The Couple Next Door [Chapter 6] : Her Cure

 

author      : silentapathy
source      : TCND on AFF
indotrans : dillatiffa

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 

Kedip.

Kedip. Kedip.

Kedip. Kedip. Kedip.

[OPS!]

 

 

Dara terkesiap begitu merasakan rasa sakit diantara selangkangannya. Dia sampai harus menutupi mulutnya untuk mencegah dirinya membuat suara berisik, takut membangunkan pria yang tidur tengkurap disebelahnya, dengan lengannya memeluknya pinggangnya dengan protektif. Dia memejamkan mata, mencoba mengingat kejadian semalam dan langsung berubah merah begitu sadar apa yang telah terjadi.

Mereka bercinta.

Dan…

Dia bukan lagi perawan seperti sebelumnya.

Dia sudah menjadi wanita seutuhnya.

Dan pria disebelahnya ini telah menandainya sebagai milik pria itu.

Tangannya langsung berlari memegang kedua pipinya, menangkup pipinya yang terasa terbakar – karena senang, malu, dan ribuan emosi yang tidak bisa dia sebutkan satu per satu.

Tapi satu yang pasti.

Tidak ada PENYESALAN.

Dia sama sekali tidak merasa menyesal memberikan keperawanannya kepada pria yang telah membuatnya lupa pada ketakutannya… Pada pria yang bisa membuatnya merasa paling nyaman… Pada pria yang bisa melepaskannya dirinya dari batasannya.

Pria ini adalah kebahagiannya… Zona nyamannya… Pahlawannya…

Obatnya…

Tidak, dia tidak akan menyesali atas apa yang telah terjadi semalam… Itu hanyalah salah satu dari segala hal pertama yang pria itu lakukan untuk memberinya pengalaman dalam hiduonya.

Dara sampai perlu untuk menggigit pipinya bagian dalam untuk menekan suara tawanya karena perasaan senang yang membuncah.

Perlahan, dia menoleh kearah Jiyong dan melilitkan selimut disekeliling tubuhnya sementara tangannya meraih wajah pria itu, mengelus rambutnya. Dara menyentuh hidungnya yang mancung dengan jari telunjuk, turun ke bibirnya. Jantungnya berdetak keras. Bibir itu sudah melakukan keajaiban pada tubuhnya semalam… Bibir itulah yang memiliki setiap inci dari tubuhnya… Dara mengambil waktu untuk mengagumi wajah tampan prianya, dia masih mengira-ngira apa yang membuat dirinya masih merasa tidak terbiasa dengan radiasi pesona pria ini.

Menatap Jiyong lekat, pelan, Dara menutup jarak mereka berdua saat bergerak menyentuh bibir pria itu, memberikan sebuah ciuman manis namun ringan. Dia tersenyum ketika akhirnya menarik diri dan duduk sebelum mengamankan selimut di seputar tubuhnya dan berdiri pelan dengan kakinya yang gemetaran. Dia memunguti pakaiannya dari lantai dan langsung bergerak ke kamar mandi.

==========

“Sampai jumpa sweety…” kata TOP memberikan kecupan manis di bibir Bom. “Dua hari lagi…” katanya menatap dalam ke mata gadisnya. “Dua hari lagi dan aku sudah tidak sabar menunggumu berjalan menuju altar…”

 

“Yah!” Bom memukul lengan TOP. “Benar hanya itu, Choi Seunghyun?” tanya Bom sebelum mengalungkan lengannya di leher pria itu, menariknya semakin mendekat. “Atau maksudmu, kamu sudah tidak sabar untuk bulan madu?” gadis itu menggoda prianya lalu kemudian bibirnya menempel ringan di bibir prianya.

“Oh please, lady. Jangan melakukan itu jika kamu tidak ingin aku melakukannya disini, sekarang di kantormu.” TOP memperingatkan pada gadis nakal dalam pelukannya.

Bom terkekeh sebelum menarik TOP agar lebih menundukkan kepalanya hingga bibir mereka bisa bersentuhan. Gadis itu semakin menggoda prianya dengan menjilat bibir pria itu, mencoba mencari jalan masuk kedalam mulutnya – sadar sepenuhnya pria itu tidak mungkin punya kemampuan untuk menolaknya.

TOP melenguh dalam begitu lidah mereka bertemu. Dia mengajak lidah mereka bermain, menghisap dan menggigiti bibir gadisnya. Dia baru akan menyingkap rok Bom saat gadis itu mendorongnya menjauh, membuatnya terperangah.

“B-om…”

 

“Sampai ketemu di bulan madu kita, Seunghyun.” Katanya sambil mengedipkan sebelah matanya sambil mengambit gagang teleponnya.

“Apa?”

 

 

“Ms. Im, aku membutuhkanmu di kantorku sekarang.” Katanya pada speaker telepon dengan senyum lebar terpasang di wajahnya.

“Apa maksudnya ini, jagiya?” hanya itu yang bisa TOP tanyakan. Teganya gadis itu menggantungnya seperti ini?

“Dua hari lagi honey… Dan aku berjanji padamu, hadiahnya sangat manis.” Dia meringis nakal pada TOP.

“Hei… Tidak bisa, kamu yang memulai ini. Kumohon… Bommie-yah… Kita lakukan dengan cepat…” pintanya menarik gadisnya sekali lagi dalam pelukannya.

“Arasso…” Bom menyeringai. “Aku akan memberikan apa yang kamu mau sekarang, caln suamiku… Tapi jangan harap ada bulan madu. Bagaimana dengan itu?”

 

“YAH!!!”

 

“Hahaha!”

 

“Booyah! Park Bom, itu tidak adil!”

 

 

==========

“YAH!!!”

 

“Apa masalahmu hyung??? Aisht!!!” Jiyong menggaruk kepalanya dengan marah. TOP baru saja mengganggu tidurnya dengan meneleponnya tanpa henti sampai dia mengangkatnya. Matanya melihat sekeliling dan melihat tidak ada seorang pun disampingnya. Dia hanya ingin bangun dan menemukan Dara.

“Masih punya umpatan yang lain, idiot?” dengus TOP marah.

“Mworago?”

 

“Yah, aku sudah memberimu saran untuk melakukan yang terbaik pada liburanmu kali ini dan aku tidak paham kenapa Bommie justru membuatku blueballs sekarang, f*ck!”

 

Jiyong bangkit dari tempat tidur, melupakan keadaan dirinya yang telanjang.

“J-j-angan salahkan aku hyung, aku tidak melakukan apapun padamu.”

 

 

“Aisht. Wanita it—“

 

 

“KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!! KWON JIYONG PALING TIDAK PAKAI PAKAIANMU!!!”

 

 

TOP hanya bisa mendengarkan dari ujung saluran dalam diam.

“Omo! Jagiya, maafkan aku!” TOP mendengar Jiyong berkata sebelum suara gedebuk keras terdengar – pasti dari teleponnya.

“Kenapa kamu bangun pagi-pagi? Bagaimana perasaanmu?”

 

“Aku… Aku baik-baik saja…”

 

“Hei kemarilah… Maafkan aku sudah menyakitimu semalam. Apa masih terasa sakit? Apa kamu masih kesakitan? Aisht! Kamu harusnya tiduran lebih lama atau paling tidak bangunkan aku.”

 

TOP mengerutkan alis dan mengakhiri panggilan.

Dara kesakitan?

Jiyong menyakiti Dara semalam dan dia bertanya bagaimana perasaan gadis itu sekarang…

Dan Jiyong telanjang, Dara memintanya untuk berpakaian.

“F*CK!!! HAHAHAHAHAHAHA!!!” TOP memukul roda kemudi kegirangan.

“That’s mah boy, hahaha!” dia merasa bangga pada Jiyong yang baru saja berhasil melakukan pukulan home run. “Kang Daesung, kamu kalah!!!” serunya girang sambil menyalakan mesin mobil.

==========

Minzy menolehkan kepala begitu mendengar suara dentingan bel saat pintu dibuka.

“Oppa!!!” dia melompat senang dari tempat duduknya. “Kenapa kamu sangat lama?”

 

“Makan siang…” dia tersenyum sambil menunjukkan kantung-kantung makanan yang dia bawa.

“Aigoo… Terima kasih oppa!” katanya meraih kantung-kantung itu dan meletakkannya diatas meja.

Keduanya memutuskan untuk mengunjungi restoran mereka yang akan segera dibuka untuk mengecek pemasangan peralatan dapur sekaligus bertemu dengan para pegawai mereka. Dengan bantuan Se7en, keduanya hanya membutuhkan waktu beberapa minggu sebelum acara grand opening.

“Aku juga membawakan untuk para staf.” Kata Daesung duduk di kursi didekat Minzy.

“Oh… Itu bagus! Terima kasih oppa!” Minzy meringis lebar sebelum memanggil staf mereka untuk ikut makan siang.

Daesung hanya menatap kekasihnya bergaul dengan para pegawai. Dia merasa lega karena berhadis menabung dan sepertinya, kerjasama mereka ini adalah langkah awal dalam rencana masa depan mereka.

Pikirannya sedang berkelana entah kemana saat teleponnya bordering.

“Yoboseyo?”

 

“Hei, man, Jiyong akan sampai sore ini. Jadi kita akan melanjutkan rencana kita untuk pesta bujangan TOP hyung. Pastikan untuk datang tepat waktu.” Beritahu Yongbae. Daesung menatap Minzy sebelum keluar dari restoran.

“Whoa! Aku jadi bersemangat!” kata Daesung.

“Jiyong sudah merencakan semuanya. Jadi sampai ketemu di tempat Se7en hyung arasso? Jangan terlambat.” Yongbae mengingatkannya.

“Oke! Aku jadi penasaran, apa para gadis itu juga akan mengadakan bachelorette’s party untuk Bom noona.” Kata Daesung sambil melihat kedalam restoran melalui pintu kaca. Dia tidak akan pernah mengijinkan Minzy untuk ikut serta dalam pesta semacam itu – jika sesuai dengan apa yang ada dalam pikirannya sekarang.

(T/N : saya bingung mau menyebut bachelorette’s party jadi apa.. yang saya pernah denger itu cumin pesta bujangan, nah yang untuk calon mempelai wanita saya nggak pernah dengar istilah indonesianya. Kalau dalam adat nikahan jawa, pesta sebelum malam pernikahan semacam itu disebutnya malem midodarini [atau disebut juga midodareni].. naah.. saya tidak mungkin menggunakan istilah malam midodarini untuk kasus Bom disini kan??? LOL)

“Yah, fokus saja pada pesta bujangan TOP hyung dan jangan mencampuri urusan para gadis itu.”

 

==========

“Jiyong…”

 

“Hmm?”

 

“A.. Aku… Aku ini bukan orang lumpuh.”

 

“Uhummm…”

 

“Aku bisa jalan sendiri… Kamu tahu…”

 

“Yeah…”

 

“Jadi… Turunkan aku… Kumohon. Ini memalukan. Orang-orang melihat kearah kita.” Kata Dara menyembunyikan wajah dibalik rambut panjangnya.

“Ani. Biarkan saja mereka melihat. Aku tidak akan menurunkamu.” Jiyong bersikeras sambil tersenyum lebar pada Dara.

“T-t-api…”

 

 

Keduanya baru saja sampai di Bandara Gimpo. Jiyong sebenarnya ingin menghabiskan waktu lebih lema tapi hanya beberapa jam saja tidak akan ada perbedaan seperti yang dikatakan Dara. Mereka harus segera kembali ke Seoul karena besok Jiyong harus kembali bekerja. Selain itu Dara harus menghadiri rapat dengan salah salu Onstyle Network dimana dia masih harus memberikan kepastian tentang keputusannya menanggapi proposal mereka yang memintanya untuk menjadi salah satu juri.

‘Oh sial.’ Pikirnya. Dia bahkan lupa untuk mengatakan hal itu pada Jiyong. Dia akhirnya memutuskan untuk mengatakannya nanti malam setelah bachelorette’s party yang direncanakan CL dimana dia sama sekali tidak tahu tentang itu.

“Jiyong turunkan aku. Kumohon.”

 

“Jangan keras kepala Dara. Kamu tadi sudah hampir jatuh.” Ujarnya, menekankan melalui perkataannya bahwa dia tidak akan menuruti permintaannya yang satu ini.

==========

Keduanya akhirnya sampai di apartemen mereka dan baru Dara bisa berdiri diatas kakinya sendiri. Dia ingin memukul Jiyong karena terlalu bersikap posesif padanya tapi dia tahu itu adalah bentuk kepedulian pria itu padanya.

Dara sedang berada di kamar mereka membereskan barang-barang mereka begitu Jiyong masuk.

“Jagiya, aku mungkin tidak bisa makan malam di rumah.” Katanya sambil duduk di tempat tidur. “Apa kamu tidak apa-apa sendirian di rumah?”

 

“Aku baru mau bilang padamu aku juga akan pergi keluar.” Katanya dan lalu menghadap Jiyong setelah menutup resleting tas mereka.

“Hei, kamu akan pergi keluar? Jagiya…”

 

“Aku tidak apa-apa Jiyong… K-k-enapa kamu jadi berlebihan seperti ini?”

 

“Kemana kamu akan pergi? Biar kuantar.”

 

“Jiyong…” Dara mendelik padanya. “Itu bachelorette’s party Bommie. CL memaksa kami mengadakannya.”

 

“Mwoooo??? Yah!”

 

“Apa?”

 

“Apa rencana pesta itu?” Jiyong mengerutkan alisnya. Dia ini tidak bodoh, untuk tahu bagaimana biasanya pesta seperti itu diselenggarakan. Tidak. Dia tidak akan mengijinkan baby girl-nya menghadiri pesta semacam itu dimana pelayan pria telanjang bertebaran dimana-mana.

“Itu ide CL. Aku belum tahu… Dia tidak mau mengatakan padaku, tapi dia yang akan menjemputku jam 7 nanti.”

 

 

Jiyong berpikir sejenak. Jadi CL yang merencanakannya. Dia yakin CL pasti tidak akan mau memberitahunya. Tapi mungkin, mungkin saja maknae tahu. Dia menyeringai penuh kemenangan sebelum bangkit dan mencuri sebuah kecupan di pipi Dara.

“Aku akan kesebelah dan mengambil Dadoong dari Seungri.

 

 

==========

“Yah rat, lepaskan aku.”

 

“Tidak mau…”

 

“Kamu benar-benar ingin mati? Yah!”

 

“Tidak.”

 

“Bagaimana kalau kubuat kamu terluka lagi?”

 

“Kitty cat, aku hanya mengklaim hadiah yang pantas aku dapatkan.” Kata Seungri sambil semakin menempel pada CL.

“Yah! Berhak kamu dapatkan apanya, kamu ini seperti monster!” katanya sambil mendorong Seungri menjauh. “Bagaimana aku bisa bergerak dengan benar sekarang? Aisht!”

 

”Aigoo… Aku hanya sangat merindukanmu. Selain itu, aku sudah jadi anak baik. Joongki hyung bahkan bilang dia setuju aku untukmu.” Seungri menyeringai bangga.

“Aku sama sekali tidak bisa mengerti kenapa orang-orang bisa berkata kamu ini mengagumkan.” Bentak CL.

“Memangnya kamu tidak? Aku meragukan itu setelah kamu terus meneriakkan namaku sem—“

 

“YAAAAAAH!!!”

 

 

[DING! DONG!]

 

 

“Omo… Yah, rat, lihat siapa yang datang!” kata CL sambil membungkus tubuhnya dengan selimut dan berlari ke kamar mandi, lega karena akhirnya bisa meloloskan diri.

==========

“Apa maksudnya kamu tidak tahu???”

 

“Aku sama sekali tidak tahu hyung. Dia tidak mengatakan padaku apapun tentang bachelorette’s party.”

 

 

“Aisht. Aku penasaran apa itu akan diadakan seperti yang biasanya dilakukan. Aku benci mengatakan ini tapi…”

 

“Kamu ini terlalu protektof hyung! Biarkan noona menikmatinya. Lagi pula, aku bertaruh Chaerin tidak akan menyelenggarakan pesta semacam itu tahu bagaimana konservatifnya noona itu.”

 

“Kamu pikir begitu?” tanya Jiyong.

“Neh. Kapan aku salah dengan instingku?”

 

“Selalu.” Kata Jiyong lalu mengambil Dadoong.

==========

Jongki berdiri di depan pintu apartemen Seungri merasa ragu apakah dia harus menekan bel atau menelepon CL.

Tadi, dia menerima pesan dari sepupunya, memintanya untuk menjemput gadis itu di tempat Seungri. Dia juga yang mengantar mereka berdua semalam. Sebenarnya dia masih sedikit merasa canggung, meskipun sudah melihat sendiri bahwa Seungri itu menyenangkan. Dia bahkan langsung menyetujui pria itu begitu saja untuk sepupunya begitu Seungri memperkenalkan dirinya. Dia rasa Seungri adalah orang yang bisa menjinakkan image liar CL.

Jongki sudah mengangkat tangannya ke udara dan baru mau menekan bel saat pintu terbuka begitu saja dari dalam. Dia mengerutkan alis saat melihat seorang pria dengan pakaian kasual dan jeans dengan tampang boyish diwajahnya namun matanya terlihat berbahaya meskipun pada waktu seperti ini.

“H-hai…” katanya sebelum melirik nomor apartemen, nomor 12. Alisnya berkerut. Dia ada di apartemen yang benar.

Jiyong menatap pria dihadapannya. Wajahnya enak untuk dilihat seperti matahari, good-looking dengan tampang innocent tapi langsung mengeyahkan pikirannya begitu melihat betapa lemahnya pria ini dari bentuk tubuhnya. Bukannya pria itu kecil. Namun kelihatannya pria itu terlalu lemah baginya.

“Maaf?” akhirnya Jiyong berkata.

“Aku ingin bertanya, apakah Seungri atau Chaerin ada di—“

 

“HYUNG!” Seungri tiba-tiba saja muncul membuat kedua pria itu menatapnya.

“Wae?” / “OH SEUNGRI!” kata keduanya bersamaan.

Jiyong dan Joongki hanya bisa saling pandang satu sama lain bingung.

“Kamu mengenalnya?” tanya Jiyong tapi si maknae mengacuhkannya.

“Hyung masuk! Mari masuk. Chaerin ada didalam.” Seungri mempersilakan Joongki dan merangkulkan sebelah lengannya di bahu pria itu sambil menggiringnya masuk, total mengacuhkan Jiyong.

“Yah!” teriak Jiyong pada Seungri.

“Neh hyung? Oh, kupikir tadi kamu bilang kamu mau langsung pulang?” tanya Seungri polos namun langsung sadar dia belum memperkenalkan Joongki pada Jiyong. “Omo, aku hampir lupa.”

 

“Joongki hyung, ini Jiyong hyung, orang yang kuceritakan padamu semalam. Dia tinggal di apartemen sebelah.” Kata Seungri sebelum beralih menghadap Jiyong.

“Hyung, ini sepupu Chaerun… Dia dari Amerika, Song Joongki, apa kamu mengenalnya? Dia ini fotografer hebat.”

 

Jiyong menatap pria yang kini tersenyum padanya.

“Senang berkenalan denganmu man. Kupikir aku tadi salah apartemen.” Kata Joongki mengulurkan tangan dan Jiyong menerimanya demi kesopanan.

“Senang bertemu denganmu.” Kata Jiyong ringan.

Joongki menatap Jiyong dengan seksama, mencoba menyembunyikan rasa penasaran dibalik senyumnya.

‘Kwon Jiyong… Bagaimana kamu bisa menaklukkannya?

 

 

==========

A/N:

Jreng.. jreng.. jreng.. ini dia sepupu CL, ada yang masih bertanya-tanya??

……………………………………………………………..

Tbc…

<< Back Next >>

84 thoughts on “The Couple Next Door [Chapter 6] : Her Cure

  1. Aku udah sering baca ff ini nggak ada bosenya tp aku masih penasaran sama chap 5nya boleh minta pwnya nggak aq udah cukup umur skrng

  2. woaaaaaah finnaly akhirnya mereka 🙂 ,, jadi penasaran sama chap 5 nya , bagi pw nya dong thor biar ga nanggung bacanya kkkkk 🙂 : ) , ngomong ngomong Jiyong sama Jongki bakalan ada apa ya kek nya Jiyong agak gimana gt sm jongki

Leave a comment