidak memintamu melakukannya! Tidak apa-apa. Setidaknya sekarang aku tahu aku juga bisa keluar untuk makan dengan teman-temanku juga. Maksudku, teman-teman diluar YG dan aku selalu merasa kau akan marah kalau aku terlihat diluar dengan pria lain.

 

Jiyong : Aniyo! Aku akan menghukum diriku! Jangan lakukan itu!

 

Dara : Dia itu hanya temanmu, neh? Aku harusnya juga makan malam dengan temanku!

 

Jiyong : Andwe! [Dara melewati Jiyong tapi pria itu menahan pinggangnya, mencegahnya pergi] Tidak! Hentikan itu!

 

Dara : Berhenti bersikap seperti anak manja! [TOP masuk kedalam studio dan melihat mereka]

 

TOP : Apa yang sedang terjadi disini?

 

Jiyong : Hyung, kunci pintunya! Dara mau keluar untuk berkencan dengan pria lain.

 

Dara : Seunghyunie! Kau berteman dengan Kim Jaejoong dan Kim Hyunjoong, neh?

 

TOP : Neh!

 

Jiyong : Hyung! Keluar!

 

Dara : Aniyo! Seunghyunie! [Jiyong menutup mulut Dara dengan tangannya]

 

TOP : Jiyongie?

 

Jiyong : Keluar… dan jangan pernah biarkan Jaejoong atau Hyunjoong dekat-dekat Sandara Pa… Ahhh! [Dara menggigit Jiyong dan tersenyum.

 

Dara : Seunghyunie, ayo, ayo bertemu dengan teman-temanmu. Jiyongie keluar makan malam dengan temannya yang cantik, jadi aku juga harus makan malam denganmu dan teman-teman tampanmu!

 

TOP : Tapi…

 

Dara : Seunghyun!

 

TOP : Ye, noona.

 

 

Studio Jiyong… Setelah promosi Shine-A-Light…

 

Jiyong : Dara… aku tidak bisa terus seperti ini. Aku tidak akan berguna di studio. [Dara berdiri didepan Jiyong dan menangkup wajah Jiyong, memaksa pria itu menatapnya]

 

Dara : Tidak berguna? Benarkah? Bukankah putus bisa jadi inspirasi? [Jiyong menggelengkan kepalanya dan memeluk tubuh Dara] Aku tahu rasanya pasti frustasi saat harus mencintai seorang gadis yang tidak bisa kau miliki dan juga sebaliknya. Menurutmu kenapa aku selalu berkata aku menginginkan seorang kekasih di TV, huh? Aku bisa saja melakukannya… kalau aku mau, aku bisa menemukan seseorang untuk menggantikanmu, tapi aku tidak melakukannya. Bukankah sudah cukup bagi kita untuk bekerja di satu perusahaan dan berteman? Kita baik-baik saja sebelumnya. Lagipula, siapa yang bilang sebelumnya tidak ingin berkencan dengan seseorang dari perusahaan yang sama, hm? [Dara menunduk didepan Jiyong, lalu Jiyong menempelkan kening mereka] Aku mencintaimu, Jiyong, tapi aku tidak bisa melukaimu. Jika kau kehilangan aku, seiring berjalannya waktu kau pasti akan terbiasa dan kau pasti akan terbiasa. Tapi kalau kau kehilangan musikmu… aku rasa kau tidak akan pernah bisa terbiasa. Kau masih muda, kau perlu mendapatkan banyak pengalaman sebagai seorang penulis lagi, kau perlu mendapatkan inspirasi untuk membuat musik. Kita mungkin tidak bisa selalu bersama tapi saat ada kesulitan, aku akan selalu ada disini untumu. Katakan saja padaku kalau kau membutuhkanku, dan aku pasti akan menemukanmu, arasso? [Jiyong tersenyum pada Dara, namun sebenarnya pria itu menahan agar dirinya tidak menangis. Dara mencium Jiyong, dan Jiyong tidak ingin ciuman mereka berakhir. Dan mungkin mereka berdua memang tidak ingin berhenti]

 

Jiyong : Seunghyun bilang padaku, bahwa segala sesuatunya dalam hidup ini adalah tentang waktu yang tepat. Kurasa ini bukan saatnya bagi kita, neh? [Dara mengangguk]

 

Dara : Masih banyak hal yang harus dilakukan. Masih panjang jalan yang harus kau lewati. Aku akan mencoba untuk tidak patah tati saat mendengar berita skandalmu dengan gadis lain. Hanya… berhati-hati, arasso? Jaga dirimu.

 

Jiyong : Aku akan mencoba untuk tidak patah hati saat idol lain menyatakan cinta padamu. Kau akan memberitahuku, neh?

 

Dara : Memberitahumu apa?

 

Jiyong : Kalau aku sampai tergantikan? [Dara tersenyum]

 

Dara : Gwenchana, kau akan menjadi yang pertamakalinya tahu.

 

Jiyong : Kalau kau merasa sulit, dan kau membutuhkanku… aku akan berada disini. [Dara tersenyum dan mengangguk pada Jiyong. Jiyong mencium tangan gadis itu] Semuanya akan kembali seperti semula setelah mala mini. [Jiyong hilang kendali dan menangis] Kau tidak akan banyak bicara lagi padaku. Tidak bisakah kita seperti kau dan Seungri? Tidak bisakah kita dekat seperti itu, neh?

 

Dara : Kau tahu kenapa aku melakukan ini, neh? Jika aku tidak melakukan ini, semua orang akan bisa membaca diriku. Aku tidak akan bisa menahannya lagi. [Jiyong mengangguk lalu mendesah dan kembali menatap Dara] Saat kita kembali, keu akan sibuk dengan pekerjaanmu. Itu akan membantu. Dengan semua yang harus kau lakukan, tidak akan ada sisa ruang untuk ini. Aku juga akan mencobanya semampuku.

 

Jiyong : Sepertinya kau bisa mengatasi ini dengan lebih mudah.

 

Dara : Oh, kau sepertinya lupa… aku ini seorang aktris. [Dara menyeringai pada Jiyong] Aku tidak akan menjadi beban bagi orang yang kucintai. Aku lebih baik dilupakan dan aku bisa mendukungmu dari belakang, daripada aku membuatmu melakukan sesuatu yang akan kau sesali.

 

 

Yongbae : Aku menyukainya, Jiyongie.

 

Jiyong : Aku tahu.

 

Yongbae : Tapi kau mencintainya. Aku tidak bisa membuatnya bahagia seperti yang kau lakukan. Aku bisa melihatnya. Aku hanya bermain-main saat memintamu menyerahkannya. [Yongbae menarik tangan Jiyong dan menyerahkan sebuah cincin] Kau satu-satunya sahabat yang kumiliki selain Boss[2]. Aku menyerah, kau boleh memiliki cincinmu kembali. Dia menyerahkannya padaku. Dia tahu. Aku memberitahunya… dan dia benar-benar marah.

 

 

Se7en : Apapun yang kalian berdua miliki, hentikan itu.

 

Jiyong : Kau mengatakan hal ini? sungguh?

 

Se7en : Aku tidak ingin kalian terluka.

 

Jiyong : Tapi kau dan Hanbyul…

 

Se7en : Ini tidak sama!

 

Jiyong : Kalian bahagia!

 

Se7en : Aku memang bahagia tapi… Jiyong… ada banyak resiko. Aku memang sudah membuka apa yang Byul dan aku miliki dan itulah yang menakutkan. Kami berdua memiliki karir yang harus dilindungi. Jika orang-orang mulai tahu tentang kalian, mereka akan menguliti kalian hidup-hidup! Dan kau tahu siapa yang akan paling terluka?

 

Dara : Se7en… [Mereka berdua mendongak dan menemukan Dara di pintu dan gadis itu langsung berdiri disebelah Jiyong] Kumohon jangan. [Se7en menatap Dara dan mengangguk]

 

Se7en : Jaga dia baik-baik, Jiyong. Aku sudah meminta hal ini sebelumnya padamu, tapi sepertinya dia bisa melakukannya lebih baik dari yang bisa kau lakukan.

 

 

Dara : Ini adalah kesempatan lain. Tapi… aku takut.

 

Jiyong : Aku juga takut.

 

Dara : Aku tidak ingin memberikan label. Apapun ini… apapun yang membuat kita bahagia, neh? Tidak ada ekspektasi, tidak ada tuntutan.

 

Jiyong : Aniyo! Aku masih tidak bisa membiarkanmu untuk berkencan dengan orang lain!

 

Dara : Aku masih tidak diperbolehkan untuk berkencan, pabo! Kau juga harus menahan diri jika ada wanita cantik disekitarmu!

 

Jiyong : Arasso, arasso. [Jiyong menggenggam tangan Dara] Kau selalu tahu, iya kan? Bahkan jika aku tidak memberitahumu? [Dara tersenyum dan mengangguk]

 

Dara : Kita mungkin tidak meneriakkannya pada dunia, tapi aku bisa merasakannya.

 

 

[Dara menelepon saat skandal narkoba itu keluar, dia sedang berada di AS untu tur 2NE1]

 

Dara : Kuharap aku ada disana bersamamu. Aku tahu itu pasti menyebalkan, aku tidak akan bertanya apa yang kau merasa baik-baik saja.

 

Jiyong : Aku tidak ingat… kurasa aku sedikit ingat… aku tidak begitu yakin. Tapi kau harus percaya padaku, aku ini bukan seorang pecandu!

 

Dara : Aku percaya padamu, Ji!

 

Jiyong : Mereka akan mengambil semuanya jika meraka tahu. Aku takut. Daesung tidak bersama kami dan sekarang, aku dalam masalah. Aku benar-benar akar segala keburukan dalam grup kami. Yang lain pasti akan mendapat kesulitan karena aku.

 

Dara : Aku akan akan tetap disini, Ji. Aku tidak akan pergi. Aku akar dari segala kebodohan di grupku. Kau mendapat teman yang baik. [Jiyong tersenyum lalu tertawa… untuk alasan tertentu, menurutnya itu lucu]

 

Flashback End

 

 

*

 

 

Jiyong pergi mengunjungi Yongbae. Anjingnya Boss baru saja meninggal. Sebagai sahabat baik, dia membawakan bunga untuk makam Boss dan berdiri disebelah Yongbae.

Jiyong : Maaf, aku tidak bisa datang lebih awal.

Yongbae : Tidak masalah. Tidak ada yang bisa kita lakukan.

Jiyong : Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaanmu sekarang.

Yongbae : Dia hanyalah seekor anjing, Ji. Aku hanya merasa menyesal karena aku tidak bisa menghabiskan banyak waktu dengannya.

Jiyong melirik temannya dan tahu bahwa dia sedang berusaha untuk tegar.

Jiyong : Kalau kau berkata begitu.

Yongbae menoleh dan memberikan senyumnya yang sudah sangat terkenal itu.

Yongbae : Justru kaulah yang aku cemaskan.

Jiyong : Eh? Aku ini pekerja keras.

Yongbae : Itu sudah cukup menjadi alasan kenapa aku cemas. Kau sudah bertemu dengannya? [Jiyong mengangguk] Sudah bicara? [Jiyong kembali mengangguk] Dia memutuskanmu?

Jiyong : Aku bilang padanya untuk tidak memutuskanku. Dia bilang dia akan mencoba.

Yongbae : Sajangnim memberitahunya bahwa kalau sampai peringkat Chaerin menurun dia yang akan disalahkan. Kau melihat sendiri, bagaimana dia sibuk mempromosikan Chaerin, neh?

Jiyong : Bagaimana kau bisa tahu hal ini?

Yongbae : Aku ada disana. Well, aku sedang bicara dengan Jinu hyung tentang proyek di Jepang dan aku mendengarnya dari telepon.

Jiyong : Dan kau tidak mengatakan apapun padaku?

Yongbae : Kau bilang pada kami kalau kau tahu!

Jiyong : Arasso, arasso. Apa yang harus kulakukan, Yongbae? Chaerin tidak seharusnya dilibatkan dalam masalah ini!

Yongba : Aku tahu, iya kan? Maksudku, kami juga punya banyak foto bersama tapi kenapa harus selalu kau? Apa aku tidak bisa membuat skandalku sendiri? Aku hanya melihat seorang pria kurus didepanku ini, aku punya lebih banyak otot dibandingkan dirimu! [Jiyong tertawa]

Jiyong : Kalau sampai Yongbae terlibat dalam sebuah skandal, itu akan menjadi akhir dari Bigbang.

Yongbae : Top hyung bilang dia akan datang dan menemanimu di Jakarta. Dia juga mencemaskanmu.

Jiyong : AKu tidak tahu apa yang bisa kulakukan tanpa kalian, bro!

Yongbae : Terima kasih!

Yongbae : Seperti apa yang Seungri katakan saat kita di Nagoya, kami selalu ada disini untukmu, bro.

*

“Dara noona!” Dara berhenti saat mendengar seseorang memanggilnya. Dia tersenyum melihat siapa itu. “Seunghyunie!” Dara menyambut pria itu dengan pelukan. “Kapan kau kembali?”

“Beberapa saat yang lalu. Kupikir aku akan mampir sebentar setelah semua jadwalku selesai.”

“Apa kau sudah bertemu dengan Yongbae? Aku mengirimkan ucapan bela sungkawaku untuknya! Aku ingin mengunjungi Boss, tapi aku tidak bisa.” Dara melaporkan.

“Pasti sedih bagi Yongbae. Tapi dia bilang Jiyongie datang menemuinya. Dia akan berlibur beberapa hari ini. Sebaiknya memang begitu agar dia bisa menenangkan diri. Ngomong-ngomong, bagaimana kabarmu? Latihan dance?” Dara tersenyum.

“Aku iri padamu, kau menjadi aktor lebih cepat dariku! Aku juga ingin berakting!” gadis itu cemberut pada Seunghyun.

“Bukankah kalian akan segera comeback?” Seunghyun bertanya dan menyadari perubahan senyum Dara. Dia berhenti berjalan kemudian menarik tangan gadis itu menuju ke salah satu sofa dan duduk. “Arasso, katakan padaku. Setidaknya aku adalah sunbae-mu dalam industry ini. Kau tidak boleh mempersiapkan comeback dengan ekspresi wajah seperti itu.”

“Ekspresi wajah seperti apa?”

“Wajahmu yang cemberut itu. Hal itu akan menghabiskan energimu.” Dara mendesah dan membungkukkan badannya diatas sofa disebelah Seunghyun. “Chaerin memberi tahu kami tentang keraguan sajangnim pada album ini. Dia ingin memperpanjang masa promosi untuk single Chaerin. Jangan salah menilaiku, aku bahagia untuknya. Aku ingin dia menduduki peringkat pertama! Tapi aku merasa ini tidak adil, khususnya untuk Bommie. Dia ingin berdiri di panggung lagi setelah sekian lama. Dia mengalah dan menolak dirinya melakukan kegiatan solo. Minzy ingin menampilkan lagu baru di panggung, karena kau tahu sendiri, melakukan hal yang sama berulang-ulang kali cukup melelahkan.” Seunghyun tersenyum karena dia tahu sendiri bagaimana perasaan itu.

“Dan saat kami pikir akhirnya kami bisa berdiri di satu panggung yang sama lagi, kami menerima ini… aku hanya merasa… Apa aku telah melakukan sesuatu? Apa aku bertanggung jawab pada hal ini? maksudku, aku tahu aku tidak berarti apapun dan dunia tidak berputar mengeliliku, tapi apa yang sebenarnya terjadi? Rasanya seperti sudah selamanya! Sepertinya kami sudah tidak eksis lagi!”

“Kenapa kau berpikir seperti itu?”

“Karena orang-orang mulai membenci Chaerin dan sajangnim pikir mereka adalah fansku dan mungkin sajangnim ingin menghukumku dan menunda comeback kami?”

“Kau pikir dirimu spesial, iya kan?” Dara memukul lengan Seunghyun, pria itu tertawa. “Aku tidak berpikir ini ada hubungannya denganmu. Saat Lee Hi memulai promosinya, sajangnim mengambil keuntungan akan hal itu dan merilis banyak lagu, setiap lagunya pun sukses. Proyek dengan Chaerin ini bisa merupakan salah satu pengalaman dan dia tidak yakin apakah responnya akan hebat, mungkin dia pikir dengan melakukan ini akan semakin menambah eksistensi grupmu. Kami pernah mengalami situasi seperti ini sampai tidak bisa dihitung lagi. Meski begitu kami tidak sampai berpikiran begitu. Kami berlima memiliki kepribadian yang berbeda, proyek-proyek yang berbeda, dan kami bertemu dengan para artis lain jauh lebih sering daripada kami berlima berkumpul, tapi itu tidak pernah menghentikan kami. Jiyong tidak pernah membiarkan kami lupa, bahwa satu orang membuat kesalahan, adalah kesalahan semuanya, dan sukses dari seseorang, adalah sukses bagi kami semua.”

“Kau lihat sendiri itulah perbedaannya. Kalian memiliki banyak testosterone dan kami memiliki banyak estrogen. Kau tahu apa yang akan terjadi saat estrogen meningkat?”

“Aku rasa sebaiknya aku tidak perlu tahu.” Dara tertawa.

“Itu akan merubah kami menjadi merasa tidak aman, dan akan berhenti sampai mendapatkan apa yang diinginkan bagaimanapun resikonya.” Kata Dara sambil melotot pada Seunghyun.

“Apa kau sedang berakting sekarang?” tiba-tiba Seunghyun bertanya dan Dara tertawa. “Kau benar-benar payah! Sana pergi dan ikuti kelas drama!” gadis itu memukul lengan Seunghyun dan tertawa.

“Bayangkan semua estrogen itu pada SNSD!” kata Seunghyun tiba-tiba.

“Oh, kau pasti menyukainya, iya kan? Kaki panjang dan pinggul ramping…” Seunghyun mendelik pada dan hal itu langsung membuat Dara tertawa serta tertawa melihat pria itu tersipu. Seunghyun selalu terpikat pada kaki panjang.

“Dia pasti lebih masuk akal dari pada yang dimungkinkan, iya kan?” kata Dara dan sekarang tawanya sudah mereda. “Aku bahkan tidak akan pernah bisa mengklaim bahwa pria ini adalah milikku dan sekarang aku harus melepaskannya.”

“Dara noona…”

“Aku tidak yakin aku bisa melakukannya, tahu bahwa aku akan melukai yang lain. Lagipula, ini bukan pertama kalinya.” Dara mencoba tersenyum, mencoba membuat semuanya baik-baik saja dihadapan Seunghyun. “Chaerin layak untuk berada di puncak. Dia sudah bekerja keras untuk ini. Tapi kami juga layak untuk berada diatas panggung, aku akan berhenti meski aku tidak bisa mendapatkan apapun asalkan kami bisa berada diatas panggung lagi… bahkan jika itu artinya aku harus melepaskannya. Aku melakukan semuanya – latihan vokal, kelas drama, dan latihan dance. Aku akan menunjukkan Dara yang lebih baik. Kuharap kau akan menantikan hal itu.” Dara memberitahu Seunghyun lalu mereka berdua mendengar suara batuk. Dara merasakan sebuah lengan di bahunya dan dapat merasakan Seunghyun berada disamping wajahnya, “Apa dia mengendusku?” pikir Dara. Lalu Dara menyikut tubuh Seunghyun. “Aw!” Dara merasakan telapak tangannya seperti tersetrum.

“Apa-apaan ini, Seunghyun-ah!” kata Dara sambil berdiri dan memegangi sikunya.

“Bukankah aku yang seharusnya bertanya seperti itu?” kata Bom, dia menyilangkan lengan, alisnya terangkat naik dan dia terlihat kesal.

“Bommie!”

“Kenapa kau bertanya seperti itu? Kami tidak melakukan sesuatu yang salah, iya kan, Dara?”

“Noona!” kata Dara pada Seunghyun. Inilah salah satu alasan kenapa dia ingin para pria yang lebih muda memanggilnya noona. #1 orang-orang akan salah paham, seperti sekarang; #2 hanya Jiyong yang boleh melupakan formalitas padanya, bahkan Yongbae pun tidak bisa.

“Bommie! Chinca, kami hanya sekedar bicara. Dan apa kau memakai baju besi?” Dara menoleh pada Seunghyun, “Sikuku sakit, tahu!”

“Kau yang memukulku. Bukan masalahku.” Seunghyun merentangkan tangannya di sofa, masih menatap Bom. Dara menyadari bahwa kedua orang itu hanya saling tatap.

“Dara, babe, kembalilah ke studio dan katakan pada Minzy sekarang waktunya untuk latihan dance. Aku perlu mengusir alien ini kembali ke planetnya.” Kata Bom membuat Dara mengangguk.

“Oh, Bommie-ah, jangan memukulnya, tubuhnya sangat keras.”

“Dara…”

“Neh, aku pergi!” Dara berbalik menatap Seunghyun dan mengucapkan “Terima kasih,” tanpa suara sebelum kembali berbalik berlari ke studio.

Setelah Dara pergi, Seunghyun menyeringai dan berdiri kemudian meletakkan tangannya kedalam saku. “Senyum, aku tahu kau gembira melihatku.”

“Apa kau akan lama berada disini?”

“Jiyong dan aku akan ke Jakarta lalu akan kembali kemari.”

“Arasso.”

“Aku ada disini sekarang, Bommie.” Katanya sambil berdiri disamping Bom dan meremas tangan gadis itu sebelum berlalu pergi. Bommie mendesah, menatap kamera CCTV dan berbalik arah untuk mengikuti membernya yang lain.

*

G-Market StayG5 Concert…

 

Dara menguap saat sang make-up artis memulai melakukan tugasnya. Stylist lain mendekat dan mulai mengepang rambutnya. “Chamkamanyo!” sang stylist berhenti dan melihat Chaerin berdiri disebelahnya dan memegangi rambut Dara. “Unnie! Aku ingin kau tampil girly hari ini!”

“Tapi sajangnim bilang…” si stylist mulai berkata namun Chaerin menghentikannya.

“Tidak mala mini. Pemiliknya juga bilang begitu.” Dara menatap Chaerin, yang tersenyum pada orang disamping kanan mereka.

“Dami unnie!” Dara berdiri dan memeluk Kwon Dami, kakak Jiyong. “Ya Tuhan, aku merindukanmu!”

“Aku juga merindukanmu, Dara! Kudengar kau kembali membuat masalah!” kata Dami sambil melepaskan pelukannya. “Sana dan ambil peralatan make-up kalian. Girls, kau bisa membuat rambutnya sedikit ikal disisi samping dan sisanya biarkan tetap lurus. Jangan gunakan banyak make-up. Sang fresh vocal harus punya wajah yang fresh juga.”

“Tapi aku akan tampak lelah.”

“Tidak akan. Kau akan tampak natural. Ini kartu turf-ku, kau akan menjadi Dara, arasso? Bukan member 2NE1, bukan talent dari YG.” Kata Dami tersenyum, membuat Dara pun balas tersenyum. “Chaerin, duduk disini, biarkan mereka memakaikan make-up-mu. Chaerinie sekarang semakin cantik. Rambut lurus ini cocok untukmu. Aku suka saat jatuh seperti ini.”

“Terima kasih, unnie! Aku sebenarnya juga suka yang begini. Aku merasa bisa bergerak lebih bebas karena aku tidak harus mengkhawatirkan wajahku.”

“Apa yang kau bicarakan? Chaerinie itu sangat cantik. Kau tidak perlu menyembunyikan wajahmu!” kata Dami dan Dara mengangguk membenarkan. “Kalau ada orang yang bilang kau tidak cantik, akan kusembelih lehernya! Aku akan menjadi Gizibe untukmu, Chaerinie!” tambah Dara. chaerin tersenyum kepada mereka berdua.

“Kupikir kau tidak kaan ada disini, Dami unnie.” Kata Dara.

“Saat kudengar gadis-gadisku akan datang, aku harus datang. Aku sudah lama tidak bertemu denganmu. Jiyong tidak tahu kalau aku akan datang. Kami juga sudah lama tidak ngobrol. Bagaimana kabarnya?” Dami bertanya pada Dara yang hanya memberikan senyuman sebagai jawaban.

“Dia baik-baik saja. sibuk seperti biasanya.” Jawab Chaerin. Dami mengangguk dan dengan penasaran menatap Dara. “Make-up-nya bagus. Sudah cukup.” Dami memberi tahu stylist lalu menyuruh mereka untuk pergi.

“Dami unnie, aku akan pergi melihat Bom unnie dan Minji!”

“Neh, arasso.” Chaerin meninggalkan mereka lalu Dami beralih menatap Dara. “Sekarang tinggal ada kita disini…” Dara menoleh padanya.

“Jiyong baik-baik saja. Dia akan pergi ke Jakarta besok. Tabi akan pergi bersamanya.”

“Bukan itu yang ingin aku tahu. Aku punya mata dan telinga seperti seorang fan, Dara-ah. Bagaimana keadaan kalian sebenarnya? Tentunya kau tidak akan…” Dami menyadari perubahan ekspresi dari Dara. “Omo, kau tidak…”

“Apa yang bisa kulakukan, unnue? Bukankah lebih baik seperti ini? Maksudku, kami masih sama-sama bekerja di satu perusahaan. Kami masih bisa dianggap sebagai sebuah keluarga.”

“Apa kau yakin?”

“Lagipula, dia pasti akan bisa melewati ini dengan cepat. Dia akan mulai membuat lagu-lagu baru untuk albumnya dan album yang lainnya juga, lalu mereka akan mulai sibuk dengan promosi, dia akan sulit untuk selalu beraa didekatku. Kami juga akan melakukan comeback dan aku akan sangat sibuk. Semuanya akan baik-baik saja, neh? Sajangnim tidak boleh tahu atau dia akan menendangku keluar dan dia sudah sangat marah padaku karena hal-hal buruk yang terjadi pada Chaerin.”

“Itu bukan kesalahanmu, Dara.”

“Aku tahu itu bukan kesalahanku tapi aku tidak tahu… aku tidak ingin melihat Chaerin mengalami masa-masa sulit!” Dara tidak ingin menangis tapi setetes air mata mengalir dari sudut matanya dan dia cepat-cepat menghapusnya. Dia merasa frustasi dan dia tidak bermaksud untuk menunjukkannya pada kakak Jiyong. Dia ingin menunjukkan pada Dami bahwa dirinya baik-baik saja! Dami berdiri dan memeluk Dara.

“Aku tahu dia berjanji pada sajangnim dia tidak akan berkencan dengan siapapun yang ada dalam satu perusahaan dengannya. Kau tahu sajangnim tentu paham tentang hal-hal yang berkaitan dengan hormonal dan masalah yang bisa ditimbulkan karena itu. Kau dan Jiyong, dibandingkan semua orang, dia tahu apa yang terjadi pada Se7en dan Byul. Tapi kau tidak bisa membatasi dirimu karena hal itu. pengorbanan memang harus dilakukan, aku mengerti. Tapi kau tidak perlu membuat dirimu sebagi tumbal? Dimana Sandara yang menyenangkan? Apa YG sudah menyedot habis jiwa menyenangkan Sandara darimu?”

“Aniyo!” Dara hampir berteriak dan Dami tertawa menatapnya. “Apapun yang kau putuskan, aku akan tetap berada disini untuk kalian. Aku berharap kau akan tetap bersama dengan adikku, tidak ada yang menghentikanmu. Jika kau tidak mau, tidak akan ada yang berubah., aku akan tetap menjadi temanmu. Tapi percaya padaku, Dara. Jiyong sudah menjadi pria yang berbeda sejak kau datang. Itu memang melelahkan, aku tahu, untuk mencintai seseorang dengan cara seperti ini, tapi pada akhirnya, pikirkanlah. Jangan biarkan orang lain mengambil kebahagiaanmu. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri. Jangan biarkan YG menyedot habis jiwa menyenangkan dari Sandara Park.”

“Aku tidak akan membiarkan dunia menyedot habis jiwa menyenangkan dari Sandara Park!” ulang Dara lalu tersenyum pada Dami. “Terima kasih, unnie!”

“Aniyo, Dara… terima kasih… karena kau sudah berada disini untuk adikku saat aku tidak bisa… karena sudah mencintainya sebanyak ini.”

Tweet 6.13.13 : Patung Liberty Dara yang Kelelahan

 

*

Dara pulang kerumah setelah acara itu dan tidur. Saat seseorang membangunkannya, dia kaget melihat Cheondong.

“Omo! Kau disini!” seru Dara saat melihat adiknya. “Ini sudah hampir pagi!”

“Aku tahu! Noona, aku lapar. Bisakah kau memasak sesuatu untukku, kumohon?”

“Ye! Arasso! Apapun untuk adikky tersayang!”

“Aku akan mandi!” Cheondong masuk kedalam kamarnya lalu Dara mulai memasak sesuatu. Dia memulai dengan menanak nasi lalu telur. Tak lama kemudian, ponselnya bordering dan dia menjawabnya tanpa melihat identitas peneleponnya.

Jiyong : Yo!

Dara : Eh?

Jiyong : Aku akan berangkat ke Jakarta hari ini. Apa aku membangunkanmu?

Dara : Oh… aniyo! Cheondong pulang kerumah dan aku sedang memasakkan sesuatu untuknya!

Jiyong : Kenapa kau tidak pernah memasakkan apapun untukku?

Dara : Apa kau pernah berada dirumah? [Dara mendengar pria itu tertawa dan itu membuatnya tersenyum]

Jiyong : Maaf aku belum sempat menemuimu lagi. Tapi terima kasih karena sudah datang ke acara G-Market. Saat aku pulang maukah kau memasak untukku?

Dara : Kalau kau mau makan telur lengkap dengan cangkangnya, aku akan membuatkan satu untukmu.

Jiyong : Kau benar-benar payah di dapur.

Dara : Apa ini caramu untuk bersikap manis, maka aku tidak keberatan untuk menjadi seorang single.

Jiyong : Gurauanmu buruk, Dara.

Dara : Aku tidak bergurau.

Jiyong : Apa kau sudah memikirkannya, seperti yang kubilang padami? Kita akan mencobanya, neh?

Dara : Aku melakukannya… Ah!

Jiyong : Apa yang terjadi?

Dara : Telurnya tidak jatuh ke wajan. Telurnya jatuh ke lantai. Ya Tuhan! Ini kacau! [Diam, tapi kemudian tiba-tiba, Dara mendengar Jiyong tertawa] Apa kau menertawakanku?

Jiyong : Ani! Aku menertawakan telurnya!

Dara : Hei, sebaiknya kau tutup teleponnya sekarang! Telurku bisa gosong nanti!

Jiyong : Telur apa yang sedang kau bicarakan?

Dara menatap ponselnya, dia masih bisa mendengar suara tawa Jiyong, dia lalu memutus sambungan telepon.

Dara : Pabo!

*

Jiyong tertawa didalam mobil. Managernya menatapnya dan bertanya apa yang ingin dia makan untuk sarapan. “Telur.” Lalu Jiyong tertawa lagi sambil menatap ponselnya.

Tweet 6.14.13

 

@krungy21 : Beberapa saat yang lalu, aku setengah tertidur, setengah terbangun… dan sepertinya ibu sudah pergi dan tiba-tiba, Cheondong pulang kerumah. Dia bilang dia baru saja pulang dari rehearsal dan butuh makan karena dia akan segera pergi lagi… hmm… Walaupun aku tidak begitu bisa memasak, aku menyiapkan meja makan!!! Menunya adalah~ telur goreng!!! ^.*

 

@krungy21: Tapi!!! Cheondong merasa ragu dan bertanya, “Apa kau membuat ini dengan mengikutsertakan cangkang telurnya lagi?” Ack… Itu karena terkahir kalinya, aku menggoreng telur dengan mengikutsertakan cangkang telurnya… ^^;;;;; Itu adalah kesalahan, kali ini aku membautnya dengan benar!!! ^_^ saus dari Vienna sebagai bonusnya!

 

@krungy21 : Si noona delusional ini akhirnya selesai menyiapkan eja makan dengan menu pelengkap yang sudah ibu siapkan!!! Cheondong bertanya dua hal padaku. “Apa kau memberi garam pada telurnya..?” @.@ “Apa ini sudah matang?” Hahaha Kenapa dia ragu seperti itu ㅋㅋ Tapi dia akhirnya tidak menyisakan sedikitpun dan menghabiskan semuanya dengan lahap ^_^v

*

Jiyong keluar dari mobil saat managernya memberitahu bahwa Tabi sudah tiba. Dia menoleh dan melihat hyung-nya. Saat Tabi mendekat, dia tersenyum.

Jiyong : Kau sarapan apa, hyung?

TOP : Telur. [Jiyong tersenyum dan hampir tertawa] Kenapa?

Jiyong : Aku juga sarapan telur!

TOP : Kenapa kau tersenyum hanya karena telur?

Jiyong : Apa kau membawa baju renang? Kudengar disana akan sangat panas!

TOP : Aniyo. Kurasa aku akan pergi ke gym saja. Sabu-nim mengirimkan pesan hari ini dan memberitahuku. Bayangkan aku memakai piyama di gym.

Jiyong : Itu tren terbaru. [Tabi tersenyum] Aku meragukan kau bilang kau perlu ke gym karena seseorang bilang padaku dia memukulmu dan lengannya langsung mati rasa setelahnya.

TOP : Dia bilang begitu? Apa dia juga bilang padamu kalau aku mengendus…

Jiyong : Kau harus berhenti sekarang hyung. Kau tidak ingin senyummu itu menghilang, iya kan? [Jiyong mengatakannya dengan tersenyum dan Tabi hanya bisa balsa tersenyum.

TOP : Aniyo, berhenti cemburu! Kau akan berterima kasih padaku suatu saat nanti.

Jiyong : Benarkah?

TOP : Neh, kau akan melakukannya. Haruskah kita pergi sekarang? [TOP menoleh kepada managernya yang mengangguk.

Jiyong : Aku akan mengikuti setelahmu. Oh, dan hyung…

TOP : Neh?”

Jiyong : Terima kasih sudah datang.

TOP : Berhenti bersikap seperti gay! [Jiyong tertawa kepada dirinya sendiri lalu mereka masuk kedalam bandara secara terpisah]

*

Istrinya datang untuk mengelap meja dan mengambil Yoojin dari ayahnya. “Aku akan segera kembali setelah menidurkannya di kamar.” Katanya dan masuk kedalam kamar Yoojin.

Saat istrinya kembali, wanita itu langsung memijat tengkuknya. Sang pendiri YG sedang menonton rekaman acara dimana Jiyong dan Daesung menjadi bintang tamu… Hwasin.

“Kenapa kau tidak bicara saja padanya? Apa yang kau harap bisa kau temukan? Kau ini tidak bodoh. Kau tahu sejak awal dia sudah tertarik pada gadis itu. Dan dia bukan pria yang naïf untuk berpikir memberitahukan kepada semua orang, semua itu ada konsekuensinya.” Kata Eunju memberitahunya dari belakang.

“Jiyong itu seperti bom waktu, yeobo. Aku sudah memberikan cukup banyak kebebasan untuk mereka  dan membuta mereka belajar mengenai tanggung jawab mereka dengan kesalahan-kesalahan yang mereka buat, tapi… kau ini menikah dengan seseorang dari perusahaan yang sama, kau harusnya tahu.” Ujarnya dan menggenggam tangan Eunju. “Kita baru mengumumkannya setelah kau siap melupakan semua ambisimu. Bayangkan saja apa yang orang-orang ini lakukan sekarang. Mereka  hanya akan menyesalinya.”

“Aku sama sekali tidak menyesali apapun.” Kata istrinya kemudian mencium puncak kepalanya. “Kau tidak perlu berpikir serius tentang Dara, benar kan?”

“Sejak dia pergi, aku punya keraguan sendiri. Dan begitu aku menerima lembaran musik yang dikomposisikan oleh Jiyongie waktu itu, aku tahu dia mencintai Dara.” Hyunsuk mendesah setelah mengatakan itu. Kebenaran akan apa yang dirasakannya pada talent yang dimilikinya akhirnya terucap.

“Saat dia kembali ke Filipina?” tanya Eunju dan Hyunsuk mengangguk.

“Meskipun publik berpikir aku menyerah dengannya, seperti yang kita instruksikan agar dia katakan dalam wawancara, bukan itu masalahnya. Dia pergi karena patah hati. Aku tahu mereka dekat dan Bigbang baru saja melakukan debut. Tapi waktu itu, Jiyong menyukai orang lain. Anak-anak ini bukannya tidak berperasaan. Mereka juga manusia sama seperti yang lain. Dara bilang dia tidak mencintai Jiyong. Dan pada beberapa hal, aku tahu itu karena apa yang telah kukatakan. Jiyong menjanjikan dia tidak akan berkencan dengan siapapun dari dalam perusahaan dan aku menantangnya jika sampai dia melakukan itu, aku akan memecatnya.” Hyunsuk memberitahu istrinya. Beban yang dia pikul sangat banyak akhir-akhir ini. “Aku tidak bisa melakukan itu.”

“Dara dan Jiyong, keduanya adalah asset untuk perusahaan. Kau hanya menjaga mereka. Jiyong dulu baru saja memulai dan skandal dengan seorang gadis akan menghancurkan karirnya. Bukankah itu sama dengan kita, neh?”

“Itulah yang kutakutkan, yeobo. Jiyong bukanlah orang yang naïf dan dia bukanlah pendatang baru.” Sang presiden menatap foto yang berada diatas mejanya – foto JIyong, Dara, dan YG Family lainnya bersama dengan dirinya. “Dan aku merasa aku tidak akan sanggup terus menerus menyakiti Dara. aku benar-benar tidak ingin itu tapi keadaan…” dia mendesah lagi dan Eunju menatapnya.

“Kau selalu melakukan apa yang terbaik untuk para artismu. Kau adalah seorang ayah sekarang, lebih dari segalanya. Biarkan itu yang lebih dominan dibandingkan tugasmu sebagai CEO dari perusahaan ini.”

*

“Dara, ayo tidur!”

“Aku akan segera kembali girls, sajangnim baru saja memanggilku.” Keempat gadis itu mengangguk dan Teddy meninggalkan mereka. Chaerin baru saja kembali dari kamar kecil dan melihat Bom dan Dara tidur di sofa. Dia hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum lalu mengambil foto keduanya. Dia lalu menuju ke komputer, ada paket yang baru diterimanya. Fotonya sudah dikirim! Dia tersenyum dan memasukkan kaset CD kedalam CD room.

“Minji-ah! Lihat!” Minzy mendekat padanya dan mereka berdua melihat foto-foto yang ada.

“Kau terlihat sangat cantik, unnie! Wow! Aku berharap aku bisa berpose seperti itu! Pakaianmu benar-benar wow!” Minzy terpesona oleh foto-foto Chaerin.

“Cepat, ayo pilih foto untuk diposting kedalam instagramku!” Minzy tersenyum dan membantu Chaerin. Saat Teddy kembali, Dara dan Bom bangun dan mereka siap untuk kembali rekaman.

Beberapa jam kemudian, Teddy mengumpulkan mereka semua.

“Sudah selesai, aku punya hadiah untuk kalian girls. Silakan cek blog.”

From YG

 

Gadis-gadis itu tersenyum saat membaca apa yang tertera disana dan bersorak didalam studio. teddy menatap anak-anak asuhnya, bangga.

“Kuharap kita tidak akan kecewa.” Kata Teddy dan keempat gadis itu langsung memeluknya. “Kalian layak untuk semua ini, girls.”

“Aku sangat senang!” kata Chaerin. Bom mengusap air matanya dan Minzy memeluknya. “Bommie unnie, jangan bersedih!”

“Kita hampir kehilangan kesempatan ini!” Bommie menangis keras. “Setelah kerja keras Teddy oppa untukkita, kupikir kita tidak akan… kita tidak akan…”

“Teddy oppa, kau benar-benar telah banyak membantu kami. Bahkan sampai tidak mandi demi kami.” Kata Dara.

“Hei, aku mandi setiap hari, kalian ini monster!” gadis-gadis itu tertawa. “Serius girls, kita akan membuat sajangnim bangga, arasso?” seruan dari mereka semua bisa terdengar.

*

Tweet 6.18.13

@krungy21 : Chrome hearts + rolling stones + 2ne1 = Cutie darong new nail J

Tweet 6.18.13

 

@haroobomkum : Tidur… sangat lelah kkk (Dara&Bom)

 

@krungy21 : @haroobomkum : Putri tidur tertidur di lokasi… terlalu banyak tidur sampai wajahku bengkak ㅠ.ㅠ

 

@haroobomkum : @krungy21 : ㅋㅋㅋㅋㅋ Tapi kau masih tetap cantik~~~!!!!!*^^*

 

@Realtaeyang : @krungy21 @haroobomkum : Para noona ini, kenapa kalian seperti ini?

 

@krungy21 : @Realtaeyang @haroobomkum : Ah maaf ㅠ.ㅠ ini karena para noona sudah sangat lelah ^_^ ㅋㅋ

 

@krungy21 : @spiffyhyosup @haroobomkum : Aku juga harus merubah image sekarang~ ^_^ Bad girl Darong~ ㅋㅋ

 

@haroobomkum : @krungy21 ㅋㅋㅋㅋㅋ Yeah… Kita semua sedang berpuas diri ㅋㅋㅋㅋㅋㅋ

 

@haroobomkum : @Realtaeyang @krungy21 ㅋㅋㅋㅋ Kupikir kami tidak berpikir lurus karena kami sangat lelah ㅋㅋㅋ

 

@krungy21 : @haroobomkum @Realtaeyang Fighting walaupun kita lelah!!! ^.^

Terdorong oleh pengumuman itu, Dara terdorong untuk bekerja lebih giat dan menggandakan pelajarannya. Dia tahu dia harus mengejar karena selalu tertinggal dari yang lain. Dia perlu membuktikan dirinya bahwa semuanya akan sepadan dengan apa yang telah dia usahakan.

*

“Apa kau baik-baik saja?” tanya Dara begitu Dara memasuki studir setelah gadis itu memanggilnya. “Sebentar lagi, arasso? Aku hanya sedang mencoba memberikan sedikit perubahan tapi itu tidak permanen. Apa yang kau perlukan lagi hari ini?”

“Aku baru saja menyelesaikan latihanku di gym jadi jangan cemas, aku juga sudah sempat tidur tadi sore bersama Bommie, tepat setelah latihan dance. Aku akan pulang ke rumah malam ini.”

“Kau belum makan?”

“Bukan masalah! Kita harus segera menyelesaikan ini. aku akan kembali dulu ke dorm setelah ini.” Dara meyakinkan Teddy, pria itu kemudian mengangguk lalu memintanya masuk kedalam ruang rekaman. “Serius, Dara! kalau seseorang kesal padaku karena kau jatuh sakit, aku akan melukainya terlebih dahulu sebelum dia bisa melukaiku!”

“Dara berdiri didalam ruang rekaman, dia tidak bisa melihat Teddi. Dia mendongakkan kepala, tetapi air matanya tetap keluar. Dia ingat dia bangun terlalu pagi tadi dan menemukan Chaerin di counter dapur dengan secangkir kopo dan matanya merah dan bengkak karena menangis.

 

Flashback

 

Dara : Chae? [Chaerin mengalihkan wajahnya] Apa yang sedang kau lakukan disini pagi-pagi begini? Apa kau tidak tidur? [Chaerin tidak menatapnya]

 

Chaerin : Aku baik-baik saja. Tolong biarkan aku sendiri, unnie. Aku perlu waktu sendiri.

 

Dara : Kapanpun kau siap, aku akan berada di kamarku. [Chaerin mengangguk lalu Dara meninggalkannya. Saat melewati ruang tami, dia melihat laptop Chaerin dan melihat situs yang terbuka disana. Chaerin sama sekali tidak memberikan password untuk pc-nya, karena gadis itu pasti akan melupakannya]

 

~~~ Apakah ini hasil dari photoshop?

 

~~~ … Aku agak sedih saat dia mengambil foto seksi seperti ini L

 

~~~ Maaf CL… tidak bisakah kau tidak seperti artis-artis telanjang yang lain? -,- baddest memang bagus, tapi sampai harus menunjukkan dadamu seperti itu. Ah entahla…

 

~~~ Keajaiban dari sebuah push up bra…

 

~~~ Dia harusnya bisa jauh lebih baik dari ini.

 

~~~ Dia juga sampah.

 

Dara men-scroll semakin kebawah dan dia menemukan fotonya disamping foto Chaerin, dan kalimat yang tertulis disana adalah : Dia perlu melakukan ini karena dia tidak akan pernah terlihat sepertinya, benar kan G dragon?

 

Flashback End

 

Dara menggelengkan kepalanya dan mencoba menghentikan air matanya mengalir. Dia bisa mendengar Teddy dari luar. Dia menarik nafas, mencoba agar suaranya terdengar normal.

“Teddy oppa…”

“Neh?”

“Aku tidak… maksudku… aku tidak…”

“Dara, ada masalah apa?”

“Aniyo, tidak ada apa-apa… tidak ada masalah apapun. Aku hanya perlu mengatakan sesuatu. Aku tahu kau tidak ingin tahu tentang itu. Kau tidak ingin telibat.”

“Lalu apa yang kau lakukan?” Teddy berjalan menuju pintu dan menguncunya sementara Dara mencoba mencurahkan isi hatinya. Dia berusaha bersikap bahwa dia tidak peduli tapi sejujurnya dia peduli, oleh karena itu dia mengunci pintu. Dia tidak ingin ada orang lain yang mendengar. “Katakan saja.”

“Aku akan melepaskannya. Semuanya akan kembali seperti semula. Teman-temanku penting sama seperti dirinya. Kau mungkin berpikir aku terlalu percaya diri sampai memikirkan hal buruk… hal buruk yang orang-orang katakan… maksudku, aku mengerti, itu terjadi! Kita tidak akan menjadi sorotan kalau kita tidak memiliki hatters, neh? Tapi kau mengenalku, kau bersikap kalau kau tidak tahu tapi sebenarnya kau tahu. Orang-orang boleh membenciku, dan aku tidak bisa menyalahkan mereka karena terkadang aku juga membenci diriku sendiri. Tapi saat aku melihat sahabatku menangis… mungkin aku tidak menjadi alasannya menangis, tapi… aku tidak bisa…”

“Apa yang terjadi, Dara?”

“Ini terlalu berlebihan… Chaerin… aku tidak bisa membiarkannya…”

“Apa Jiyong tahu?”

“Aku belum memberitahunya.”

“Dia sama sekali tidak akan menyukai ini.”

“Aku tahu. Tapi kita semua perlu berkorban. Aku tidak bisa membiarkan mereka menghancurkan Chaerin. Dan Jiyong, dia tahu ini bukan saatnya bagi kami. Semuanya adalah soal waktu, iya kan? Kenapa ini sangat berat, Teddy oppa? Aku tidak bisa percaya aku sedang menengis disini… sh*t… aku hanya ingin agar Jiyng mencintaiku… dan inilah yang kudapat… bisakah kau mematikannya?”

“Ini sudah mati.” Kata Teddy dari pintu ruang rekaman dan membawa sekotak tissu ditangannya. Dia menunduk disebelah Dara. “Hidup sudah menyedot habis dirimu, neh?”

“Kalau ini tidak tersedot habis, aku tidak tahu akan seperti apa saat semuanya sudah habis.”

“Kau hanya perlu mengeluarkan semuanya.”

“Aku tahu.”

“Teruskan, menangislah.”

“Aku tidak punya pilihan lain! Aku tidak akan berhenti! Dan ini adalah pelecehan!” Teddy menatap Dara dan tertawa.

“Ingus si kecil Dara.”

“Aissh!” lalu Teddy merangkul bahunya dan memeluknya. Dara terus menangis dan menutupi wajahnya dengan tissu yang dia pegang. Teddy masih bisa merasakan tubuh Daera bergetar.

“Aku tahu ini tidak adil tapi keluarkan semuanya… inilah yang kau perlukan agar bisa bertahan.”

Teddy tahu tentang berita buruk itu dan dia sudah berbicara dengan Chaerin sebelumnya dan gadis itu terbuka mengenai masalah foto itu. Yang dirinya tidak tahu adalah bahwa ternyata Dara juga tahu tentang itu. Sebagai produser grup ini dia sudah memposisikan dirinya sebagai kakak, dan dalam YG mereka adalah keluarga. Tidak perlu dikatakan dengan keras, semua orang bersikap seperti itu. sajangnim sudah mengatakan pendapatnya pada Teddy dan menurut Teddy hal itu tidak akan melukai mereka. Dia lupa pada sebuah fakta kecil… Dara memiliki caranya sendiri untuk menemukan sesuatu di web.

“Mungkin kita perlu mengeluarkan lagu berjudul ‘Suck it Up’.” Teddy tersenyum saat Dara mencoba memperbaiki suasana setelah dirinya menangis. “Apa kau akan benar-benar pulang kerumah hari ini?”

“Dara-ah, cukup. Aku sudah mandi setelah aku bangun tadi!” Dara menatapnya dan tertawa saat Teddy mencoba mencium bau tubuhnya. “Aissh! Inikah yang kudapay setelah menjadi seorang kakak!” dia melepaskan tubuh Dara begitu saja, gadis itu masih tertawa.

“Bercanda! Aniyo! Terima kasih, Teddy oppa! Jeongmal kamsahamnida!”

Teddy mengacak rambut Dara. “Ayo selesaikan ini dan pikirkan sesuatu yang aneh untu rambutmu lagi. Melihatnya lurus seperti ini agak membosankan.”

“Aku tidak membosankan!”

“Aku bicara tentang rambutmu!”

Teddy tertawa melihat Dara cemberut lalu keluar dari ruang rekaman dan menyalakan mic.

“Siap, Dara?”

“Tentu saja aku siap!”

Teddy memainkan musik, “Di bagian ini lebih tinggi, arasso?” dia mencontohkan dan Dara mengikutinya. “Ye, seperti itu. Sempurna! Jangan sampai ingusmu tertinggal di mic!”

“Aishh! Ulangi lagi, Dara…” musik kembali berputar dan Dara bernyanyi, kemudian Teddy memotong. “Lagi!” musik mulai kembali beputar, Dara bernyanyi, dan Teddy kembali memotong. “Lagi! Dan jangan menangis lagi, aku tidak akan melepaskanmu dan tidak ada mandi untukmu besok kalau kau tidak bisa melakukannya dengan benar!” kata Teddy, serius. “Aku bisa melihat bibirmu gemetar. Apa kau menangis?”

“Aniyo!”

“Iya kau menangis!”

“Tidak! Aku mengeluarkan semuanya seperti yang kau katakan!”

“Bagus!” Teddy tersenyum saat mengintip kedalam dan melihat Dara tidak benar-benar menangis. “Aku harus memastikan!”

“Aku baik-baik saja, sekarang. Terima kasih, oppa!”

“Teddy kembali ke peralatannya dengan sebuah pikiran dalam benaknya… “Semoga berhasil, Ji…”


[1] Yoda adalah seorang Jedi yang menjadi guru dari Anakin Skywalker; Jedi adalah sebutan untuk para ksatria (anggapan saya – red)  dalam film series Stars War. Penyebutan istilah Yoda adalah untuk menunjukkan bahwa dia adalah seorang master.

[2] Boss adalah nama anjing Yongbae yang sudah almarhum.

 to be continue…

Sources and credits to :
http://ygladies.com
http://bigbangupdates.com/2013/06/g-dragon-t-o-p-incheon-airport-heading-to-indonesia-130614-photosvideos.html#axzz2WZxzPjKB
http://www.yg-life.com/archives/18937?lang=en
http://welovechaerin.com/welovechaerin-fansite/
Twitter: @krungy21, @haroobomkum, @YG_Instagram
Subs: @kristinkwak, @ygladies

Udah punya gambaran alasannya kenapa saya langsung males ketemu sama chapter ini… >.< Entah apa yang mengispirasi, tapi Rui pas sampe di bagian ini bener2 semangat 45.. T_T saya kan jadi males trans liat panjang halamannya.. >.<
Anyway, sekarang liat jam dan beritahu saya berapa lama temen2 semua butuh waktu buat baca chapter ini?? kkkkk >.<

<< Back Next >>

51 thoughts on “PERFECT MATCH (Tweet 4.25.13) : Chapter #10

  1. Tadi saat diminta buat liat jam,aku langsung buru2 liat jam
    Tapi pas ditanya berapa jam nyelesaiin bacanya mlah lupa dari jam berapa bacanya
    Hadeh…..terlalu panjang dan aku suka ff yang panjang.
    Aigoo…makin banyak aja yang tersakiti
    Jadi ikut sedih

Leave a comment