It’s War #8

war

Author : Cyscha
Main Cast : Sandara Park, Kwon Jiyong, Ahn Sohee
Support Cast : Park Bom, Lee Chaerin


Aku mengenakan gaun hijau terusan sedengkul dengan lengan sejari. Ku lirik jam tangan di pergelengan kiriku. Aku nyaris terlambat hadir keacara jamuan YG company tapi lebih baik terlambat daripada tidak datang sama sekali.

Aku memacu mobilku dengan kecepatan sedang karena kondisi jalan yang licin sehabis hujan, aku takut mobilku tergelincir mengingat aku tidak begitu bisa menyetir malam hari karena mataku minus. Ponselku bergetar. Sebuah pesan masuk. Aku meraih benda tersebut ternyata itu dari Jiyong.

From : +821456xxxx

Eoddiya? Cepatlah kemari. Apa kau lupa kau harus kejamuan YG company?

Aku mengetik dengan cepat hanya untuk memberitahunya aku masih dijalan. Sibrengsek itu kenapa selalu memaksaku berada dalam situasi yang tidak nyaman. Aku memarkir mobilku. Sebenarnya aku benar-benar tidak ingin berada disini jika bukan karena si Jiyong sialan itu.

Aku melangkah gontai masuk kedalam ruangan itu. Aku setengah terkejut didepan pintu. Yang benar saja ini bukan jamuan tapi party? Aku memandang sekeliling ruangan. Penerangannya sangat tidak bagus. Aku kesusahan mencari dimana si jiyong itu berada. Ditambah lagi dentuman music Dj yang memecahkan gendang telingaku.

Aku menarik oksigen sebanyak-banyak nya menyusuri setiap sudut ruangan ini. Ewh dimana letak jamuannya sih? Aku kira jamuan itu hanya sebuah acara dinner bukan party seperti ini. Aku meraih ponselku untuk menghubungi sibrengsek itu. Apa dia gila menyuruhku ketempat seperti ini. Ini seperti sebuah club. Dan aku tidak terbiasa dengan suasana club.

“Ya! Kau dimana? Apa kau menyuruhku menjadi gadis liar? Ini bukan acara dinner tapi party. Aku tidak bisa menemukanmu” Teriakku keras agar dia mampu mendengar suaraku diantara dentuman music.

“kau keatas sekarang. Acaranya diatas Bodoh! Dibawah itu memang club” Ketusnya kesal. Aku memutuskan sambungan telponku dan segera keatas.

Aku ternganga kaget saat tiba diatas. Jiyong berada disebuah meja bundar duduk bersama-sama dengan pria-pria eksekutif. Mereka mengenakan setelan-setelan mahal. Aku bersyukur mengenakan baju yang tepat. Karena penampilanku setidaknya sedikit lebih anggun dengan gaun hijau mini ini. Aku bergerak berjalan mendekati mereka. Dan sepertinya Jiyong menyadari kehadiranku.

“Annyeongseyo miane aku terlambat.” aku membungkukkan badan. Dan menatap mereka sekilas. Aku tidak melihat wanita disini. Keterlaluan! Apa maksudnya? Apa hanya aku wanita yang diajak.

“Duduklah” Seorang pelayan menarik kursi untukku. Aku duduk tepat disebelah Jiyong. Dia menatapku dengan seringai anehnya. Aku melihat disini hanya ada 5 orang termasuk aku. Dan hanya aku satu-satunya wanita. Aku tau mereka CEO perusahaan-perusahaan besar. Aku tidak pernah berpikir Jiyong melibatkan aku dalam jamuan ini. Ini sungguh terlihat sangat canggung.

“Oya, ini Sandara Park CEO J Tune camp, salah 1 anak perusahaan kami” Jiyong memperkenalkanku. Aku tersenyum kearah para Bigboss tersebut. Apa-apaan sih. Aku tidak seharusnya berada ditempat ini.

“Wah senang berkenalan denganmu nona Park, aku cukup lama mengetahui potensimu dan perusahaanmu tapi baru kali ini aku melihat langsung siapa dibalik kesuksesan J Tune, ternyata anda benar-benar masih sangat muda” Soo man ahjussi tersenyum kearahku, aku cukup mengenalnya dia CEO dari perusahaan besar SM.

“Terimakasih ahjussi.” Aku berusaha untuk sopan. Sesungguhnya aku sudah tidak nyaman berada diantara mereka.

“Dara-ssi, selamat bergabung. Kami perlu mengenalkanmu sebagai partner bisnis kami sekarang, terlebih lagi kau akan terus memegang kendali perusahaan bersama Jiyong” Aku melirik Hyun suk ahjussi. Dia adalah ayah Jiyong atau pemilik pertama YG sebelum diserahkan kepada Jiyong. Meskipun begitu beliau tetap ikut andil dalam memantau perkembangan perusahaan.

Aku hanya bisa memasang senyum semanis mungkin karena aku tidak tau harus melakukan apa. Aku hanya bisa mendengarkan pembicaraan mereka. Sesekali aku dan Jiyong saling lirik dan akan berakhir dengan lengosan saat mata kami bertemu.

Bolehkah aku pulang? Aku bosan pada topik pembicaraan mereka. Yaa aku lupa mereka pria-pria berumur. Sementara aku masih sangat muda untuk mengerti kemana arah pembicaraan mereka. Aku meraih gelas soju didepanku. Sungguh aku bosan. Jiyong tidak begitu memperhatikan raut wajahku yang sudah benar-benar kusut. Aku baru akan menenggak soju ditanganku saat pergelangan tanganku ditahan oleh Jiyong.

“Kau tidak ingin membuatku repot kan? Ingat kau membawa mobil dan aku tidak bisa menyetirkan mobilmu jika kau mabuk.” Dia menarik gelasku dan mengganti dengan jus jeruk. Aku hanya menurut ketika melihat tatapan matanya yang tak ingin dibantah.

“Dara-ssi, Apa kau akan bergabung diseminar itu?” Soo man ahjussi bertanya.

“Ah ne, aku akan menghadirinya bersama Jiyong” Jawabku sejujurnya. Tak lupa menyunggingkan senyum manis diakhir ucapanku. Hufftt.. Sibrengsek sengaja membawaku kedalam keadaan dimana aku tidak akn pernah merasa nyaman.

***

“Baiklah kita bisa bertemu lagi disana, sekarang kami harus pulang. Sudah sangat larut sekarang.” Soo man ahjussi bangkit dari duduknya bersama dengan CEO JYP. Mereka membungkukkan badannya dan berjalan keluar dengan diantar oleh Hyun suk ahjussi.

Sekarang aku tinggal berdua Jiyong. Aku melirik kearah jam yang sudah menunjukkan hampir pukul 12 malam. Oh tuhan aku butuh istirahat dan sekarang sebaiknya aku juga harus pulang.

“Ji, aku rasa aku juga harus pulang. Kau tidak mau aku terlambat besok kan?” Aku meliriknya. Dia tengah meminum sojunya dan seperti tidak mendengarkan perkataan itu.

“Ji.. Sebenarnya kenapa aku harus berada disini? Sedangkan jika aku tidak datangpun tidak akan berpengaruh pada apapun.” aku merasa benar-benar kesal karena menghabiskan malam dengan cara yang begitu membosankan. Dan pria disampingku ini seolah-olah menahan kepergianku.

***

Jiyong Pov

Aku kembali menenggak sojuku saat Dara masih mengomel karena jamuan membosankan ini. Sebenarnya dia tidak perlu Datang. Hanya saja kenapa aku begitu ingin mengundangnya bergabung. Dan sekarang aku puas melihat dia bosan dan mulai kesal. Aku bahkan sengaja mengacuhkannya saat dia mengomel.

“YA!” Dara memukul lenganku saat aku masih mendiamkannya.
“Bisakah kau jelaskan tentang ini? Kau sengaja mengerjaiku bukan?” Dia memberengut. Aku melirik jam ditangan kiriku. Dan ini sudah sangat malam. Aku rasa aku harus pulang.

“Kajja kita pulang.”Aku beranjak dari kursi. Mulut Dara terbuka lebar. Dia menatapku terkejut. Tapi akhirnya gadis itu bangkit, menyambar tas nya lalu melangkah menduluiku. Aku mengangkat bahu cuek dan mengikuti langkahnya.

“Aku tidak mengerti apa maksudmu! Tapi aku tidak suka kau membuang waktuku percuma untuk hal konyol ini.” Dara masih saja mengomel saat kami menuruni tangga. Aku hanya mendengarkannya.

“Aku pikir kau benar-benar mengajakku kesebuah acara formal kantor, tapi nyatanya? Aku sudah bertahan selama 2 jam untuk tidak mengomelimu. Kau benar-benar aneh dan Menyebalkan! Setiap kali kita bertemu kau selalu menyeretku kedalam sebuah masalah. Bisakah kau berhenti membuatku susah? Bertemu denganmu sebagai rekan bisnis saja aku sudah cukup stress dan aku tidak berharap lagi untuk terlibat dalam sebuah hubungan bersamamu diluar pekerjaan.” Dia berkata dengan cepat. Tangannya bergerak-gerak tak tentu arah mengikuti omelannya yang tak karuan.

“Emm boleh aku nebeng pulang?” tanyaku saat dia baru saja menghentikan omelannya.

“What???” Teriaknya membuat kupingku sakit. Suaranya melengking dan menyakitkan gendang telingaku. Aku menutup kupingku dengan kedua telapak tanganku.

“Kau?? Aigoo apa kau tidak tau aku sedang kesal. Harusnya kau mengatakan maaf dan merasa bersalah.” semburnya dengan wajah merah menahan kesal. Aku nyengir. Aku heran kenapa aku begitu suka melihatnya marah? Melihatnya kesal ketika aku menyusahkannya.

“Oke. Aku minta maaf, aku hanya ingin mengenalkanmu pada mereka.” jawabku untuk meredam kekesalannya. “jadi bolehkan aku Nebeng pulang?” Aku menatapnya dengan tampang memelas.

“Tidak!” dia menggelengkan kepalanya. “Dan jangan coba-coba merengek! Aku tidak akan terpengaruh.” serunya cepat sebelum aku mengeluarkan jurus rayuanku. Dara membuka pintu mobilnya tapi sebelum dia masuk aku menyingkirkannya dan bergegas masuk kedalam. Dara melongo menatapku yang sekarang berada dibalik kemudi mobilnya.

“Kwon Jiyong apa-apaan kau? Keluar dari mobilku sekarang.” Dia menatapku dengan marah. Tapi aku mengacuhkannya dan berkata “masuklah. Ini sudah sangat malam. Kita akan ketinggalan pesawat besok.”

“Tidak! Aku tidak mau pulang bersamamu. Sekarang keluar dari mobilku.” Serunya menyilangkan tangan didadanya,

“jika aku tidak mau Apa kau bisa menarikku keluar dari sini? Jadi aku pikir sebaiknya kau masuk sekarang.” aku mengerutkan kening melihatnya yang masih keras kepala. Dia benar-benar type orang yang tidak mau mengalah.

“Jiyong..” desisnya dingin. Aku menutup kaca mobilnya dan mulai menyalakan mesin mobil. Kulirik Dara dari balik kaca. Mukanya merah padam akibat menahan marah. Tanpa mengatakan apapun dia menghentak-hentakkan kakinya berjalan memutari mobil dan membuka pintu mobil disebelahku.

“Aku harap hanya ada 1 orang macam kau di dunia ini.” Desisnya sinis dan duduk dikursi penumpang. Dia menarik pintu mobil hingga terdengar suara berdebum. Dara memasang sabuk pengamannya, aku memperhatikan gerakannya dia sangat menarik kurasa.

“Aku hanya ingin kita bisa bekerjasama dengan baik.”aku melajukan mobil dengan pelan.

“Apa aku kurang baik? Aku bahkan sangat menghormatimu sebagai partner kerjaku.” desisnya tanpa melirik kearahku.

“Bukan itu maksudku. Bisakah kita berteman? Aku hanya ingin semuanya berjalan baik, bukan hanya perusahaan kita. Tapi kita juga.” Kataku akhirnya. Tujuanku ya memang mengajaknya berteman. Kami seperti kucing dan anjing sejak pertama bertemu.

Tbc…

<<back next>>

51 thoughts on “It’s War #8

Leave a comment