SANDArella [Chap. 2]

1483265215019

By: astarinur

Cast:

Sandara Park

Kwon Jiyong

OC:

Bigbang

2NE1

Min Hyorin

Taeyeon

Rated:

17+ tolong disikapi dengan baik, bocah-bocah menyingkirlah, aku tidak mau menjadi pencemar otak-otak innocent kalian hahah.. #plak

~~~~

Sandarella.
Part 2 : Help me.. jeball!

“Yak! Bommie.. kau gila?” dara sudah hampir kehilangan akalnya karena keinginan sahabatnya yang gila ini.

“dara~ah.. jebal euh.. kau hanya harus datang dan menemui dia!” bom memelas kepadanya, dara mendesah pasrah.

“Lalu apa yang kulakukan setelah bertemu dengannya bommie?”

“kau lihat dia, bagaimana dia dan bagaimana penampilannya terus kabari aku setelahnya ara.. jika menurutmu dia pantas untukku, aku baru mau bertemu dengannya!!” dara menggeleng-geleng dengan pemikiran sahabatnya ini. bagaimana bisa dia seperti ini? sama saja dia tengah menghina calon yang dijodohkannya itu. Namun dara bisa apa, bom sudah banyak membantunya dan kali ini bom membutuhkan bantuannya. Dara mendesah dan mengangguk pasrah.

“tapi bommie, bagaimana pun juga ini tidak baik.  Bagaimana jika pria itu marah dan kecewa kepadamu?” tanya dara masih ragu namun bom malah tersenyum gembira.

“wah.. kalau itu lebih bagus. Kalau dia kecewa mungkin aja dia akan membatalkan perjodohan ini dan aku akan bebas dari permasalahan ini!”

Dara mendesah dan akhirnya tetap mengalah.

***

Seunghyun duduk dengan tenang, salah satu tanganya memegang gelas. Tatapannya kosong dan dingin. Dia sedang berada dilantai atas, di sebuah restaurant milik Kwon Family. Dia sedang menunggu. Menunggu wanita yang dijodohkan kepadanya, katanya wanita ini dari keluarga ternama namun seunghyun sama sekali tidak tahu bagaimana wajah wanita ini.

Ditatapnya pemandangan luar yang selalu sama itu, lalu berdiri mendekati kaca yang menjulang tinggi itu. Sudah 15 menit lewat, wanita memang harus terlihat jual mahal dan pria memang ditakdirkan untuk  yang menjadi penunggu namun hal ini sangat mengganggu seunghyun, dia membenci hal-hal seperti ini. dia tidak suka membuang-buang waktu hanya untuk menunggu.

Seunghyun masih berdiri dipinggir kaca-kaca pembatas gedung dengan dunia luar. Ruangannya sangat sepi karena memang sedang di booking untuk dia dan wanita yang sudah telat ini. merasa bosan, dia mendesah dan memasukan kedua tangannya kepada saku celana.

5 menit.

Dia menguatkan dirinya, jika dia hanya akan menunggu wanita itu 5 menit lagi sebelum pergi. Seunghyun menutup matanya dan menghirup udara dengan perlahan. Akhir-akhir ini dia sangat stres, banyak permasalahan dan dialah yang harus menyelesaikannya. Dia yang menjadi tertua memanglah kewajibannya untuk mengurusi masalah perusahaan, namun saat ini semuanya terasa menjadi beban. Selama ini dia tidak pernah mengeluh, namun kali ini semuanya terasa mencekiknya.

Bahkan saat apaa.nya meminta untuk menerima perjodohan dengan salah satu rekan bisnisnya seunghyun masih mengangguk dan menurutinya tanpa banyak berpikir. Namun sekembalinya jiyong ke Korea, seunghyun menjadi banyak berpikir dan menyadari jika dia iri kepada jiyong. Karena jiyong bisa hidup bebas seperti yang diinginkannya, life to the fullest. Sedangkan seunghyun yang tertua harus hidup dengan teratur, dan selalu tetap dijalur tanpa menengok kebelakang, atau kesamping sekalipun.

“time is over!” gumamnya, lalu berjalan ke arah kursinya lagi untuk mengambil jasnya yang dia letakan di punggung kursi.

Dia lalu berjalan kearah pintu, namun belum juga jauh langkah kakinya harus terhenti. Saat melihat seorang wanita berlari kearah ruangannya ini. wanita yang berada dihadapannya ini, terengah-engah dengan tangannya memegangi lututnya seakan menjadi penyangga tubuhnya. Wanita itu menerawang ke seluruh ruangan dengan wajah polos dan penuh keringat.

Seunghyun yang akan pergi benar-benar tertahan, karena melihat wanita di depannya ini menatap matanya. Wanita itu menegakan tubuhnya dan dengan terburu-buru menghapus keringat diwajahnya. Seunghyun mengerutkan dahinya, siapa wanita ini? kenapa dia bisa masuk kesini? pertanyaan dalam benaknya.Wanita didepannya mengenakan kaos panjang dengan lengannya tergulung sampai siku dan celana jeans dengan sepatu casual, wajahnya polos tanpa make up.

Wanita itu menunduk merasa malu karena seunghyun yang memperhatikannya dengan serius.

“nugu..seo?” tanya seunghyun, masih mengamatinya.

Wanita itu berjalan mendekati seunghyun dan membungkuk, “mm… apa kamu Seunghyun~shi?” tanya wanita itu membuat seunghyun menaikan alisnya. Lalu wajah serius dan kaku seunghyun berubah menjadi lebih tenang saat menyadari sesuatu.

“aahh… apa kamu Park Bom?”

Wanita itu menatapnya dengan canggung lalu mengangguk kecil.

Aigoo.. apa bom gila? Pria super tampan seperti dia dibilang jelek?

Pikirnya, dara.

“ah…. Mian, ayo kalo begitu silahkan duduk!” seunghyun menarik sebuah kursi untuknya dan dara pun duduk.

“mianhaeyo… apa aku membuatmu menunggu lama? Mmm… macet iyah.. jalannya macet!!” seunghyun tersenyum kecil mendengar nada suara dara didepannya itu. Dirinya tidak pernah membayangkan jika orang yang dijodohkan dengannya seperti dara. Seunghyun menatapnya, wanita didepannya masih polos dan bisa dibilang jauh dari kata orang ternama. Sederhana. Yap kata itu yang sesuai.

“kwenchana….” seunghyun mengatakannya tanpa mematahkan tatapannya.

Dara tidak memberi respon, namun memperhatikannya dengan teliti dan seksama. Mereka pun segera makan dan tak banyak mengobrol. Seunghyun sama sekali tidak menyentuh makanannya dan hanya memperhatian dara.

Dara menjadi gugup sendiri karena pria didepannya ini begitu serius melihatnya.

“ekhemm.. seunghyun~shi?”

“ndeh?” balasnya dengan suara beratnya, dara menelan ludah keringnya dan mencoba menatap matanya.

“mm.. kenapa tidak makan? Apa kamu tidak lapar?” walau gugup dara mencoba memulai percakapan dengannya.

Seunghyun menyunggingkan senyum kecil disudut bibirnya, “aku sudah kenyang!” katanya singkat.

Dahi dara mengkerut, “sincharo? Tapi kamu bahkan belum menyentuh makananmu sedikitpun!”

“aku sudah kenyang hanya dengan melihatmu!” JLEB. Jantung dara seakan sedang diberi sengatan ilistrik medengar balasannya. Dara mendadak salah tingkah dan menunduk menghindari tatapannya.

Maksudnya apa ini?

Menghadapi situasi yang belum pernah dia alami dara tidak paham harus mengatakan apa.

Dia bangkit berdiri, “seunghyun~shi?” panggilnya pelan.

“kalau begitu aku pamit yah. Mian, hanya bisa menemanimu sebentar. Next time, m-maybe!” tanpa menunggu balasan seunghyun dara membungkuk dan berlari keluar meninggalkannya.

Seunghyun bangkit berdiri, “Park Bom~shi.. chogi..” kata seunghyun ingin menahannya namun dara sudah menghilang dengan cepat.

“aneh!” seunghyun geleng-geleng.

***

“ini semua gara-gara bommie, kalau saja dia gak parno mungkin saat ini dia bakalan gila karena pria yang dijodohkan dengannya super hot and handsome wkwkwk.. tapi lumayanlah makan gratis!!” dara terkekeh dan berjalan kebawah  restaurant mencari bom yang tadi menunggunya dibawah.

“tapi.. pria tadi marah gak yah? Aigoo.. lagian apa coba dia pake ngomong hal aneh.” dara masih terkekeh dengan pikirannya sendiri. namun saat ponselnya berdering dan pesan dari bom muncul. Asap hitam berkeluaran dari kepalanya kala menyadari sahabatnya itu pergi meninggalkannya.

Mianhae dara..

Kekek….. have fun eohh..

Nanti kabari aku dengan detail araseo..

Aku pulang duluan soalnya.. takut ganggu..

 

Dara mengumpat pada ponselnya sambil membayangkan wajah bom.

“aigoo… dasarrrrr  devil bommie!” keluh dara.

***

“jiyong kamu mau kemana?” ommanya menghampirinya yang sedang teburu-buru berjalan keluar rumah. Jiyong meliriknya dan mendesah.

“aigoo… omma aku ini udah gede. Masa setiap pergi harus ditanyain kemana sih? Lagian aku bosan, yang lain sibuk ama pacarnya aku ditinggal sendiri!” gerutu jiyong.

Mrs. Kwon mendesah menatap anaknya yang paling berbeda dari semua anak-anaknya itu.

“araseo.. omma gak akan tanya, tapi ingat yah jangan pulang terlalu larut malam nanti appa.mu marah!”

“..ndeh..” balas jiyong malas-malasan.

Jiyong pun meluncur ke tempat yang ia tuju. Kemana lagi kalau bukan ke club malam. Dia sudah menghubungi tempat biasa dia hang out kalau sedang di Seoul. Kebetulan club malam ini sedang mengadakan event menarik, katanya, namun jiyong tidak terlalu mempedulikannya. Kali ini dia datang kesana karena ingin minum dan bukan untuk melakukan sex dengan siapa pun. Mengejutkan memang tapi dia benar-benar tidak memiliki energi karena terlalu stres.

Jiyong tiba, dengan malas dia masuk dan langsung membooking ruangan VIP untuknya. Seperti biasa setiap minuman datang, wanita pun datang. Dan untuk jiyong yang terkenal dengan penggila wanita pihak club selalu memberikan wanita yang banyak dan tentunya terpilih hanya untuk jiyong. Namun dia saat ini benar-benar muak dengan wanita tanpa busana, melihat tubuh mereka yang bugil tidak sama sekali membuatnya bergairah malah membuatnya terganggu.

Wanita-wanita bergelantungan pada tubuhnya namun dia hanya focus dengan minumannya. Wanita-wanita disampingnya sibuk menciuminya, menyentuh tubuhnya diberbagai sudut, namun dia abaikan. Ketika dia merasa ada yang membuka kancing kemejanya jiyong baru tersadar.

Dia menahan tangan wanita itu dan menghempaskannya.

“Naga..” terdengar pelan dan berat suaranya.

Para wanita yang berada disana menjadi merinding mendengarnya, ini baru pertama kalinya jiyong seperti ini. tanpa menunggu lama para wanita itu lenyap dari ruangan itu dan yang tersisa hanya dirinya dan botol minuman. Dia saat ini begitu stres, sejujurnya dia mau tinggal di Korea bukan karena ingin tinggal bersama saudaranya saja tapi ada alasan lain yang membuatnya memutuskan untuk kabur kesini. tapi bukannya mendapat ketenangan dia malah harus menghadapi appa.nya. dia sudah stres dan sekarang appa.nya meminta dia untuk mencari calon istri atau setidaknya pacar. Menurut jiyong itu semua tidak masuk akal. Semua orang tahu jika jiyong bukan tipe yang ingin dikekang oleh satu wanita. Jiyong bahkan belum pernah mempunyai seorang pacar resmi seumur hidupnya nah.. bagaimana dengan istri? Dia bisa gila membayangkan itu semua.

“gak ada yang lebih parah lagi dari ini yah?” katanya kesal sambil meneguk minumannya.

Malam itu dia habiskan dengan menenggelamkan dirinya pada minuman.

Langkahnya lunglai, dia mencari-cari mobilnya di parkiran namun karena kondisinya yang setengah mabuk jiyong malah berputar-putar tidak jelas.

“mana sih ini mobil? Suka banget main petak umpet?”gerutu jiyong.

Lalu setelah dia menekan alarm mobilnya, dia baru menemukan mobilnya yang ternyata berada didepan dan bukan dibelakang basement. Dia yang setengah sadar setengah mabuk itu masih bisa tertawa menyadari kebodohannya.

Dia lalu masuk dan mengendarai mobilnya dengan sangat pelan. Ditengah perjalanan dia merasa mual, perutnya sudah berkoar ingin muntah. Dia menghentikan mobilnya lalu turun dan membuang isi perutnya dipinngir jalan tanpa peduli.

Setelah dia muntah jiyong malah makin pusing, tubuhnya melemas. Dia menjatuhkan dirinya dan terduduk dipinggir jalan dengan mobil didepannya yang masih menyala. Jiyong menunduk dan menutup matanya sejenak.

“Shit. Fucking hurts.”

Keluhnya memukul-mukul kepalanya.

Dari arah berlawanan ada seorang wanita yang berjalan menghampiri jiyong. Jiyong membuka matanya yang sudah makin buram. Dengan samar dia mendengar wanita itu berbicara kepadanya.

“Hei.hei.. apa kamu baik-baik aja?” Wanita itu menggoyangkan bahu jiyong.

“Hei.. jangan tidur disini?”

Jiyong tak mampu melihat wajah wanita itu dengan jelas tapi dia yakin bahwa orang yang berada didepannya itu wanita. Namun anehnya, tangannya dengan sendirinya meraih wanita itu.

“Help me.. jebal..” katanya lemas, sebelum akhirnya dia memejamkan matanya.

***

“Please dont leave me alone. You should bealive me this is yours.”

 

“Mianhae.”

 

“Aniya.. it will be okay if you stay with me. Ndeh.. jiyong~ah  ..?!”

 

“Mianhae.”

 

“Geumanhae. Berhenti meminta maaf jiyong~ah ..”

 

“Mian..

 

“Mianhae.. mianhae.. “

Keringat bercucuran mengalir di sekujur tubuhnya. Tanganya mengepal kuat lalu tubuhnya sedikit bergetar.

“Ya.. hei…bangun!”

Suara asing mengusik telinganya.

Sebuah sentuhan kecil dia rasakan tepat pada tubuhnya. Perlahan matanya terbuka. Dengan samar dia melihat seorang wanita disampingnya. Jiyong menoleh dengan jelas kepada wajahnya. Jiyong menatapnya lalu melirik ke arah tangan wanita itu yang berada pada  dadanya. Ketika sentuhan lembut dan polos begitu teramat jelas terasa pada dadanya, jiyong langsung beronjak bangun dan melototi wajah wanita itu.

“Yak.. apa yang sedang kamu lakukan?” Wanita disampingnya menatap jiyong dengan heran.

“Yak! Apa-apaan ini? Ngapain tadi kamu pegang-pegang dada aku?” Tanya jiyong sambil nutupin dadanya dengan menyilangkan tangannya.

Tapi wanita itu malah tertawa.

“Yak. Kenapa malah ketawa? Jawab!”

“Kamu ini mau belajar amnesia yah? Siapa sih yang mau nyentuh dada kamu, aku cuman mau bersihin bekas muntahan kamu semalam. Soalnya baunya minta ampun!! Aku kira orang kaya kalau muntah bakalan harum nyatanya sama aja kaya aku.. hmmm..!!”

“BOH?..”

“Udah deh kalo gak mau aku bantuin ngebersihin, ya udah urus diri kamu sendiri aja gih! Aku siapin sup dulu buat pereda pusing kepala kamu!”

“Siapa manajer kamu? Coba panggilkan dia! Aku akan complain tentang pelayanan kamu.”

“Silahkan! Toh gak ada siapa-siapa lagi! Disini manajernya adalah aku sendiri.” Balas wanita itu dengan nada geli.

“Jangan ngigau kamu! Mana mungkin ada seorang manajer seperti kamu.”

“Nuduh aku ngigau padahal dirinya sendiri.. ” balas wanita itu membuat dahi jiyong mengkerut.

“Apaan sih ni pelayan.. gak sopan banget sih.”

Tanpa membalas jiyong wanita itu pergi entah kemana.

Lalu pikiran aneh menghampirinya.

Jiyong menoleh ke arah tubuhnya dengan horor. Pikiran-pikiran gak jelas datang bermunculan.

Shit.. jangan-jangan aku diculik terus diperkosa. OMG.

Jiyong lalu dengan ragu-ragu membuka selimut yang nutupin bagian bawah tubuhnya. Saat dia melihat dia masih menggunakan celana lengkap dengan dalamannya, jiyong baru bisa bernapas lega.

Tapi detik kemudian dia merutuk dirinya sendiri.

What the hell. Pikiran macam apa barusan. Masa aku diperkosa yang ada juga aku yang memperkosa. Parah nih otak! Akibat alkohol nih.

 

Namun rasa sakit pada kepala jiyong akibat mabuk berat semalam mulai menusuk-nusuk ubun-ubunnya.

“Owhh.. shit! Semalam berapa botol sih ampe nyut-nyutan kaya gini?” Rutuknya sendiri.

Tiba-tiba wanita tadi muncul lagi, kini dengan membawa satu mangkuk sup dan satu gelas air putih beserta satu buah pill.

“Makan dulu gih.” Katanya sambil menyodorkan makanan yang ia bawa.

Jiyong melirik makanan yang diberikan kepadanya namun bukannya dimakan dia malah menaikan alisnya sebelah.

“Ini sup apaan? Bening, kosong kaya gini? Ini hotel gak berkualitas banget sih, kasih makanan gak jelas kaya gini.”

“Udah makan aja! Banyak complain banget sih! Masih untung ada.”

“No thanks. ini hotel mana sih pelayanannya ancur kaya gin…” mata jiyong membesar kala dia menerawang kesekeliling. Dia mengedipakan matanya berulang kali sambil melirik wanita disampingnya yang sedang memercak pinggang memperhatikannya.

“WHAT THE..? Ini dimana? OMG.. antah berantah kaya gini!” Jiyong menatap kesekelilingnya dengan jijik, lalu secepatnya beranjak dari ranjang yang ia tempati.

“OMG.  Kamu bawa aku kemana? Jangan bilang kalo kamu tu beneran penculik?”

“Boh? Penculik?”

“Kalo bukan penculik lalu apa? Kamu kemanakan bajuku..?”

“Baju? Udah aku buang.”

“Dibuang?” Bentak jiyong terkejut.. lalu dia menghela napas sebelum melanjutkan,

” whatever!.. lalu kau kemanakan mobilku?”

“Udah ada yang ngurus.”

“Maksudnya? Urus? Siapa yang ngurusin mobilku? Kau tau kan itu mobil apa? Mobil baruku!!”

“Kamu ini jadi cowok bawel banget kaya cewek yah.. berisik banget tau!! Udah nih makan dulu supnya, aku udah ngabisin jatah makan seharian cuman buat bikin nih sup.. gak tau apa kalo bahan masakan sekarang lagi mahal-mahalnya.. udah susah-susah bukannya di makan malah ngomel.. dicoba aja belum.. dasar gak tau diuntung!”

“Yak! Siapa juga yang suruh kamu bikinin ni sup. Lagian mana mungkin bikin sup kaya gini aja bisa ngabisin jatah makan kamu seharian.. gak lucu banget!”

“Siapa yang ngelucu sih? Ni anak chaebol gak tau apa-apa tentang kehidupan orang seperti aku, ngomelnya kaya yang udah pernah ngerasain aja. Jangan suka ngomment kalo gak tau apa-apa! Kalo gak mau makan, udah sini biar aku yang makan! Ribet banget!”

“Terserah ama omong kosongmu. Sebenernya aku dimana? Kenapa bisa sama kamu hah?”

“Yang mabuk semalaman ampe muntah satu kilo sampah siapa coba? Nyusahin tau gak, pake pingsan dijalan pula!”

“Hah?”

Lalu tiba-tiba ingatan tentang kejadian semalam bermunculan dalam benaknya.

“Owh shit..!” Katanya sambil mukul kening.

“Udah inget sekarang tuan muda? Kalo udah.. gih balik sono ke istananya.. aku takut tempat kumuh kaya gini bikin alergi tubuh mulusmu.”

Jiyong cemberut lalu mengernyitkan dahinya.

“Aku masih ragu. Apa benar semalam kamu gak ngelakuin hal-hal aneh ke aku?”

Wanita itu lalu berjalan mendekati jiyong dan tiba-tiba menendang kaki jiyong.

“AWW. YAK! APA YANG KAMU LAKUIN?”

“Hal aneh?” Wanita itu tersenyun sinis kepada jiyong, “Anak-anak chaebol kaya kamu itu pasti hidupnya resah dan ketakutan neh? Bawaanya curigaan, gak percayaan..? Gak cape hidup kaya gitu hah! Orang ditolongin tuh ngucapin makasih bukannya ngomel sampe ujung sungai nil kaya gini!!”

“Yak! Borago?”

“Udah berisik sana, balik gih! Gara-gara manusia gak guna kaya kamu aku udah kehilangan waktu buat ngehasilin uang.”

“Iya, tenang aja aku pasti pergi kok. Ogah banget lama-lama di tempat kaya gini.”

“Yaudah sana, ngapain masih disini? Aku bentar lagi mau pergi.”

“Bentar dong, masa aku pergi bugil kaya gini?”

“Itu urusanmu. Aku gak peduli. Pergi sana!”

“Yak! Yak! Cangkaman..”

“Apa lagi sih?”

“Mm.. “

“Apa harus pake paksaan? Aku gak takut sama cowok lembek kaya kamu tau, gak!”

“Yak!”

Jiyong clingukan, owh shit.. kalo aku pulang dengan tampilan kaya gini bisa-bisa diamuk sama satu penghuni rumah nih! Apalagi appa. Hadah…

Lalu matanya tak sengaja melihat sebuah tumpukan buku yang ia kenali. Lalu dia tersadar sesuatu.

“Apa kamu kuliah di Seoul University?”

“Weh?”

Senyuman kecil muncul di sudut bibirnya.

“Walau ini agak berat bagiku tapi..mmm.. bisa pinjem baju kamu dulu gak? Kebetulan kita satu kampus.”

“Boh? Michoso? Kau gila? Mabuknya belum sadar yah? Hubungannya apa coba denganku?”

“Lebih gila lagi kalo gak pake baju iya ‘kan? Ya kan jadi kita bisa berangkat bareng gitu.”

“Sorry bajuku gak disewakan!”

“Aku beli deh. 2 kali lipat!”

“5 kali lipat. Deal.”

“Yak!”

“Deal atau enggak?”

“Araseo!! Ternyata suka juga sama uang hah?” Dalam hati jiyong merutuk, kalo bukan karena aku malas pulang ke rumah ogah nih pake baju dia. Jadi mending langsung ke kampus aja biar urusan baju disana aku ganti.

“Well, siapa yang gak suka! Bodoh itu namanya. Udah ah bentar lagi telat kalo ngobrol gak guna kaya gini.”

Wanita itu mengeluarkan baju yang pertama ia bisa raih lalu melemparnya kepada jiyong.

Pertama melihat jiyong langsung ngedumel.

“Yak. Seriusan ni baju atau apaan?”

“Udah pake aja. Cerewet banget sih!”

“Iya iya..”

Dengan terpaksa jiyong memakai tshirt warna putih gambar kelinci yang dilemparkan wanita itu. Sambil manyun ngeliatin wanita itu beresin buku-bukunya jiyong bertanya, “kamu semester berapa sekarang?”

“Bukan urusanmu. Udah cepet keluar. Mau aku kunci nih.”

“Araseo. Bawel banget, sih!.”

Mereka berdua pun keluar, wanita itu mengunci pintu lalu dalam sekejap berjalan cepat meninggalkan jiyong.

“Yak yak. Chogiyoo… changkaman.”

Tapi wanita itu terus berjalan tanpa menggubris jiyong.

“yak! Apa kamu tuli hah? Jawab dong.”

“Kamu kemanakan mobilku?”

“Kamu gak nyoba nipu aku kan?”

….

Jiyong terus melemparkan pertanyaan sambil setengah berlari mengimbangi kecepatan berjalan wanita itu. Sampai akhirnya jiyong tidak sadar sudah sampai di halte bis. Wanita itu langsung naik bis tanpa sedikitpun memperdulikan jiyong.

“YAK! dia sinchais…”

Gerutu jiyong sambil mengikutinya masuk ke dalam bis.

Owh shit.. ini tempat apaan penuh banget kaya gini. Mana bau pula.. owh shit.. apa aku mesti berdiri kaya gini? Sungguh ini peradaban baru.

“Mana sih tu cewek?” Mata jiyong menerawang kesekeliling bis.

“Ah.. itu dia!” Katanya, saat menemukan wanita itu. Dengan susah payah dia mendekatinya.

Saat tepat berhadapan dengannya, jiyong mendercikan lidahnya.

“Yak! Sekarang berhenti pura-pura gak denger ok. Aku hanya pengen tau mobil aku dimana?”

Namun sebelum jiyong mendapat jawaban, bis yang ia tumpangi tiba-tiba berhenti secara mendadak sehingga tak sengaja dia terdorong ke depan dan tepat memeluk wanita itu.

Selama beberapa menit mereka sama-sama terdiam sebelum wanita itu yang terlebih dahulu mendorong tubuh jiyong untuk menjauh.

Perasaan canggung menyerang mereka. Namun jiyong mampu memecah keadaan.

“Mian. Mm.. aku tadi gak sengaja.”

“Kwenchana.” Jawab wanita itu dengan cuek.

“Ah ndeh.. itu tadi.. mobilku..?”

“Mobil kamu di derek sama petugas karena parkir sembarangan, kamu bisa ambil di kepolisian.”

“Ah ndeh. Gomawo neh.”

“Hmm..”

Tiba-tiba bis kembali berhenti mendadak , dan mereka kembali pada posisi yang tadi. Tapi kali ini cukup lama mereka berdiam pada posisi itu. Sebelum mereka melepaskan pelukan itu, jiyong berbisik ditelinga wanita itu..

“Siapa namamu?” Kata jiyong berbisik.

Wanita itu melepaskan pelukannya.

“Dara ..” balasnya singkat.

Jiyong entah kenapa tersenyum kepadanya. Tapi sayang wanita itu tidak memiliki respon yang sama. Wanita itu menatap jiyong dengan dingin dan kosong.

Sebelum jiyong bisa bertanya lagi bis yang ditumpangi mereka berhenti lalu wanita itu yang namanya adalah dara, pergi dengan secepatnya meninggalkan jiyong dengan perasaan aneh yang mengambang.

“Changkaman.. tadi itu apa?” Katanya bingung.

^^

TBC

Long time no see.

Gomawo, and hengsho.

Ditunggu COMMENT nya yah…

 

2 thoughts on “SANDArella [Chap. 2]

  1. Ya ampun,, aku tau orang abis sadar dr mabuk tuh aneh tapi aku gak tau kalau jiyong bisa seaneh itu, mana ada cowok diperkosa😂😂
    Kayanya jiyong mulai suka deh sama dara
    Ditunggu ya lanjutannya

  2. hahahahah ngakak, dara beruntung yaa skali ketemu dapet 2 cogan wkwk, aku suka karakter dara yg kaya gini seruu aja ditambah ji yg gilaaa gitu wkwk, udah ada bau2 naksir nih si ji sama dara. lanjuttt

Leave a comment