A Summer With Superman – Chapter 2

Story by : Bludoki / Twitter account

Link : AsianfanficsDaragon-Hideout

Indo Trans : F-Lienmhelyndz , ssintokki

CHAPTER 2

Festival telah tiba;aku sedikit senang dan bersemangat, karena ini berarti aku akan bersama Seunghyun. Tapi di dalam lubuk hatiku,aku merasa kesepian, untuk pertama kalinya,aku tidak bersama sahabatku.
Aku senang bersama Seunghyun; dia sangat berbeda dengan Jiyong dengan sikapnya yang membuatku nyaman dan dia selalu memberikan lelucon lelucon. Aku senang dengan itu semua tapi aku rindu dengan keseriusan Jiyong. Aku rindu menariknya keliling ke beberapa stan dan membuatnya bermain dan memenangkan semua hadiah untukku. Namun dengan Seunghyun, aku tidak perlu memintanya memenangkan sesuatu karena dia tahu apa yang aku inginkan.
Dan Tuhan mengetahui pikiranku,aku melihat Jiyong disalah satu stan di tempat ini. Aku hampir lupa dengan keberadaan Seunghyun dan bergegas lari ke sahabatku, tetapi ketika aku melihatnya dengan seseorang, terutama  seseorang itu adalah gadis yang sama yang aku lihat bersamanya beberapa hari lalu, sesuatu seakan lenyap dari hatiku. Untuk beberapa saat aku hanya melihat mereka bersenang senang, ehm, selain gadis itu, dia masih tetap pria dingin yang kukenal.
Tapi saat aku melihat senyum yang terlukis di bibirnya sama seperti saat aku melihat mereka waktu itu, timbul rasa sakit di dalam dadaku dan aku menyadarinya alasannya; itu karena dia tersenyum bukan kepadaku.
Aku hanya berdiri di tempat. Terpaku dengan apa yang ada dihadapanku; melihat Superman dengan Lois Lanenya. Mereka sangat serasi sama seperti yang orang lain katakan; tapi mengapa aku merasa tidak senang melihatnya? Dengan kata lain,timbul perasaan yang tak jelas di dalam diriku .

Seandainya aku cukup melihat mereka beberapa saat,seandainya aku cukup melihat mereka dari kejauhan; akupun terkaget saat Jiyong mengalihkan pandangannya kepadaku; dan dia perlahan tersenyum kepadaku.
Dia melihatku dengan ekpresi yang tidak bisa aku baca, but still, aku hanya berdiri di tempatku berada. Aku melihat mereka berjalan ke arahku, tapi tatapan Jiyong selalu kearahku. Suasana festifal yang ramai, kerumunan orang berkurang satu per satu sehingga aku bisa melihatnya menatapku dengan tatapan kosong. Saat itu aku merasa jantungku berdetak dengan cepat, aku dapat mendengar debaran jantungku yang sangat kencang dan seakan terlepas dari tulang rusukku. Apa yang terjadi padaku? Aku bertanya pada diriku sendiri; yang aku dengar hanya debaran jantungku yang kencang seakan berusaha keluar dari dalam dadaku.
Lalu aku merasakan sebuah dorongan untuk lari lagi. Bodoh, kenapa aku harus lari?
Dan mereka mulai mendekat; aku dapat merasakan jantungku berdebar lebih kencang, tapi aku pikir itu hanya karena aku terlalu semangat untuk bertemu temanku,dan itu tidak menghilangkan rasa sakit yang tadi aku rasakan. Pandangannya,sangat berbeda dari biasanya. Seakan pandangannya dapat membuat sebuah lubang di wajahku. Mengapa dia menatapku seperti itu?
Dan saat aku pikir aku akan meninggal karena serangan jantung; saat aku pikir tulang rusukku akan patah karena debaran yang terlalu kencang di dalam dadaku,aku merasa sesuatu mendarat di pundakku.membuatku melupakan rasa sakitku; dan akupun mengalihkan pandanganku dari Jiyong.
Aku menoleh ke arah pundakku dan melihat sebuah tangan berada diatasnya, tapi yang membuatku kaget dan menyadari bahwa itu bukan hanya tangan tapi sebuah lengan yang memelukku pundakku dan itu adalah Choi Seunghyun.
aku melihat ke arah seunghyun. Masih sedikit linglung dengan apa yang terjadi. Aku melihat sseunghyun tersenyum kepada orang-orang yang lewat di sekeliling. Aku merasakan tangannya semakin erat di pundakku dan membawaku semakin di dekatnya. Aku masih linglung dan bingung jadi aku hanya diam dan memalingkan pandanganku ke arah jiyong.
jiyong masih memandang ke arahku. Aku mendengar seunghyun berbicara tapi aku sama sekali tidak dapat mendengar dengan jelas kata-katanya, jiyong kemudian memalingkan wajahnya dariku dan mulai berbicara dengan seunghyun, aku tidak tau mereka mengenal satu sama lain?tapi mengesampingkan rasa penasaranku, aku tak dapat menghentikan diriku untuk melihat teman baikku berbicara dengan namja yang sedang bersamaku. Sampai aku menyadari sesuatu.
jiyong benar-benar telah tumbuh besar, benar, dia masih memiliki mata kecil yang berbinar, hidungnya yang mancung dan bibir tipisnya, tapi itu semua tampak berbeda dengan sebelumnya, aku tidak pernah tau jiyong bisa tumbuh setampan ini.

aku tiba-tiba merasakan kekeringan di tenggorokanku. Aku menelan air liurku saat aku terus melanjutkan mengagumi ketampanan teman baikku itu. Setelah beberapa saat tatapanku beralih ke bibirnya, melihat dia berbicara. Aku tidak dapat mengalihkan tatapanku dari bibirnya, aku pikir aku tidak ingin mengalihkan pandanganku ke arah lain.

”dara..”
apa yang terjadi denganku?? Ini terasa aneh. Terasa seperti aku ingin melakukan ini sepanjang malam, terasa seperti aku ingin melihat dia selamanya. Kenapa?? Dia hanya jiyong, teman baikku.

“dara..”

aku terbangun dari lamunanku saat mendengar seunghyun memanggilku. Aku dengan cepat mengalihkan tatapanku dari jiyong ke arah seunghyun.

“apa kau baik-baik saja?” tanyanya.
dan itu jelas suaranya terdengar khawatir. Aku akhirnya menyadari kalau dia telah memeluk pundakku untuk beberapa saat. Wajahku memerah, dengan itu aku membebaskan diriku dari pelukannya dan menundukkan wajah memerahku.

”ya, aku baik-baik saja”
aku mengangkat wajahku dan merapikan rambutku ke belakang telingaku seraya menggigit bibirku  dan melihat mereka bertiga menatapku dengan khawatir. Aku melihat seunghyun tertawa kecil, aku hanya dapat membalasnya dengan tersenyum juga. Aku baru saja akan menatap ke arah jiyong lagi tapi gadis yang bersama jiyong mengalihkan perhatianku.

“kau pasti sandara??”

dia mengulurkan tangannya kepadaku dengan senyum lebar. Aku melihat ke arah tangannya, lalu melihat ke arah jiyong yang masih menatapku dengan ekspresi yang tidak bisa dibaca.

aku cemberut ke arahnya, bagaimana mungkin jiyong tidak memberitahuku tentang yeoja itu??

Aku menatap yeoja itu, dia cantik, dan tentu saja terlihat ‘baik’ . tidak heran jiyong menyukainya. Tapi tentu saja berpikir tentang itu membuatku kembali kesal.
Aku menganggukkan kepalaku lalu bersalaman dengannya. Aku tau aku berakting kekanak-kanakkan lagi , tapi aku tidak peduli karena aku merasa kesal karena jiyong tidak memberitahuku tentang yeoja itu. Dia bahkan mengundang yeoja itu ke festival~!

”aku mendengar banyak hal tentangmu dari jiyong. Ngomong-ngomong aku Song Ji hyo, senang bertemu denganmu”

Dan mereka bahkan berbicara tentangku. Aku mengira-ngira apa yang jiyong katakana tentangku padanya. Mungkin tentang bagaimana mengganggunya aku, atau bagaimana jiyong berharap tak pernah bertemu orang kekanak-kanakkan seperti aku.

aku menyadari ketiga dari mereka mengenal satu sama lain. Aku hanya terus cemberut dan sedikit menyayangkan diriku karena menjadi orang terakhir yang tau. Apa yang aku sibukka akhir-akhir ini sampai aku tidak menyadari mereka berteman?

Sisa malam itu terasa seperti siksaan untukku, rasa sakit didadaku semakin menggangguku. Seunghyun dan aku berada di belakang jiyong dan ji hyo. Meskipun aku mendengarkan cerita seunghyun tapi aku tak dapat menghentikkan diriku untuk melihat teman baikku lagi. Aku terbiasa menatap punggungnya, tapi sekarang dengan fakta aku melihat punggungnya dan dia bersama dengan yeoja lain itu semakin menambah rasa sakit aneh di dalam diriku.

Jiyong bahkan tampak tidak berbicara denganku, bukannya aku tak terbiasa dengan itu. Tapi setidaknya jiyong seharusnya memberitahuku alasan kenapa dia bersama jihye. Dan kenapa dia malah repot-repot mengingatkanku tentang festival kemarin?? Jika di tempat pertama jiyong berencana untuk datang bersama ‘Lois Lane’ nya??

Aku mengeluarkan gerutuan kecil saat kami berhenti di pinggi sungai, menunggu kembang api. Sepatu hakku mulai terasa membunuhku, kenapa aku harus memakai hak seperti ini di tempat pertama??

“apa kah kau yakin baik-baik saja sandara??”

seunghyun bertanya padaku lagi, aku dengan cepat memaksakan senyum di bibirku dan berkata aku baik-baik saja. Membuat seunghyun khawatir tentang sakit di kakiku adalah hal terakhir yang ku ingin lakukan malam ini.

tak lama kemudian putaran pertama kembang api mewarnai langit malam, air di sungai han merefleksikan cahaya kembang api. Semua orang di festival mengagumi keindahan itu, termasuk aku. Ini adalah hal yang paling aku sukai di musim panas, melihat melihat dengan bebas pertunjukan kemban api bersama sahabatku. Meskipun sekarang bukan jiyong yang menemaniku melihatnya seperti biasa.

aku akhirnya sekali lagi mendapati diriku memandang ke arahnya lagi. Dan saat pandanganku terpaku ke arahnya aku mendapati diriku tersenyum karena itu. Rasanya seperti memandangi jiyong adalah hal yang lebih baik dibandingkan dengan melihat kembang api mewarnai langit. Hanya karena untuk melihatnya aku melupakan keindahan kembang api yang biasanya tak pernah ku lewatkan. Aku terus menatap ke arahnya sepanjang alam meskipun tak sedikitpun jiyong menoleh ke arahku. Dan aku merasakan getaran aneh di dadaku sekali lagi. Mataku membelalak saat merasakan kehangatan merasuki perasaanku, tapi aku hanya tetap terdiam, tidak bergerak dengan pandangan ke arahnya, aku pasti terlihat seperti orang bodoh karena terus mengagumi ketampanan sahabatku.
aku masih di dalam ‘duniaku’ terdiam, sampai festival berakhir aku tidak mengucapkan kalimat sedikitpun. ‘penyakit musim panas’ ini benar-benar mengganggu pikiranku. Aku merasa benar-benar aneh.
seunghyun dan jihyo megucapkan kalimat perpisahan mereka, karena  rumah mereka memiliki arah yang berlawanan denganku dan jiyong. Dan ketika aku menyadarinya ternyata ini sudah sangat malam. Mereka segera berpamitan dan meninggalkanku dan jiyong terdiam.

aku tidak tau kapan ini dimulai tapi aku tidak pernah membayangkan diriku menjadi secanggung ini dengan sahabatku, hingga aku bahkan tak bisa menatap ke arahnya sekarang setelah pertunjukan kembang api berakhi. Apa yang telah merasukiku??

”apa yang kau pikirkan sampai mengenakan sepatu hak tinggi seperti itu??”
aku akhirnya mendengar suaranya setelah keheningan yang cukup lama. Aku akhirnya menatap ke arahnya da melihat kekhawatiran di wajahnya. Aku tersentak linglung untuk sesaat. Hak tinggi?? Dan sebelum aku dapat bertanya apa yang jiyong bicarakan, mataku membelalak kaget saat aku merasakan tangannya memeluk pinggangku dan sebelum aku menyadarinya aku telah diangkat olehnya. Dengan itu aku refleks melingkarkan tanganku untuk memeluk lehernya dan hanya dapat melihat sisi wajahnya dengan jiyong yang mulai berjalan menggendongku entah kemana.

jiyong meletakkanku untuk duduk. Aku hanya terduduk siam, masih bingung dengan apa yang dia lakukan tadi. Aku melihat jiyong berlutut di hadapanku dan mengambil salah satu kakiku. Dan saat itulah aku tersadar dari pikiranku.

”apa… apa yang kau lakukan??”

aku mencoba untuk menghentikannya hanya untuk mendengar diriku meringsi saat dia melepaskan sepatuku.

aku hanya dapat menatapnya saat dia menggelengkan kepalanya. Dia terlalu focus melihat bengkak di kakiku dan mulai memijatnya perlahan. Aku menggigit bibir bawahku dan mataku terasa bergetar saat aku memandangnya.

”temanku bilang aku harus mulai mengenakan sepatu ber hak karena aku terlihat pendek”

aku mendesah, tak memikirkan tentang kata-kataku, dan hanya dibalas dengan keheningan oleh jiyong. Aku mendengar dia tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya lalu mengambil kakiku yang satu lagi. Aku merasakan bibirku bergetar sekali lagi , dan saat itulah aku menyadari aku hampir menangis saat memandangi jiyong.
“tapi di sisi lain tidak terlalu bagus untuk seorang gadis terlihat sangat tinggi. Jadi berhentilah mengenakan hak tinggi seperti ini”
pandanganku mulai terlihat kabur, sampai aku merasakan air mata jatuh di pipiku dan tanganku dengan cepat menghapusnya.

jiyong menyadari itu dan dengan cepat menatap ke arahku. Tangannya menggenggam tanganku menjauhkannya dari mataku dan disanalah aku melihat lagi kekhawatiran di wajahnya.
“kenapa kau menangis??apakah kau merasakan sakit lagi??”

dia bertanya dengan khawatir, tapi aku terus menangis tanpa tau alasan dibalik air mataku. Ini hanya terasa sangat menyakitkan, rasa sesak di dadaku dan aku hanya ingin menangis untuk meredamnya.

“dara-ah, apa yang salah??”

suara lembutnya terdengar di telingaku. Dia memegang tanganku dan mengusap pipiku dengan punggung tangan satunya. Aku melihat ke arahnya, melihat kerutan di dahinya dari mataku yang sedikit buram. Bibirku tidak berhenti bergetar begitupun pundakku, akibat dari terlalu lama menangis.

”kakiku sakit…”

ucapku diantara tangisku. Dan dengan itu aku melihat wajahnya perlahan berubah tenang. Dan senyum kecil muncul di bibirnya.

aku seperti pembohong. Aku tidak tau sejak kapan aku mulai belajar untuk berbohong kepadanya tapi aku berhasil berbohong kali ini.

aku menyadari, aku menangis bukan karena kakiku sakit. Aku bahkan tidak merasakan rasa sakit itu sama sekali karena aku terlalu terpengaruhi dengan perasaan dan getaran menyakitkan dihatiku.

Aku menangis karena aku merindukan suaranya. Aku rindu berbicara dengannya. Aku merindukan dia yang selalu memberitahuku apa yang harus dan tidak harus ku lakukan, aku merindukan dia yang kesal karena tingkah ke kanak-kanakanku. Aku merindukannya meskipun kami baru saja bertemu tadi pagi.

Aku tau ini adalah kesalahanku karena memulai ‘keheningan’ di antara kita saat kita bersama,keheningan yang hanya aku yang tau.  Dan itu mungkin merupakan hal yang paling konyol untuk di jadikan alasan. Tapi aku tidak peduli, yang jelas saat ini aku hanya terlalu merindukan.
aku menutup mataku dan terus menangis. Dan setelah beberapa saat tiba-tiba aku tersentak. Mataku membelalak dan air mataku dengan cepat berhenti saat aku merasakan sesuatu yang basah dan lembut di dahiku.

”sekarang jangan menangis lagi gadis kecil..”

aku mendengarnya berbisik dan membelai kepalaku dengan tangannya. Aku membeku di kursiku saat dia menghapus air mata dari pipiku kemudian setelah itu dia melanjutkan untuk memijat kakiku. Mataku berkedip berkali-kali, mencoba untuk memahami apa yang baru saja terjadi. Dia menciumku.

Jiyong menciumku??

semua di pikiranku buyar. Rasa sakit yang tadi menggangguku semuanya lenyap. Hanya dari ciuman sederhana di dahiku, semua perasaan yang ada di dadaku sontak menghangat dan bergetar.
Dan selain dari ciuman yang dia berikan, kata-kata tadi yang dia ucapkan… adalah kata-kata yang sama yang dia ucapkan saat kami pertama bertemu, menambah alasan kenapa semua perasaan di dadaku kini bersemangat. Dia masih sama, masih ‘superman ompong’ yang aku tau.

Sebelum tanganku dapat menyentuh dahiku yang sepertinya telah terkena beberapa mantra sihir yang berhasil menghentikan air mataku, dia menghentikan tanagnku. Menggenggam tanganku dengannya. Aku menatap ke arahnya dan melihatnya tersenyum lebar ke arahku. Senyum ‘superman ompong’ yang pernah di berikannya dulu.

“ayo kita pulang”

dia berbalik dan memberikan pundaknya ke arahku lalu berjongkok dihadapanku. Dia menarik kedua tanganku dan melingkarkannya di sekeliling lehernya dan perlahan membawaku ke pundaknya.
“apa yang kau lakukan??”

aku bertanya dengannya meskipun sepertinya aku tau apa yang akan dia lakukan.

“aku tidak membawa sepedaku”

dengan itu dia memberikan sepatuku kembali dan membiarkan tanganku memeluk lehernya dengan erat. Tanpa sepatah katapun dia mengangkatku ke punggungnya. Aku mendengarnya mengerang sebelum dia berdiri.

aku tersentak ketika dia memantulkanku sedikit di punggungnya, aku dengan cepat mengeratkan peganganku dan meletakkan kepalaku di pundak pundaknya beristirahat.

Dia menoleh kesamping, aku melihatnya tersenyum kecil ke arahku kemudian mulai berjalan.

keheningan menyelimuti kamu. Aku menyurukkan kepalaku di pundaknya seraya menutup mataku dan tersenyum karena sedikit canggung karena dia menggendongku di usiaku yang seperti ini. Dan aku tersenyum karena aku tidak dapat merasakan apapun selain kebahagiaan yang sama seperti saat kita masih kecil. Superman datang membantu saya lagi..

**

“Apakah Kau baik-baik saja sekarang?” Tanya jiyong memecah kesunyian dengan berbisik, Aku tidak tahu sudah berapa lama berada dipunggungnya, aku ingin sekali waktu untuk berhenti, atau berharap rumah kami masih jauh, karena aku tidak pernah merasa sebaik ini sebelumnya.

Aku mengangguk, tidak ingin membuka mataku, aku menghirup aroma tubuhnya, aromanya sama dengan rumput yang baru dipotong, bau manis dari bunga-bunga mekar, bau buah dari yang terbawa angin, bau barbeque … luar biasa, Jiyong berbau musim panas.

“Apakah kau marah padaku?”

Aku membuka mataku begitu aku mendengar kata-katanya

“Akhir-akhir ini kau jadi pendiam, Apakah karena aku memarahimu karena rokmu, atau karena hanya kau yang dihukum ketika kita datang terlambat?”

Mataku melebar mendengar kata-katanya. Baru kali ini aku mendengar kata-kata terpanjang yang keluar dari mulutnya. Jiyong melihat kebisuanku.

Aku tersenyum di bahunya sebelum aku menarik diriku sedikit untuk melihat sekilas sisi wajahnya. Semua kemarahan yang jiyong arahkan kepadaku, bagiku sudah biasa.

“Tidak. Itu karena kau menyembunyikan sesuatu dariku. ”

Aku cemberut karena teringat tentang Ji Hyo, mengingat betapa dekatnya mereka satu sama lain tanpa aku sadari telah terjadi sesuatu tentang mereka.

“Hmmm?”

“Kau … dan Ji Hyo … Apakah kalian …”
Aku mendengar Jiyong tertawa kecil sebelum ia menoleh kesamping dan mengintip ke arahku.
“Apa maksudmu?”

Alisku berkerut dan butuh beberapa waktu aku untuk bertanya lagi kepadanya.

“Apakah Ji Hyo pacarmu?”

Jiyong tiba-tiba berhenti, sehinggai sedikit  mengejutkanku.Setelah beberapa saat ia tertawa kecil dan ia melanjutkan kembali jalannya.

“Dari mana kau mendengar kabar itu?” tanya jiyong sambil tertawa kecil. Aku cemberut dan memutar mataku.

“Gadis-gadis di kelasku semua berbicara tentang kalian berdua.”

“ Kau percaya begitu saja dengan apa yang kau dengar bukan?
Pertama tentang peri, lalu rok, lalu tumit dan sekarang ini? Apa lagi yang mereka katakan? ”

Mataku melebar, aku benar-benar tersinggung mendengar kata-katanya.Aku akan menggigit bahunya untuk membalas dendam namun ku urungkan niatku ketika ia melanjutkan pembicaraannya.

“Selama bukan aku yag mengatakannya … jangan percaya dengan apapun yang kau dengar .. arasso?”

“Kadang-kadang kau terlalu percaya diri.”  Ucapku dan dia hanya tertawa kepadaku.

“Jadi … itu tidak benar …?”

Aku tidak dapat mencegah rasa ingin tahuku sehingga membuatku ingin bertanya lagi.

“Apakah kau cemburu makanya kau bertanya kepadaku?”

Cemburu? Mungkin aku…

Jika setiap kali aku melihat mereka bersama hatiku sakit, jika aku hanya ingin dia melihatku saja, jika aku hanya ingin dia berbicara padaku saja, jika aku ingin dia tersenyum kepadaku saja, jika aku hanya ingin dia menjadi supermen bagiku. Aku mungkin egois, dan aku mungkin cemburu.

Aku hanya diam, aku mendesah dan menundukkan kepalaku kembali di bahunya .Mengapa dia tidak langsung menjawabnya?Mengapa dia perlu membuatku merasa buruk.karena berfikir bagaimana aku cemburu jika mereka bersama-sama membuat hatiku ingin beristirahat.
“Dia hanya teman …”

Tapi meskipun Jiyong mengatakan mereka hanya teman kepadaku, hatiku tetap saja merasa sedih. Mungkin apa yang jiyong katakan sebenarnya bukanlah hal yang sebenarnya yang inginku dengar. Tapi aku sendiri juga tidak tahu apa yang ingin aku dengar dari dia sehingga dapat membuat hatiku damai, apa yang saya ingin mendengar hanya untuk membuat diri saya dalam damai.

“Tapi Jiyong, Aku tidak ingin melihatmu dengan wanita lain.” Kata-kata ini terus berulang dipikiranku. Hanya menuruti keegoisanku aku saja sudah cukup untuk menemanimu. Aku mengeratkan pelukanku di lehernya. aku tidak peduli apakah dia akan sulit bernapas. aku hanya ingin merasakan kehadirannya disampingku. Aku ingin setidaknya jiyong merasakan bahwa aku akan selalu membutuhkannya. Saya tidak ingin membiarkannya pergi

“Berhenti mengkhawatirkan hal-hal kecil Dara-ah …”

Aku mendengar jiyong bergumam sambil melihat ke belakang.

“Jangan pernah tinggalkan aku Jiyong”

Aku menutup mataku lagi, aku masih tidak percaya kata-kata itu keluar dari mulutku, aku menghirup aromanya membuatku memikirkan aroma musim panas. Keheningan kembali menyelimuti kami.
Ketika aku membuka mataku, aku menemukan diriku sudah berada dikamar tidurku yang nyaman, dan melihat bahwa hari telah pagi. Sama seperti dulu, aku selalu tertidur dipunggungnya.

**

TBC …

Ps: Chapter 3 uda selesai di translateee, soo kalo mau cepet-cepet dipost comment harus banyak yahh ^^

minimal 15 comment, langsung dipost juga saat itu juga keke :p

36 thoughts on “A Summer With Superman – Chapter 2

  1. widih mommy cemburu tuuuhh
    kekeke~
    kasian tabi, sini mending ngobrol ama akuu #plakk
    *dijitak bommie* u,u

    aish, ngakak kalo bayangin daddy jd “supermen ompong” XD
    tapi tapi
    romantisnyaaa daddy, really sweet
    daddy so cool XD
    gak suka banyak omong, langsung bertindak aaahhh pantesan mommy makin cinta kekeke~
    ayodong daddy-mommy cepet2 buat dedek buat aku
    #somPlakk *gak nyambung* .__.

    Oke, abaikan komen dr reader somplak yg kagak mutu ini
    maksud hati cuma buat genep2in komen biar translatornya cepet2 post yg chapt 3 kekeke~
    wassalam… .__.v

    • wkwkwk biarr translator updett kan emang kudu banyak comment huahahaha XD
      kalooo ga dicomment ga lanjut kekke :p
      huaaa dadyy biar kata superman bergigi ompong tapi tetep ajah ganteng di mata mommyy~
      si mommy kan matanya agak2 sliwerr LOL huahahaha XD
      astagaa dedekk LOL

      • translatornya kagak mau rugi wkakakak XD
        wah parah mommy aku dibilang sliwer *lapor daddy*
        biar daddy ompong dan mommy rada sliwer, yg penting cinta mereka sempurna, dan menghasilkan anak nan unyu sepertiku kekeke~
        iya eon, aku kesepian, mau punya dedek. Bantuin bujuk mommy ku, eon, padahal daddy nya udah semangat tuh u,u
        kekeke~

      • puhahahaha XD iya dnk :p kan capek transl;ate 😛 hahaha~
        sini sini kalo mommy ga mw bkin anak ama daddy ,, mami yg ini mau kok XD
        #jderr #dibantai appler~

  2. unnieeee !!! cepet lanjuttt !!!!
    ahh 😦
    ihh.. daddy capek ga yah ?! klo capek.. aku gendong daddy sma mommy #hegh
    ahh.. Daddy… jawab yang sebenarnya dooonnkkk !!!!!

  3. ihh ! daddy sma kayak aku .. ompong #ngaku.com
    daddy sehati sama anknya ! hehe.. mommy !!
    mommy hebat bangetz yahh ?! sehari bertelur 10 #eh?
    ank2nya jadi banyak !
    ^ atas !

    dadddyyyy.. mau digendong juga donk ! beratku sma kayak mami ! #beratansiapayahh?
    ahh ! mommy ga ngiler tuh ?!

  4. dara cemburu
    jiyong kenapa ngajak jihyo ???
    ini song jihyo running man bukan ???
    atau song jihyo yang lain ???
    soalnya aku cuma tau jihyo running man

Leave a comment