[SongFic] Like a Rain

image

Scriptwriter VA Panda Starring Big Bang’s Kwon Jiyong, 2ne1’s Sandara Park and Jung Il Woo | Genre Marriage Life –  Hurt –  Thriller | Duration Vignette-SongFic | Rating General | Poster: Laykim@INDO FANFICTIONS ARTS  | Inspired : Black by G-Dragon


.
.

Like a Rain …
vapanda presents
.
“Layaknya hujan yang beriringan dengan awan yang kelam.”
.
.


.

I break glass whenever I feel like
And I look at my bloody hands and think, why am I like this why

.

Dia menjatuhkan tubuh rapuhnya. Menyapa desir angin yang dengan luas menampar wajah sendu itu. Seonggok sampah terasa berbau sama dengan kondisinya saat ini. Membunuh pekatnya malam bersama gumpalan darah yang terkuras sedikit demi sedikit setelah dia berulah menghancurkan kaca yang menampilkan rupanya yang menyedihkan.

Dia terlihat layaknya pria hancur yang amat mengenaskan. Menghabiskan waktu dengan menyakiti dirinya sendiri sampai terasa tawa puas memecahkan heningnya ruang gelap yang menyatu lama dengannya.

Tumpahan lain, mengartikan kisah pahit hidupnya kini semakin nampak sesaat sudut matanya menahan bulir bening yang memburamkan penglihatannya.

Kepalanya yang berat akibat banyak botol minuman keras yang sudah lewat dari tenggorokannya, membuatnya sedikit buta. Semakin hilang kendali, dia melemparkan gelas, botol, guci dan berbagai benda pecah dengan mengarah ke dinding.

“Apa yang kau lakukan? Berusaha membangunkan Hanbyul?”

Dia terlalu larut dalam luapan emosi, hingga tanpa sadar, wanitanya mungkin sudah berdiri dalam diam untuk menghabiskan menit dengan menyaksikannya memberontak akan kenyataan hidup.

“Dara sayang.”

Dia berjalan dengan lunglai. Menggapai wanitanya yang bahkan enggan untuk melihat langsung pada manik mata coklat nan memelas miliknya.

“Aku tidak mengerti apa maksud dari semua hal yang kau lakukan,” geramnya sampai meninggalkan pria itu sampai membusuk berteman dengan malam pahit seperti biasa.

Tak mampu mengelak, Jiyong, suami yang telah berstatus demikian untuk Dara justru semakin meminum rakus sisa botol minuman keras yang ada. Tawa getir nyatanya sudah menjadi senandung untuk dirinya, namun tidak untuk orang di dalam sangkar emas yang sama dengannya. Tidak untuk anaknya, begitupun istrinya.

.

Your smile is shining gold
But the way you speak, feel so cold
As time goes by, you’re becoming more like me

.

“Hanbyul-ah.”

Lagi. Dia secara refleks menarik sudut bibirnya sampai lengkungan indah bersarang pada bibirnya.

Kepalanya terasa berat akibat peristiwa kemarin, bahkan dia kebingungan saat di mana kasur empuk menyapanya -bukan lantai dingin ataupun meja tempat singgahnya.

Kini dia mematung di depan jendela yang menampilkan muka halaman depan rumahnya yang indah dengan dipenuhi berbagai warna bunga. Bunga. Seulas senyum simpul terlukis dari bibirnya. Pikirannya menggelayut pada memori di mana wanitanya menampilkan wajah berseri pada sorot mentari tapi bahkan saat ini … hal itu adalah suatu kemustahilan.

“Eomma!”

Terlalu tenggelam dalam kenangannya, suara pekikan dari gadis mungil merasuk pada pendengarannya. Di sana, wanitanya tengah berakting menjadi sosok ibu untuk anak mereka. Matanya terus terfokus pada sosok Dara. Senyum itu adalah senyuman yang telah lama Jiyong lupakan. Dara bahkan enggan untuk membuang senyum indah miliknya untuk seorang sepertinya …. Pria sampah yang mancampakan dan membuatnya seakan mati untuk ke dua kalinya.

Dia ingat saat di mana wanitanya berdiri kaku setelah menyaksikan sendiri pria yang dicintainya harus mendekam dalam jeruji besi. Bualan bahwa pria bernama Il Woo itu menikam dengan sadis adik dari wanita yang dicintainya.

Betapa bodohnya Jiyong. Berpikir bahwa harus menghancurkan secara perlahan pada wanita yang dia campakan saat menjalin hubungan pernikahan dengan modus bisnis kala itu.

“Bukan Il Woo pembunuh adikku!”

Suara jerit memilukan bahwa masih meraung di telinga Jiyong saat ini. Dia terlalu jahat, melahap hati lembut seorang wanita yang rela melepaskan kebahagiaannya dengan menikah dengan dirinya.

“Sayang, aku tahu. Tapi kau tidak setia denganku dan aku membenci hal itu.”

“Sudah aku bilang, aku tidak bercinta dengan Il Woo! Kau justru yang bercumbu dengan wanita jalang itu!”

“Bicaralah sesukamu. Kematian dari Sanghyun bukankan menguntungkan untuk keluarga kita sendiri? Dengan itu … kepemilikan saham beralih atas namamu.”

“Kau binatang!”

Dan di sinilah Jiyong saat ini. Dara telah menjelma menjadi sosoknya yang dulu. Hidup dengan banyak belati yang siap menghunus Jiyong sewaktu-waktu.

Nyatanya karma … menjadi selingan hidup Kwon Jiyong.

.

Misunderstanding is always the cause of pain
Well I don’t even know myself
So my hope for you to know me is a misunderstanding itself

.

“Kapan kita akan menghabiskan waktu bersama? Mungkin seperti piknik keluarga?”

“Hanbyul sayang … appamu terlalu sibuk. Menghabiskan waktu bersama eomma saja, ne?”

Lidah Jiyong terasa kelu saat itu. Membiarkan Dara berdebat kecil dengan putri mereka, sedangkan dirinya hanya diam tak berkutik di balik punggung mereka.

Kebohongan besar yang telah Dara perlihatkan di depan matanya jelas telah memberikan pukulan keras untuk menyadarkan Jiyong dari seluruh kesalahan yang dia lakukan.

Merampas kebahagiaan ditambah dengan kesalapahamannya sewaktu itu sudah menjadi lubang neraka di dunia bagi Dara. Hati lembutnya perlahan mengikis. Berusaha untuk bersandar pada Jiyong sesaat setelah keluarganya rapuh sepeninggalan Sanghyun selamanya, namun yang Jiyong buat justru memberikan api kecil yang dia lontarkan ke dalam lubang neraka.

Dara merasa itu adalah kematian kedua setelah di mana Jiyong kembali membuka matanya dengan membawa wanita jalang menampakkan kaki ke rumah hangat mereka.

“Tampak seperti yang kau lakukan dengan Il Woo saat itu, aku rasa, kita impas.”

Wanita itu merasakan kerikil di kerongkongannya. Melantarkan dirinya di dalam rumah tanpa diperbolehkan untuk melangkag seujung ibu kaki pada gerbang rumah mereka. Tenggelam dalam kerinduan kepada keluarganya namun pria yang kini sudah benar-benar singgah di hatinya dengan menggantikan sosok Jung Il Woo justru membuatnya pupus.

“Jika kau tidak suka pacarku menginap di rumah ini, tidur di luar aku rasa tidak masalah bagimu.”

Hatinya kian tercabik. Dara hanya mampu menelan pahit dari setiap tindakan yang diberikan oleh Jiyong. Pikirnya, jika bukan karena alasan benih di dalam rahimnya,dia tidak akan berpikir dua kali untuk membunuh dirinya sendiri agar Jiyong puas akan semua hantaman yang menyakitkan untul Dara … tapi dia tak berani untuk bertindak di luar keinginan hati nuraninya.

Dia manusia. Tidak akan menyerupai binantang atau bahkan iblis dalam sosoknya.

.

If you ask me what happiness is
When this life is done, maybe when this love is gone

.

Kali kedua saat mereka hanya saling bertemu pandang dalam hitungan detik. Keduanya saling bungkam suara. Sang pria menatap dengan memohon, beradu argumen namun yang dilakukan sang wanita justru menatapnya dengan dingin.

Tiada celah dari rongga kebahagiaan yang terpancar di sana. Termenung akan sikap seperti diri sang pria yang dulu, dia hanya mampu mengeluh. Wanitanya layaknya sosok yang beringan sama dengannya sewaktu dulu.

“Dara, ada hal yang perlu aku luruskan.” Akhirnya Jiyong berhasil memecahkan fokus Dara.

Tatapannya dingin tanpa rasa. Tidak ada satu inci pun di dalam diri Dara yang dia kenal namun alih-alih menghabiskan waktu dengan logikanya sendiri, Jiyong berjalan mendekat lalu mendekap Dara. Tak peduli jika dia memberontak, Jiyong tak ingin memutuskan kehangatan mereka.

“Maaf atas segalanya. Sikapku, semua tindakan bodoh dan tentang Sanghyun juga.”

Seketika tubuh Dara kaku. Air matanya menganak aliran sungai kecil di muka pipinya. Dia berusaha mengendalikan emosi, namun hanya mengatakan nama adiknya … Dara kembali merasa pertahanannya runtuh. Dia terisak dengan tubuh bergetar hebat, sekalipun Jiyong menenangkannya, hal itu tidak akan cukup.

“Aku yang telah membunuh Sanghyun, bukan Il Woo.”

Cinta yang sudah lama Dara artikan nyatanya bukanlah penghantar mimpi manis di waktu malam hari. Cintanya memang sulit untuk mengikis namun jika kebahagiaan yang dipertanyakan, Dara tak bisa menghapus jejak penyesalan dengan bersedia bersanding dengan seorang Kwon Jiyong.

Cintanya dalam sekejam menghilang secara utuh dengan digantikan kebencian yang mendalam.

Dara mematung dalam pelukan hangat. Pelukan hangat yang justru kian membakar tubuhnya yang tak berjiwa. Sekali lagi, wanita itu merasakan kematiannya lagi dan lagi.

.
Someday
When it all goes black
I might want it all back
But I know I can’t go back to you

.

Terakhir yang mampu mereka tangkap adalah jeritan dari sosok malaikat yang dulu pernah ada di dalam diri mereka. Bersimbah darah dengan pandangan memburam, sekalipun mentari sudah nampak memuntahkan deras sinarnya … tak mampu untuk mereka dekap kehangatannya.

Bersusah payah dengan menarik lengkungan di bibir Dara, lengan kanannya berusaha menggapai sosok Jiyong yang telah lebih dahulu, bertumpu lemah di lantai ternodai. Matanya masih menatap dalam pada manik mata pria yang di cintainya, namun yang terjadi … beberapa luka tusuk, membuatnya membuang derai air mata.

“Da-ra,” sekalipun terbata, suara memusingkan kepala Dara, mampu membuat senyum lain di bibirnya.

“Sarang-hae,”

Wanita itu menemukan prianya terlelap setelahnya. Dia hanya meronta dalam kekalutan. Menghapus jejak penyesalan pada prianya, Dara mengikuti jejak prianya.

“Jiyong,” dia ikut mengelus wajah yang telah lama dia lupakan akan cinta, sedangkan lengan kirinya … menghentikan pendarahan di sana.

FIN


A/N : coba saat membaca ff menyedihkan ini, suguhkan dengan lagu black (G-Dragon feat Sky Ferreira). Terima kasih untuk awesome poster ini! Ada kendala yang gak bisa dihindari di real life saat mau posting ff ini :mrgreen:😂

9 thoughts on “[SongFic] Like a Rain

  1. kayaknya akhir2 ini banyakan ff daragon sad ending…
    plissss buat ff daragon yg bikin semangat…
    tapi secara keseluruhan Ok kok ceritanya…
    semangat buat seluruh author n admin
    daragon…

  2. oohhh…..NO sad ending… 😥
    tpi ttp daebakkkkk kok thor….
    aku tunggu ya ff yg happy ending nya….fighting…. 😀

Leave a comment