NOT OVER #2

not over

Author : Hanny G>Dragon

~~~

“Ji waegurae?” tanya Top hyung saat menangkapku melamun di meja kerjaku. Sekertaris yang sudah ku anggap keluargaku sendiri.

“Anni hyung. Mungkin aku lapar, kekeke” ucap ku dengan menggaruk kepalaku yang tak gatal. Mian hyung, aku berbohong.

“Ah kau ini. Jangan menyembunyikan sesuatu. Kau tak bisa membohongiku, Ji. ini pasti soal perjodohan itu, tentang Dara?” terka Top hyung membuat ku mati telak.

“Emm. Begitulah” ucapku menyerah.

“Ji, jika kau mencintainya kau perjuangkan. Tapi jika kau merasa lelah dengan perjuanganmu saat ini, berhentilah” ucap Top hyung yang tahu sekali perjuanganku mendapatkan hati Dara. berbagai penolakan yang Dara berikan sudah sangat biasa bagiku dan bagi Top hyung. Jadi dia memang sudah tahu banyak tentangku.

“Shirro. Aku akan berusaha meyakinkannya hyung” ucapku yakin. Dan lawan bicaraku hanya menatap dan memberi anggukan kecil seraya setuju dengan ucapanku. Drrrttt, Drrrttt. Getaran handphone ku mengalihkan pembicaraan kami, ku angkat sambungan telfon itu yang ternyata dari aboenim.

“Ne aboenim? Mwo? Jigeum? Ah arraseo. Aku akan kesana sekarang” ucapku lalu memutuskan sambungan telfon.

“Hyung aku pergi dulu. Bisa handle untuk hari ini?” tanyaku sambil merapihkan tas.

“Emm, apapun untuk kebahagianmu Ji” ucap Top hyung, aah dia memang yang terbaik.

“Gumawo hyung. Aku akan mengirimi Bom nuna coklat yang banyak. Pasti anak yang ada di perutnya akan senang. Aku pergi dulu hyung” ucapku lalu bergegas meninggalkan Top hyung yang memandang punggungku menjauh.

            Setelah melajukan mobil sport keluaran terbaruku, aku kini sudah berada di kediaman Park. Di mana di hadapanku sudah ada umma dan aboenim Park sedangkan di sampingku emm sosok yang ku cintai, Dara.

“Ji, kau tahu tentang teman dekat Dara?” tanya Aboenim suaranya bertanya padaku sehaus mungkin namun aku tahu bahwa ia sedang menahan amarahnya.

“Emm, itu-“ aku terbata, bagaimana ini. Aku belum membicarakannya dengan Dara soal kekasihnya.

“Appa, geumanhae!!! Apa kau menyuruh seseorang untuk memata-mataiku. Itu keterlaluan appa!!!” pekik Dara pada ayahnya.

“Ya!!!” bentak aboenim yang sudah tak bisa mengendalikan amarahnya. Ah aku harus melakukan sesuatu.

“Aboenim, mianhae sepertinya ini hanya salah faham. Emm itu bukan kekasih Dara, ia teman ku, Lee Donghae. Ia pun berteman baik dengan Dara, kami saling mengenal. Dan Dara pun sebelumnya sudah memberi tahuku bahwa ia akan bertemu Donghae kemarin dan aku mengizinkannya. Ya aku fikir karena mereka berteman dan aku pun berteman dengannya itu bukan masalah. Aku yakin Dara akan menjaga hatinya aboenim” jelasku yang penuh kebohongan. Bisa ku pastikan Dara yang sedang memicingkan matanya dari sudut manik indahnya itu.

“Benarkah seperti itu Ji? kau tidak sedang menutupi kesalahan nya kan?” tanya aboenim lagi masih belum percaya dengan ucapan “kebohongan”ku.

“ne aboenim, kejadiannya memang seperti itu” ucapku lagi meyakinkan.

“Sudahlah yeobo, mereka bisa selesaikan masalah mereka sendiri. kita harus percayakan ini semua pada mereka. Kita jangan terlalu mencampuri” ucap lembut umma seraya membelai lembut dada bidang suaminya yang masih penuh amarah.

“Memang saja, appa tak pernah mendengarkanku. Aku benci” ucap Dara lalu meninggalkan kami di ruang tengah. Ia pun menghasilkan bunyi dari bantingan pintu kamarnya.

**

“Hei man. Apa lagi sekarang? Hemm?” tanya Top hyung yang sudah bisa menduga wajah murungku. Aku tak bisa fokus bekerja saat ini.

“Molla hyung” jawabku malas masih memandang kearah hamparan kota Seol yang terlihat kecil dari gedung pencakar langit milikku.

“Heol, kau seperti mayat hidup. Ji bicaralah padanya, yakinkan dia untuk memberimu kesempatan membuatnya mencintaimu” nasehat Top hyung berhasil membuatku menatap wajahnya.

“Kau benar hyung. Gumawo” ucap ku lalu bergegas pergi, lagi-lagi Top hyung menghandle semua pekerjaanku. Mianhae hyung.

“Dara kau di mana? Bisa kita bertemu? Apa harus ku jemput?” tanyaku pada sambungan telfon.

“Oh baiklah” ucapku final lalu menutup telfon. Lagi-lagi penolakan, tapi bersyukur dia masih mau menemuiku walau ia menolak aku jemput. Aku pun menunggunya di cafe biasa kita bertemu, satu caremellate sudah ada di meja. 30 menit berlalu, dan ia baru menampakkan dirinya.

“Apa di jalan macet?” tanyaku khawatir ia susah payah menuju cafe.

“kau menyindirku karena aku telat, begitu?” ucapnya, aaah mengapa harus salah tanggap. Aku menutup mataku sebentar, menahan gejolak di hatiku. Sabar, aku harus bersabar.

“Anniya, emm minumlah aku sudah pesankan kesukaanmu” ucapku dan iapun meminum caramellattenya.

“Tentang kemarin, aku tidak akan berterimakasih padamu. jika saja kau tidak membual, dan aku mengatakan bahwa benar Lee Donghae adalah kekasihku. Mungkin sekarang aku tak usah bertemu lagi denganmu” ucap Dara, kata-katanaya membelah jantungku menjadi dua. Perih.

“Aku tidak mengharapkan itu, Dara. aku hanya tidak ingin aboenim marah padamu, hanya ingin melindungimu” ucapku selembut mungkin menatap wajahnya dengan kasih sayang yang ku punya.

“Terserahlah. Aku sudah muak dengan ini. Kau menyerah saja. aku hanya mencintai Lee Donghae” ucap Dara lagi, kini hatiku seperti di bom. Luluh lantah. Hentikan waktu, aku seperti ingin mati saat ini juga. Begitu sakit.

“Aku menyerah dan akan mengatakannya pada appa. Kau jangan mengacaukannya” ucapnya lagi lalu berdiri dari kursinya dan meletakkan sesuatu benda di meja kami.

“aku kembalikan ini” ucapnya lagi kemudian berjalan menjauh dari meja cafe yang ku tempati. Aku melihat benda yang berkilauan itu, memandang bergantian dengan kepunyaanku. Cincin pertunangan kami. Aku mencintainya sungguh mencintainya. Apakah ini akhirnya? Apakah aku harus menyerah sekarang? TIDAK!!!

            Aku mengambil cincin itu dan berlari menyusul Dara. beruntung dia masih tak jauh dari cafe.

“Dara!!” teriakku dan itu berhasil menghentikan langkahnya. Aku pun terengah-engah di hadapannya karena berlari.

“Dara, ku mohon beri aku satu kesemapatan saja. kesempatan untuk membuatmu mencintaiku. Jika aku tidak berhasil kau bebas, aku akan membatalkan perjodohan ini” ucapku sambil menatap wajahnya.

“Kau belum menyerah, heoh?” tanyanya heran, tapi dengan cepat ku genggam kedua tangannya, meyakinkan ia sekali lagi.

“Ku mohon Dara, beri kesempatan itu, aku akan membuatmu jatuh cinta padaku” ucapku lagi dan saat itu mata kami saling menatap. Ia seperti sedang mencari sesuatu di mataku.

“Batas waktunya?” tanyanya singkat menatapku tajam.

“Sebulan? Bagaimana?” tanyaku lagi meminta persetujuannya.

“Terserahlah. Coba saja, aku tak peduli” ucap Dara malas namun itu jawaban yang menggembirakan bagiku. Secara tidak langsung ia memberikanku kesempatan itu, yang ku harap bisa membuatnya jatuh cinta padaku dan jika itu tidak berhasil setidaknya aku bisa punya waktu sebulan untuk bersamanya. Aku sangat menyedihkan bukan? tapi untuk yang jatuh cinta sepertiku, ini hal yang wajar, sangat wajar bahkan bisa dikatakan gila.

“Pakai ini lagi, emm. Aku tak ingin kau di marahi oleh abeonim. Dan aku tidak melarangmu menemui Donghae. Aku akan membuatmu jatuh cinta dengan cintaku. Aku akan merebut hatimu dengan cintaku, aku akan mengambil alih cintamu dengan cintaku, aku akan mengambilmu jiwa dan ragamu dengan cintaku” ucapku sambil memasukan cincin ke jari manisnya lalu mengecup pelan cicin yang sudah melingkar di jarinya.

“Terserahmu saja” ucap Dara lalu berlalu pergi. Aku tersenyum, nafasku yang hendak pergi kembali memenuhi kehidupanku lagi. Aku akan berjuang, memperjuangkan dirimu.

            Setelah kejadian itu, aku selalu mengiriminya bunga, coklat, atau hadiah-hadiah lainnya. Mengirimi banyak pesan untuknya, walau tak ada balasan darinya. Namun aku tidak akan menyerah.

To: Dara my love

“Jangan lupa makan, emm. Jangan memaksakan diri saat latihan pianomu”

            Ku kirim pesan itu, ini sudah menuju minggu ke 2 dan  Drrrrtt Drrttt.

From : Dara my love

“kau juga, jangan lupa makan”

            Benarkah ini balasan darinya, aku berulang kali membacanya tanpa bosan. Ia membalas pesanku? Benarkah ini? Aaaah, bisakah aku berharap sekarang?.

            Saat ini sudah menginjak minggu ke 4, Dara sudah banyak membalas dan merespon pesanku. Hadiah-hadiah yang ku berikanpun kini tak di kembalikan lagi bahkan umma bilang bahwa kamar Dara penuh dengan barang-barang pemberianku. Dan aku senang bahwa ia menyimpan di kamarnya. aah ini sungguh menyenangkan. Dan hari ini, hari penampilan Dara membawakan sebuah penampilan dengan pianonya. Aku membawa buket bunga untuk ku berikan pada Dara.

            Aku duduk paling depan, menatapnya yang sedang memainkan pianonya dengan sangat cantik. Wajahnya berseri, senyumnya mengembang dan ah jangan lupakan auranya sangat menyilaukan. Sungguh bidadariku sangat mempesona di panggung sana. Tepukan meriah menyambut akhir penampilannya. Ia memang sudah menjadi pianis ternama. Dan aku menyukai permainan pianonya, sangat lembut.

            Setelah penampilannya selesai, aku langsung menuju belakang panggung. Menuju ruangan khusus penampil acara ini. Dan saat aku melihat pintu dengan tulisan Sandara Park fitting room, aku mendekati pintu itu yang sedikit terbuka. Dan saat hendak ku ketuk, dari celah yang tak tertutup itu aku melihatnya, melihat bidadariku sedang bersama namja lain yang sudah ku yakini adalah Donghae. Dan mereka berciuman di sana. Bisakah aku mati saat ini Tuhan? Bolehkah aku bunuh diri saat ini juga? Atau bisakah aku memukul pria yang sedang melumat bibir bidadariku? Aku terus bermonolog sendirian, tubuhku bergetar hebat. Dan tak tahan dengan apa yang aku lihat akupun meletakkan buket bunga di depan pintu lalu berlari pergi.

“Yeoboseo, aboenim. Bisakah kita bertemu besok? Aku ingin membicarakan perjodohan ku dengan Dara. emm kurasa aku ingin membatalkannya” ucapku di sambungan telfon lalu menutupnya dengan cepat. Aku sudah sangat terisak, aku tak ingin aboenim tahu aku menangis, ah begini akhirnya. Sesakit ini ternyata.

Sarangiran apeugo apeun geot

(Cinta begitu menyakitkan)

Ibyeoriran apeugo deo apeun geot gatae

(Mengucapkan selamat tinggal bahkan lebih menyakitkan).

(Lirik by: BTS-love is not over)

-TBC-

Okey chap selanjutnya akan di protect jadi seperti biasa hubungi author terlebih dahulu. Apakah saya berhasil membuat ff ini? Hahaha kan biasanya ff koplak jadi mau coba yang beginian hahaha #ditabok_readers. Makin nyesek kalau kalian sambil dengerin lagunya. Author lagi suka lagunya dan terciptalah ini hahaha. Semoga kalian suka, gumawo #pyoong.

78 thoughts on “NOT OVER #2

  1. Kirain dara udah mulai jatuh cinta sma jiyong karena mulai ngerespon jiyong dengan baik,tpi ternyata enggk
    Kasian jiyong ,dengan mata kepala’nya sendiri liat dara kiss sma donghee,huhuhu…. yg tabah ya bang jidi

  2. sedih bnget bcanya eonni, ji oppa daebak sabar banget di tmbah dngerin lagunya jdi bkin ati nyesek. eon minta pw buat last chapternya ya please… btw thanks dah mau share crta yg bagus ini eon dn berharap bkalan happy ending.

Leave a comment