Good to You : Chap. 15

good to you

Author : Cyscha || Tittle : Good To You || Genre : Angst || Casting : Sandara Park, Kwon Jiyong dan Kiko Mizuhara || Suport cast : YoungBae, Choi Seungyun (Top), Paek Bom dan Lee Chaerin

^Happy Reading^

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Seoul, juli 2014

Rintik hujan menyambut pagi, Dara menguap panjang. Manusia memang mudah lupa.

Perhatian besar dan keributan yang timbul karna kematian Dara sudah jadi masalalu. Sensasi-sensasi baru telah muncul menggantikannya.

Dara tidak pernah benar-benar dihubungkan dengan kecelakaan yang mereka alami setahun yang lalu. Dia menghilang dan muncul dengan identitas baru dimana hanya dia yang tahu siapa dia. Itu pun hanya serpihan kisah masalalu yang kemudian hampir lenyap tak berbekas. Dara lebih suka tak menonjol setelah ia di ingatkan kembali tentang dirinya yang selamat dari kecelakaan pesawat yang menewaskan seluruh penumpang dan awak pesawat.

Bagaimanapun juga, kenyataannya nalurinya lah yang akhirnya menyadari bahwa ia memiliki hidup. Oleh karena itu tiba saatnya gadis itu menelusuri jejak hidupnya yang sudah nyaris tenggelam oleh silaunya masa depan. Bersusah payah ia muncul ke permukaan untuk kembali menemukan siapa Dara sebenarnya.

Dara tahu betul liku-liku yang akan ia lalui, tentu akan rumit dan sulit sekali. Ia memulai dengan hal yang paling mudah yaitu kembali ke seoul.

Seoul, agustus 2014

Dara bertemu dengan seseorang. Kwon Jiyong. Hatinya berdebar untuk pertama kalinya. Seolah ada kisah, ada perjalanan hidup yang tertinggal dan menetap pada hati Jiyong.

Bukan tidak pernah merasa senang, tapi hangatnya sambutan juga menuntun Dara meyakinkan bersama Jiyong. Ya~ Mereka telah memulai kehidupan melalui sebuah kesepakatan.

Setelah hari dimana ia dan Jiyong memutuskan bersama Dara memulai perjalanan panjang yang akhirnya mempertemukan ia pada setitik cahaya terang tentang masalalunya.

Di sebuah desa bernama Gamcheon Dara bertemu dengan gadis yang mungkin bisa dibilang sangat mirip bahkan identik dengannya. Gadis itu lah pembuka tabir pertama.

namanya Sandara. Sandara Park. Dara terkejut tentu saja, tapi ia mulai yakin benar hidupnya bermula dari gamcheon. Ada rasa bahagia membuncah lalu berganti rasa sakit menerima kenyataan bahwa tidak sekarang ia bisa kembali.

***

Beberapa hari kemudian, ketika Sarapan pagi, pelayan menyodorkan sebuah surat yang baru saja ia terima.

“Gomawoyo.” katanya. “Hyo jin-ah, aku sudah selesai.” Sandara mengingatkan, lalu meninggalkan meja makan.

Surat itu dari Dara dalam bahasa resmi yang kaku, disitu dicantumkan janji pertemuan pertama bagi mereka setelah pengakuan Dara.

Betul-betul kejutan bagi Sandara. Mereka akhirnya bertemu saat Dara mengatakan ingin membatalkan pernikahannya.

Lucu memang. Beberapa hari yang lalu Dara menelponnya dan mengatakan banyak hal tentang pernikahannya, Ia bahkan terlihat sangat senang. Tapi~ ketika suratnya datang dengan tiba-tiba muncul keanehan bagi Sandara, meskipun ponselnya selalu aktif tapi Dara tidak pernah berusaha menghubunginya lagi setelah itu.

“Aku terlalu takut untuk melanjutkan.” Kata Dara melempar tatapan dingin.Sungguh ia begitu ingin marah, tapi bisakah ia membatalkan semuanya tanpa menyakiti hati Jiyong.

“Katakan apa alasannya unnie, bukankah ia sangat mencintaimu?” Sandara pernah merasa bahwa Dara terlalu cemburu pada masalalu calon suaminya.

Dara menggeleng. “Aku tau siapa yang ia cintai. Aku hanya terlalu takut akan salah langkah.” Dara menghela nafas. Berat baginya tapi apalah artinya menikah dengan orang yang bahkan masih memiliki yang cinta lain?

“Sandy~”

“Ya.”

“Bantulah aku.” Pinta Dara penuh harap.

“Lakukan semua yang ku katakan.” Lanjutnya lalu menggenggam erat tangan adiknya.

Sandara mendesah. Sungguh ia tak pandai bersandiwara.

“Kita satu. Kau akan tau alasannya setelah kita menjalaninya.” Dara menebar janji. Sandara terbuai. Ia penasaran tentang rencana dan apa yang akan di lakukan Dara.

“Apakah ini ada hubungannya denganku?” Tanya Sandara ragu.

Hanya senyum kecut sebagai jawaban. Sandara akan tau yang sebenarnya. Dan demi cinta Jiyong pada Sandara kali ini Dara mengalah.

***

From : Unnie

Sandy~
aku dirumah sakit sekarang. Kau bisa datang?

Sandara menerima pesan singkat.

~Rahasia kematian Dara~

Sandara berdehem untuk memulai cerita. Agak berat mengungkap Sandiwara yang mereka lakukan sejauh ini.

Sandara berkata sambil membayangkan semuanya kembali.

“Pada hari itu, ketika Dara dan Kiko terlibat sebuah pertengkaran hingga berakhir dengan sebuah dorongan yang mengakibatkan Dara jatuh lalu pendarahan. Kalau orang melihatnya dari dekat benar memperhatikan – ya memang ada sandiwara juga kebohongan yang terjadi – tetapi bagi orang yang hanya memandang sekilas dalam kepanikan? Dengan wajah pucat sempurna sama dengan wajah mayat-mayat lainnya juga akting sempurna Dara dibantu oleh Sandara yang berhasil membujuk dokter untuk berada dipihak mereka.

Justru pada hari itulah segalanya dimulai. Sebuah kejahatan. Ya~ kami melakukan kejahatan untuk memperdaya kalian semua.

Aku tidak ingin terlibat pada masalah ini, tapi bagaimanapun Dara adalah kakakku. Ketika ada yang ingin menghancurkannya aku berdiri paling depan untuk melindunginya.” Sandara menghela nafas beberapa saat. Betapa inginnya ia menangis sekarang, karena Kiko benar sengaja ingin membunuh kakaknya lalu ingin lepas tangan dan seolah menginginkan kematian Dara hanya sebuah ketidaksengajaan.

“Bagaimana bisa? motif apa yang melatari kalian melakukan hal ini.” Jiyong menggeram. Ia tidak menemukan Sandaranya.

Sandara melirik Jiyong dengan ekor matanya. Berat baginya untuk menjadi orang lain yang di inginkan Dara.

“Kejahatan itu sendiri sudah direncanakan dengan sempurna oleh Kiko. Seperti yang kalian ketahui bahwa Kiko dengan lolos dari jerat hukum lantaran terlihat sangat wajar kecelakaan yang menimpa Dara. Pertama-tama ia menyerang Dara secara mental, itu adalah adegan pendahuluan dimana akhirnya ia sengaja mengajak Dara bertengkar di ujung tangga.

Pada hari sebelumnya Kiko sudah memastikan kalau dia perlu melenyapkan Dara dengan sekali gerakan.

Dara sekarat, Kiko menduga bahwa langkahnya belum tepat. Ia harus benar-benar melenyapkan Dara untuk menghilangkan jejak bahwa Ia memang bermaksud membunuh sejak awal.

Saat itu aku sudah memindahkan Dara ke tempat yang lebih aman. Aku memastikan kondisinya baik-baik saja lalu aku menggantikan Dara di ruangan ICU.

Setelah Kiko berusaha menghabisi Dara dan aku memastikan bahwa Kiko merasa berhasil dengan aksinya. Dara akhirnya di vonis meninggal. Ia segera di urus oleh pihak rumah sakit lalu di kirim dengan peti mati lengkap.

pernahkah kalian tau siapa didalamnya? Tidak. Aku berhasil menjalankan peranku. Lalu aku kembali ke Gamcheon bersama dengan Dara yang terbaring lemah. Butuh waktu untukku menyesuaikan diri. Kami bersama-sama untuk hal ini. ” Sandara mundur beberapa langkah. Ia telah selesai.

Polisi mungkin tidak bisa menahan Kiko tapi hukuman atas Kiko adalah menjadi begitu hina dimata keluarga Jiyong.

Sekarang semuanya selesai. Begitu yang ada di pikiran Sandara.

Mereka sudah tahu apa yang terjadi.

“Tugasku selesai.” Sandara menyeka airmatanya ketika Jiyong mengulurkan tangan ke arah Dara untuk menerima kembali kehadirannya.

Bahkan Sandara semakin mundur saat orangtua Jiyong menyambut kembali Dara.

Ya~

Inilah akhirnya, ini yang sangat ia takutkan. Saat ia muncul kembali sebagai Sandara, saat Jiyong menemukan sosoknya lalu Dara akan datang sebagai bagian hidup Jiyong.

Dari awal Sandara sudah menolak untuk kembali ke kehidupan Jiyong karena hatinya akan kembali sakit.

“Cinta itu adalah Dara.” Desisnya lalu menghilang dari suasana suka cita mereka. Mereka sangat senang Dara kembali karena itu memang sudah tempatnya. Kini Sandaralah yang akan kembali ketempatnya.

Beberapa minggu kemudian..

Sandara dan Jiyong duduk diatas seonggok rumput yang tumbuh subur di taman yang menghadap kekolam kecil. Ini terletak dibagian timur desa Gamcheon. Kadang-kadang orang-orang datang di pagi hari untuk berlari disekitar taman itu bila mana mereka menginginkan ketenangan. Jiyong berkata.

“Enak juga menjauhkan diri dari orang-orang.”

Sandara mengguman kurang jelas, “Hmm.. ya.” Ia membalikkan tubuhnya dan menelungkup menciumi rumput-rumput pendek yang tumbuh disana.

“Enak baunya. Ingatkah kau pada taman kecil ditengah hutan disekitar lapangan bola? ada kolam kecil juga aroma rumput segar disana.”

Jiyong menaikkan alisnya. “Ya tentu saja. Aku rasa itu tempat rahasia kita berdua.”

“Tempat yang sangat indah. Aku ingin kembali kesana.” Sandara menerawang.

“Kau tidak banyak berubah Sandy.” Sandara bangun dan membenarkan duduknya.”Aniya.. aku berubah. Banyak berubah Ji.”

“Kau sudah menjadi gadis cantik dan amat cerdas, sudah jelas kau mewarisi sifat Park haelmoni, Kau akan sesukses dia. Tapi kau masih Sandy-ku yang dulu.”

Sandara menggumam, “Kalau saja itu mungkin.”

“Maksudmu?”

“Ah bukan apa-apa, sayang bukan kita tidak bisa mempertahan kisah lalu kita? semuanya harus berubah, harus berjalan tidak sesuai yang benar kita inginkan. Tapi~ terimakasih mengabulkan satu permintaanku.”

“Yeah~ itu karena aku anak yang baik.” Jiyong terkekeh.

“Oh ya? Aku malah tidak ingat kau pernah jadi anak baik? kau dulu sering menggangguku, bahkan pernah membawaku jatuh dari sepedamu.” Cibir Sandara tak setuju.

Jiyong tertawa. “Ingatkah kau dulu Tam-tam pernah ku curi? dan aku akan senang mendengar teriakanmu.”

Mereka melewatkan beberapa saat mengingat pengalaman lama itu. Lalu terjadi keheningan. Jari-jari Sandy mencabut-cabut rumput.

“Ji..” Akhirnya ia bersuara.

“Hm.” Jawab Jiyong tidak jelas.

“Jika aku bertanya padamu tentang keputusan yang kau ambil untuk hidupmu, apakah kau akan menjawab dengan jujur?”

Jiyong menatap Sandara, Ada getar halus dihatinya saat mata mereka bertemu. “Aku kira, aku akan selalu jujur padamu tentu saja Sandy~, kau sangat mengenalku kan?”

Sandara mengangguk menerima apa pun yang dimaksudkan Jiyong pada kalimat terakhirnya. Hanya saja ia tidak ingin salah mengartikan. “Kenapa kau memutuskan menikahi Dara unnie?”

Wajah Jiyong berubah. Menjadi keras – ekspresi lembutnya lenyap. Ini yang Jiyong tidak bisa menjelaskan. Bagaimana ia harus mengatakan yang ia rasakan? Bisakah Sandara mengerti?

Jiyong mengeluarkan kotak rokok dan korek dari sakunya.

“Mianhae, Aku mungkin telah menyinggungmu. Aku tau hanya kau yang tau alasannya. Aku tidak mau meragukanmu, Aku hanya ingin yang terbaik bagi kakakku.”

Jiyong dengan tenang berkata. “Kau tidak menyinggung perasaanku.”

“Nah kalau begitu kenapa kau tidak~”

“Kau tidak mengerti, chagi~ ini sangat rumit dan aku belum bisa menjelaskan kepadamu.”

“Apakah kau sedemikian sayangnya-pada Dara unnie?”

Jiyong menyesap rokoknya lalu menghembuskan asapnya kasar. “Bukan itu masalahnya, ini bukan hanya tentang cinta, tapi kau tau aku sudah melamarnya dengan resmi?”

“Aku tau, tapi~ Aku tidak suka melihat keraguan diwajahmu. Ada alasan yang kau sembunyikan tentang pernikahan ini.”

Jiyong memikirkan itu sejenak, Sambil menjetikkan abu diujung rokoknya. “Begitukah yang kau lihat? Barangkali iya.”

Sandara telah menduga. Ia menghela nafas ingin mengurangi bebannya. “Kau tidak bisa seperti itu Ji, Dara unnie mencintaimu.”

“Sandy sayang, Andai kau tau alasannya bisakah kau berkata begitu? Aku hanya menunggu hatiku untuk yakin. Menikahinya atau tidak sama sekali.”

Sandara mengurungkan komentar sarat akan kemarahannya. “Keluargamu sangat menyukainya. Dan kau aturlah semuanya, hingga hatimu yakin menikahinya datanglah untuk mengundangku dan haelmoni, kami akan bangga menjadi keluarga dari Dara Park.”

“Ya semoga berjalan sesuai yang kau mau.”

“Kau harus Ji, jangan main-main dengan ini. Dara sudah banyak menderita.”

“Kau terlalu baik, Aku harap semua yang ku lakukan adalah kebahagiaan untukmu.” Jiyong menatap Sandara lembut.

seandainya~

Sandara terlalu banyak mengalah pada keadaan. Tapi dia tetap memikirkan orang lain. Bagaimana bisa Jiyong melupakan gadis sebaik Sandara?

“Aku harus kembali.” Sandy melirik pergelangan tangannya.

“Sandy~”

“Ya.”

“Aku seminggu disini, bisakah kita mengenang semuanya? sebelum akhirnya aku kembali ke seoul dan hidup bersama Dara?”

Sandara diam. Hatinya perih dan terluka tapi akan segera terobati melihat kebahagiaan Dara.

“Datanglah kerumah besok.”

To be continue

<< Back Next >>

Jangan Lupa komentar, karena akan di protect pada part terakhir ^^

39 thoughts on “Good to You : Chap. 15

  1. Jadinya sedih gini…… sebenernya ji itu cinta sama sandara. Tpi menikahi dara iyu suatu keharusan atau bagaimana sih. Aku setuju kalo ji sama dara tpi melihat mereka kembar aku jdi ga tega sama sandara.

  2. Aku bngung jugaa nih. Di satu sisi aku pngen jiyong sama dara. Tpiii kalo jiyong masih cinta sama sandy , aku gak mau dara trsakiti. Aigoo, sandy emng baik .. sangat baik malah. Tpi dri awal aku emng udh sukak bngt sma sifat dara. Tegass dan mandiri mskipun pkerjaanny dulu yahh gtu dehh. Lanjut kakk mkin pnasaran gmana kputusan jiyong.

  3. Aduuhh ini keputusan yang sulit…aku aja bingung mau pilih siapa yang pas buat ji yong, apa lagi yang punya diri haha…tapi, dari awal aku memang sukanya ji yong ma Dara, walau tidak dipungkiri sandara jauh lebih dulu telah mengisi hati ji yong, biarpun begitu aku tetap kekeh dukung ji yong ma Dara pokoknya, anggaplah sandara masa lalu ji yong dan dara masa depannya sekarang…next part udah end yah? Okey dtunggu

  4. ya ampuun aku jadi bingung, sedih juga sih…
    aku pikir ji bakal balik ama sandy walaupun dara balik lagi,, katanya dara tau kalo ji nggk cinta sma dia…
    kenapa ji mau nikah ma dara,, apa karna rasa bersalah? kan anaknya udah matikan? apa karna janjinya ma sandy atau karna keluarganya? aigoo aku greget2 bigung gimana gitu…
    next lagi thoor,, semangaat ^^

  5. Unni, maaf baru komen d chap ini. Lama gk buka DGI dan liat udh ada chap ini. Karena terlalu lama jd lupa dan ngulang baca dr awal. Masih bingung d chap sebelumnya dan chap ini agak menjelaskan tp tetep bingung. Mungkin butuh baca lg dengan teliti.
    Penasaran sama dara nanti. Dan suka bingung q lebih suka karakter dara atau sandy karena sama” punya kelebihan masing” dan d sini unni sangat seimbang dlm menghadirkan 2 tokoh itu. Semangat buat chap selanjutnya

Leave a comment