FOOLISH LOVE [Chap.4]

 

Foolish love

Author : Agniaaa
Main Cast : Sandara Park, Kwon Jiyong
Other Cast : Park Bom, Song Jongki, Choi Seunghyun, Mizuhara Kiko
Genre : Romance

*****

Jongki.” Jongki menerima uluran tangan Jiyong seraya tersenyum padanya.

Jiyong pun membalas senyuman Jongki. Dara yang sedari tadi berada di antara mereka berdua hanya bisa mematung tanpa berkata apapun. Jiyong kemudian melirik Dara dan menarik nya meninggalkan Jongki.

                Ah aku duluan.” Ucap Dara seraya membungkuk sebelum meninggalkan tempat ia berdiri tadi.

Jongki hanya bisa tersenyum pada Dara yang semakin menjauh dari pandangannya. Sedangkan Dara hanya bisa mengikuti Jiyong yang menggenggam tangannya seraya berjalan menuju parkiran yang tidak jauh dari sana.

                Mana mobilmu?” Tanya Jiyong setelah sampai dan melihat banyaknya jejeran mobil yang terparkir disana.

                Itu..” Jawab Dara seraya menunjuk keberadaan mobilnya.

                Berikan kuncinya.” Perintah Jiyong

                Ta..tapi, mobilmu bagaimana?” Tanya Dara sambil menyerahkan kunci mobilnya pada Jiyong.

                Sopirku akan mengurusnya.” Jawab Jiyong santai.

Mereka pun berjalan kemudian memasuki mobil Dara dengan Jiyong yang mengambil alih kemudi. Dara terduduk diam sambil memandangi ke arah luar lewat kaca mobilnya sementara Jiyong hanya sibuk mengemudi dan memperhatikan arah jalannya.

                “mm.. Jiyong” Dara memulai pembicaraan setelah cukup lama dalam diam.

                “hn?”

                “kenapa kau akhir-akhir ini baik padaku? Maksudku, kau sampai menjemputku seperti ini.. “ Dara menatap Jiyong yang tepat berada di sampingnya.

                Aku bukan orang jahat.” Jawab Jiyong singkat.

                Aku tahu.. terimakasih untuk semuanya.” Jawab Dara.

                Kenapa kau menjadi lemah lembut seperti ini tepos? Bhahaha biasanya kau berteriak teriak padaku.” Goda Joong pada Dara.

                “Yaaaa!!”  Dara berteriak seraya menjambak rambut pria itu.

Jiyong hanya meringis kemudian tertawa terbahak bahak melihat tingkah wanita mungil itu. Sementara Dara hanya bisa memajukan bibirnya.

Setelah beberapa lama, mereka pun sampai di sebuah apartemen yang tidak terlalu besar dan mewah tapi cukup bersih dan elegan. Jiyong memarkirkan mobil setelah mereka memasuki gerbang apartemen itu. Mereka pun turun dan berjalan menuju tempat di mana Dara tinggal. Jiyong berjalan mengikuti Dara dari belakang sambil bersiul-siul kecil. Dara hanya melirik Jiyong sambil memasang muka kesal.

Dara berbalik ke arah Jiyong yang tepat berada di belakangnya ketika mereka sampai di depan pintu aparteman yang Dara tempati, seraya menatap tajam ke arah pria itu.

                “Jangan harap kau bisa masuk?” Ucap Dara pada Jiyong.

Jiyong hanya tertawa kecil kemudian menyentil dahi Dara membuat wanita itu meringis.

                Tak tahu terimakasih.” Ucap Jiyong, dan Dara hanya melotot padanya.

                Biarkan aku masuk, aku akan menunggu supirku. kau tega melihat aku pulang jalan kaki?” Jiyong mencari cari alasan agar Dara mengijinkan dia masuk ke dalam apartemennya.

Dara kemudian menarik napas panjang, dan memberikan jalan untuk Jiyong mengisyaratkan dia untuk segera masuk.
Kemudian meninggalkan pria itu di ambang pintu setelah mendecak kesal sementara Jiyong hanya tertawa melihat kepergian Dara sambil menyandarkan dirinya di samping pintu apartemen Dara.

Dara berjalan menuju kamarnya meninggalkan Jiyong sendirian. Terserah apa yang mau pria itu lakukan Dara tidak peduli, yang jelas dirinya sudah lelah dan ingin beristirahat mengingat hari pun sudah menjelang malam.

Dara mengintip Jiyong yang sedang merebahkan diri di sofa ruang tamunya sebelum ia memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.
Jiyong yang tidak menyadari apa yang sedang di lakukan si pemilik rumah hanya bersiul-siul kecil sambil menatap langit-langit apartemen Dara sementara kedua tangannya diletakan di bawah kepala.
Jiyong tertawa kecil di tengah siulannya, entah apa yang sedang pria itu pikirkan sekarang.

                “Dara-ya~ kenapa kau tak menutup pin….” seorang wanita masuk ke dalam apartemen Dara sambil menenteng dua kantung belanjaan di tangan kanan dan kirinya. Dia menggantungkan kalimatnya saat menemukan seorang pria yang sedang berbaring di sofa ruang tamu aparteman milik temannya itu.

Jiyong yang menyadari ada seseorang masuk langsung mengubah posisinya dari berbaring menjadi duduk seraya menatap seseorang yang datang dan menatapnya aneh itu.

                “Siapa kau?”  Tnya Jiyong pada seseorang di hadapannya yang masih mematung.

                “Harusnya aku yang tanya kau siapa? hah?! apa yang kau lakukan di apartemen temanku?!”  Si wanita membentak Jiyong dengan kasarnya membuat Jiyong sedikit bergidik dengan aura jahat yang menyelimuti wanita itu.

Ak.. aku.. aku hanya..” Jiyong terbata bata menatap wanita itu yang juga menatapnya.

Bommie~~ “ Dara berlari setelah dirinya keluar dari kamar mandi. Kepalanya masih dililit oleh handuk yang membalut rambutnya. Dara buru buru keluar setelah mendengar teriakan sang bominator.

Siapa pria ini dara? apa dia pencuri? ah lihat pintu apartemenmu saja terbuka! dia memang pencuri Dara !!” Bom berteriak sambil mengacungkan telunjuknya ke arah Jiyong. Jiyong hanya menatap aneh wanita yang sedang mengamuk dihadapannya.

Aaah.. tidak tidak.”  Dara meringis menatap Bom.

                “Jiyong ini temanku, Park Bom. Bommie ini Jiyong.” Dara memperkenalkan keduanya sebelum Bom salah paham lebih lanjut dan mengamuk di apartemennya. Tapi Dara juga tahu pasti Bom akan tetap mengamuk mengingat siapa yang ada di apartemennya sekarang.

Bom menatap tajam ke arah Dara, seolah bertanya ‘apa yang kau lakukan dengan pria ini’ Dara yang menyadari itu hanya bisa gelagapan sambil mengarahkan pandangannya ke arah lain.
Jiyong yang dari tadi diam kemudian berdiri dan menyapa Bom.

Oh kau temannya Dara, aku Jiyong. senang bertemu denganmu. Oh dan aku bukan pencuri.”  Jelasnya pada Bom sambil membungkuk.

Bom menatap Jiyong tajam, kemudian menarik napas panjang dan tanpa berkata apa-apa dia berlalu menuju dapur meninggalkan Dara dan Jiyong yang saling bertatapan dengan heran.

                “Kenapa dia seram sekali.” Gumam Jiyong sambil duduk kembali di sofa.

                “Ssshhhh… “  Dara membuka lilitan handuk dikepalanya kemudian memukul mukul kepalanya sendiri sambil berlalu menuju kamarnya untuk membenarkan keadaan rambutnya yang acak acakan itu.

Jiyong hanya menatap Dara dengan heran. Apa salahku pikirnya.
Dara kembali dari kamarnya setelah menyelesaikan penataan rambut serta mengganti pakaiannya.
Dara menatap Jiyong yang sibuk dengan handphone nya, memberi tatapan aneh pada pria itu. Kapan si bodoh ini akan pergi pikirnya.
Dara kemudian berjalan menuju dapur dan melihat Bom sedang sibuk dengan kegiatannya. Bom memang sudah menganggap Dara adiknya sendiri jadi Bom pun tidak sungkan lagi melakukan apapun di apartemen milik Dara.

                “Apa yang sedang kau masak?”  Dara bertanya setelah dirinya duduk di kursi sambil mengunyah buah apel yang sebelumnya ia ambil dari kulkas.

                “Ramyun, aku membelinya tadi. Aku tau kau suka ramyun jadi aku mampir, eh ternyata ada orang lain disini.”  Jawab Bom sambil sesekali menatap kearah Jiyong berada dengan sinisnya.

Dara sedikit tersedak melihat wajah menakutkan sahabatnya itu.

Dia tidak mau pulang.”  Jawab Dara setengah berbisik.

                “Kalau begitu usir saja dia.”  Bom berkata dengan suara keras membuat Dara sontak menutup mulut bominator itu.

Sstt.. dia sudah baik padaku, tidak mungkin aku mengusirnya begitu saja Bommie.”

Jadi kau benar benar berteman dekat dengan orang itu? aaahhh… kepalaku.”  Bom memegangi kepalanya merasakan sakit yang dibuat-buat.

Kau belum tahu, dia itu orang baik, percaya padaku.”  Dara kini menjelaskan dengan mantap.

Kau tahu, jaman sekarang ini sulit menemukan orang baik Dara, kau baru mengenalnya dan… aah jangan bilang kau jatuh cinta padanya?”  Tanya Bom dengan nada mengintrogasi. Sementara Dara hanya bisa gelagapan.

                “Ti..tidak! kau bicara apa! selesaikan ramyun nya, aku lapar. Dan jangan lupa buatkan untuk Jiyong juga.” Dara kemudian berlalu meninggalkan Bom yang semakin menggerutu.

Oke aku seperti pembantu sekarang.’ pikir Bom.

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam, dan apartemen kecil Dara masih sibuk dengan tiga orang di dalamnya. Bominator Park Bom, si bodoh Kwon Jiyong, dan tentu dirinya sendiri.
Suasana seperti perang antara nenek sihir dan lelaki bodoh yang tidak mau kalah berbicara.
Dara hanya bisa diam melihat perkelahian dua orang itu.

                “Nuna, kau seperti nenek sihir. Apa salahku padamu?” Jiyong setengah berteriak pada Bom.

                “Salahmu, kau menggoda temanku. Lihat lah pria berandalan dan tidak sopan sepertimu beraninya menggoda Dara.”  Bom membalas Jiyong dengan berapi-api.

Ayolah nuna siapa yang menggodanya, dia yang tertarik padaku.” Balas Jiyong.

Apa?!” Dara yang tadi diam kini ikut bersuara.

Jiyong hanya membalas gadis itu dengan senyuman tipisnya. Dan kembali menatap bominator yang berapi-api.

Lihatlah dia Dara. Pewaris perusahaan besar mana yang berpenampilan seperti berandalan ini.” Bom mulai menunjuk-nunjuk Jiyong.

Nuna kau tidak mengerti fashion.”  Bela Jiyong

                “Aku tidak mengerti fashion dan aku tidak mengerti isi pikiranmu tuan Kwon. Awas saja kalau kau berani mempermainkan Dara, kau akan mati.”  Bom semakin menggerutu.

                “Sudahlah kalian, aku benar-benar pusing. Bisakah kalian pulang sekaraaaaang?” Dara bersuara lagi ditengah diamnya sedari tadi. Sepertinya ia sudah benar benar pusing dengan dua orang itu.

                “Baiklah aku pulang, hati hati Dara. Pastikan dia keluar dari sini.” Bom mengambil tasnya kemudian berjalan menuju pintu keluar meninggalkan Jiyong dan Dara.

Dara menghela napas panjang setelah Bom pergi, perang dunia telah berakhir pikirnya.
Sementara Jiyong merebahkan dirinya di sofa.

Cepat pulang!” Perintah Dara pada Jiyong

Sopirku sedang dijalan.” Jawab Jiyong tanpa menatap gadis itu.

Dara hanya bisa menghela napas lagi, pria ini benar benar mempermainkannya.
Dara beranjak dari kursinya dan berjalan menuju pintu yang kemudian membukanya.

Keluar sekarang atau kau tidak boleh kesini lagi!” Ucap Dara membuat Jiyong langsung berdiri dan menghampirinya.

Jiyong menatap Dara yang kini berdiri di ambang pintu sambil melipat kedua tangannya. Jiyong semakin mendekatkan dirinya pada Dara membuat Dara membeku ditempat dan balik menatap Jiyong heran.
Wajah mereka semakin dekat, membuat Dara tak bisa berkutik dan memejamkan kedua matanya.
Beberapa inchi lagi wajah Jiyong menempel pada Dara.

                “Sampai bertemu besok..” Dara membuka matanya saat ia merasakan napas Jiyong tepat diwajahnya.

Jiyong hanya tersenyum kecil kemudian, melangkah pergi meninggalkan gadis mungil yang masih mematung itu.
Dara mengedip ngedipkan matanya, berpikir apa yang ia pikirkan tadi.
Dara kemudian segera menutup pintu sambil menggelengkan kepala mengusir pikiran-pikiran anehnya.

….

Kwon Jiyong, mungkin benar-benar seseorang yang tak kenal yang namanya rumah. Ini sudah hampir jam satu malam sejak dirinya meninggalkan apartemen teman mungilnya, tapi dirinya masih enggan pergi dari tempat favoritnya dimana ia berada sekarang. Malam semakin larut, tapi di sana semakin ramai. Alunan musik bergema ditelinga para manusia manusia yang sedang berkerumun di tengah-tengah lantai dansa, mereka menyebutnya bersenang-senang. Bau alkohol sudah tidak asing lagi, wanita-wanita dan pria-pria yang tidak memiliki hubungan pun bisa saling bercumbu ditengah lampu kerlap-kerlip itu. Seperti biasa, Jiyong hanya duduk memperhatikan orang orang sekelilingnya, sekali kali para wanita itu datang dan menggodanya, tapi ia tak menggubris mereka, mungkin mereka terlalu murahan atau Jiyong sudah bosan.

  “Jiyong.” Sebuah suara wanita memanggil namanya seraya sebuah tangan melingkar di leher Jiyong.

                “Oh kau, aku baru melihatmu lagi kemana saja?” Sepertinya Jiyong sangat mengenal wanita yang kini duduk di samping nya.

Wanita itu mengenakan dress mini yang meng ekspose ke sexy an nya. Dia cantik, badannya tinggi dan langsing seperti model profesional. Dia juga seperti nya bukan wanita murahan.

Kau rindu padaku?” Tanya wanita itu seraya membelai pipi Jiyong.

Ya, lama kita tidak bertemu, kiko. kau sepertinya sangat sibuk.” Jiyong menuangkan lagi bir kedalam gelasnya.

Kiko tertawa kecil, kemudian meminum minumannya.

Aku ada pekerjaan di Jepang. Kau tahu kan profesiku?”

                “Tentu saja model cantik yang terkenal, mana mungkin aku tidak tahu. Jiyong tertawa sambil meletakkan tangan kirinya di pundak gadis itu.

Kiko tertawa kecil mendengar jawaban Jiyong, sepertinya gadis itu sedang tersipu sekarang. Tiba tiba Kiko mengecup pipi jiyong membuat Jiyong melihat aneh kearah gadis sexy itu.

                “I miss you.Ucap Kiko tepat berbisik di telinga Jiyong.

                “aku juga. Jawab Jiyong seraya tersenyum tipis pada Kiko.

                Bisakah kita bersenang-senang malam ini?” Tanya Kiko yang masih saja bersikap manja pada Jiyong.

                Jiyong hanya melihat pada kiko sambil meminum lagi bir di gelasnya. Jiyong sebenarnya sedang malas, atau mungkin lebih tepatnya bosan. Bosan dengan gadis gadis murahan itu. Kiko mungkin termasuk, yah sedikit murahan. Tapi itu karena Kiko sangat menyukai pewaris G-market tersebut, Kwon Jiyong. Entah apa yang membuat Jiyong menjadi seperti ini, dia mulai bosan bermain dengan gadis-gadis itu, karena ada seorang gadis yang menarik untuknya sekarang. Seperti anak kecil yang melihat mainan kemudian tertarik untuk dia miliki.

       “Bro!”  Yongbae datang menghampiri Jiyong dan Kiko seraya ber high-five dengan keduanya.

Jiyong hanya tersenyum pada Youngbae yang kini duduk di hadapan mereka.

       “Bukannya kau kemarin mencari Kiko?” Tanya Youngbae pada Jiyong membuat Kiko tersenyum-senyum.

       “Ya.” Jawab Jiyong sangat singkat.

       “Lalu? Dia sudah disini.” Ucap Youngbae sambil tersenyum ke arah Kiko.

Jiyong berdiri kemudian sedikit merapikan bajunya.

       “Aku duluan.” Jiyong berjalan menjauhi dua orang yang mungkin sedang kebingungan itu.

Seketika wajah Kiko pun berubah cemberut melihat sikap Jiyong yang mengacuhkannya. Sementara Youngbae hanya diam sambil berpikir ada apa dengan Jiyong yang biasanya sangat brutal tiba-tiba menjadi seperti bosan dengan wanita-wanita di sekelilingnya.

       “Ada apa dengan dia?” Kiko merengek.

       “Sudahlah mungkin dia sedang lelah. Kalau Seungri datang kemari akan kutanyakan padanya ada apa dengan Jiyong” Jawab Youngbae.

…..

Siang itu Dara masih berkutat di ruangannya, enggan keluar untuk makan siang atau pun menemui teman temannya. Malas, itulah yang sedang Dara rasakan sehingga dia hanya bisa terkulai di mejanya sambil membuat coretan-coretan di kertas yang kini sudah banyak berserakan di mejanya.

Temui aku di taman dekat G-market sore nanti.

Dara menghela napas panjang setelah membaca pesan dari sasaeng fans nya, maksudnya Jiyong. Haruskah dia menuruti perintah-perintah orang aneh ini lagi? padahal Bom sudah menyuruh Dara untuk menjauhi Jiyong demi keselamatan hidupnya tapi Dara seperti terseret oleh pesona seorang Kwon Jiyong.

Dara merapikan beberapa lembar kertas yang berserakan di mejanya, kertas-kertas yang berisi karya-karya absurd nya menggambar puluhan wajah Sasuke. Saat ia sedang malas keluar dari ruangannya untuk makan siang, inilah yang Dara lakukan, asik bermain dengan imajinasi nya.

Handphone Dara berbunyi lagi, kali ini bukan si orang bodoh yang mengiriminya pesan, melainkan Song Jongki. Song Jongki!

Dara bisakah kau temui aku sore nanti?

Isi pesan itu membuat Dara terlonjak, dunia ini bulat. Ya, sekarang Dara bingung apa yang harus dara lakukan. Menemui Jiyong, atau Jongki? Dara dengan cepat membalas pesan Jongki. Tanpa berfikir.

Apa itu urusan pekerjaan? jika tidak, maafkan aku. Aku ada urusan.

 

Dara menggenggam handphone nya saat itu bergetar lagi.

 

Tidak, ini bukan urusan pekerjaan. Baiklah, mungkin lain kali.

Dara membaca balasan dari Jongki dan kemudian meringis, kenapa dia memilih bertemu Jiyong. Padahal Jongki, Sonng Jongki mengajaknya bertemu.

       “Apa jongki akan mengajakku berkencan? ah itu tidak mungkin Dara, kau benar benar tidak realistis.” Dara memukul-mukul kepalanya seolah mencoba menghentikan pikiran tidak masuk akalnya.

Dara memutuskan untuk menemui Jiyong, mencoba bersikap adil karena Jiyong lah yang mengajak Dara terlebih dahulu. Dan siapa tahu Dara bisa balas dendam dan menjahili Jiyong.

Dara merebahkan kedua tangannya sambil menguap merasakan tubuhnya sebentar lagi oleng karena mengantuk. Diambilnya handphone yang tergeletak di meja sambil meringis melihat waktu sudah menunjukkan pukul empat sore. Dara menatap layar handphone nya. Jiyong tak mengirimkan Dara pesan lagi setelah tadi siang Dara hanya membalas dengan ‘iya’.

Dara perlahan bangkit, sebenarnya ia ingin pulang kerumah setelah ini, tapi dia telah mengatakan pada Jiyong untuk datang. Seberapapun menyebalkannya Jiyong, tapi Dara bukan orang yang suka mengingkari janji.

       “Dara ya~ “ Bom memanggil Dara yang baru saja akan masuk ke dalam mobil nya.

Sontak Dara menoleh dan menatap Bom dengan tatapan seolah bertanya ada apa.

Bom yang sudah berada di hadapan Dara pun berkata.

       “Aku mau menumpang mobilmu, ya?” Ucap Bom sambil menatap Dara dengan puppy eyes yang dibuat-buat.

        “Aku ada urusan, naik taksi saja sana.” Usir Dara sambil memasuki mobil dan langsung menutup pintu keras-keras membuat Bom hanya bisa mendecak kesal.

Mobil Dara pun melaju meninggalkan bominator yang siap mengamuk.

…..

Dara termenung meratapi kolam di hadapannya sambil sesekali melempar batu batu kecil kedalam sana. Satu jam lamanya ia terduduk disana menunggu seseorang yang menyuruhnya datang muncul dihadapannya. Sungguh wajah Dara kini setengah mengantuk dan setengah menahan marah.

       “Sudah ku duga kan, untuk apa aku datang. Pasti dia mengerjaiku lagi Kwon Jiyong awas kauu!!” Dara berteriak sambil meremas handphone ditangannya melihat tak ada balasan apapun dari Jiyong setelah dari satu jam yang lalu dara menelepon dan mengiriminya pesan.

Dara sudah cukup kesal dan mengantuk, ia pun bangkit dan memutuskan untuk pergi sampai seseorang menarik rambutnya.

       “Eeeh.. mau kemana kau?” Sebuah suara menyebalkan membuat rasa kesal Dara semakin bertambah.

       “Lepaskan aku.” Jawab Dara dengan tatapan tajam saat tangan Jiyong masih memegang erat rambutnya.

       “Kau mau kemana hah?” Tanya Jiyong setelah melepaskan pegangannya di rambut Dara.

Dara berbalik dan menatap Jiyong.

       “Kau pikir aku tidak kesal menunggu mu di sini? kau mengerjaiku lagi? kau tidak tahu aku ini lelah tuan Kwooooonnnn!” Dara  meringis, kali ini wajahnya serius membuat Jiyong menatap Dara tidak kalah serius.

       “Baiklah. ikut aku.” Ucap Jiyong yang langsung menarik Dara.

Jiyong menarik dan memegang tangan Dara dengan erat membuat Dara sedikit meringis. Tapi tenaganya tak cukup kuat, dia terlalu lelah untuk melawan atau berlari pergi.

Dengan pasrah Dara memasuki mobil Jiyong setelah Jiyong menyuruhnya diam dan duduk, Dara hanya bisa menurut.

       “Kita akan kemana?” Kali ini Dara bersuara.

       “Diamlah, dan tidur.” Ucap Jiyong.

       “Kau pikir aku bisa tidur? bagaimana kalau kau melakukan sesuatu padaku? atau kau akan menculikku kemudian menjualku dan lalu….”

       “Tutup mulutmu.” Dara diam setelah Jiyong meletakkan jari satu jari telunjuk nya di bibir gadis itu. “Memangnya wajahku wajah kriminal, cih.” Lanjut Jiyong.

Dara pun menurut. Dia kemudian diam dan hanya menatap keluar jendela sementara Jiyong sibuk mengemudi. Perlahan Dara tertidur mengingat memang dia sudah sangat lelah dan mengantuk.

Jiyong menatap gadis itu sesekali sambil memperhatikan jalan di depan nya, yang kemudian disusul oleh senyuman tipis yang terukir dibibir Jiyong.

Perjalanan tak memakan waktu cukup lama, hanya beberapa jam mobil Jiyong pun berhenti dan terparkir disuatu tempat.

Jiyong menghela napas dan menatap Dara yang masih tertidur lelap. Jiyong tak ingin membangunkannya, itu akan mengganggu Dara, dan yang paling parah Jiyong takut Dara akan mengamuk jika dibangunkan.

Perlahan Jiyong menatap Dara lebih dekat memperhatikan dengan serius wajah cantik gadis itu.

       “Cantik juga.” Tiba-tiba kata itu terlontar dari mulut Jiyong.

Jiyong semakin mendekatkan wajahnya pada Dara sampai dia bisa merasakan deru napas gadis itu di wajahnya. Dengan perlahan Jiyong mencium hidung Dara, mengecupnya dengan lembut. Sangat lembut.

….

Dara perlahan membuka matanya, ia masih berada di dalam mobil dengan kepala yang bersandar pada kaca mobil. Dara masih mencoba mengumpulkan kekuatannya untuk bangun dan melihat ke arah sekitar. Dara melihat Jiyong sudah tidak ada di sampingnya. Kemudian Dara menyadari bahwa hari sudah berubah gelap, ya sudah malam. Langit dan keadaan sekitar sudah berubah menjadi gelap tapi kemudian dara menyadari tempat dimana ia berada saat ia melihat cahaya lampu warna-warni berada di sekitarnya.

Perlahan Dara turun dari mobil tetapi pandangannya masih terpukau pada keindahan tempat itu.

       “Ini…. ” Dara menggantungkan kalimatnya dan kemudian berjalan mendekati ke arah kilauan lampu lampu yang menghiasi genangan air yang tenang.

       “Sungai Han..” Dara masih menatap takjub pada pemandangan indah yang dilihatnya sekarang.

       “Indah kan” Sebuah suara muncul dibelakangnya membuat Dara menoleh.

       “Ish. Kenapa kau tidak bilang akan membawaku kesini? jadi aku tak perlu marah marah cih.” Ucap Dara pada Jiyong yang kini mulai tertawa-tawa.

       “Memang kau tukang marah.” Jawab Jiyong mengacak-acak rambut Dara membuat Dara meringis.

Dara kembali melihat ke arah sungai yang sedang dihiasi lampu warna-warni itu, menghela napas panjang karena ia sangat merindukan tempat ini.

       “Tepos.” Jiyong yang kini berdiri disebelah Dara perlahan memanggil Dara dengan panggilan khususnya lagi.

       “Hm?” Jawab Dara yang masih menatap jauh kearah indahnya sungai.

       “Aku akan berbicara serius jadi dengarkan aku.” protes Jiyong.

       “Apa? kau mau bicara apa?” Sontak Dara menoleh dan menatap Jiyong serius.

       “Dengarkan aku, ini benar benar serius.” Jiyong mendekatkan wajahnya pada Dara membuat Dara sedikit mengalihkan pandangannya.

       “Oke, apa itu?” Tanya Dara.

       “Aku ini tampan.” Jawab Jiyong sambil tersenyum dan menunggu reaksi gadis di hadapannya.

sementara Dara hanya bisa memasang wajah malas nya dan mengalihkan tatapannya dari Jiyong.

       “Sudah kuduga itu yang akan kau katakan, harusnya aku tidak mendengarkanmu.”

Jiyong hanya tertawa melihat wajah kesal Dara.

       “Baiklah baiklah kali ini serius.” Ucap Jiyong bersikap serius lagi.

       “Tidak mau, pasti kau akan mengatakan sesuatu yang tidak penting lagi.”  Balas Dara benar benar tidak melihat sedikitpun ke arah Jiyong.

       “Ini benar, kali ini serius.” Jawab Jiyong

       “Tidak” Jawab Dara berjalan menjauh.

Jiyong pun dengan cepat mengikuti langkah Dara sambil terus merengek meminta Dara untuk mendengarkannya. Sementara Dara hanya menganggap suara rengekan Jiyong seperti nyamuk-nyamuk kecil yang mengganggunya tanpa sedikitpun menoleh ke arah Jiyong.

       “Ayolah dengarkan aku.” Rengek Jiyong.

Dara hanya terus berjalan sambil mengedarkan pandangannya ke arah sekitar melihat cantik nya Sungai Han di malam hari. Sementara Jiyong sudah mulai kesal mengikuti Dara yang tidak menggubrisnya.

Tiba-tiba Jiyong menarik tangan Dara dan sontak membuat Dara melotot pada Jiyong, tapi Jiyong tak menghiraukan itu. Sekarang kedua tangan Jiyong sudah berada di bahu Dara dan memegangnya dengan erat, Sementara Dara hanya menatap Jiyong dengan malas menunggu Jiyong mengatakan sesuatu yang dianggapnya tidak penting.

       “Sandara park, Jadilah pacarku”

Tbc~

huhuhuaaaa halo readers masih ada yang inget sama ff ini? 😦 maaf nih author baru apdet lagi huhu ada beberapa halangan soalnya(?) dari mulai ngurusin kontrak kuliah, terus ada beberapa part yang kehapus dan terpaksa author harus ngetik ulang. dan yang pasti penyakit malas ini selalu datang menghampiri T-T *plakk

oh iya kalo kalian mau ngasih kritik atau saran bisa atau ngasih inspirasi atau kasih semangat author mungkin(?) bisa mention ke twitter ya @agnia_R sungguh kritik dan saran kalian sangat author butuhkan :””))

sankyuuu~~

<<back next>>

41 thoughts on “FOOLISH LOVE [Chap.4]

Leave a comment