SWEET REVENGE [CHAPTER 7]

index1

Author : saikounolady (@saikounolady)
Main Cast : Sandara Park, Kwon Jiyong, Choi Seunghyun, Jung Yonghwa
Support Cast : Dong Youngbae, Seungri, Kang Daesung, and find out yourself
Genre : Romance, AU, Angst
Length : Chaptered
Rating : General
Disclaimer : Plot punya author, tapi pas buat ini entah kenapa kepikiran drama Nodame Cantabile,  jadinya  aku kasih sentuhan musikal~~

You said…

The mistakes i made.. they’re too big..

The pains i caused to you.. they could never be erased..

The decision i took.. they could not be forgiven..

Although i never did it by myself..

You hate me to death..

I dont know either why i still stand here..

Is it too late for me to step back?

Or i just step too far.. even you can kill me when i put one step.. more..

But i decide to walk slowly and become a light..

I believe.. inside of the darkness of your hatred u’re able to see even a sliver of light..

Like me..

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Chapter 7: Who’s my REAL baby?

Aku tak mempercayai mataku.. mobil biru tua yang sudah begitu lama tak kulihat.. terakhir kali melihatnya saat kepindahan keluargaku ke luar negeri.. mobil itu terparkir indah di halaman luas rumahku.. tak salah lagi.. aku tak menunggu sampai Seunghyun membukakan pintuku, aku segera melompat bahkan saat mobil belum berhenti sempurna.. aku hanya ingin secepat mungkin melihatnya..

Aku segera berlari masuk ke rumah.. mencari sosoknya.. dan dia disana.. sedang duduk ditemani Haeri.. terlihat tertawa sambil melihat album foto.. album foto masa kecilku..

Aku berhenti.. tak mampu bergerak.. aku hanya menangis.. semua yang aku lewati beberapa hari di Korea ini.. segala kegundahan.. seketika lenyap saat melihat mata dan senyumnya..

“Aku sudah menunggu 3 jam-“

Aku melempar tubuhku ke pelukannya.. menghentikan kalimatnya.. memeluk erat dirinya.. aku tak ingin sama sekali melepas pelukan ini.. aku terus menangis di dadanya.. dia memeluk kuat tubuhku..

“Menangislah, aku bisa rasakan bebanmu.. ” dia membisikkan kata-kata itu di telingaku.. kemudian mencium kepalaku..

“Aku..aku.. aku ingin terus berada di pelukanmu..”

“Tetaplah disini kalau begitu..” Yonghwa tertawa kecil..

Kemudian dia mengangkat wajahku.. dan tersenyum.. menghapus air mataku perlahan.. kemudian mencium dahiku..

Aku sangat merindukan dia.. aku merasa sangat bodoh dengan sikapku seharian ini.. karena Seungri.. Seunghyun.. ataupun pria piano itu.. aku yakin hanya Yonghwa orang yang aku cinta.. siapa yang bisa mengalahkan sensasi yang dia berikan saat menciumku seperti ini.. aku tak bisa mengungkapkan rasa bahagia dan nyaman ini.. hanya saat bersama dia..

Yonghwa kemudian melepaskan pelukannya perlahan.. Haeri memanggilnya, dia bilang Seunghyun ingin berbicara dengan Yonghwa..

***

“Maaf, mengganggu tuan.. hanya 15 menit..”

“Sama sekali tidak, apa yang ingin kau bicarakan?”

Yonghwa sekarang berada di depanku, waktu yang sangat pas.. sebelum semuanya terlambat.. sebenarnya aku membutuhkan waktu cukup lama untuk memutuskan berbicara ini.. aku juga memikirkan kebahagiaan Dara.. tapi hanya ini yang terbaik..

“Ehm.. tuan muda.. masih ingat tregedi 7 tahun lalu..?”

“Bagaimana bisa aku melupakannya..”

“Youngbae.. dia satu kampus dengan nona Dara..”

“Hah kau yakin? Jangan terburu-buru.. nama Youngbae bukan hanya milik orang itu..”

“Bukan hanya nama tuan, aku berkali-kali melihat seseorang.. sangat mirip dengan sosok Youngbae itu.. dan tadi sore nona bercerita tentang Youngbae.. aku merasa… cukup yakin..”

“Bagaimana dengan sahabatnya itu?”

“Aku rasa dia juga disana.. aku hanya khawatir dengan keselamatan nona.. setelah kejadian itu.. aku takut mereka berniat buruk pada nona.. aku mohon tuan, bawa pergi nona dari Korea.. aku khawatir dengan keselamatannya..”

Yonghwa tertunduk dan terdiam cukup lama kemudian membuka suara perlahan..

“Ini semua salahku.. seharusnya aku tak bertindak sejauh itu.. aku hanya.. hanya begitu menginginkan Dara.. dan aku ingin Dara bahagia.. untuk sementara aku titipkan Dara padamu, Seunghyun.. saat ini pekerjaanku benar-benar tak bisa ku tinggal.. maaf..”

“…… Baiklah tuan muda..”

***

11.15 pm

Yonghwa kembali.. dengan aura yang berbeda.. aku sedikit khawatir tapi aku mengabaikan hal itu, mungkin dia hanya lelah.. aku mengajaknya makan malam.. Setelah mengobrol banyak hal sekaligus menemaninya makan.. Yonghwa pamit pulang.. dia ke Korea hanya sebentar, mengambil beberapa berkas penting.. dan besok siang dia harus pulang yang berarti aku harus ke bandara.. semoga kelas pianoku cepat selesai..

“Aku benci ini.. tapi aku harus pulang.. ada banyak hal yang harus aku selesaikan di rumah.. besok siang aku tunggu di bandara, lihat saja kalau kau tak muncul.. aku akan-“

Aku menghentikan kalimatnya dengan bibirku.. dia melotot kemudian menutup matanya.. dan menikmati saat seperti ini..

“Iya aku mengerti.. besok siang aku pasti datang.. jam 1 kan..” aku membentuk v dengan jariku, berjanji padanya..

“Selamat malam tuan putri, tidur nyenyak dan mimpi indah..” dia memberikan senyuman termanisnya.. kemudian mencium dahiku..

“Hati-hati, sudah malam.. jangan ngebut..” aku mengingatkannya khawatir..

“Iya tenang saja.. sampai ketemu besok!”

Dia berjalan menuju mobilnya.. postur tubuhnya.. terlihat sangat keren walau dilihat dari belakang seperti ini.. aku sangat suka. Aroma tubuhnya masih tersisa.. aku seakan ingin mengunci harum tubuhnya ini ke dalam botol.. jadi, di saat aku merindukannya.. aku bisa mengobati rasa rindu itu dengan aroma tubuhnya di dalam botol itu.. konyol..

***

06.45 am

Aku bangun cukup pagi hari ini.. kelasku mulai jam 10 dan aku harus mempersiapkan pakaian yang paling cantik untuk mengantar kepergian Yonghwa kembali ke Itali.. sepertinya sehabis kegiatan di kampus aku akan langsung ke bandara.. aku segera mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi..

“HAERIII!”

Selesai mandi aku berteriak memanggil Haeri, tak lama terdengar derap langkah menuju kamarku..

“Ada apa nona? Ada yang sakit?!” Haeri masuk dengan panik..

“Mana yang lebih bagus? Ini atau ini?” aku menunjukkan dua dress selutut dengan warna putih dan pink muda milikku..

“Ahh.. nona.. aku pikir ada apa.. hmm~ warna putih lebih cocok untukmu nona..”

Haeri menunjuk dress putih dengan bunga-bunga kecil berwarna peach, sedikit lebih simpel dari dress pink muda..

“Benarkah Haeri.. hmm.. baiklah aku akan pakai ini..”

Aku memutuskan memakai dress itu, karena tanpa lengan aku juga menambahkan cardigan.. berwarna peach senada dengan warna corak bunga dress itu.. peach yang sangat lembut..

Kemudian aku menyuruh Haeri memilihkan sepatu untukku..

“Nona pakai flat shoes yang itu saja lebih terlihat natural, namun cantik..”

Diantara deretan sneakers-sneakers yang biasa kupakai dan sedikit sepatu-sepatu manis itu.. Haeri menunjuk sepatu.. berwarna putih.. dengan tali yang melingkar sampai ke pergelangan kaki.. manis.. dan simpel.. aku pun menyetujuinya..

“Bagaimana dengan rambutku? Apa harus aku ikat?”

“Jangan nona, diurai saja.. rambut lurus, tebal, panjang dan cokelat nona sudah sangat indah.. hanya perlu sedikit sentuhan.. sini biar aku bereskan..”

Haeri meraih rambutku dan melakukan sesuatu yang tak  kumengerti.. Entah apa yang dia lakukan.. rambutku berakhir seperti ini..

“Ayo nona.. cepat pakai dress dan sepatunya.. rambutmu sudah sangat cantik, aku yakin sangat cocok dengan dress dan sepatu itu.. tuan muda Yonghwa pasti akan terpukau..”

Haeri berbicara dengan semangat, menggebu-gebu..

“iya-iya, sebentar aku pakai dulu dress dan cardigannya..”

“Kau bisa tunggu diluar Haeri..”

aku tersenyum dan berterima kasih padanya..

“Baik, nona! Aku sudah siapkan sarapan.. sekarang baru jam 8.. permisi nona..”

Haeri pamit kemudian berjalan keluar..

Aku kagum melihat sosok ku di cermin, dress putih, cardigan peach, sepatu putih dan tatanan rambut yang simpel.. layaknya seorang malaikat.. haha.. aku memoleskan bedak tipis dan lip gloss peach, kemudian menyemprotkan parfum favoritku.. sudah selesai.. aku berjalan keluar dan mengambil tas kulit cokelat ku yang tergeletak di tempat tidur..

“Nona!! Sangat cantik!!!”

“Ya ampuun.. nona benar-benar seperti putri! Cantik alami!”

Semua pelayanku berteriak setiap aku melewati mereka.. aku hanya bisa tersenyum. Setelah menghabiskan sarapanku, aku berjalan keluar.. Seunghyun sudah berdiri di samping mobil hitam itu.. aku sedikit.. gugup.. membayangkan reaksinya melihat penampilanku yang seperti ini.. aku sehari-hari hanyalah gadis simpel, dengan jeans, kaos gombrong dan sneakers bahkan high sneakers.. sangat jarang berpenampilan seperti ini..

Dan tibalah saat itu.. aku berjalan perlahan mendekati mobil sampai Seunghyun membalikkan badannya dan terdiam saat melihat wujudku yang seperti ini.. dia hanya menatapku terpaku.. tak berkedip..

“Seunghyun ah.. apa ada yang salah padaku.. buang jauh-jauh tatapan seperti itu..”

“Ah..iya maaf nona.. aku hanya.. hanya.. terpukau melihat nona.. secantik ini..”

Seunghyun berbicara terbata-bata sambil mengusap kepalanya dan bergerak membuka pintu untukku.. jujur saja sikapnya ini membuat aku menjadi sangat aneh.. aku merasa benar-benar aneh.. kenapa pipiku terasa sangat panas.. ugh.. apa aku demam? aku sama sekali tak bisa membuka suara.. aku merasa jantungku terlalu keras berdetak.. dan aku benci mataku! Tanpa seijinku mereka dengan sendirinya memandangi wajahnya.. seseorang yang sedang konsen menyetir.. Seunghyun.. Tidak! Yonghwa.. Yonghwa.. hanya Yonghwa yang aku suka!

Setelah cukup lama terdiam dalam perjalanan ini.. ditemani alunan tuan Mozart.. aku sudah merasa normal kembali.. dan bisa membuka suara..

“Kau tahu seunghyun, aku berdandan seperti ini untuk siapa?”

“Jangan bilang untukku, nona?” Seunghyun tersenyum jahil..

“Kau ingin aku lempar pakai sepatu ini ya!..” jawabku jengkel..

“Iya aku tahu nona, untuk tuan muda Yonghwa kan..”

“Haha tentu saja.. aku-“

“Nona kita sudah sampai.. mari aku buka pintu dulu..”

Seunghyun memotong kalimatku seperti biasa.. aku ingin marah tapi sudahlah.. aku tak ingin merusak mood dan dandananku..

***

Aku melangkah semangat, mungkin masih terlalu pagi.. aku lihat jam tangan kulit cokelatku.. masih jam 09.37 am.. sekitar setengah jam lagi kelasku mulai..

Tak disangka aku melihat Bom sedang berjalan tergesa.. aku memanggilnya..

“BOMMM!!” Dia menoleh kemudian tersenyum..

“Daraa.. aku sedang buru-buru.. nanti kita ngobrol.. kau hari ini sangat cantik!!”

“Hah?! Terima kasih, kau juga sangat cantik Bom!”

Dia berbicara sambil berlari menuju lokasi seni lukis.. gadis itu sangat manis dan hangat.. aku bersyukur bisa mengenal orang seperti dia di sini..

Hmm.. Sepertinya sudah tak ada yang bisa aku lakukan lagi, akhirnya aku memutuskan ke ruanganku.. aku segera berjalan menuju gedung subjek piano..

Sesampainya di koridor.. ada sesuatu yang menghentikan nafas dan langkahku sekaligus.. suara piano itu lagi! Yah, permainan piano yang kemarin aku dengar di sini dan aula.. kali ini dia memainkan lagu yang sama seperti pertama kali aku mendengarnya.. aku merasa familiar dengan lagu ini.. hanya lagu simpel, twinkle twinkle little star.. tapi dimodifikasi menjadi begitu indah dan rumit.. tepatnya variasi Mozart pada lagu twinkle twinkle little star.. aku hanya bisa terpukau dengan permainannya..

Aku yakin suara piano ini berasal dari ruangku.. apakah Daesung? aku.. aku.. merasa sedikit takut untuk membuka pintu.. namun rasa penasaran menguasaiku.. dengan perlahan aku membuka pintu.. degup jantungku bisa aku dengar dengan jelas.. aku tak tahu untuk apa rasa takut dan gugup ini.. hanya seorang Daesung kan?

Saat aku membuka pintu.. permainan itu terhenti.. aku tak pernah menyangka inilah awal dari semuanya.. dia membuka suara tanpa melihatku.. tetap memandang pianonya..

“Ah, sudah datang rupanya.. Daesung hari ini ada urusan, jadi dia memintaku menggantikannya.. kenalkan.. aku Kwon-“

Dia berdiri dan menyodorkan tangannya ke arahku.. dan saat itulah kalimatnya terhenti ketika dia melihatku.. memandang dalam mataku.. wajahnya dipenuhi dengan rasa tak percaya.. ada apa sebenarnya?

***

To be continued~

 Komennya mulai kurang nih, sedih kan jadinya keke ;’) .. tetep komen yaaaahhh ^^

12 thoughts on “SWEET REVENGE [CHAPTER 7]

Leave a comment