Just Love Me [Oneshoot]

justloveme By : Jiidee125

Cast :  Sandara Park

            Kwon Jiyong

            Park Bom

            Choi Seunghyun

            Hello, applers!! Ini FF pertamaku lho, terinspirasi dari sebuah komik milik temanku. Tapi aku lupa judulnya apa? Jadi aku membuatnya mirip, tapi dengan versiku sendiri. Maaf jika ada yang salah,,. Jangan lupa komentarnya ya!! Siapa yang tahu judulnya, tolong ingetin aku ya,,. Gomawo

©|^,~|©

———————————–

©|Dara|©

Bel pulang yang disertai riuh suara murid baru saja menggelegar. Aku mengemasi buku, dan melihat aku melihat sebuah surat berwarna pink di bawah bukuku. ‘Sejak kapan ada ini?’ pikirku. Aku lekas membuka surat itu dan melihat tulisan rapi dengan pena berwarna merah. Huh, bahkan tulisan itu lebih rapi dari tulisanku.

Kutunggu di lapangan bola

Tidak ada namanya. Bagaimana aku akan percaya?

“Dara, kajja, kita pulang!” ajak Bom, sahabatku.

“Ne, tapi bisakah kau temani aku ke lapangan bola dulu? Ada yang minta ditemui di sana” pintaku.

“Mwo? Kau punya penggemar Dara?” kaget Bom.

“Anio, dia hanya minta bertemu”

“>.<“>.<“>.<“>.<“>.<”

“Noona, saranghae” ucap seorang namja yang bahkan tidak ku tahu namanya.

“Yhe? Aku bahkan tidak mengenalmu!” ujarku tidak percaya.

“Aku Jiyong, Kwon Jiyong, juniormu”“Kau tak perlu menjawab sekarang, aku akan menunggu” jelasnya dan membalikkan badannya.

“Eottoke? Bagaimana bisa kau mencintai orang yang bahkan tidak mengenalmu?” tanyaku.

“Kau telah menolongku saat itu. Saat ada 3 orang namja yang menjahiliku”

“Aku tidak ingat” jawabku polos.

“Sejak saat itu aku mulai mencari tahu segala tentangmu dan aku semakin mencintaimu” sahut Jiyong dengan senyum manis. Sebenarnya dia adalah namja keren, manis, dan aku yakin setiap yeoja pasti mudah sekali untuk jatuh cinta padanya. Tapi apa ia yakin mencintaiku? Aku tertunduk. Benarkah? Secepat itukah cinta muncul? Hanya karena membantunya? Akh, cinta memang gila.

“Yak! Kau kenapa?” Tanya Bom membuyarkan lamunanku saat aku berjalan ke arahnya. “Kau belum menceritakan kepadaku, bagaimana pertemuanmu dengan orang itu?” Tanya Bom. Benar, aku menyuruhnya untuk hanya menungguku di tempat yang agak jauh, sehingga ia tidak dapat mendengar pembicaraan kami.

Aku hanya tersenyum, tak tahu harus mulai dari mana. “Dia bilang, dia mencintaiku” kataku mulai menceritakan yang membuat Bom langsung kaget.

“>.<“>.<“>.<“>.<“>.<”

Semenjak itu entah mengapa aku selalu ingin tampil lebih cantik. Setiap hari aku selalu berdandan, sekurang-kurangnya saat ke sekolah.

“Wah, kau sepertinya kau mulai mengangkat derajat penampilanmu” goda Bom saat mendapati perubahanku. Tentu saja ini sesuatu yang ‘wah’, karena aku, seorang yeoja yang selalu berprinsip ‘terserah, yang penting nyaman’.

“Kyaaaaaaa!!!!! Seunghyun oppaaaaa!!!!!” teriak sebagian yeoja yang menonton pertandingan, termasuk aku. Jujur, aku dan Bom sangat menyukai Seunghyun oppa. Dia adalah kapten tim sepak bola di sekolah kami, sudah jelas dia sangat hebat bermain. Dia benar-benar tipe setiap yeoja. Wajah tampan tapi imutnya, karismanya, tubuh idealnya, tatapannya, bahkan suara berat berwibawanya meluluhkan hati para yeoja.

“Kwon Jiyong,, fighting,,, saranghae!!!!” teriak sebagian yeoja lain. Jiyong?

“Dara, bukankah itu namja yang menyatakan perasaanmu minggu lalu?” tanya Bom. Segera kututup mulutnya dengan tanganku sebelum yeoja lain mendengar.

“Ssssht, aku juga baru melihatnya” jujur, ini pertama kali aku menonton bola, itu pun karena diajak Bom. Kalau soal Seunghyun, Bom yang menunjukkan padaku.

Kami kembali memperhatikan pertandingan, tapi aku tidak serius lagi. Aku hanya menatap kosong ke arah lapangan kembali memikirkan kejadian sekaligus jawaban untuk pertanyaan Jiyong kemarin. Apakah aku harus memberinya kesempatan?

“Kyaaaaa!!! Dia melambai ke arah sini!!!!” teriak yeoja di sebelahku yang membuat telingaku sakit.

Segera kualihkan pandangan ke arah lapangan untuk melihat siapa yang membuat yeoja bersuara lengking ini berteriak. Ku dapati Jiyong melambai-lambai ke arah sini, menurutku tepatnya ke arahku. Benar dugaanku, dia melambai padaku. Aku tahu itu saat Jiyong mengatakan sesuatu yang tidak dapat kudengar, tapi jelas dari mulutnya berkata “saranghae, noona”. Ah, wajahku panas!!

“Dara, waeyo? Wajahmu merah!” seru Bom. Aigoo, bagaimana ini?

“>.<“>.<“>.<“>.<“>.<”

©|Jiyong|©

“Haaah, capek sekaliiii” keluh Seunghyun hyung.

“Tapi kita mendapat hasil yang baik, bukan?” jawabku.

“Ne, kau benar”

Kami sekarang sedang berada di ruang ganti. Benar-benar melelahkan mengejar mengoper-oper 1 bola. Tapi semuanya terbalas dengan kemenangan yang kami peroleh dengan hasil 3-0. Semua ini berkat Seunghyun hyung, Yongbae, dan aku sendiri. Tapi aku tidak ada bandingannya dengan Seunghyun hyung. Dia benar-benar hebat. Tidak heran jika dia banyak dipuja-puja yeoja, termasuk Dara noona. Tapi melihatnya datang saja sudah membuatku merasa senang. Apalagi mengingat wajah merahnya saat aku menyatakan cintaku lagi.

“Hei, kenapa kau senyum-senyum seperti itu? Menakutkan, kau tahu?” Tanya Seunghyun Hyung. Aku bahkan tidak sadar senyum. Pasti karena memikirkannya tadi. “Hei, kau ingat tidak, yeoja berbaju pink tadi? Yang kau lambaikan tadi. Dia manis, ya? Kau menyukainya, ya?” tentu saja aku mengenalnya.

“Dara. Tapi dia menyukaimu” jawabku. Ada sedikit nada kecewa dalam jawabanku.

“Kalau begitu dia untukku”

“Tidak!” bantahku.

“Kau ini bagaimana, tadi kau sepertinya sudah putus asa”

“Dia memang menyukaimu, tapi aku lebih mencintainya. Ingat, cinta lebih kuat dari rasa suka” tegasku.

“Baiklah, maka temannya untukku. Dia tidak kalah cantik dengan Daramu itu”

“>.<“>.<“>.<“>.<“>.<”

Sudah 7 kali aku berkeliling mencari Dara noona, tapi tidak juga ku temukan. Mungkin dia benar-benar telah pulang. Dia belum ingin menjawabnya. Baiklah, masih ada hari esok, Ji. Dan sekarang waktunya untuk pulang. Benar-benar sudah sepi. Semua orang sudah pulang dari tadi. Ku lirik jam tangan hitamku. Jam lima, dan matahari masih saja menyengat. Tiba-tiba mataku menangkap sesosok bayangan yeoja. “Dara?” tanyaku.

“>.<“>.<“>.<“>.<“>.<”

©|Dara|©

Sudah jam lima, apakah dia sudah pulang? Mataku terus saja berkeliling liar mencari sosok namja itu. Kenapa sekarang aku ingin melihatnya? Apakah aku mulai menyukainya? Apakah aku sudah bisa menjawabnya? Aigoo,, secepat inikah Dara?? Pastikan perasaanmu dulu!!

“Hei, kau kenapa? Tadi seperti mencari sesuatu, sekarang memukul-mukul kepala seperti orang bodoh” ujar Bom saat baru keluar dari toilet. Bom ikut menoleh-noleh mencari sesuatu. “Kau mencari Jiyong?”

“Lupakan. Kau kenapa lama sekali?” tanyaku mengikutinya yang mulai berjalan menjauh.

“Ah, biasa, urusan wanita. Sedikit polesan di wajah” sahutnya. Aku hanya mengangguk mengerti. Tak seharusnya aku menanyakan yang sudah dapat kuduga dengan tepat. Bom, sahabatku ini adalah seorang yeoja manis yang tidak bisa keluar rumah tanpa make up.

Meskipun sudah jam lima tapi matahari masih terik. Aku melindungi mataku dari sinar matahari, dan saat itu aku melihatnya. Namja yang dari tadi kucari entah untuk apa. Dia di sana bersama seorang yeoja. Di gerbang sekolah. Dan yeoja itu seperti memberikan sesuatu seperti kado. Aku melihat mereka berbicara dan sedikit tertawa. Sakit. Aku sedikit kecewa. Tidak, aku kecewa. Apa Jiyong sudah melupakanku? Sudahlah Dara, kau tidak boleh egois. Itu uga salahmu. Dan kulihat Jiyong melambai pada yeoja itu. Dia pergi.

“>.<“>.<“>.<“>.<“>.<”

Aku sedang mendapat tugas, bukan, tapi dimintai tolong oleh suster di sekolahku untuk menjaga UKS untuk sebentar. Kebetulan sudah jam pulang, dan seperti biasa, setiap hari Rabu aku terpaksa menunggu Bom untuk pulang bersama. Sekarang dan besok Bom ada kegiatan ekstrakurikuler menyanyi, sedangkan aku besok dan lusa ada ekstrakurikuler musik, jadi lusa Bom harus menungguku.

Tiba-tiba seseorang berkacamata masuk ke dalam ruangan. Aku segera menyambutnya, dan betapa kagetnya aku saat melihatnya berdiri dipintu dengan luka gores di pipinya. Wajahnya tetap tampan meskipun sebuah kacamata berbingkai hitam kini terpampang di sana. Sejak kapan ia memakai kacamata?

“Eh, ehm,  masuklah, akan ku obati lukamu” ucapku berusaha tidak gugup.

Aku memang bisa mengobati luka karena sering melihat suster. Aku berlutut di depan Jiyong. Aku mulai melepas kacamatanya untuk memudahkanku mengobati luka Jiyong. Mata kami langsung bertemu dan membuat kami terdiam beberapa saat. Mata coklat itu benar-benar menghipnotis. Akhirnya aku bisa melepaskan pandanganku dari matanya, tapi ia tetap menatapku dengan lekat. Aku mencoba untuk tidak menghiraukan tatapannya. Mulai kubersihkan lukanya dengan alcohol, kulitnya putih, lembut, dan bersih, benar-benar terawat.

“Kau semakin cantik” ucapnya memecah kecanggungan.

“Gomawo”“Apakah pertanyaan itu sudah tidak berlaku?” tanyaku kemudian. Ternyata aku berani juga. Setelah melihatnya mempunyai banyak fangirl, aku masih berani menanyakan hal ini padanya?

“Cintaku tidak memiliki tanggal expire” jawabnya yang membuatku sedikit tertawa. Aku tidak melanjutkan aksi gilaku dan mulai memasang sebuah plester di lukanya. “Aku tidak berharap banyak, tapi aku akan tetap manunggu hingga kau mencintaiku. Hanya mencintaiku”

Aku tetap diam sambil berpikir. “Nado saranghae, Ji” putusku. Akhirnya aku mengatakannya, aku mencintaimu. Jiyong segera memelukku denga erat.

“Tapi, apakah aku boleh memilikimu?” Tanya Jiyong. Dan aku hanya mengangguk sambil tersenyum manis. Ya.

“>.<“>.<“>.<“>.<“>.<”

                “Dara, tebak apa yang baru saja terjadi!!” teriak Bom saat aku baru keluar dari ruangan music. Aku baru saja menyelesaikan ekstrakurikuler musikku yang meembuat Bom harus menunggu.

“Apa? Seunghyun oppa menyatakan perasaannya padamu?” Tanyaku tidak semangat.

“Bagaimana kau bisa tahu? Apa kau sudah tahu sebelumnya?” Tanya Bom sedikit kecewa, namun segera hilang karena keceriaannya.

“Kajja, kita turun. Seunghyun oppa dan Jiyong sudah menunggu di bawah” ajak Bom langsung menarikku dengan semangat.

~The End~

Gimana ceritanya? Gaje ya?? Mianhae TT-TT ,,. Tapi tetap komen ya,. Gomawo!!

©|^,~|©

 

21 thoughts on “Just Love Me [Oneshoot]

Leave a comment