[Series] Coming To You – 14

Coming to youu 2

Author

Jung Yoorey

Title

Coming To You

Cast

Sandara Park (Dara 2NE1), Kwon Jiyong (GD Big Bang)

Other Cast

BigBang member, 2ne1 member, Choi Jinri (Sulli ex-F[x]), other

Genre

Fantasy, Romance, Angst, Hurt

Rating

Teenager

Backsound’s

Rachel Platten – Stand By You

Note

[!!!] Baca note diakhir cerita

 

Kenapa saat kau mulai berharga, kau pergi? apa ini yang kau sebut bahagia?

*

LimKim Boutique, 14.00 KST

Seungri dan chaerin sedang membayar di kasir saat seungri tidak sengaja melirik ke pajangan kalung di belakang kasir. Dengan cepat dia meminta pelayan kasir untuk menunjukkan pajangan-pajangan kalung tersebut.

“kau ingin kalung untuk apa, rat?” tanya chaerin bingung, sesekali dia melirik ke arah pajangan kalung yang sedang seungri lihat-lihat.

Seungri hanya tersenyum sambil terus memilih-milih kalung perak yang sangat manis. Matanya tertumbuk pada liontin berwarna perak mengkilat dengan bandul 5 lingkaran berjejer, semakin ketengah lingkarannya semakin kecil. ditengah lingkaran terdapat batu sapphire kecil.

“tolong bungkuskan liontin yang ini dengan jas yang kubeli.” Sahut seungri sambil menunjuk ke arah liontin yang dimaksud. Si pelayan segera mengangguk semangat.

Seungri tersenyum puas sambil memasukkan tangannya ke kantung skinny jeansnya. Chaerin hanya bisa menatap seungri aneh. Entah kenapa, dia sangat cemburu menyadari bahwa seungri membeli sebuah liontin. Itu artinya dia akan memberikannya pada seorang perempuan, kan? Dilihat dari harganya pun, chaerin yakin, perempuan yang akan diberi liontin itu pasti berhubungan dekat dengan seungri.

“untuk siapa, rat?” chaerin tidak tahan untuk tidak bertanya. Ia menenteng sebuah paperbag di tangan kanannya yang berisi gaun.

Seungri menoleh sekilas dengan senyuman nakalnya. “untuk perempuan special dihidupku, hehehe.”

Chaerin mengernyitkan keningnya saat melihat semburat merah di pipi seungri. tanpa sadar ia meremas tali paperbag yang ditentengnya. “o-oh, baguslah. Kau harus mengajakku untuk bertemu dengannya.”

Seungri mengangguk mantap. “tentu saja, aku yakin kau akan iri karena dia itu sangat cantik.”

Chaerin memutar matanya malas lalu mengalihkan pandangannya dari seungri. bibirnya terkatup rapat.

*

Myria Saloon, the same time

“aku penasaran apakah oppa akan datang bersama unnie atau tidak.” minji membolak-balik majalah ditangannya dengan kaki yang tersilang. Rambutnya sedang ditata oleh seorang hair stylist langganannya.

Daesung yang sedang duduk di kursi tunggu hanya menatap minji. “siapa?”

Minji mendongak. “jiyong oppa.”

Daesung mengangguk-angguk lalu menunjukkan sesuatu pada minji dari ponselnya. “apa ini membuatnya lebih jelas?”

Minji memelototkan matanya kaget sehingga tanpa sadar ia terlonjak dan membuat hair stylistnya ikut kaget. Dengan cepat minji meminta maaf dan hair stylistnya kembali menata rambutnya.

Minji menarik nafasnya sebelum terkekeh senang. Ia merebut ponsel daesung untuk melihat lebih jelas. itu adalah sebuah grup line angkatannya yang sedang heboh karena sebuah foto.

Chaeyoung : -sent a photo-

Chaeyoung : -sent a photo-

Chaeyoung : -sent a photo-

Chaeyoung : personal aku untuk mendapatkan lebih banyak foto *laugh*

Izzy : WHAT THE GEEEEEEE itu jiyong dengan kekasihnya kan?!?!

Soonim : shit, they kissed on the Baskin Robins

Nana-ssi : OMFG JIYONG KAU BENAR-BENAR SAH, SEKARANG?

Jjang : mereka fitting untuk ke pesta tiffany-ssi, ya? dress yang kekasihnya pakai itu benar-benar keren!!!

Lee Haera : aku tidak diundang ke pertunangan itu, katanya sangat banyak artis yang datang T_T by the way, jiyong dan kekasihnya benar-benar cute!

Dongwoo : @leehaera kau pikir kau itu setenar mereka untuk datang ke acara yang bahkan diliput TV nasional itu?

Lee Haera : seperti kau diundang saja, dongwoo-ssi! kkk~

Jin-Po : chaeyoung, cek personal dan kirimkan fotonya padakuu!!

Park Bom : SHIIITTTT IS THAT JIYONG???!!! I’M DIE I’M DIE

Lee Seungri : OH MY, BOM NOONA CEK PERSONAL AKU PUNYA SESUATU UNTUK DIBERITAHU

Maria Lyn : eehh? Aku tidak menyangka jiyong-ssi punya sisi yang manis

Kiko Mizuhara : bom, kau datang sebentar?

Taeguk : huhuhu aku sangat ingin datang ke cara itu dan bertemu secara langsung dengan jiyong dan kekasihnya *cry*

Park Bom : tentu kiko, kenapa?

Kiko Mizuhara : tolong beritahu tiffany aku harus kembali ke jepang sore ini, kalau tidak keberatan, bisakah kau ambil kado untuknya di rumahku?

Jaemin : OH NOOO JIYONG KISSED A GIRL!!!!

Park Bom : ah sayang sekali, kiko. Aku sangat mengharapkan kau datang –by tiffany

Kiko Mizuhara : eh? kau sedang bersama bom sekarang, tiffany?

Park Bom : personal saja ya kiko-san, terlalu banyak orang yang membaca percakapan kita –tiffany

Kiko Mizuhara : okay

Choi Seunghyun : tiffany, tolong beritahu bom untuk segera keluar, aku kepanasan disini.

Lee Seungri : seunghyun hyung, tolong kick jiyong dari sini, dia akan benar-benar akan membunuh kita saat tahu jika foto kencannya terungkap untuk kedua kalinya! kkk~

Park Bom : let me do it KEKEKE –tiffany

Park Bom : -Park Bom is kicked Kwon Jiyong from the group-

Lee Seungri : NICE JOB, FANY FANY TIFFANY

Choi Seunghyun : fany-ah, katakan pada bom untuk keluar sekarang atau aku yang akan masuk dan menyeretnya.

Park Bom : bom sedang memilihkan eye shadow untukku, please. Biarkan dia, lagipula dia kan sudah menyuruhmu untuk tunggu didalam. Salah sendiri menunggu di parkiran. –tiffany

Choi Seunghyun : grrrrrrr

Park Bom : -sent a photo-

Park Bom : itu dia sedang bercermin, kkk –tiffany

Choi Seunghyun : serius aku akan menyeretnya!

Minji tidak berhenti tertawa membaca message di grup yang berakhir dengan jiyong ditendang keluar dari grup. Tentu saja mereka hanya bercanda, jiyong tidak pernah mempermasalahkan fotonya yang beredar di internet atau celetukan penggemarnya.

aigoo, aku tidak menyangka tiffany unnie akan benar-benar menendangnya.” Kekeh minji sambil mengembalikan ponsel kekasihnya itu.

Daesung tersenyum membuat matanya kian menipis. “kau seperti tidak tahu tiffany dan bom saja. jika mereka berdua bersama, dunia akan benar-benar seperti dibawah kaki mereka.”

“ngomong-ngomong, sepertinya kiko-san tidak datang bukan hanya karena dia akan ke jepang. Mungkin dia cemburu karena jiyong oppa bersama dara unnie.”

Daesung terliat berpikir. “benar juga. tapi biarlah, yang jelas kita akan melihat pertunjukan hebat sebentar, kkk.”

Minji mengangguk setuju sambil terkikik bersama kekasihnya itu.

*

Entah sudah berapa kali ibu jiyong berdecak kagum sejak anak bungsunya itu membawa seorang perempuan yang bernotabene sebagai kekasih anaknya. Bukan apa, tidak pernah ia melihat seorang perempuan cantik yang berkelas dan taat sopan santun. apalagi, sejak ibu jiyong menyambut jiyong dan sandara didepan pintu rumah, sandara langsung membungkuk sopan pada ibu jiyong.

Sebenarnya itu hanya sebagian kecil, hal yang lebih membuat ibu jiyong kagum adalah sandara benar-benar tertarik tentang persoalan sejarah yang ia temukan di setiap sisi rumah orang tua jiyong itu. ya, alasan kenapa jiyong masuk di filsafat tentu saja dorongan keras dari ibu jiyong yang sangat tertarik akan sejarah.

Ibu jiyong menggenggam lengan sandara dan terus mengajaknyaa melihat-lihat koleksi sejarahnya yang bejibun, meninggalkan jiyong yang mendesah sebal. Bukan apa, sekarang sudah jam 3 sore dan mereka harus menghadiri acara tiffany jam 7 malam nanti, tapi ibunya dan sandara malah berkeliaran tidak jelas.

wuah, ini sangat indah, bibi!” samar-samar jiyong mendengar pekikan riang sandara yang disambut tawa bangga ibunya. Jiyong memutar matanya dan berdecak, tapi kemudian ia tersenyum. Sudahlah, mau bagaimana lagi, yang penting sandara senang, kan?

Setelah menguap beberapa kali, akhirnya jiyong tersenyum tipis saat ibunya dan sandara memasuki ruang keluarga yang ditempatinya istirahat. Ibu jiyong memeluk lengan sandara layaknya gadis joseon itu teman sepermainannya.

“ibu, kau membuat dara lelah. Kami bahkan belum pergi ke pesta.” Ujar jiyong saat ibunya duduk disofa berlawanan dengan sndara disebelahnya. Gadis joseon itu tersenyum manis.

Ibu jiyong menggeleng. “apa yang kau bicarakan? Kami bersenang-senang. Sandara tahu banyak tentang sejarah korea. terutama tentang kerajaan yi gyeom.” Tutur ibunya.

Jiyong terkekeh geli. “terserahlah, bu. yang penting sekarang tolong bantu kami. Pestanya akan segera dimulai. Tiffany akan marah jika kami terlambat.”

Ibu jiyong tersenyum dengan mata berbinar. “benar juga, ya. baiklah, ayo sandara, ikut bibi kedalam.”

Sandara mendongak saat ibu jiyong berdiri. “eh? bukankah kita sudah melihat semua koleksi bibi? Apa masih ada yang belum bibi perlihatkan?”

Jiyong dan ibunya kompak terkekeh. “tentu saja tidak ada, dara. Tadi itu semua yang bibi punya. Tidak ada lagi. oh ya, sebenarnya masih ada, tapi di gudang belakang. Apa kau—”

“ibu!” jiyong segera menegur ibunya yang hendak mengajak sandara melihat koleksinya lagi.

Ibu jiyong terkekeh dan geleng-geleng kepala. sandara mengernyitkan keningnya dan menoleh pada jiyong.

Jiyong juga menatap sandara dan segera mengangguk. ia tersenyum lembut. “ikut saja dengan ibuku. Aku tidak kemana-mana kok. aku akan menunggumu.”

Sandara segera mengangguk dan tersenyum manis. Wajahnya merona tipis.

Ibu jiyong yang menyaksikan hal itu sempat tertegun sejenak. Jiyong jarang tersenyum lembut seperti itu kecuali pada haru sejak kakaknya meninggal. Oh tentu, sejak jinri meninggalkannya juga, jiyong berubah total. Tapi sepertinya jiyong yang lama telah kembali. Dan sandara adalah buktinya.

*

“jadi kau akan dijodohkan?”

Minji berhenti ketika mendengar suara daesung yang sepertinya sedang menelfon. Lelaki itu menunggunya di ruang tamu rumahnya, mereka akan pergi ke pesta tiffany sekarang. minji segera merapat di dinding rumahnya dan menguping percakapan daesung. Bukannya ingin melakukan hal jahat, minji hanya penasaran, siapa yang akan dijodohkan sampai daesung yang sudah rapi dalam jas abu-abunya itu terkejut?

“aku lihat-lihat memang sepertinya sudah tidak ada harapan. Dia sangat cuek pada perasaanmu.” Suara daesung terdengar turut sedih. Sepertinya orang yang ditelfon daesung itu seorang lelaki, dan lelaki itu terdengar tidak menyetujui perjodohannya.

“aku bisa apa? sudahlah, jangan lesu seperti itu. kau harus terlihat tampan di pesta sebentar, kan. Lagipula sudah waktunya move on.”

pesta sebentar? Apa maksudnya pesta tiffany unnie? apakah itu teman seuniversitas kami?’ batin minji yang makin rapat di dinding. Rambutnya yang sudah di bentuk sedemikian rupa, mulai agak berantakan karena merapat di tembok.

“tentu saja, aku akan mendukungmu apapun yang kau lakukan, seunghyun—minji?”

Minji tersontak untuk dua hal. karena daesung tiba-tiba berceletuk dan juga menyebut nama seunghyun. apa maksudnya choi seunghyun? atau seungri yang bernama asli lee seunghyun? jika sedang berbicara serius, daesung biasanya memanggil seungri dengan seunghyun. tapi siapa yang akan dijodohkan??

Minji segera berdiri tegak dan merapikan rambutnya saat daesung memutus sambungan telfon dan berdiri. “apa yang tadi kau lakukan disitu?”

Minji mengedipkan matanya dan menggeleng. “ti-tidak, a-aku t-tadi.. eng.. itu.. tadi ada bunyi aneh dari dinding.. se-sepertinya cicak.. ya, cicak.”

Daesung mengernyit. “bicaralah pelan-pelan. apa kau sudah siap?”

Minji mengangguk cepat. “ya! aku sudah siap. Ayo kita pergi.”

Saat daesung masuk ke ruang makan untuk pamit ke orangtua minji, diam-diam perempuan itu menarik nafas lega. Ia harus mendiskusikan ini dengan teman-temannya.

*

Hotel’s Ballroom, 18.45 KST

Tidak butuh waktu lama menunggu ballroom, tempat tiffany menggelar pertunangannya untuk, penuh jepretan kamera dan dentuman heels dan pantofel.

Terdapat sebuah panggung berbentuk lingkaran berwarna biru emerald yang elegan di tengah ballroom. Disekeliling lingkaran, terdapat hiasan bunga babys breath yang luar biasa wangi. Deretan makanan berbagai manca negara tersusun di setiap sisi ballroom. Di sudut, pemain okestra menyajikan musik mendayu andalan mereka.

Hal ini cukup membuat seungri heboh sejak 2 waitress membukakan pintu ballroom untuknya. terlebih lagi saat ia mendongak dan menemukan chandelier yang bak lampu disko menghiasi langit-langit ballroom dengan ornamen malaikat.

“choi siwon benar-benar sesuatu.” Bisik seungri sambil terus memperhatikan 3 orang perempuan pemain harpa, di sudut ballroom, yang sedang memainkan love of my life-nya angela july.

“aku penasaran berapa milyar won yang dia habiskan untuk sebuah pertunangan. Maksudku, pertunangan saja semewah ini. bagaimana dengan pernikahannya nanti?” daesung menimpali, tangan kirinya menggenggam segelas koktail.

“mungkin souvenirnya mobil emas dan kuenya penuh taburan diamond.” Seunghyun ikut bergabung sambil melirik ke arah souvenir di tangannya yang berupa rolex perak. Entah berapa banyak siwon mengucek rekeningnya untuk sebuah pertunangan seperti ini.

Seungri dan daesung tersenyum lebar. “dimana jiyong?” tanya daesung.

Seungri melirik jam tanganny dan mengangkat bahunya. “tadi dia bilang akan datang sedikit terlambat.”

“dia datang bersama sandara, kan?” tanya daesung lagi. matanya menipis.

Seungri terdiam sejenak kemudian mengangguk. “yeah.”

“dimana gadis-gadis itu?” seunghyun terlihat celingukan kesana kemari mencari gadis gadis, bom chaerin minji, di sekeliling ballroom.

“mereka pergi mengunjungi tiffany.” jawab daesung sambil menunjukkan pesan minji di ponselnya. Seunghyun mengangguk.

Disisi lain, ketiga gadis yang disangka mengunjungi tiffany itu sedang membentuk lingkaran di luar gedung. Wajah ketiganya suram, jika bisa digambarkan terlihat seperti patah hati.

“aku tidak mengerti. Seunghyun siapa yang kau maksud?” lirih bom sambil meneguk liurnya, matanya yang penuh eyeliner menatap lurus ke arah minji.

Minji menggaruk tengkuknya. “a-aku tidak tahu… daesung oppa hanya menyebut seunghyun saja.”

Bom mendesah gelisah dan menatap ke arah pintu masuk gedung. Tatapannya penuh keraguan.

Chaerin yang dibalut dengan long dress silver tanpa lengn dengan belahan dada agak rendah dan rambut dicatok selurus mungkin membuatnya terlihat badass. Sebuah jas kotak-kotak berwarna biru tersampir menutupi bahunya yang terbuka. Wajahnya terlihat muram.

“a-aku tidak peduli..” ucapnya pelan.

Minji dan bom menatap chaerin. “apa maksudmu, chae? Kau tidak peduli kalau seungri dijodohkan?”

Chaerin menatap bom lurus. “seunghyun yang dimaksud kan belum tentu seungri, lagipula apa hubungannya denganku?”

Bom melipat tangannya di depan dada. Rambutnya dikepang di sebelah kanan dan kiri lalu diikat menjadi satu menampilkan pipi chubbynya yang penuh blush-on. “aku tidak mengerti. Seungri menyukaimu, ah tidak, dia mencintaimu! Kau tahu itu kan?”

Chaerin tertohok. Dia memang tahu seungri mencintainya, tapi dia tidak pernah ditampar secara langsung seperti ini. dia mencintai jiyong, dia tidak mencintai seungri. chaerin yakin itu.

“aku.. tidak mencintai seungri.” chaerin sedikit tertekan saat mengakan hal itu. seperti ada yang menggigit ujung lidahnya.

Bom melirik minji. “minji, pergilah ke dalam duluan dan beritahu mereka kalau aku dan chaerin masih sibuk dengan tiffany.”

Minji mendesah kecewa dan menuruti perkataan bom. Ia tahu bom akan berbicara serius dengan chaerin dan ia tidak boleh mengganggu. Dengan langkah berat dan penasaran, minji berjalan ke arah gedung dan menghilang di balik pintu.

Bom menarik tangan chaerin dan membawanya ke basement, tidak peduli mereka memakai high heels belasan senti, bom tetap menarik chaerin menuju mobilnya yang terparkir tidak begitu jauh. ketika menemukan range rover merah miliknya, bom segera membuka pintu dan mereka berdua terkunci didalam. Chaerin mendesah tidak suka. ia benci situasi ini.

Eksekusi bom dimulai.

*

“aku bersumpah, kemana 4 orang itu?” seunghyun mulai melirik jam tangannya untuk keenam kalinya.

“bom dan chaerin unnie pasti masih sibuk berfoto dengan tiffany unnie.” kilah minji cepat. Dalam hati ia mulai gelisah, apakah bom dan chaerin baik-baik saja? mengetahui betapa pemaksanya bom dan betapa tertutupnya chaerin membuat minji kerap berpikir tidak-tidak.

“ya, sepertinya aku harus menyusul mereka dan menarik mereka kembali. Jika dibiarkan, tiffany tidak akan turun kemari memulai acaranya.” Dengus seunghyun sambil meletakkan gelas winenya.

Minji menggeleng kencang dan menarik seunghyun. “oppa! ka-kau mau kemana?”

Seunghyun mengernyitkan keningnya, ia melirik daesung dan seungri yang ikut mengernyit.

“kenapa kau panik, minji? apa terjadi sesuatu?” daesung menyentuh bahu minji.

Minji meneguk liurnya gugup. Ia tidak mungkin membuat alasan seperti bunyi-aneh-cicak-didinding seperti tadi, karena daesung akan curiga dan tidak ada cicak disini.

“sejak tadi kau terlihat gelisah, apa kau sakit?” daesung mulai menaikkan alisnya tidak sabar.

Minji tersudutkan sekarang. ia butuh pertolongan.

Ckrek—rrrrtttt….

Deritan pintu membuat mereka menoleh ke arah pintu masuk, penasaran siapa yang datang. Minji membulatkan matanya tidak percaya, begitupula ketiga lelaki disampingnya. Tidak hanya mereka berempat yang melongo, tapi hampir seluruh tamu yang datang. Well, hampir seluruh.

Jiyong muncul dengan setelan blazer hitam yang tidak dikancing, kemeja putih yang kancing teratasnya dibiarkan terbuka membuat jakunnya terlihat jelas, dan black denim pants. Pantofel hitam yang disemir habis-habisan terpasang sempurna di kakinya. Rambut blonde yang disisir rapi menampilkan dahi dan telinganya. Dua buah tindik terlihat jelas di telinganya. Wangi maskulin dan burgundy tercium jelas disetiap jiyong mengambil langkah, membuat para wanita yang dilewatinya mau tidak mau terpikat dengan sempurna.

Di sebelahnya, seorang perempuan cantik dengan kaki jenjang yang putih mulus berhiaskan wedges putih krem berjalan sambil menggandeng lengan jiyong. lace mini dress dengan potongan di bahu berwarna hijau tua soft pastle melilit tubuh idealnya. Lengannya, yang menggandeng lengan jiyong, dihiasi charm bracelet perak yang terlihat bercahaya di kulit putihnya yang bersinar. Rambutnya yang panjang dibiarkan tergerai dan dibentuk gelombang dengan belah tengah menampilkan dahinya. Tepi rambutnya yang disebelah kanan dibiarkan terselip di belakang telinga menampilkan anting permata kecil yang mengkilat. tidak lupa sebuah flower crown kecil berwarna hijau tua melekat di atas rambutnya, membuat penampilannya sangat manis. Wajahnya dipolesi sedikit blush-on dan eyeliner tipis. Sedikit sentuhan water tint di bibir tipisnya, sandara sudah terlihat bak princess malam ini.

Sandara mengeratkan genggamannya di lengan jiyong sambil berjalan dengan pelan. belajar kilat menggunakan wedges dengan ibu jiyong tidak begitu berpengaruh pada sandara saat ini. ia harus betul-betul berpegangan pada jiyong untuk menghindari hal memalukan yang bisa saja terjadi.

Minji yang paling pertama sadar dan segera melepas tangannya dari seunghyun. ia melambai pada jiyong yang terlihat mencari seseorang. “ji-jiyong oppa, kami disini!”

Seruan minji membuat semua tamu yang sempat terkesima segera tersadar dan melanjutkan aktivitas mereka. begitupula seunghyun, daesung dan seungri. ketiganya sontak memperbaiki ekspresi mereka.

Jiyong dan sandara sekarang berdiri tepat di depan mereka. jiyong melakukan high five dengan teman-temannya sementara sandara tersenyum ramah. “hai semuanya.” sapanya gugup.

Seungri menggelengkan kepalanya tidak percaya. “damn, kau sangat can—hmpft!!”

Sebelum seungri menyelesaikan perkataannya, jiyong segera menyumpal mulut seungri dengan telapak tangannya. “tahan apa yang ingin kau katakan. Hanya aku yang boleh menyebutnya seperti itu, mengerti?” desisnya sebelum menarik kembali tangannya.

Seungri mengusap bibirnya kesal disambut kekehan teman-temannya.

Sandara tersenyum tipis dan menoleh pada minji. “oh ya, minji, dimana bom-ssi dan chaerin-ssi?”

Minji mengernyitkan keningnya. Dalam hati ia merutuk sandara karena bertanya hal itu setelah dia mati-matian menghindari pertanyaan itu.

Seunghyun mengangguk. “untung kau bertanya, dara. Aku akan mencari mereka, kalian tunggu disini ya.”

Sebelum minji sempat menarik lengan seunghyun lagi, lelaki itu sudah pergi menjauh mencari bom dan chaerin yang disangkanya sedang bergossip girls dengan tiffany.

“aku dan dara akan mencari minum, bye.” Jiyong kembali bersuara sambil mengeratkan genggaman sandara di lengannya.

Seungri dan daesung mengangguk sementara minji hanya meringis kecil. di pikirannya hanya satu, bagaimana kalau seunghyun mendengar percakapan bom dan chaerin? rahasia bom bisa terbongkar!

Dan minji akan berada dalam masalah besar karena tidak mencegah hal itu.

*

Jiyong tidak membawa sandara mencari minuman. Lelaki itu membawa sandara ke lantai teratas hotel setelah melewati lift yang sandara sebut kubus besi ajaib. Ia merasa bosan dengan pesta di ballroom yang belum dimulai juga. lagipula, kalau jiyong tidak ada saat acara dimulai, toh tidak masalah. Pesta akan berjalan, dengan atau tanpa kehadiran jiyong.

“aku suka pesta.”

Jiyong, yang duduk di batu semen yang terletak di tepian lantai atap, mendongak menatap sandara yang berdiri memandang kota seoul di malam hari. Wajahnya yang putih terlihat merona kemerahan, begitupula rambutnya yang berterbangan kecil akibat angin.

“aku tidak.”

Sandara mengernyit dan menunduk melihat jiyong yang meluruskan kakinya ke depan sementara tangannya bertumpu di belakang. “kenapa? pesta itu menyenangkan!”

Jiyong mengangkat bahunya, matanya menatap ke pot-pot bunga yang tersusun beberapa meter didepannya. “entah, aku hanya tidak begitu suka tempat ramai yang formal.”

“yang formal?”

“ya, yang mengharuskanku memakai jas seperti ini. sangat formal, dan mengganggu. Seperti akan segera dikubur saja.”

“ah..” sandara mengangguk mengerti dan kembali menatap ke depan. “aku suka melihatmu memakai jas. Kau terlihat berbeda.” Tuturnya lembut.

Jiyong mendongak lagi. ia tersenyum tipis. “aku terlihat tampan, kan?”

Sandara terkekeh. “ya, tapi kau tetap kwon jiyong. tidak ada yang berubah.”

Jiyong terhenyak sejenak sebelum ia tersenyum lebar, membuat matanya menipis. Perlahan ia berdiri dan melepas jasnya, kemudian menyampirkannya di bahu sandara. Sandara menoleh bingung.

“kenapa?”

Jiyong menggeleng. “sekarang sedang musim dingin, kau bisa flu nanti.”

Sandara hanya mengangguk pelan. “bagaimana denganmu? bajumu sepertinya tipis.”

Jiyong melirik kemeja putihnya yang memang tipis kemudian mendongak. “khawatirkan dirimu sendiri.”

Sandara merengut dan mengalihkan perhatiannya pada gedung-gedung pencakar langit didepannya.

Jiyong berdiri disamping sandara, menatap gadis itu seperti menghentikan waktu dan membiarkannya terasa manis. Jiyong sangat menyayanginya, entah harus bagaimana menunjukkan bahwa ia sangat mencintai sandara. Kenapa sandara begitu mudah membuatnya jatuh cinta disaat banyak wanita yang lebih lama berusaha untuk mendapatkan hatinya?

Persetan, cinta memang tidak kenal waktu.

“dee.”

Sandara menoleh dan sedikit mendongak untuk menemukan mata jiyong. “ya?”

“kalau aku bilang aku menyayangimu, kau percaya?”

Sandara tertohok. Ia meneguk liurnya pelan. “ya.. aku percaya. Aku juga menyayangimu, kan.”

Jiyong menggeleng. “tidak.”

Sandara mengernyit bingung. jantungnya berdegup kencang.

Jiyong menyentuh bahu sandara dan mencengkramnya pelan, memaksa sandara untuk menatap matanya. Ini saatnya. Sandara harus tahu kalau jiyong mencintainya.

“kita baru bertemu seminggu yang lalu dan aku sudah bisa gila memikirkan kalau kau tidak ada disisiku. Aku tahu ini sangat gila, aku tahu semua ini bodoh. Tapi kau harus tahu kalau aku benar-benar men—”

hello lover’s.”

Demi dewa neptunus dan seluruh manusia di bumi, jiyong benar-benar merasakan kepalanya akan meledak saat tiba-tiba suara seseorang yang sangat dibencinya muncul sambil bersiul santai, seolah tidak sadar bahwa ia habis merusak momen jiyong menyatakan cintanya pada sang tuan putri!

Sandara menoleh dan segera melepas tangan jiyong dari bahunya kikuk. “yo-youngbae-ssi?”

Sedikit lega karena youngbae datang, sandara benar-benar bingung harus menjawab apa jika saja jiyong selesai menyatakan perasaannya. Bukan berarti sandara ingin menolak jiyong, tapi ini tidak benar. Ia tidak boleh mencintai jiyong.

Jiyong mendesis geram. Tangannya mengepal dan menatap youngbae tajam. “apa yang kau lakukan disini? kau tidak diajar untuk tidak mengganggu privasi orang lain, hah?”

Youngbae, yang terlihat tampan dalam balutan jas abu-abu dan dasi putih, mengangkat bahunya cuek. “aku hanya mencari angin saja, kok. kebetulan melihatmu disini, jadi aku menegurmu. Akan lebih tidak sopan jika aku diam saja dan menguping privasimu.”

Rahang jiyong mengeras. “damn you! pergi sana, kau menggangguku!” jantung jiyong berdetak keras, ia harus memberi tahu sandara kalau ia mencintainya tapi br*t ini datang dan merusak semuanya.

“jiyong, jangan berteriak seperti itu.” sandara bersuara pelan, ia menyentuh lengan jiyong.

Jiyong menggeleng. Ia menatap sandara gusar, wajahnya memerah tipis bersama nafasnya yang mulai tidak keruan. Bercampur antara emosi dan perasaannyaa yang menggebu.

Jiyong menoleh ke arah youngbae yang mengangkat alisnya menantang. “shit, persetan denganmu!”

Jiyong mendesah keras dan kembali menatap sandara. “aku mencintaimu, tolong! Tidak ada yang bisa menahanku lagi, tidak bisa! Sial, aku sangat mencintaimu! Aku tidak ingin mengatakannya seperti ini, tapi aku tidak tahan. Aku tidak bisa menahannya lagi!”

Sandara melongo. Begitupula youngbae yang menaikkan alisnya dengan mata yang terbuka lebih lebar.

Jiyong mendesah lagi, lebih keras dari sebelumnya. Membiarkan sandara terhenyak sambil terbelalak kaget.

Jiyong terlihat gusar, ia menggaruk belakang kepalanya kasar dan menghadap ke arah gedung-gedung menjulang di depan mereka. menampilkan lautan cahaya yang menari ditengah kegelapan. Memantulkan gemaan teriakan jiyong yang berhasil membuat sandara sadar bahwa lelaki itu memang menyatakan perasaannya.

“aku mencintaimu sandara park!!! Persetan dengan semuanya, aku benar-benar mencintaimu bodoh!”

jiyong menarik nafasnya dalam dan mengeluarkannya dengan keras, menandakan bahwa ia telah mengeluarkan semua apa yang ditahannya selama ini. asap hawa dingin keluar dari nafasnya mewakili dinginnya udara saat itu.

jiyong menoleh pada sandara dengan nafas tersengal, rambut blondenya yang disisir rapi kini terlihat berantakan. Tapi jiyong tetap jiyong, dia tetap tampan. bahkan terlihat lebih tampan.

Dan sandara benar-benar diambang keraguan saat jiyong tersenyum lebar padanya. “aku mencintaimu, dee.”

Melupakan youngbae yang terpaku kaget dibelakang mereka.

*

(scene ini kembali ke bom dan chaerin, bertepatan saat jiyong dan sandara datang)

Chaerin melipat tangannya didepan dada. “aku benar-benar kepanasan, bisakah kau menyalakan ACnya kemudian kita bicara dengan nyaman?”

Bom menggeleng. Ia membuka sedikit jendela mobil membuat udara dingin menyeruak masuk. “kita lebih baik langsung ke intinya, okay?”

Chaerin bersandar di kursi penumpang. “jika tentang seungri atau seunghyun yang dijodohkan, aku benar-benar tidak punya komentar apapun.”

Bom memutar matanya. “kalau seungri dijodohkan, kau tidak akan punya orang yang akan memperhatikanmu lagi.”

Chaerin mengangkat bahunya. “itu wajar, seungri bukan orang yang harus selalu memperhatikanku. Lagipula kami berteman sejak kecil, ingat, kami berteman.”

“matamu berkata kalau kau sebenarnya takut, kan?”

Chaerin mengalihkan pandangannya keluar jendela. “jangan sok tahu. Aku tidak takut. Lagipula, untuk apa aku takut?”

Bom melipat tangannya di depan dada. “jadi kalau seungri dijodohkan, kau tidak takut?”

“hm.”

Bom menarik lengan chaerin, memaksa gadis itu menatapnya. “jika seungri memiliki gadis lain, dia tidak akan pernah menjadi sandaranmu lagi. dia tidak akan mengajakmu ke tempat-tempat seru lagi. dia tidak akan memarahi laki-laki yang berani mengganggumu saat kita di bar lagi. dia tidak akan datang tengah malam kerumahmu saat tiba-tiba listrik dirumahmu padam lagi. dia tidak akan menemanimu mencari bahan kuliah sampai ke luar kota lagi. dia tidak akan—”

“hentikan. Aku mencintai lelaki lain.” Ungkap chaerin sambil membuang wajahnya yang memerah.

“jiyong. kau mencintai jiyong, kan?”

Chaerin menoleh cepat menatap bom yang menunjukkan smirknya. “ka-kau tahu darimana?”

“kalau aku bilang seungri pernah datang ke apartementku jam 4 subuh dan menangis seperti anak kecil, menyebut namamu dan mengatakan bahwa dia sangat mencintaimu seperti dia akan mati juga berkata bahwa dia rela menjadi hancur demi melihatmu tersenyum bersama jiyong, apa kau percaya?”

Chaerin terhenyak. Sekujur tubuhnya tiba-tiba merinding.

“se-seungri.. melakukan itu?”

Bom melepas cengkramannya dari lengan chaerin. ia tersenyum tipis. “kejadian itu sekitar setahun yang lalu saat kita semester 4, dia mabuk dan menceritakan semuanya padaku. demi tuhan chaerin, aku tidak pernah melihat lelaki menangis seperti itu. dia sangat mencintaimu.”

Chaerin terdiam. Tiba-tiba nafasnya terasa sesak.

Bom menyentuh bahu chaerin pelan. “jika seungri memiliki gadis lain, kau akan kehilangan semuanya chae. Kau tidak akan memiliki seungri yang mungkin tidak kau sadari, tapi dia selalu ada, kan, saat kau benar-benar sedih? Kau akan kehilangan seseorang yang berlapang dada mencintaimu walau orang itu tahu kau mencintai orang lain. Bahkan dia rela menangis bersamamu hanya untuk membuatmu tahu, kau masih pantas untuk bahagia.”

Chaerin serasa ditampar dengan ucapan bom. Perutnya serasa diterbangkan oleh ribuan kupu-kupu. Matanya berkaca-kaca. Seperti disihir, rasa takut seketika menyebar diseluruh mental dan fisiknya.

“sekarang pikirkan. Apa kau masih mencintai jiyong atau ingin mencoba hal baru dengan seungri?”

chaerin menunduk. ia menggigit bibirnya. Jiyong? ia mencintai jiyong, tapi ia tahu, ia bukan untuk jiyong. ia tidak akan pernah bisa bersama jiyong. lagipula, jiyong sudah bahagia bersama sandara. Dan ajaibnya, hati kecil chaerin sangat mendukung jiyong dan sandara bersama-sama.

Chaerin sadar. Ia tidak benar-benar mencintai jiyong. ia hanya fokus pada perasaannya yang sudah terbiasa tentang ‘aku mencintai jiyong’ tanpa sadar bahwa ‘seungri mencintaiku’.

Seungri yang selalu ada untuknya. walau seungri menyebalkan, walau seungri tahu chaerin menyukai jiyong, walau seungri mendukung chaerin menyukai jiyong, seungri tetap mencintainya. seungri tetap bersamanya.

Chaerin mendongak dan tanp sadar air matanya menetes jatuh. “aku.. se-seungri.. aku.. tahu. Aku harus membuka hatiku untuk seungri.”

Bom tersenyum lebar dan menepuk pundak chaerin. “kau benar. Lanjutkanlah, katakan pada seungri untuk tidak pergi.”

Chaerin tersenyum pahit. “tapi siang tadi seungri membeli sebuah liontin untuk wanita yang special dihidupnya. Apa dia benar-benar memiliki gadis lain?”

Bom menaikkan pundaknya. “jawaban terbaik ada pada tersangkanya, kan?”

Chaerin menghela nafas dan tersenyum lebar. “terima kasih bom. Aku akan menemui seungri sekarang.”

Bom mengangguk. “semoga berhasil.”

Chaerin tersenyum dan hendak keluar dari mobil sebelum ia teringat sesuatu dan menoleh ke bom. “lalu bagaimana kalau seunghyun yang dijodohkan?”

Bom menghela nafas. “entahlah. Kau lihat sendiri kan, seunghyun orangnya sangat cuek dan tidak peka. Dia hanya menganggapku sebagai teman, tidak lebih.”

Chaerin mengelus punggung bom. “bagaimana kalau kau mengaku juga?”

Bom menggeleng. “tidak mungkin. Dia akan tertawa kalau dia tahu aku menyukainya.”

“tapi kau sudah berakting sangat lama, bom. Kau menyukainya sejak orientasi mahasiswa kan? Itu sudah 3 tahun yang lalu! kau selalu bertingkah kau tidak menyukainya dan selalu bertengkar dengannya. hentikan saja dan akui kalau kau mencintainya.”

Bom menggigit bibirnya dan menggeleng lemah. “aku belum siap. Seunghyun berbeda dengan jiyong yang romantis, seungri yang blak-blakan, dan daesung yang penyayang. Seunghyun orang yang tidak peduli tentang perasaan wanita.”

“siapa bilang aku tidak peduli perasaan wanita?”

Bom dan chaerin hampir terjungkal ketika terdengar suara berat dari luar mobil. chaerin melirik ke belakang bom dan seketika meringis aneh. Bom meneguk liurnya dan perlahan menoleh ke belakangnya.

Matanya benar-benar hampir melompat keluar saat melihat seunghyun bersandar di jendela mobilnya sambil menatapnya tajam.

“kau menyukai.. ah tidak. kau mencintaiku, park bom?”

Chaerin mengambil langkah seribu saat seunghyun berkata dengan nada yang sangat rendah. Ia hanya bisa berdoa untuk apa yang akan terjadi kemudian. Sekarang ia memiliki hal yang lebih penting untuk dilakukan. Menemui seungri dan mengungkapkan semuanya.

Bom meneguk liurnya saat tanpa sadar ia menurunkan jendela mobil dan wajah seunghyun menyembul masuk. Lelaki itu tersenyum tipis dan melipat tangan di atas kusen pintu mobil yang tidak terhalangi oleh jendela lagi.

“nah, siapa yang bilang aku tidak peduli pada perasaan wanita? Ah salah. Siapa bilang aku tidak peduli pada perasaanmu, hm?”

Dan ini untuk pertama kalinya bom kehilangan kata-katanya didepan seunghyun.

*

“drama ini membosankan. Tujuanku kemari mencari angin malah menyaksikan drama kacangan.”

Untuk kesekian kalinya jiyong mendesis kesal. ia melirik youngbae yang masih berdiri ditempatnya. “tolong pergi selagi aku meminta dengan sopan.”

Youngbae mengangkat bahunya. “tidak mau. memangnya ini tempat untukmu? Sandara-ssi juga tidak keberatan kok, iya kan dara?”

Jiyong segera melirik sandara tajam membuat sandara bungkam. Ia memilih untuk mengendalikan detak jantungnya, memikirkan pengakuan jiyong barusan.

Jiyong mendecak dan menarik tangan sandara. “ayo kita kembali ke minji, aku muak disini.”

Sandara tidak berkata apapun dan mengikuti jiyong menuju tangga darurat yang terhubung ke lift. Saat melewati youngbae, sandara tersenyum kikuk dan kembali mengikuti jiyong. mulutnya terasa kaku untuk berbicara. Pikiranny benar-benar penuh sekarang.

Youngbae terkekeh keras membuat jiyong berhenti. Perasaannyaa tiba-tiba tidak enak. Ia menoleh pada youngbae. “apa yang kau rencanakan, heh?”

Youngbae tersenyum lebar. “aku ingin kau bertemu teman lama kita.”

Jiyong menaikkan alisnya. Jantungnya berdegup untuk alasan yang tidak ingin ia tebak.

“ayo kita lihat, apa kau masih tetap mengatakan kau mencintai sandara setelah bertemu teman lama kita?”

Gagang pintu darurat berderit. Jiyong menoleh cepat dengan jantung yang berdentum keras. Sandara bisa merasakan genggaman jiyong mengerat. Lelaki itu sangat gugup.

Dan saat sebuah kaki jenjang dialasi strap sandals biru gelap muncul dari balik pintu darurat, jiyong tahu. Dia kembali. Jiyong masih hafal langkah orang itu.

“jinri..” gumam jiyong tanpa sadar.

Dan saat pintu darurat terbuka lebar, jiyong benar-benar tertegun ditempatnya berdiri sambil mencengkram pergelangan tangan sandara. Bahunya melemah dan rahangnya mengatup.

“hai.. jiyong.”

Youngbae menatap jinri yang berdiri anggun didepan jiyong dan sandara. Gadis itu tersenyum lebar pada jiyong menampilkan eyesmilenya yang sangat manis. youngbae tersenyum tipis dan melirik jiyong yang membeku sempurna ditempatnya berdiri.

Sandara sendiri menatap gadis didepannya bingung. siapa gadis ini? ada apa dengan reaksi jiyong? sandara tidak mengerti apa yang terjadi sekarang.

Yang jelas, ia tahu bahwa semuanya akan menjadi lebih rumit mulai dari sekarang.

TBC

Next >>

Author’s note :

Ehem ehem.. pertama2 aku mau ngucapin selamat tahun baru 2016 dan selamat tahun baru imlek yang udah lewat/? Yaaah. Intinya aku mau minta maaf atas update yang super lelet ini-_- kyknya udah pada lupa ceritanya yaa?:(( ayo diingat lagi wkwk jadi takut kena damprat readers/?

Kenapa aku update lelet? Selain karena buntu ide, keyboard laptopku juga rusak. Yang rusak itu huruf A dan huruf M. Bayangin coba klau huruf A rusak aku ngetiknya gimna u,u. Oleh karena itu kalau banyk typo berhubungan dengan huruf ‘A’, mohon dimaafkan gengs. /bow/

Yah, klau ada yng mau kontak2an atau nanya2 atau temenan sama aku, ke twitter aja @zakariatika okey. Sebenarnya pengen lanjutin bacot cuma berhubung huruf A-nya sedang rusak, kita hentikan disini dulu. L

Mohon maaf untuk typo dan kesalahan lainnyaJ Thankyou for reading and keep waiting! Hengsho daragon and applers^^

p.s : mohon ditegur jika ada yang mengganjal di cerita ini yaa!! Gak usah tkut, aku gamakan orang kokJ

33 thoughts on “[Series] Coming To You – 14

  1. aiss ini dia konfliknya.
    kenapa si jinri itu kembali ? ayoo dara oenni terima perasaan jiyong oppa dan pacaran, jangan biarin sully itu ganggu oppa.. *emosi*
    dan jujur aq belum bisa terima kalok jiyong oppa musuhan sama youngbae oppa disini 😦 soalnya mereka kan sahabat baik 😦
    next chap oenn

  2. So excited now,really looking forward 4ur new up date my dear writer.pls give us happy ending okie….so sad for dara now…hope jiyong wouldn’t betray dara,but I trust jiyong,shouldn’t do such thing.thx dear:)

Leave a comment