OMEGA [Chap. 4]

Omega2

Author   : Defta

Cast    : Sandara Park,   Kwon Jiyong

Genre   : School Life

Sudah 2 minggu kedua orang itu menjalani sesi pembinaan olimpiade, membuat mereka hampir menghabiskan ¼ hari mereka bersama. Apa yang terjadi diantara keduanya ? Kalian penasaran ? jawabannya adalah pertengkaran, hampir setiap bimbingan mereka bertengkar, bahkan pertengkaran itu berlanjut saat keduanya sama-sama menunggu bis.

Mereka saling berlomba untuk menjadi yang terbaik dengan kemapuan masing-masing, Dara dengan kemampuan menghitung cepatnya dan Jiyong dengan kemampuan menghafal rumusnya.

Hingga pada awal minggu ke 3, sebuah insiden besar terjadi, tak ada bimbingan hanya saja mereka tetap berada di ruangan sekedar untuk berlatih soal. Awan hitam mulai menyelimuti langit seoul, cahaya-cahaya putih juga menyusul untuk datang. Beberapa suara gemuruhpun tak absen dalam suasana seperti ini.

Dara yang menyadari hal itu langsung mengemasi barangnya, takut-takut kalau kejadian 2 minggu yang lalu terulang lagi. Yeoja itu mencapai daun pintu dan #JDAR suara petir yang sangat besar disusul dengan teriakan ketakutan dari dara-pun terdengar.

Jiyong yang berada di ruangan itu-pun bergerak mendekati dara yang sudah meringkuk sambil menutup telinganya dengan kedua tangannya sendiri, namja itupun melepas jaketnya dan kemudian menyampirkannya di bahu dara, mengambil ponselnya dan memasang headset di telinga dara dengan terlebih dahulu menyingkirkan tangan gemetaran dara.

Dara mendongakkan wajahnya, matanya mulai basah karna air mata, dilihatnya  jiyong berada di sampingnya sambil merangkulnya menambah kehangatan dari jaket yang sudah tersampir di bahunya.

Lagu itu kembali mengalun indah di telinganya, membuat ia ingat kejadian 2 tahun yang lalu, kejadian itu… kejadian ma…ralat kejadian yang menyakitkan baginya. Setelah 100% sadar, Dara melepas headset di telinganya dan membuangnya kelantai. Menyingkirkan tangan jiyong plus jaketnya dari bahunya.

“Pergi”Ucap Dara penuh penekanan.

“Jangan keras kepala dan tetap memakainya” Jiyong kembali menyampirkan jaketnya, walau sekali lagi dara menepisnya.

“Aku tak butuh…” #JDAR suara itu kembali datang, membuat dara kembali memekik.

Jika dulu suara petir yang sangat jiyong benci, kali ini suara pekikan daralah yang ia benci, yeoja itu bisa saja menghancurkan gendang telinganya dengan cepat. Namja itu mendesah sambil kembali memakaikan headsetnya di telinga Dara, dan kembali menyampirkan jaketnya di bahu dara.

Dara mendongak menatap Jiyong, ia bukan tipikal yeoja yang egois sebenarnya, ia juga ingat bagaimana jiyong juga takut pada petir, kemudian dia melepas headset di telinga kirinya dan memasangkannya di telinga kiri jiyong.

“Apa yang kau lakukan ?” Jiyong mencoba mencegah dara.

“kita gunakan bersama” Dara tersenyum membuat jiyong tak kuasa menolak, untuk menutupi telinga kiri dara namja itu menggonakan tangannya. Romantis bukan ?.

Ingat satu hal lagi mereka masih berjongkok di depan pintu ruang bimbingan.

XXX

“terimakasih” ucap Dara setelah hujan dan petir menghilang, dan dia juga sudah dijemput oleh supir pribadinya.

“Kau bawa saja” Jiyong mendorong ponselnya kearah dara. “Pakai saja, jaga-jaga jika petir sialan itu kembali datang”

“Tapi ponselmu… bagaimana jika ada sesuatu yang penting ?” Jiyong menggeleng pelan sambil tersenyum.

“Sudahlah, jikapun ada kau bisa memberitahukannya besok, eoh!!” Dengan itu darapun menerimanya dan masuk kedalam mobil.

XXX

Keesokan Harinya.

Hari ini Jaejoong kembali dari perlombaannya dengan membawa medali emas hasil petandingan bola basketnya, Dara berlari kecil ikut siswa lainnya menjemput jaejoong di depan sekolah dengan kado kecil yang sudah ia bawa.

Teriakan-teriakan kagum keluar dari para siswa wanita ketika jaejoong dan kawan-kawannya keluar dari bis yang mengangkut keduanya.

Jaejoong turun dari bis, kemudian mengedarkan pandangannya dan dia menemukn seorang yeoja yang sedang tersenyum kepadanya, dengan membalas senyuman dari yeoja itu jaejoong berjalan mendekat sambil melepaskan medali emas di lehernya.

1 meter jarak antara jaejoong dan yeoja itu, kemudian jaejoong mengalungkan medalinya di leher yeoja dihadapannya disusul teriakan dari yeoja lain karna keromantisan jaejoong.

“Chaerin-ah jadilah pacarku” ungkap jaejoong pada yeoja itu sambil terlutut.

“Jaejoong-ah” yeoja bernama chaerin itu terkagum-kagum dibuatnya. “Aku mau jadi pacarmu” jawab chaerin malu-malu.

Mendapat respon positif dari yeojanya jaejoong-pun mencium punggung tangan chaerin disusul dengan sebuah pelukan kecil membuat orang yang menyaksikannya turut bahagia melihat 2 insan yang tengah kasmaran itu.

Yah hampir semuanya kecuali 2 orang yang terlihat sangat patah hati.

XXX

Suara derapan kaki terdegar menggema di sebuah lorong. Pemilik derapan kaki itu berhenti di depan kelas bertuliskan 2.C

“LEE CHAERIN !!!” teriak orang itu yang ternyata seorang yeoja. Mata elangnya menjalajah dan menemukan seorang yeoja tengah memegang sebuah medali emas.

Orang itu kemudian berjalan mendekati chaerin dan langsung menarik paksa medali yang ada di tangan chaerin. “Kau tak pantas untuk ini” ia menunjukkan medali itu dihadapan chaerin.

“Dara-ssi” ya itu namanya.

“Kau hanya yeoja bodoh yang sama sekali tidak pantas bersanding dengannya” ucap dara sambil menoyor kepala chaerin perkalimat yang ia ucapkan.

“Dara-ssi kau kenapa ?”

“Aku ? aku hanya tak suka melihatmu bersama jaejoong, dia pantas mendapat yeoja yang pintar seperti aku bukan seperti kau, patas saja kau berada di kelas C, C untuk CACAT !!!”

Air mata mulai menggenagi pelupuk mata chaerin, matanya sudah memerah menahan amarah.

“Putuskan Jaejoong !!” perintah Dara.

“Bagaimana jika aku tak mau” Kini chaerin mulai membalas ucapan Dara.

“Kau berani eoh ?”Dara dengan cepat menjambak surai panjang Chaerin.

=TBC=

next >>

Hua apa ini Defta ? kenapa bagian akhirnya gantung banget ? apa yang sebenarnya terjadi ? kenapa …? ada apa dengan sikap Dara ? Bagaimana nasib Jiyong dan Dara ?

Kepo ???? ayo coba tebak…. and tinggalkan jejak….

#Info Defta buat ff ini jam 23.11 lho… jadi hargai Defta dengan tinggalkan sepatah kata buat Defta OK…

27 thoughts on “OMEGA [Chap. 4]

Leave a comment