SECRET : Cuatro

secret

Author :: Sponge- Y
Main Cast :: Kwon Jiyong (26 th) | Park Sandara (26 th)
Support Cast :: Bae Soo Bin (27 th) | Seungri (23 th) | Lee Chaerin (22 th) | etc
Genre :: Sad | Romance

Bagi kemarin yang bertanya- tanya siapa itu dan bagaimana wajahnya Bae Soo Bin, akan saya jelaskan terlebih dulu, wkwkwk. Pernah nonton drama 49days atau Brilliant Legacy? Nah.. dia main di drama itu. Di Brilliant Legacy kayaknya dia jadi tokoh utama cowoknya (Kalau nggak salah, soalnya saya sendiri nggak nonton, hehehe) dan di 49 days dia jadi tokoh cowok yang jahat itu. Selain itu ada juga drama terbarunya dia, yaitu Secret ( hehehe, mian kalau judulnya sama dengan ff ini) dia juga memerankan tokoh jahat disitu. Ada yang belum nonton? Kalau belum, nonton gih, keren banget soalnya tuh drama 😀 . Kalau belum tau juga, cari aja di google, wkwkwk. Lalu kenapa saya memilih Bae Soo Bin sebagai orang ketiga? Saya juga nggak ngerti… kenapa tiba- tiba saya memilih dia.  Okelah, saya rasa cukup penjelasan tentang Bae Soo Bin nya. Dan untuk chap ini semoga tidak mengecewakan. Selamat membaca ^^

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Jiyong POV

“Hyung, ini data tentang perusahaan dibawah kepemimipninan King group.” Kata Seungri sambil menyerahkan beberapa lembar kertas kepadaku.

“Yang ini data mengenai yayasan kepedulian sosialnya. Ini daftar beberapa Universitas yang mahasiswanya diberi beasiswa dan yang ini daftar panti asuhannya.” Lanjutnya memberiku beberapa lembar kertas lagi.

“Lalu darimana Park Tae Soo mendapatkan uang untuk yayasannya?”

“Sepertinya dia mendapatkan sumbangan dari pemegang saham dan beberapa orang kaya yang ingin mendonasikan uangnya.”

“jadi dia tidak menggunakan uangnya sendiri?”

“ne. Bisa dibilang dia hanya sebagai penyalur saja.”

“Jadi begitu. Tapi darimana kamu mendapatkan semua ini?”

“Aigoo hyung,, sudah berapa lama kamu mengenalku? Pekerjaan seperti ini sangat mudah bagiku.”

“Cihh.. Tapi kamu memang bisa diandalkan, kekeke.”

“Tapi hyung, apa menurutmu ada yang tidak beres dengan perusahaan dan yayasan Park Tae Soo?”

“Mollayo. Kita harus menyelidikinya dulu.”

“Ne hyung. Arasso. Aku janji akan selalu membantumu.”

“Gomawo Seungri-ah. Ternyata kamu bisa bersikap manis juga.” Kataku dengan senyum menggoda.

“Ya hyung! Hentikan. Menjijikan sekali.”

 “ Kekeke. Baiklah kalau begitu aku mau siap- siap dulu. Aku harus menghadiri pesta ulang tahun perusahaan Park Tae Soo.”

“Jadi ada yang mau bertemu dengan calon mertuanya nih? .” Mwo? Apa dia bilang? Calon mertua? Sepertinya bocah ini memang cari mati.

“Mworago? Ya! Kamu mau mati?” Bentakku dan dia hanya menanggapinya dengan cengiran bodoh. Aigoo… bisa- bisanya aku hidup bersama bocah gila ini. Aku tidak mempedulikannya lagi dan langsung masuk ke kamar untuk mengganti baju. Malam ini aku akan menghadiri pesta ulang tahun perusahaan Park Tae Soo. Akhirnya setelah enam belas tahun aku akan bertemu lagi dengannya. Aku yakin dia tidak akan ingat siapa aku sebenarnya.

“Ya hyung! Ada apa dengan pakaianmu?” Tanya Seungri ketika aku keluar dari kamar.

“Wae?” tanyaku bingung.

“ Kamu seperti akan menghadiri acara konser saja. Lihatlah, celana hitam, kaos, dan jas kotak- kotak. Oke, tidak terlalu masalah, meskipun terlihat sedikit berlebihan. Tapi apa kamu yakin akan menggunakan kacamata hitam itu juga?”

“Ya! Ini bukan pesta biasa. Dan kamu tidak tahu apa arti fashionista sejati?”

“Mwo? Cih.. fashionista sejati apanya.”

“Aisht.. sudahlah jangan banyak komentar tentang penampilanku. Aku yakin Dara pasti akan menyukainya.”

“Mwo? Jadi kamu berdandan seperti ini hanya untuk Dara?”

“Mworago? A- anni. Bukan begitu. Aku hanya tidak ingin mempermalukannya dengan berpenampilan norak.”

“Okelah, terserah kamu saja hyung. Tapi hyung, bukankah disana banyak makanan enak?”

“Lalu kenapa?”

“Bawakan ne?”

“Ya! Apakah di otakmu hanya ada makanan saja? Kamu pikir aku kesana untuk mencari makanan?” bentakku.

“Aisht… aku hanya ingin makanan enak.”

“Cihh..kalau kamu ingin makan enak beli saja sendiri.”

“Dasar pelit.”

“Mwo?”

“Sudahlah cepat pergi hyung. Aku sudah muak melihatmu.” Apa aku tidak salah dengar? Berani- beraninya dia berbicara seperti itu kepadaku.

“Ya! Mworago?”

“Kekeke.” Lagi- lagi dia menanggapiku dengan cengiran bodoh. Aisht… sepertinya aku harus membawanya ke psikiater besok.

“Sudahlah aku pergi dulu.” Kataku lalu berjalan keluar.

—-

Aku sudah sampai di depan rumah Dara. Dia memintaku untuk menjemputnya dan pergi bersama ke gedung Naomi, tempat pesta itu berlangsung. Aku lalu turun dari mobil dan mengiriminya pesan bahwa aku sudah menunggunya. Dan tidak lama kemudian, kulihat dia keluar dari rumah. Dia memakai gaun yang kemarin dibelinya bersamaku. Rambut coklatnya dibiarkan tergerai dan dia memoles make up tipis di wajahnya. Terlihat sangat sempurna. Aigo.. apa aku sudah gila? Apa yang sedang aku pikirkan?

“Ya! Jiyong-ah. Apa aku terlihat sangat cantik hingga kamu memandangiku seperti itu?” tanyanya tiba- tiba. Mwo? kepedean sekali dia. Tapi benarkah apa yang dia katakan? Apa aku terlihat seperti orang yang sedang terpesona? Cihh.. mana mungkin aku terpesona pada yeoja bodoh seperti dia.

“Kekeke, apa aku begitu kelihatan? Kamu sangat cantik malam ini.” Kataku berbohong.

“Gumawo. Kajja kita berangkat. Appa akan marah jika kita terlambat.”

“Ne kajja.” Aku dan Dara lalu naik ke dalam mobil dan menuju ke gedung tempat pesta berlangsung. Sesampainya di depan gedung, kulihat sudah banyak mobil mewah yang terparkir disini. Sepertinya ini memang bukan pesta biasa. Pasti banyak orang penting yang akan menghadirinya.

“Wae Ji? Kajja kita turun.” Ajak Dara.

“Ne, kajja.” Aku dan Dara lalu turun dari mobil dan masuk ke dalam gedung. Dan disini sudah sangat ramai dengan banyak orang berdandanan necis. Ternyata aku tidak salah berdandan seperti ini. Untungnya aku tidak mempedulikan komentar Seungri tadi.

“Appa, Eomma.” Teriak Dara. Dia lalu menggandengku berjalan kearah seorang ahjussi dan ahjumma yang sedang berdiri tak jauh dari sini. Sepertinya itu adalah Park Tae Soo dan istrinya.

“Akhirnya kamu datang juga sayang.” Kata Park Tae Soo. Akhirnya aku bertemu lagi dengan orang ini. Dia masih sama seperti 16 tahun yang lalu. Apakah dia masih mengingatku?

“Omo! Inikah Jiyong yang sering kamu ceritakan itu?” Tanya Eommanya.

“Ne. Appa, Eomma perkenalkan ini Jiyong.”

“Annyeonghaseyo, Jiyong imnida.” Kataku sambil membungkukan badan.

“Ternyata ini yang namanya Jiyong. Seleramu benar- benar bagus Dara.” Kata Park Tae Soo. Benarkan dia tidak mengingatku? Dia sama bodohnya seperti Dara.

 “Dara, kenapa kamu diam saja? Cepat ambilkan Jiyong makanan dan minuman.” Kata Eommanya Dara.

“Ahh ne. Kamu tunggu disini ne? Aku ambilkan makanan dan minuman dulu.” Kata Dara kepadaku.

“Dimana kamu bekerja Jiyong?” Tanya Park Tae Soo.

“Aku bekerja di sebuah perusahaan asuransi paman.”

“Jadi begitu. Jika kamu sudah menikah dengan Dara nanti, kamu bisa mengambil alih salah satu perusahaanku.”

“Ahh… kamsahamnida paman.”

“Ini Ji.” Kata Dara yang baru saja datang sambil memberikan minuman.

“Silahkan diminum Jiyong. Tidak usah sungkan, anggaplah kita sebagai keluarga sendiri.” Kata Eommanya Dara. Cihh… keluarga sendiri?

“Ne, kamsahamnida tante.” Jawabku dan aku langsung meminum minumannya.

“Aigo.. jika dilihat- lihat kalian manis sekali, sangat serasi. Kapan kalian menikah? Eomma sudah tidak sabar untuk memiliki seorang cucu.”

Uhhuuukk. Aku terkejut mendengar perkataannya hingga aku tersedak minuman yang sedang kuminum tadi. Apa maksudnya menikah? Dan apalagi maksudnya cucu?

“Ji gwenchanayo?” Tanya Dara.“Ya! Eomma. Hati- hati jika berbicara. Kamu mengejutkannya.” Lanjutnya lagi.

“Omo! Jiyong-ah, gwenchanayo?” Tanya Eommanya Dara khawatir.

“Gwenchanayo, Mianhamnida paman, tante.” Kataku sambil tertawa canggung.

“Kamu itu lucu sekali Jiyong. Apa kamu belum siap untuk menikahi Dara?” Tanya Park Tae Soo.

“Anni.. bukan begitu paman. Hanya saja..”

“Jadi kamu sudah siap? Kalau begitu cepat tentukan tanggalnya.” Potong Eommanya Dara. Mwo? Tentukan tanggal? Dan menikah dengan yeoja bodoh ini? Yang benar saja.

“Eomma!” bentak Dara.

“Wae? Apa aku salah memintamu untuk cepat menikah? Aku hanya ingi cepat- cepat memiliki cucu.” Balas Eommanya tak mau kalah.

“Bukan begitu Eomma, hanya saja kami belum pernah membicarakannya. Iya kan Ji?” Kata Dara.

“Ne.”

“Sudahlah, urusan menikah biar mereka saja yang menentukan. Kita tinggal menunggunya saja, yeobo.” Kata Park Tae Soo.

“Arasso. “ Jawab Eomma Dara.

“Selamat Mr. Park. Semoga King group lebih baik ke depannya.” Kata seseorang yang tiba- tiba datang bersama seorang lagi disampingnya.

“Oppa?” gumam Dara.

“Omo! Mr Bae. Sudah berapa lama kita tidak bertemu? Siapa dia? Bukankah dia Bae Soo Bin?” Tanya Park Tae Soo.

“Ne. Dia Bae Soo Bin. Apakah ini Dara? Aigo.. dia tumbuh sebagai gadis yang cantik.” Kata orang tersebut.

“Kapan Soo Bin kembali dari Amerika? Kamu tidak pernah menghubungi kami lagi Soo Bin-ah.” Kata Eomma Dara.

“Mianhe, tante. Aku kembali beberapa bulan yang lalu.” Kata orang yang satunya lagi. Sepertinya dia yang namanya Bae Soo Bin.

“Dan kamu tidak berkunjung ke rumah kami? Aisht.. jinjja. Dara, kenapa kamu diam saja? Bukankah saat Soo Bin pergi ke Amerika kamu bahkan tidak mau makan beberapa hari?”

“Eomma! Aku sudah bertemu dengannya kemarin.” Jawab Dara. Kulihat mukanya mulai memerah karena malu. Sebenarnya siapa Soo Bin ini? Apa dia mantan pacarnya Dara? Aisht… siapa pun dia pasti tidak penting bagiku.

“Mwo? Kalian sudah pernah bertemu? Dimana? Dan kenapa kamu tidak menceritakannya pada Eomma Dara?” Tanya Eomma Dara.

“Kebetulan kami satu kantor tante. Saya juga bekerja sebagai jaksa di kantor kejaksaan Seoul.” Kali ini Soo Bin yang menjawabnya. Jadi mereka satu kantor?

“Jinjja? Pastinya kalian akan lebih sering bertemu.” Kata Eomma Dara.

“Eomma!” Bentak Dara sambil sedikit melirik ke arahku. Sepertinya dia takut jika aku cemburu. Cihh.. siapa dia? Aku tidak akan pernah cemburu padanya.

“Jadi begini Jiyong-ah, dia Mr Bae, teman dekat Appanya Dara. Dan ini anaknya, Bae Soo Bin. Dia teman kecilnya Dara. Kamu tidak perlu khawatir, mereka bahkan tidak pernah ada hubungan, hanya sebatas teman.” Kata Eomma Dara mencoba menjelaskan.

“Ahh.. saya mengerti tante.” Balasku sambil tersenyum.

“Omo! Apa dia pacarnya Dara?” Tanya Mr Bae.

“Ne. Namanya Jiyong.” Kali ini Park Tae Soo yang menjawabanya dan aku hanya membungkukan badan kea rah mereka.

“Jadi Dara sudah punya pacar. Kapan kalian akan menikah?” Tanya Mr Bae lagi. Ya! Lagi- lagi pertanyaan seperti itu.

“Kami belum memikirkannya paman.” Jawab Dara.

“Hehehe. Tapi kalian tampak serasi.”

“Benarkah paman? Ahh.. kamsahamnida.”

“Kalau begitu kalian lanjutin saja. Saya mau menemui tamu yang lainnya. Kajja yeobo.” Kata Park Tae Soo.

“Kami permisi dulu ne?” Kata Eomma Dara.

“Ne.”

“Saya juga permisi dulu mau menemui teman lama. Soo Bin-ah, kamu akan tetap disini?” Kata Mr Bae.

“Ne, Appa. Aku masih ingin berbicara dengan Dara.” Jawab Bae Soo Bin.

“Kalau begitu saya permisi dulu, Dara, Jiyong.”

“Ne paman.” Jawab kita serempak.

“Jadi sudah berapa lama kalian berpacaran?” Tanya Soo Bin tiba- tiba.

“ Baru satu bulan ini oppa.” Jawab Dara. Cihh.. dia memanggilnya oppa?

“Emm.. kalian tampak serasi.” Katanya sambil melirik ke arahku. Tapi kupikir ada perasaan tidak suka dia kepadaku. Memangnya kenapa? Apa dia juga menyukai Dara?

“Gumawo oppa.”

“Bagaimana kelanjutan kasusmu Dara?” tanyanya lagi.

“Mollayo. Aku sedang menyelidikinya. Aku baru bisa mewawancarai tersangkanya lusa.” Jawab Dara.

“Sepertinya itu kasus yang tidak mudah Dara. Kenapa mereka memberimu kasus pertama sesulit itu?”

“Gwenchanayo oppa. Aku akan berusaha menyelesaikannya dengan baik.” Aisht… aku benar- benar tidak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan. Aku merasa terabaikan disini.

“Ne. Semangat Dara.” Kata Bae Soo Bin. “Kalau begitu aku permisi dulu Dara. Sampai ketemu di kantor besok ne?” lanjutnya. Cihh… apakah dia ingin membuatku cemburu? Asal dia tahu saja aku tidak akan pernah cemburu sampai kapan pun.

“Mari Jiyong.” Katanya padaku.

“Ne.” Aku membalasnya dengan senyum yang kupaksakan.

“Ya! Jiyong- ah, tidak perlu khawatir. Kita hanya teman.” Kata Dara tiba- tiba. Mwo? Apa dia bilang? Khawatir?

“A-anniya. Tapi apakah kalian sedekat itu?”

“Dia temanku sejak kecil. Dan kami berpisah beberapa tahun yang lalu saat dia memutuskan untuk kuliah di Amerika. Aku hanya menganggapnya sebagai seorang kakak, tidak lebih.” Apa peduliku dia menganggapnya sebagai apa?

“Ne, aku mengerti chagiya.”

“Gumawo, apakah kamu mau makan lagi? Biar kuambilkan ne?”

“Anni. Tidak usah. Aku sudah kenyang.”

“Jinjja?”

“Ne. Tapi kapan acaranya akan selesai?”

“Mwo? Apa kamu sudah bosan berada disini?” Tanya Dara.

“Bukan begitu chagiya. Hanya saja aku tidak nyaman berada disini.” Kataku berbohong. Aisht.. tidak nyaman apanya, aku sangat tidak betah berada di sini. Apalagi terus- terusan melihat b*j*ng*n itu.

“Wae Ji? Tidak bisakah kita menunggu sampai acaranya selesai?” Tanyanya sambil memegang tanganku.

“Baiklah.” Jawabku pasrah. “Tapi Dara, apakah semua yang hadir disini orang- orang penting?” Lanjutku.

“Sepertinya begitu. Tapi hanya sedikit yang kukenal. Wae?”

“Ahh.. tidak apa- apa. Aku hanya penasaran. Daritadi aku melihat banyak orang yang berpakaian necis disini.”

“Emmm… Lihat itu. Setahuku dia salah satu pemegang saham di perusahaan Appa.” Katanya sambil menunjuk seseorang yang berdiri tak jauh dari sini.

“Lalu siapa orang yang daritadi bicara bersama Appamu itu?” Tanyaku.

“Ahh itu. Itu paman Kim Hae Won. Setahuku dia bukan pemegang saham di perusahaan Appa, tapi sepertinya dia sangat dekat dengan Appa.”

“Jadi begitu.”

“Memangnya kenapa Ji?”

“Anniya.. aku hanya ingin bertanya.”

“Cih.. “ cibirnya.

Akhirnya setelah beberapa jam aku disini acaranya berakhir juga. Benar- benar membosankan. Sebelum pulang aku harus mengantarkan Dara ke rumahnya dulu.

“Gumawo Ji. Selamat malam ne?” Katanya ketika kita sampai di depan rumahnya.

“Ne chagiya.” Balasku dengan senyum yang kubuat semanis mungkin.

“Oh ya Ji. Sepertinya aku juga akan pindah ke apartemen.”

“Mwo? Kamu akan pindah? Kemana?”

“Ne. Aku akan pindah di apartemen dekat kantor kejaksaan Seoul.”

“Wae? Kenapa tiba- tiba kamu pindah?”

“Tidak apa- apa. Aku hanya ingin lebih dekat dari kantor. Jadi kamu tidak perlu mengantar dan menjemputku lagi. Lagipula sepertinya aku akan sibuk akhir- akhir ini, jadi akan lebih mudah jika aku tinggal di dekat kantor.”

“Lalu bagaimana dengan orang tuamu? Mereka mengijinkannya?”

“Ne. Aigoo.. Jiyong-ah, jangan terlalu mengkhawatirkanku ne?” Mwo? Mengkhawatirkannya? Cih.. sejak kapan aku mengkhawatirkannya?

“Ne arasso chagi. Turunlah, ini sudah larut malam. Kamu harus cepat- cepat isitirahat.”

“Ne. Aku turun dulu. Selamat malam chagi.” Katanya lalu turun dari mobilku. Aku lalu memutar mobilku dan berjalan pulang. Tapi baru beberapa meter dari rumah Dara, aku melihat Park Tae Soo sedang bebicara dengan seseorang. Aku lalu menghentikan mobilku tak jauh dari mereka. Sedang apa mereka? Kenapa mereka berbicara di tempat sepi seperti ini? Bukankah ini dekat dengan rumahnya? Kenapa tidak sekalian saja berbicara di rumahnya? Aku mengamati lagi orang yang sedang bersama Park Tae Soo itu. Tapi sepertinya aku pernah melihatnya. Bukankah dia orang yang juga berbicara padanya di pesta tadi? Lalu apa yang sedang mereka lakukan disini?

“Hyung, aku sudah mendapatkan daftar pemegang saham perusahaan Park Tae Soo.” Kata Seungri ketika aku sudah sampai di apartemen.

“Benarkah?”

“ne. Lihat ini.” Katanya sambil menunjukkan laptopnya. “Dan beberapa di antara mereka menyumbangkan uangnya untuk yayasan kepedulian sosial milik Park Tae Soo.”

Aku menurutinya dan melihat daftar nama pemegang saham King Group. Dan ternyata memang tidak ada nama Kim Hae Won. Dara benar, dia bukan pemegang saham King Group. Lalu kenapa dia begitu dekat dengan Park Tae Soo? Dan entah kenapa aku merasa curiga. Aku harus menyelidikinya.

“Apa kamu tidak mendapatkan data dana yang disalurkan yayasan kepedulian sosialnya ke panti asuhan dan universitas itu?” tanyaku.

“Belum hyung. Kamu tau aku sudah berusaha mencarinya dari tadi.

“Sepertinya aku harus menyusup ke kantornya besok.” Kataku.

“Mwo? Untuk apa hyung?”

“Mencari informasi.” Jawabku cuek.

“Baiklah terserah kau saja hyung. Aku sudah bekerja keras hari ini. Aku lelah, jadi ijinkan aku tidur ne?”

“Cihh.. kerja keras apanya. Kalau mau tidur, tidur saja sana.”

“Ne. Aku tidur dulu.” Katanya dan langsung berjalan menuju ke kamarnya.

Seperti biasa aku menjemput dan mengantarkan Dara ke kantornya. Aisht… ini menjadi kegiatan rutinku sejak mengenal Dara. Menyebalkan. Untung saja sebentar lagi Dara akan pindah ke apartemen. Jadi aku tidak perlu menjemput dan mengantarkannya seperti ini lagi.

“Gomawo Ji. Tapi bisakah nanti siang kita makan bersama?” Katanya ketika kita sudah sampai di depan kantor kejaksaan.

“Mian Dara. Aku tidak bisa. Sepertinya juga aku tidak bisa mengantarkanmu pulang lagi. Aku akan sangat sibuk hari ini.”

“Jinjja? Aisht… akhir akhir ini kamu sangat sibuk.”

“Ya! Bukankah kamu juga sibuk akhir akhir ini?”

“Mwo? Tapi sesibuk apapun itu, aku pasti selalu ada waktu untukmu.” Jawabnya tak mau kalah.

“Ne ne arasso. Bagaimana kalau makan malam saja?”

“Jinjja? Ne. Aku mau.” Katanya dengan senyum lebar. Aisht… apakah dia akan mati jika tidak makan denganku?

“baiklah, kujemput nanti malam ne?”

“ne.”

“Tapi Dara, kapan kamu akan pindah ke apartemen barumu?”

“Mollayo. Sepertinya lusa. Kamu mau kan membantuku memindahkan barang- barangku?”

“Tentu saja. Bukankah lusa hari minggu?”

“Ne. Kalau begitu aku turun dulu Ji. Sampai jumpa nanti malam chagi.”

“Ne hati- hati.” Dia lalu turun dari mobilku dan berjalan memasuki kantor. Hari ini aku akan pergi ke kantornya Park Tae Soo. Aku harus mencari informasi untuk menghancurkannya. Aku lalu kembali ke apartemenku untuk menjemput Seungri. Dia bilang dia mau menemaniku.

“Ya hyung! Kamu lama sekali. Aku sudah menunggumu dari tadi.” Katanya setelah dia masuk ke dalam mobilku.

“Sudah kubilang aku mengantarkan Dara dulu.” Kataku sambil menjalankan mobil.

“Cihh.. hanya mengantarkannya saja lama sekali.”

“Wae? Apa kamu cemburu hah?”

“Ne. Aku cemburu padamu hyung. Aku juga ingin memiliki pacar secantik Dara noona.”

“Mworago? Ya!” Bentakku sambil menjitak kepalanya.

“Ya hyung! Appo! Wae? Kenapa kamu marah?”

“A- anniya. Hanya saja kamu tidak boleh menyukai Sandara. Apa kamu tidak ingat siapa Dara itu?” Aisht… menyebalkan. Kenapa aku jadi gugup begini.

“Kukira kamu menyukainya hyung.”

“Mwo?? Ya! Sekali lagi kamu bicara sembarangan akan kurobek mulutmu itu.” Aisht.. bocah ini benar- benar membuatku frustasi.

“Arasso arrasso.” Katanya sambil cemberut.

“Tapi hyung, bagaimana caranya nanti kamu masuk ke dalam kantornya Park Tae Soo?” lanjutnya.

“Mwo? Bukankah ada pintunya? Aku akan masuk melalui pintu.” Jawabku seenaknya.

“Aisht hyung, aku tidak sedang bercanda. Maksudku apa mereka tidak mencurigaimu?”

“Aku akan berpura- pura sebagai seseorang yang akan melamar pekerjaan.”

“mwo? Melamar pekerjaan? Dengan pakaian seperti ini?”

“Memangnya kenapa?”

“Ya hyung, mana ada orang melamar pekerjaan memakai pakaian seperti ini?”

“Aisht… sudahlah.  Aku akan melakukannya dengan baik.”

“Baiklah, terserah kamu saja hyung. Dasar keras kepala.”

Setelah beberapa menit akhirnya kita sampai di depan kantor Park Tae Soo. Ternyata kantornya cukup besar dan megah.

“Kamu tunggu disini, aku akan masuk.”

“Siap hyung.” Aku lalu turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam.Setelah sampai di dalam,  aku menuju ke bagian informasi.

“Permisi.” Kataku kepada seorang yeoja bagian informasi ini.

“Ne? Adakah yang bisa saya bantu?”

“Apakah saya bisa bertemu dengan Park Tae Soo sajangnim?”

“Maaf tapi apakah anda sudah membuat janji?”

“Belum. Apa dia berada di kantor?”

“Dia sedang keluar beberapa menit yang lalu. Jika ingin menemuinya, anda harus membuat janji lebih dulu. Tapi kalau boleh saya tahu ada urusan apa anda menemuinya?”

“Anni. Hanya ingin melamar pekerjaan. apa di kantor ini menerima pegawai baru?” Tanyaku. Tapi yeoja di depanku ini hanya menatapku dengan aneh. Wae? Apa benar kata Seungri? Apa baju yang kukenakan ini terlalu bagus untuk orang yang sedang mencari pekerjaan?

“Ahh.. jadi anda hanya ingin melamar pekerjaan? Kalau begitu anda tidak harus bertemu Park Tae Soo sajangnim. Tapi lowongan yang tersisa disini hanya cleaning service.” Katanya hati- hati. Mwo? Cleaning service?Apakah menurutnya tampangku ini cocok untuk menjadi cleaning service? Aisht.. tak apalah. Lagipula aku kan hanya berpura- pura mencari pekerjaan sekarang.

“Ohh.. tidak apa- apa. Aku mau.” Balasku.

“Jinjja? Apakah tidak apa- apa?” Tanyanya sedikit terkejut.

“Ne. Memangnya kenapa?”

“Anniya. Kalau begitu silahkan ke ruangan kepala bagian cleaning service. Ruangannya ada di lantai atas.”

“Ne, kamsahamnida.” Kataku sambil menundukan badan lalu berjalan menuju ke lift untuk naik ke lantai atas. Sesampainya di lantai atas, aku mencari dimana ruang kepala bagian cleaning service. Kulihat disini tidak begitu ramai, dan ini sangat menguntungkan. Aku terus berjalan mencari ruangan kepala bagian cleaning service. Ah tidak, maksudku ruangan Park Tae Soo. Saat ini ruangan kepala bagian cleaning service sudah tidak penting lagi. Lagipula bukan itu tujuan utamaku datang kesini. Aku menemukannya. Sepertinya itu adalah ruangannya Park Tae Soo. Aku melihat sekeliling apakah ada orang yang memperhatikanku atau tidak. Sepertinya tidak ada, dan mereka tidak mencurigaiku sama sekali. Selain disini tidak begitu ramai, kelihatannya mereka juga sedang sibuk dengan urusannya masing- masing. Aku melihat sekeliling lagi dan ternyata disini juga tidak ada cctv. Baik, ini benar- benar menguntungkan. Tanpa pikir panjang lagi aku segera masuk ke ruangannya Park Tae Soo. Aku mengamati ruangan yang cukup besar ini. Kira- kira dimana aku harus meletakkannya? Aku lalu berjalan menuju ke meja kerjanya dan meletakkan sesuatu di bawah mejanya. Sepertinya dia tidak akan tahu jika aku meletakkannya disini.

 

….. ser continuado …..

Nggak tahu kenapa akhir- akhir ini males ngelanjutin ff ini. Jadi kalau chapt ini tidak memuaskan maaf yaa, kekeke. Karena saya membuatnya dalam keadaan nggak mood 😀 .Mianhe juga kalau ff ini terlalu mirip sama city hunter dan princess prosecutor ,hoho. Soalnya sedikit banyak memang saya terinspirasi dari dua drakor itu, hehehe. Jadi jika banyak kesamaan di chap chap selanjutnya, maaf yaa. Tapi sebenarnya ada lagi drakor yang menginspirasi saya untuk bikin ff ini, yaitu two weeks dan I hear your voice. Ini juga dua drama keren menurut saya. Aigo, kenapa saya malah cerita tentang drama korea? Kekeke. Selalu tinggalkan komen ya chingu, gomawo ^^

Buat yang bingung mana bagian awal FF ini, silakan klik ‘Atras’ button dibawah ini.. mundur2 aja terus kebelakang, nanti pasti sampe bagian prolog.. XD
Maaf kalau bikin bingung, waktu itu saya lagi agak gaje dan akhirnya memutuskan untuk menggunakan bahasa Spanyol dalam penomoran dan kelengkapan chapter di FF ini… x___x mianhe~ _ _

<< Atrás Próximo >>

50 thoughts on “SECRET : Cuatro

  1. Jiyong udah masang aba2(?) Kalo dia udah mulai suka sama dara.. tp gmn dgn rencana balas dendamnya? Jiyong pasti bakal berdebat dgn dirinya sendiri ketika tau dia mulai jatuh hati sm dara-,- btw kantornya appa dara ini kamseupay ya, kok ga ada cctvnya sih *plak

  2. Ji ngomong ajalah yang kmu suka dara. omo apakah soo bin juga suka sma dara,kok pandangannya ke jiyong lain??? Panasaran.

    #Nextchap_fighting 🙂

  3. Jiyong udah mulai suka sama dara walau masih belum sadar,
    Jiyong juga udah mulai punya rasa cemburu walaupun tanpa sadar juga dan merutuki dirinya sendiri yang menyukai penampilan dara saat pesta ultah prusahaan ayahnya dara dan saat seungri mengatakan mau memiliki kekasih seperti dara,
    Semoga jiyong cepat menyadari perasaannya jadi jiyong gak perlu bales dendam melalui dara,seegaknya kalau mau balas dendam langsung aja ke ayahnya dara atau serahin semua ke polisi

Leave a comment