ROMANCE TOWN ~ “100 Days Contract” [Part.2]

cover

Author  : Sponge- Y
Main Cast  : Kwon Jiyong (25 tahun) , Park Sandara (25 tahun)
Support Cast : Yoon Suk (4 th) , Kiko Mizuhara (24 th) , Park Bom (25 th) , Kim Jaejoong (25 th) , etc.
Genre : Romance, Comedy, Family.

Happy reading ^^

Jiyong POV

Saat ini kami sedang duduk di ruang tamu, aku dan yeoja gila itu duduk bersebelahan dengan seorang anak kecil diantara kami dan Abeoji beserta Eomma duduk di hadapanku. Mereka berdua memandangku tajam seolah aku ini adalah tersangka yang sudah menjadi buronan selama bertahun- tahun. Oh ayolah…. Kenapa kalian tidak bisa mempercayai anak kandungnya sendiri dan malah mempercayai akting busuk yeoja aneh di sampingku ini?

“Jadi siapa namamu?” Abeoji mulai membuka suaranya dan pandangan tajamnya itu beralih kepada yeoja yang duduk di sampingku.

“Dara, Park Sandara.” Baiklah… aku akui jika dia mempunyai nama yang bagus dan dia juga lumayan cantik untuk ukuran seorang ibu. Tapi kenapa wanita secantik dia harus memperlakukanku seperti itu?

“Nama yang bagus, kamu juga sangat cantik. Lalu siapa nama cucuku ini?” Kali ini Eomma yang menanggapinya. Tapi tunggu dulu, baru saja dia bilang….. cucu? Apa aku tidak salah dengar? CUCU?? Oh God!

“Yoon Suk-ah, Omonie.” Kupikir aku akan benar- benar gila setelah semua ini berakhir. Baru saja Eomma menyebut anak kecil ini sebagai cucunya dan sekarang yeoja gila itu memanggil Eommaku, Omonie? Oh yang benar saja, lalu apa peranku disini?

“Yoon Suk-ah, dia adalah Halmonie, Harabeoji, dan… Appa.” Kata yeoja gila itu sambil menunjuk Eomma, Abeoji, beserta aku. Apa dia bilang? Appa? Baiklah, baiklah…. Jadi peranku disini adalah sebagai Appanya. Aku akan mengikuti sandiwara yeoja gila ini dan aku janji akan membuatnya menyesal karena telah masuk ke dalam kehidupanku.

“Appa?” Tiba- tiba anak kecil itu membuka suaranya yang imut dengan pandangan mata yang mengarah kepadaku sedangkan aku hanya memandangnya dengan ngeri. Apa baru saja anak kecil itu memanggilku dengan sebutan Appa? Tuhan… tolong kuatkan aku.

“Aigoo…. Ternyata kita memilki cucu yang sangat lucu, yeobo.” Kata Eomma dengan semangat sedangkan Abeoji hanya tersenyum menanggapinya. Kerja bagus Sandara…. kamu bukan hanya bisa membuat mereka mempercayaimu, tapi kamu juga bisa menarik perhatian mereka.

“Kalau begitu kajja kita tentukan tanggal pernikahannya.” Kata Abeoji. What??? Apakah aku akan benar- benar menikah dengan yeoja alien ini? Ahh… tapi memang aku sudah mengambil keputusan yang sangat berat ini, atau jika tidak dia akan mengacaukan perusahaanku dan membuatnya hancur begitu saja. Aish… kenapa aku harus ditakdirkan seperti ini?

“Jiyong, besok kamu harus mengumumkan rencana pernikahanmu ini dan memperkenalkan Dara beserta Yoon Suk.” Lanjutnya. Aku hanya memandangnya dengan malas. Oh aku tahu, setelah ini reputasiku sebagai pria baik- baik yang sudah kubangun selama bertahun- tahun pasti akan hancur begitu saja. Orang- orang akan menilaiku sebagai namja brengsek yang telah menghamili seorang yeoja dan menelantarkannya.

“Dan juga besok kalian harus membeli gaun pengantin. Aigoo… aku tidak menyangka jika uri Jiyongie akan menikah secepat ini.” Kata Eomma menimpali dengan semangat. Cihh… aku tidak percaya jika dia benar- benar ibu kandungku, kenapa dia begitu bahagia di atas penderitaan anak kandungnya sendiri?

“Terima kasih banyak, saya tidak menyangka jika akan di sambut dengan baik. Saya pikir kalian akan membenciku.” Kata yeoja itu dengan wajah yang dibuat seinnoncent mungkin, membuatku mual saja. Damn it! Mereka pasti akan sangat sangat membencimu jika tahu semua kebenarannya, Sandara.

“Ya, bagaimana bisa kami membencimu? Jika memang ada yang harus kami benci, dia adalah Jiyong. Aigoo… bagaimana bisa dia menelantarkan yeoja secantik kamu dan anak seimut Yoon Suk? Dia benar- benar namja brengsek.” Kata Eomma sambil melirik tajam ke arahku sedangkan aku hanya membelalakan mata tidak percaya dengan apa yang baru saja aku dengarkan. Oh Tuhan… siapa sebenarnya yeoja ini? Apakah dia adalah alien penyihir yang bisa menyihir semua orang dengan tampang polosnya itu?

“Saya rasa tidak ada yang perlu di salahkan, bahkan saya sangat sangat berterima kasih kepada Jiyong yang akhirnya mau mengakui aku dan Yoon Suk.” Katanya sambil tersenyum ke arahku. Entah kenapa aku bisa merasakan kesedihan di balik senyuman manisnya itu. Cihh… apakah ini adalah bagian dari sihirnya? “Sepertinya kami harus pulang dulu, ini sudah agak malam. Sekali lagi kami benar- benar berterima kasih.” Lanjutnya lagi dengan membungkukkan badan ke arah Eomma serta Abeoji.

“Kwon Jiyong, antarkan dia.” Kata Abeoji kepadaku. Baiklah, aku akan melakukannya. Setidaknya aku akan bersikap lebih baik di depan Abeoji dan eomma yang sudah menganggap anaknya sendiri sebagai namja brengsek.

“Ahh… annimida, kami akan pulang sendiri saja. Sepertinya Jiyong sangat lelah hari ini.” Kata yeoja tersebut yang diikuti dengan senyuman canggung. Ya! Memang benar hari ini aku merasa sangat lelah, dan itu semua gara- gara kamu, Sandara.

“Aigoo… kamu perhatian sekali Dara- yah. Jiyong benar- benar beruntung memilki yeoja seperti kamu.” Balas Eomma. Beruntung? Apa aku tidak salah dengar? Aku beruntung memiliki yeoja seperti dia? Oh baiklah… akan kubuktikan padamu Eomma.. jika aku benar- benar beruntung hidup bersama alien ini.

“Kamsahamnida. Kalau begitu kami pergi dulu, Omonie, Abeonim.”

———

“Ya! Kwon Jiyong! Apa yang terjadi?” Teriak Seunghyun hyung yang tiba- tiba masuk ke dalam ruanganku tanpa mengetuk pintu terlebih dulu. Aku sedikit terlonjak karena terkejut dengan kedatangannya yang tiba- tiba, aish…. Dasar namja ini. Sepertinya dia benar- benar sudah tidak menghargaiku lagi sebagai atasannya.

“Memangnya apa?” Tanyaku sambil memandangnya dengan malas. Dia adalah Seunghyun hyung, salah satu bawahanku di kantor ini yang umurnya satu tahun di atasku. Bisa dibilang kami cukup dekat karena selalu bersama- sama sejak SMP dan karena aku adalah anak tunggal aku sudah menganggapnya sebagai hyungku sendiri. Tapi terkadang tingkahnya yang terlalu menyebalkan dan selalu mencampuri kehidupan pribadiku benar- benar membuatku muak. Dia bahkan pernah menolak mati- matian hubunganku dengan Kiko. Katanya Kiko bukanlah yeoja baik- baik, suatu saat dia pasti akan meninggalkanmu dan membuatmu sakit hati. Tapi aku mengabaikannya dan anehnya apa yang dikatakannya dulu benar- benar terjadi. Oh, mungkin diam- diam dia memiliki bakat meramal yang terpendam.

“A- apa maksudmu dengan pernikahan? Siapa yeoja itu dan…. Oh God! Kamu mempunyai anak darinya?” tanyanya dengan panik. Aish… ternyata kabar itu yang membuatnya tiba- tiba datang ke ruanganku.

“Molla.” Jawabku kesal sambil meletakkan dengan kasar dokumen yang tadi kupegang. Setelah mengikuti perintah dari Abeoji dan mengumumkan rencana pernikahanku tadi pagi, aku pikir sekarang semua orang di kantor ini sedang membicarakanku. Mungkin namja yang sedang di hadapanku ini satu- satunya orang yang ketinggalan berita tersebut.

“Ya! Ceritakan padaku siapa yeoja itu hah? Kenapa bisa tiba- tiba kamu akan menikahinya? Bahkan aku belum pernah melihat yeoja itu sebelumnya. Apakah dia memerasmu? Aku tahu kamu tidak mungkin melakukan hal seperti itu, Ji.” Aku membelalakan mata dengan sempurna dan memandangnya dengan penuh harapan. Oh, aku tidak percaya ini, dari sekian banyak orang akhirnya ada juga orang yang benar- benar mempercayaiku. Seunghyun hyung, kamu memang yang terbaik!

“Mollayo, hyung. Kemarin malam tiba- tiba ada seorang yeoja datang ke rumahku sambil membawa seorang anak. Dia mengatakan pada Eomma dan Abeoji jika aku sudah menghamilinya dan menelantarkannya begitu saja. Dan bodohnya mereka lebih percaya perkataan yeoja gila tersebut dibandingkan anaknya sendiri. Dan kamu tahu hyung? Dia mengancamku. Bahkan dia memliki dokumen rahasia perusahaan ini dan akan menyebarkannya jika aku tidak mau menikahinya dan mengakui anak tersebut sebagai anakku. Bukankah aku sangat sial?” Aku menjelaskannya panjang lebar dengan ekspresi yang kubuat sesedih mungkin, berharap jika Seunghyun hyung bisa mempercayaiku atau bahkan membantuku untuk menghindari pernikahan tersebut.

“Hahaha… jadi begitukah kejadiannya? Hahaha… Ya! Jiyong- ah itu lucu sekali. Hahahaha.” Katanya sambil tertawa terpingkal- pingkal. Lucu katanya? Apakah melihatku menderita seperti ini adalah hiburan baginya? Heol! Pupus sudah semua harapanku padanya, ternyata dia sama saja seperti orang tuaku. “Jiyong-ah, mungkin ini adalah balasanmu karena telah memecat Park Bom.” Lanjutnya setelah dia menghentikan tawanya yang menyebalkan itu.

“Kukatakan padamu hyung, ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan wanita itu.”

“Tentu saja ada. Kamu mendapatkan karma karena telah memisahkanku dengan yeoja incaranku itu.” Katanya dengan mimik muka yang serius. Oh God! Aku jadi ragu apakah ada orang yang akan menangisiku ketika aku meninggal. Tadi malam orang tuaku, dan sekarang adalah sahabat baikku. Meraka sama sekali tidak membantu dan malah membuatku merasa semakin tertekan.

“Tapi Jiyong- ah, sepertinya kamu cukup beruntung. Bukankah yeoja tersebut lumayan cantik? Entah kenapa aku merasa jika suatu saat nanti kamu akan benar- benar jatuh cinta padanya.” Aku menengok kanan kiri mencoba mencari sesuatu yang keras untuk memukul kepalanya, tapi sayangnya aku tidak menemukan apa pun… gahh kamu beruntung kali ini hyung. Oke baiklah… aku akan menarik kembali perkataanku tadi yang menyebutnya memiliki bakat terpendam sebagai peramal.

“Sampai kapan pun aku tidak akan pernah mencintainya, hyung. Catat itu!” Bentakku kesal.

“Baiklah, akan aku catat Kwon Jiyong. Sepertinya aku harus pergi, banyak sekali pekerjaan yang harus kuselesaikan.” Katanya sambil melirik jam tangannya. Lalu siapa yang menyuruhnya menghabiskan waktu hanya untuk mengurusi urusan pribadiku? Aku hanya diam saja dan masih menatap kesal ke arahnya.

“ Selamat menikmati pernikahanmu, Kwon Jiyong. Bye bye.” Katanya sekali lagi dengan ekspresi yang sangat menjijikan. Ingin rasanya aku melemparinya dengan sebuah batu yang sangat besar.  Dia lalu berdiri dan mulai melangkah menuju pintu keluar ketika tiba- tiba sekretarisku masuk ke dalam ruanganku ini.

“Bos, anda ada jadwal fitting baju pengantin sekarang.” Kata Sekretarisku. Seunghyun hyung tiba- tiba berhenti dan kembali menoleh ke belakang sambil tersenyum nakal.

“Fitting baju pengantin?” Godanya dengan nada yang sangat menyebalkan. Aku memejamkan mata frustasi, kupikir dengan kehadirannya bisa membuat moodku kembali bagus tapi kenyataannya dia justru membuatku mati karena kesal.

“Ya! Choi Seunghyun!”

——–

Sandara POV

Aku memamandang pantulan diriku sendiri pada sebuah cermin di hadapanku. Usiaku masih muda, aku juga begitu cantik, tapi kenapa aku harus mengalami kehidupan seperti ini? Saat itu aku masih terlalu labil dan hanya memikirkan tentang nafsu, hingga namja brengsek itu merebut kehormatanku begitu saja. Aku terlalu dibutakan oleh cinta dan kepercayaan, aku percaya apapun yang terjadi dia akan selalu menemaniku dan selalu berada di sisiku. Tapi apa kenyataannya? Setelah menghancurkan hidupku, membuatku di olok-olok, dibenci oleh semua orang – bahkan orang tuaku sendiri- dia meninggalkanku bahkan di saat Yoon Suk belum terlahir ke dunia ini. Jika seperti itu masih bisakah di sebut dengan cinta? Apakah di dunia ini benar- benar ada cinta sejati? Heol! Konyol sekali.

Dan sekarang setelah aku menghancurkan hidupku sendiri, aku juga mulai menghancurkan kebahagiaan orang lain. Kwon Jiyong, namja yang sangat tidak beruntung. Dengan tiba- tiba aku masuk ke dalam kehidupannya, memintanya untuk menikahiku dan mengakui anak yang sama sekali tidak ada hubungan darah dengannya. Apakah keputusan yang aku ambil ini benar? Tidak, aku benar- benar orang jahat yang hanya demi harta rela melakukan apa pun bahkan merebut kebahagiaan orang lain. Tapi aku tidak punya pilihan lain, aku melakukan semua ini demi Yoon Suk. Aku sudah tidak bisa melihatnya lebih menderita lagi, melihatnya selalu di rendahkan orang lain, melihatnya menangis jika ada seseorang yang mengatakan bahwa dia tidak memiliki Appa. Ya, aku pasti sudah mengambil keputusan yang benar.

“Eomma, Eomma mau kemana?” Tanya Yoon Suk membuyarkan lamunanku. Aku sedikit terkejut lalu mengalihkan pandanganku padanya yang sedang menatapku dengan heran, mungkin karena aku telah berdandan rapi seperti ini.

“Eomma akan pergi sebentar, kamu di rumah Bom ahjumma saja ne?” tanyaku sambil membelai lembut rambutnya.

“Tapi Eomma mau kemana?” Tanyanya masih penasaran. Aigoo…. Dasar anak ini.

“Eomma akan pergi bersama Appa. Kamu akan membuat masalah lagi jika ikut.” Jawabku sambil melihat ke arah cermin dan merapikan dandananku sekali lagi. Tidak peduli apa kata orang lain, aku harus tetap kelihatan cantik karena saat ini statusku adalah calon istri Kwon Jiyong. Dia pasti akan benar- benar membunuhku jika sampai aku mempermalukannya karena penampilanku.

“Baiklah, aku akan pergi ke rumah Bom ahjumma.” Kata Yoon Suk lemah lalu berjalan meninggalkanku. Aish… apakah dia sedang marah? Mianhe Yoon Suk-ah, saat ini Eomma benar- benar tidak bisa mengajakmu.

“Ya! Eomma akan mengantarkanmu dulu.”

———

Aku terpesona takjub memandang banyak sekali baju mewah yang terpajang di butik ini. Ckckck, ternyata Kwon Jiyong benar- benar orang kaya, pasti baju baju disini harganya sangat mahal.

“Mwo? Apa mereka bercanda? Harganya 1 juta won?” Teriakku tiba- tiba sambil menunjuk sebuah gaun putih yang bertuliskan harga 1 juta won di depannya. Aku tidak percaya ini, bagaimana bisa ada orang yang mengeluarkan uang 1 juta won hanya untuk membeli selembar kain?

“Ya! Ahjumma! Berhenti mempermalukanku.” Kata Jiyong yang sudah memandangku dengan tatapan kesal. Aish… babo Dara! Kenapa aku tidak bisa mengendalikan diriku? Tapi tunggu dulu, barusan dia memanggilku apa? Ahjumma? Gahh… yang benar saja. Ketahuilah, umurku dan umurnya sama di tahun ini, jika aku ahjumma lalu dia apa? Ahjussi?

“M-mian. Aku hanya tidak percaya jika harganya 1 juta won. Bahkan bagiku uang 1 juta won bisa aku gunakan untuk hidup selama berbulan- bulan.”

“Lalu apakah itu penting bagiku? Kajja.” Katanya sambil menarik paksa tanganku dengan kasar. Gahh…. Dia sangat sombong. Baiklah, mungkin 1 juta won baginya sangat kecil karena dia adalah orang kaya dan dia tidak pernah merasakan hidup miskin sepertiku.

Dia terus saja menarik tanganku hingga kami sampai pada sudut butik bagian gaun pengantin. Wahh… gaun pengantinnya pun juga sangat cantik- cantik., aku pasti akan kelihatan sempurna jika memakainya.

“Ahh… Kwon Jiyong-ssi, anda sudah sampai? Kajja biar saya tunjukkan gaun pengantin model baru koleksi butik kami.” Kata seorang pegawai butik dan mengajak kita untuk mengikutinya. Wahh… apakah selain pengusaha dia juga artis? Bagaimana mungkin pegawai butik bisa sampai mengenalinya seperti itu? Kami lalu mengikutinya dengan tangan Jiyong yang masih saja menggandeng tanganku. Aku yang baru menyadarinya mencoba untuk melepaskannya namun gagal karena semakin kuat aku mencoba untuk melepaskannya, namja gila ini malah semakin mempererat genggamannya. Cihh… apa maksudnya?

“Ya! Lepaskan tanganku.” Bisikku sambil menatap kesal ke arahnya.

“Shiereo.” Jawabnya dengan ekspresi datar dan terus saja berjalan tanpa mempedulikan tatapan membunuhku. Aish… ternyata namja ini cukup menyebalkan juga.

“Kubilang lepaskan aku, Kwon Jiyong.” Bisikku lagi dengan suara tertahan yang membuatnya mengalihkan pandangannya ke arahku dan menatapku dengan ekspresi yang masih datar.

“Wae? Bukankah wajar jika sepasang kekasih yang akan menikah bergandengan seperti ini?” Katanya sambil tersenyum licik. Oh… God! Ternyata dia cukup berani juga. Baiklah…. Aku memang menginginkannya untuk menikahiku, tapi itu juga bukan berarti bahwa dia bisa memperlakukan aku seperti ini. Aku hanya menginginkan hartanya saja, bukan perhatiannya atau bahkan dirinya, Cihh. “Bukankah kamu yang menginginkannya, Sandara?” Lanjutnya lagi dengan ekpresi yang akan membuat setiap orang yang melihatnya muntah. Mungkinkah dia ingin membalasku? Baiklah…. Jika memang ini caramu bermain, aku akan mengikutinya, Kwon Jiyong.

“Ini. Anda bisa mencobanya, Sandara-ssi.” Kata pegawai tersebut yang tiba- tiba berhenti sambil menunjuk sebuah gaun pengantin yang sangat indah. Aku memandang takjub ke arahnya, Oh God! Aku tidak percaya ini, selain dia mengetahui nama Jiyong dia juga ternyata tahu namaku? Apakah aku seterkenal itu?

“Apa yang kamu tunggu chagiya? Cobalah, ppali.” Kata jiyong dengan ekspresi menjijikan. Apakah aku tidak salah dengar? Baru saja dia memanggilku chagiya? Oh baiklah…. Jadi kamu ingin bermain- main denganku Mr Kwon. Aku lalu melirik tajam ke arahnya dan berjalan menghampiri pegawai butik tersebut yang membawa gaun pengantin panjang berwarna putih tanpa lengan. Desainnya sederhana, tapi itulah yang membuatnya kelihatan elegan.  Pegawai itu memberikannya padaku dan menyuruhku untuk mencobanya di fitting room, sedangkan aku hanya mengikutinya dengan gugup. Aigoo… kenapa aku bisa deg- degan seperti ini?

Sesampainya di fitting room aku mulai mengganti bajuku dengan gaun pengantin tersebut. Bahkan gaunnya terasa sangat pas di badanku dan aku kelihatan sempurna memakainya. Aku memandang pantulan diriku sendiri di cermin sambil memutar- mutarkan badanku. Benar- benar indah, aku akan menjadi pengantin paling cantik di dunia, kekeke. Andai saja ini benar- benar pernikahan yang aku inginkan, menikah dengan seseorang yang aku cintai dengan kehadiran Appa dan Eomma yang mendampingiku.

“Ya! Mau sampai berapa lama kamu berada di dalam?” Tiba- tiba terdengar suara menyebalkan dari luar mengagetkanku. Gahh…. Namja itu lagi. Dengan kasar aku lalu membuka pintu ruangan ini dan berjalan keluar menghampiri Jiyong yang sedang menungguku. Kulihat namja itu memandangiku dari ujung rambut sampai ujung kaki bahkan tanpa mengedipkan matanya sedikitpun dan itu membuatku merasa sedikit tidak nyaman.

“Ya! Jangan pernah terpesona oleh kecantikanku.” Kataku kesal.

“Cihh… terpesona? Yang benar saja.” Balasnya sambil mengalihkan pandangan ke arah lain. Ahh… benar juga, mana mungkin orang seperti dia terpesona kepadaku. Tapi aku jadi penasaran, kira- kira tipe yeoja seperti apa yang disukai namja menyebalkan ini. “Cepat ganti lagi bajumu, kita pulang sekarang.” Lanjutnya lagi.

“Mwo? Sekarang? Shiereo, aku masih ingin memakainya.” Bentakku. Apa maksudnya menyuruhku untuk melepaskan gaun ini sekarang juga? Bahkan baru beberapa menit yang lalu aku memakainya, dan tentu saja aku masih belum puas. Dasar namja bodoh.

“Aish… dasar keras kepala. Kubilang ganti bajumu sekarang juga.” Katanya sambil mendorong tubuhku yang memaksaku untuk kembali ke fitting room. Gahh… aku tidak bisa mengelaknya karena tubuhku yang kecil ini tidak memiliki tenaga yang cukup untuk melawannya.

“Ya! Namja bodoh! Apa yang kamu lakukan?!”

——

Sekarang kami sudah berada di dalam mobil Jiyong hendak dalam perjalanan pulang. Tapi sepertinya ada yang aneh dengannya, dia belum juga menjalankan mobilnya dan malah diam dengan kening berkerut seperti sedang memikirkan sesuatu. Aku melirik jam  tanganku, ternyata sudah menunjukkan pukul empat sore yang menandakan aku harus segera pulang dan memandikan Yoon Suk, tapi apa yang dilakukan namja menyebalkan ini benar- benar membuatku muak.

“Ah! Aku tahu!” Teriaknya tiba- tiba yang membuatku terlonjak karena kaget. Gahh… dasar namja bodoh sialan. “Kita harus membuat perjanjian.” Lanjutnya sambil menatapku dengan mata yang berbinar- binar.

“Apa maksudmu perjanjian?” tanyaku bingung dengan apa yang baru saja dia katakan. Lagipula untuk apa kita harus membuat perjanjian?

“Aku tidak bisa mempercayaimu begitu saja. Bagaimana jika setelah aku menikahimu tiba- tiba kamu menyebarkan dokumen rahasia itu? Oleh sebab itu, kita harus membuat perjanjian.” Katanya dengan mimik muka yang serius. Namja ini gila, apa dipikirannya aku selicik itu? Oh ayolah… aku hanya menginginkan uangnya dan aku juga tidak berniat untuk menghancurkan perusahaannya. Jika perusahaannya hancur dia pasti tidak memiliki banyak uang lagi, lalu untuk apa aku harus menjadi istrinya?

“Wae? Apa kamu terkejut karena aku bisa menebak jalan pikiranmu?”Tanyanya lagi.

“Ya! Kau gila! Baiklah kalau begitu kajja kita buat perjanjiannya.” Kataku kesal lalu mengambil kertas beserta pulpen dari dalam tasku sedangkan dia hanya menanggapinya dengan tersenyum puas. Entah kenapa aku merasa ada niat jahat yang terpancar dari dirinya. Aku tidak mempedulikannya lagi dan mulai menuliskan beberapa kata pada kertas yang tadi kuambil. Sesekali aku melirik ke arahnya dan kulihat dia juga sedang melakukan hal yang sama seperti yang kulakukan.

“Aku sudah selesai.” Kataku kemudian sambil tersenyum puas dengan beberapa poin perjanjian yang berhasil kubuat.

“Kalau begitu bacakan saja.”

“Poin pertama, kamu harus menikahiku dan mengakui Yoon Suk sebagai anakmu. Kedua, setelah kita menikah, jangan pernah melakukan hal macam- macam padaku, contohnya: menciumku ataupun hal yang lebih buruk lagi. Hal yang boleh kita lakukan hanya sejauh berpegangan tangan….”

“Ya! Memangnya kamu pikir aku pria macam apa yang mau mencium yeoja sepertimu?” Potongnya tiba- tiba. Mwo? Gahh…. Ingin rasanya aku memukul wajah menyebalkannya itu. Sabar Dara… Tahan emosimu.

“Poin ketiga, kamu harus melunasi semua hutangku…”

“Mworago? Kamu yang memiliki hutang kenapa harus aku yang melunasinya?” Potongnya lagi dengan suara yang melengkung tinggi. Oh God! Sepertinya Bomie salah memilihkanku orang, hanya beberapa jam bersamanya saja bisa membuat tekanan darahku meninggi, lalu bagaimana aku akan menjalani hari- hariku sebagai istrinya?

“Karena aku adalah tanggung jawabmu setelah kita menikah.” Jawabku kesal sedangkan dia hanya memandang tajam ke arahku. Aku mengabaikannya lalu melanjutkan membaca perjanjian yang kubuat tadi. “Keempat, kamu harus memperlakukan Yoon Suk dengan baik. Jangan pernah kasar padanya, memarahinya, membentaknya ataupun memukulnya tanpa alasan yang jelas. Aku tidak memaksamu untuk menyayanginya, tapi paling tidak perlakukan dia seperti anakmu sendiri…”

“Ya! Kau gila! Mana mungkin aku bisa memperlakukan anak yang sama sekali tidak memiliki hubungan darah denganku seperti anakku sendiri?” Lagi- lagi dia memotong kalimatku. Oh Tuhan…. Aku tidak percaya jika orang yang sedang duduk di sampingku ini adalah seorang namja. Sungguh, dia cerewet sekali hingga ingin sekali aku menyumbat mulut bocornya itu.

“Kamu hanya bisa memilih, lakukan saja atau aku akan menyebarkan dokumennya.”

“Arghhh…. Baiklah, baiklah. Lanjutkan.”

“Poin terakhir dan ini yang paling penting. Jangan pernah jatuh cinta padaku.”

“Mworago? Hahahaha… jatuh cinta? Kamu lucu sekali, hahaha.” Balasnya dengan tawa yang menyebalkan sedangkan aku hanya memandangnya dengan malas. Apakah baginya itu adalah hal yang lucu? Ketahuilah, selera humornya buruk sekali. “Ya! Sampai kapan pun aku tidak akan jatuh cinta kepada yeoja alien sepertimu.” Lanjutnya lagi. Apa katanya? Yeoja alien? Ohh… andai saja hukum di negara ini sudah tidak berlaku, aku pasti sudah memutilasinya sejak tadi. Tapi baguslah jika dia sudah berkata seperti itu, jangan sampai dia mengacaukan semuanya hanya karena dia tiba- tiba tertarik dan jatuh cinta padaku.

“Lalu apa yang kamu inginkan dariku?” Tanyaku padanya.

“Baca sendiri. Aku malas membacakannya.” Jawabnya sambil menyerahkan selembar kertas yang dari tadi dia pegang kepadaku. Gahh… jika seperti ini saja dia malas membacakannya, sedangkan daritadi dia membuang- buang tenaganya hanya untuk mengoceh tidak jelas. Aku lalu melihatnya dan mulai membaca tulisannya yang hanya terdiri dari satu kalimat. Apa maksudnya? Aku susah susah membuat lima poin sedangkan dia hanya menulis sebanyak ini?

Jangan pernah menyebarkan dokumen itu dan ikuti semua yang aku inginkan selama kita menikah

Aku membelalakan mata dengan mulut yang sudah terbuka lebar membaca tulisan pada selembar kertas yang sedang kupegang ini. Gahh… pria itu benar- benar busuk. Aku pasti akan menghabisi Bomie setelah ini karena dialah yang membuatku telah mengenal namja menyebalkan ini.

“Apa maksudnya? Kamu bilang aku harus mengikuti semua keinginanmu?” Tanyaku sambil menatapnya tidak percaya.

“Ne. Bukankah itu mudah? Itu bahkan tidak sebanding dengan apa yang telah kamu lakukan padaku.” Jawabnya dengan ekpresi tidak berdosa. Oh baiklah…. Mungkin ini memang tidak sebanding dengan apa yang aku lakukan padanya, dia hanya meminta itu sedangkan aku telah mengusik ketenangan hidupnya. Paling tidak, ini bisa mengurangi sedikit rasa bersalahku.

“Baiklah, kajja kita tanda tangani perjanjian ini dan di antara kita tidak ada yang boleh melanggarnya.” Kataku pada akhirnya. Aku hanya ingin ini cepat selesai dan aku bisa segera pulang. Aish… hanya bersama dengannya beberapa jam saja sudah membuat persediaan kesabaranku habis.

“Tunggu dulu.” Katanya. Oh ayolah…. Apa lagi kali ini? “Berapa lama aku harus menjadi suamimu?” Lanjutnya kemudian.

“Apa maksudmu?”

“Tidak mungkin aku harus menjadi suamimu selamanya bukan? Aku akan memberimu batas waktu, dan setelah batas waktu tersebut habis aku akan menceraikanmu.” Jelasnya sedangkan aku masih berusaha untuk mencerna kalimatnya karena belum sepenuhnya mengerti.

“Ahh… mungkin maksudmu kita hanya akan menikah selama beberapa waktu dan setelah itu kita bercerai?” Tanyaku setelah aku mulai sedikit mengerti apa maksudnya. Tapi benar juga, aku tidak mungkin akan menjadi istrinya selamanya, aku hanya membutuhkan uang dan setelah itu aku bisa pergi darinya. Lalu jika seperti itu bagaimana dengan Yoon Suk? Bisakah dia mengerti?

“Ne. Bagimana kalau tiga bulan?”

“Mwo? Tiga bulan? Ya! Mana mungkin kita baru tiga bulan menikah lalu cerai begitu saja? Apa kata orang- orang?”

“Ya! Memangnya aku akan peduli dengan hal itu? Yang terpenting kita bercerai dan aku akan terbebas darimu.” Aigoo… apakah dia sebegitu bencinya padaku? Jika hanya tiga bulan, bagaimana aku akan menjelaskannya pada Yoon Suk? Apa yang harus aku katakan padanya? Oh Tuhan… namja ini benar- benar tidak memiliki hati nurani, tapi tunggu dulu, apa bedanya denganku? Kekeke.

“Arasso, arasso. Tapi bagaimana jika diperpanjang sedikit? Emm… seratus hari?” Tanyaku ragu ragu karena sebenarnya tiga bulan dan seratus hari itu tidak jauh berbeda, aku benar- benar bodoh. Kulihat dia sedang memandangku dengan sebelah alisnya terangkat ke atas, aku yakin dia pasti sedang mempertimbangkannya.

“Baiklah, seratus hari. Dan setelah seratus hari kita akan benar- benar bercerai.”

TBC….

Jangan lupa buat selalu ninggalin komentar chingu ^^

<<Back Next>>

55 thoughts on “ROMANCE TOWN ~ “100 Days Contract” [Part.2]

  1. 100 tahun, kaleee. . Wkwkwk. Ntar juga cinta :-*
    *sok tau, di geplak author*
    next, thor! Ini makin seruuu. . Fufufu.
    Gmn tanggapan Kiko, ya? Apa dia datang pas pernikahan DaraGon?

Leave a comment