넌 FALLING YOU [Chap. 1]

picsart_01-28-09-19-35

Falling You

Author : Annisa lathifah

On the way

Matahari telah terbenam, meninggalkan warna jingga kemerahan dilangit. Semua orang dapat melihatnya dari sela proyek gedung yang telah rampung digarap oleh Sanghyun dan Jiyong. Hari ini adalah hari yang menyenangkan bagi keduannya. Pekerjaan yang telah mereka kerjakan selama kurang lebih setahun belakangan ini telah selesai. Mereka mendapat gaji terakhir dan bonus dari bos mereka yang baik hati. Selesainya proyek pembangunan, malamnya sang bos berencana mengadakan makan malam bersama.

Semua pekerja yang ikut andil dalam pembangunan berjejer yang dibagi dua barisan saling berhadapan.

“Aku sangat senang sekali proyek kita telah selesai. Semua ini karena kalian yang sangat bersemangat dan pantang menyerah, aku bangga pada kalian” sang bos mengedarkan senyumnya pada semua pekerja yang sangat ia banggakan, tekat mereka semualah yang membuat proyek yang diperkirakan selesai selama 18 bulan tersebut selesai dalam waktu yang lebih cepat. Dibalas sorak bersamaan oleh para pekerja

“Sebagai rasa terima kasihku dan salam perpisahan kita, aku mengadakan makan malam bersama, ku harap kalian semua hadir dan ikut meramaikan acara tersebut. Ini gaji terakhir kalian dan bonus, semoga bermanfaat dan sekali lagi terima kasih” bos mulai memberikan satu persatu amplop ke setiap pekerja mulai dari depan.

“Ku harap kalian berdua datang ne!” ucap bos kepada Sanghyun dan Jiyong bersamaan ketika mereka berdua menerima amplop tersebut

“Tentu saja Bos kami tak akan mengecewakanmu” jawab Sanghyun dengan tingkah konyolnya mencium aroma uang yang masih terselip di dalam amplop tersebut, membuat bos dan jiyong tertawa sambil menggelengkan kepala mereka melihat tingkah Sanghyun

“Kami akan kesana, karena hormat kami” kini jiyong yang mengambil alih pembicaraan

“Bos! Kami pulang dulu, untuk bersiap nanti malam” ucap pekerja lainnya pada bos, bos jawab dengan anggukan, dan mereka menghilang satu persatu. Kini menyisakan Sanghyun dan Jiyong yang berubah posisi menjadi terduduk di kursi mereka masing-masing yang langsung berhadapan dengan bos mereka

“Kalian berdualah pekerjaku yang paling muda dan memiliki ambisi yang besar. Diusia kalian yang harusnya masih bersekolah untuk menamatkan sekolah tingkat akhir harus bekerja keras seperti ini. Dan kalian bisa melakukannya” tak bisa dipungkiri bos yang telah mereka anggap sebagai paman sendiri selalu bangga dengan dua anak muda yang pantang menyerah di hadapannya

Samchon, kami berdua juga sangat berterima kasih dengan kelembutan hati anda” Sanghyun menghilangkan sapaan bos nya ketika tak ada pekerja lain kecuali jiyong

“Entah jadi apa jika Samchon  tak pernah berfikir untuk mengadopsi kami selama satu setengah tahun setelah dari panti asuhan. Kami tak memiliki kepintaran yang lebih, dan fisik kami juga tak begitu meyakinkan, karena dari Samchonlah rasa yakin kami tumbuh menjadi laki-laki yang mandiri” itu membuat bos mereka terharu, ia sempat menitikkan air matanya. Melihat dua bocah berusia 15 tahun yang ia adopsi selama 1,5 tahun bersama dan mereka memilih mencari tempat tinggal lain dengan tawaran bekerja pada proyek pembangunannya

“Yang ku takutkan dari dulu adalah berpisah dengan kalian” lontar sang bos, menatap anak adopsinya yang akan berpisah dengan mereka

Samchon, berpisah denganmu adalah mimpi buruk bagi kami berdua, tapi namanya juga hidup pasti ada tujuan. Aku pribadi hidup untuk bertemu dengan keluargaku kembali” jelas Sanghyun. Memang benar apa yang ia katakan, sejak kejadian gempa dulu, ia tak ada tujuan lain selain bertemu dengan keluarganya, ia sangat yakin mereka masih ada, masih sama seperti dulu. Ia sangat merindukan pelukan hangat dari keluarga

“Aku mengerti Sanghyun-ah, aku memahami keadaan ini. Bukan berarti perpisahan ini memisahkan kita sampai kapanpun. Jadi jika mencariku aku masih ditempat yang sama, ingat jangan sampai melupakan alamt rumahku ne!” dijawab anggukan oleh keduannya

“Kalau begitu Samchon kami pamit pulang untuk mempersiapkan nanti malam juga”

“Hati-hati di jalan nak, aku menunggu kalian”

“Sampai jumpa Samchon” sembari Sanghyun melambaikan tangannya. Mereka berdua berlalu menuju tempat tinggal mereka berdua. Sebuah kontrakan sederhana, satu ruangan dan satu kamar mandi. Di dalam terdapat dua alas tidur, satu buah magic warmer, satu buah kompor gas serta beberapa panci yang mereka dapatkan dari sang pemilik kontrakan lantaran mereka dianggap sangat tanpam untuk tinggal di dalam kontrakan bekas pembunuhan sadis terjadi 7 tahun yang lalu.

Mereka berdua rela tinggal ditempat yang sangat dipercaya penduduk sekitar banyak hantunya, tapi apalah arti hantu bagi kedua pemuda tersebut. Toh yang mereka cari hanya satu, sewanya yang murah. Terhindar dari hujan dan panas, juga tempat berlindung.

****

Dara termenung menunggu malam datang, ia duduk bersandar pada kursi putarnya yang ia hadapkan pada jendela kamar. Ia dapat melihat secara langsung bintang yang tersebar di angkasa. Tak lama lagi ulang tahunnya ke 17 tahun dan peringatan hari kematian ayahnya. Namun belum juga ia bertemu dengan oppanya.

Dara mengambil figura kecil yang selalu terpampang di meja belajarnya. Figura yang memiliki aksen kayu yang klasik tersebut menampakkan wajah kakak adik yang saling berpelukan menghadap kamera, wajah mereka sangat ceria menikmati sejuknya lau yang menerpa kulit mereka. Dara mengamati betapa saat itu adalah saat terakhir ia dan oppanya dalam satu situasi bahagia sebelum terjadi gempa yang memisahkan mereka.

Dengan sendu, dara mulai menitikkan air matanya sudah tak dapat ia bendung lagi, ia tak pernah membayangkan di pisahkan dari dua laki-laki yang sangat ia cintai. Semua barang-barang peninggalan kedua laki-laki tersebut tak pernah hilang satupun. Ia sangat menjaganya dengan baik, menempatkannya di tempat yang paling aman.

Beberapa saat terdengar ketukan pintu, dara dengan kasar mengusap jejak air matanya. Ia tak ingin eommanya melihat dirinya yang selalu merindukan dua laki-laki terpenting di hidupnya. Dara bangkit menuju pintu, memutar kunci, dan pintu terbuka, menampakkan bom yang membawa sekantong kresek entah itu apa.

“Masuklah” ucanya singkat, bom masuk dengan dahi yang berkerut melihat sikap dara yang tak seperti biasanya

“Ya dara! Kau kenapa? Apakah kau menangis?” bom sangat teliti, ia sekarang duduk bersila di atas ranjang pink dara. Dara kembali duduk di kursinya yang masih menghadap jendela

“Sekarang kau memunggungi sahabatmu?” bom mulai jengkel, padahal ia datang membawa makanan yang sanga disukai sahabatnya itu tteobokki

Dara tersadar dengan kalimat bom, ia memutar kursinya menghadap bom, dan menarik kursinya agar roda kursi yang ia dudukki merapat pada ranjang.

“Hmm..” jawab dara. Sebagai sahabat sejak kecil, bom sangat hafal jika keadaan seperti ini

“Kau merindukan oppamu lagi?” tebak bom, dan pasti benar. Itulah satu-satunya alasan yang dapat dara berikan jika seharian ia merenung dan sama sekali tak bersemangat

“Aku membawakan makanan kesukaanmu, apakah kau juga akan menolaknya?” bukan menjawab pertanyaan bom dara malah pergi dari kamar, meninggalkan sahabatnya yang heran dengan tingkahnya. Bom hanya menunggu kehadiran dara kembali.

Beberapa saat kemudian dara kembali ke kamar dengan membawa dua buah sendok dan mangkuk, serta satu botol air mineral dingin yang ia ambil dari kulkas. Ibunya ternyata sudah tidur di hari yang belum juga malam datang.

“Bommie-ya apakah oppaku masih hidup?”

“Tentu saja, maka dari itu kau harus yakin. Aku tahu pasti oppamu sejak dulu mencari keberadaan kalian, ia adalah tipe setia seperti ayahmu bukan?” kata bom sembari mengadahkan dua bungkus tteobokki mereka ke mangkuk yang berbeda

“Mengapa akhir-akhir ini aku selalu merindukan sosok oppaku?” bom memberika satu mangkuk pada dara, yang diterima dara

“Karena kau selalu memikirkannya Dara. Mau tahu ramalan bintang hari ini” dara mengangguk. Bom mulai membuka ponselnya dan membacakannya, disitu tertulis “panjatkan satu permintaan yang sangat kau inginkan, dan akan terkabul” mendengar itu dara meletakkan mangkuknya dan mulai berdoa dalam hatinya

“Ya Tuhan, aku sangat berharap Sanghyun oppa kembali pada kami. Aku sangat ingin kehadirannya disini. Jika ia masih hidup, bawalah ia menemuiku, dan jika ia sudah tiada buanglah rasa rinduku yang berlebih padanya”

****

 Sanghyun dan Jiyong serta semua pekerja proyek telah berada di tempatnya masing-masing.. makan malam telah berlangsung, diisi dengan perbincangan yang panjang semua merasakan suasana suka. Malam semakin larut, satu persatu para pekerja meninggalkan tempat tersebut dengan sedikit sempoyongan. Pesta soju yang mendominan di situ, hanya jiyong dan bos yang sadar 100% . sanghyun sudah meracau tak karuan.

Samchon kurasa, aku dan sanghyun juga pamit, ia sudah tak terkontrol” tutur jiyong yang mulai membopong tubuh Sanghyun yang setengah sadar

“Ya, nak. Jaga dirimu baik-baik. Oh ya! Ini aku berikan uang saku untuk ke Seoul, bukan apa-apa yang terpenting kau disana bisa makan” jiyong mengangguk menerima uang yang diberikan bosnya

“Aku pulang samchon

“Aku juga samchon aku akan sangat merindukanmu. Saranghae” di kesadaran yang minim masih saja ia sempat seperti ini, mengundang gelak tawa bos mereka. Jiyong membawa tubuh lemas Sanghyung pulang

Dalam perjalanan Sanghyun sama sekali tak henti meracau tak jelas. Dengan sedikit geram jiyong sepanjang jalan sanghyun ditarik paksa oleh jiyong agar cepat sampai. Sangat memalukan ketika jiyong sangat panik mencarikan kamar mandi terkedat karena sanghyun mulai merasa mual. Dan akhirnya, tanpa terduga sanghyun telah memuntahkan isi perutnya di tong sampah mini market.

“Oh tidak ini memalukan sanghyun-ah Bangunlah ppali!” jiyong mengguncang tubuh sanghyun

****

Sesampainya dirumah kesadaran sanghyun telah pulih sepenuhnya. Kini ganti jiyong yang sangat lelah karena kelakuan sanghyun, sudah tahu tidak bisa minum soju ia coba-coba dalam jumlah yang banyak.

Jiyong menggelar alas tidur dan mulai merebahkan tubuhnya dan mulai tertidur. Sanghyung menuju kamar madi membersihkan wajah kusutnya. Ia keluar sebagai manusia normal tanpa racauan.

“Ia pasti lelah membawa tubuh beratku” ucap sanghyun, ia kini mengambil celengan yang berisi uang yang selama ini ia kumpulkan untuk ke Seoul mencari keluarganya. Sanghyun juga mengeluarkan amplop gajinya

“Besok aku bisa ke Seoul, eomma, appa, Dara-ya oppa akan pulang” jiyong mendengarkan itu di balik selimutnya

“Aku selalu memegang janjiku sanghyun-ah membawamu pada keluargamu” ucap jiyong dalam hatinya

-TBC-

Nb: yang pertama mengapa yang muda jadi oppanya? Karena merekalah yang pantas mungkin.. salam kenal juga again di wp masih proses ya J  bye :*

13 thoughts on “넌 FALLING YOU [Chap. 1]

Leave a comment